Dengue Hemorrhagic
Fever
Pembimbing: dr. Munarza Muzakkir, Sp.A
Terkadang pasien menangis sambil memegang kepala seperti ada sakit pada kepalanya, terdapat
batuk, dan pilek. Tidak ada ruam kemerahan pada kulit, Riwayat gusi berdarah dan mimisan
disangkal. Tidak ada riwayat masuk benda asing ke dalam telinga maupun keluar cairan dari
telinga. Tidak ada keluhan BAB/BAK, BAK normal menurut ibu jumlahnya sama seperti
biasanya, konsistensi BAB padat berwarna kuning kecoklatan, rutin BAB setiap hari.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah diberikan obat penurun panas sejak hari pertama demam namun tidak
ada perbaikan. Setelah minum obat menurut ibunya demam turun sebentar tapi
demam kembali sampai hari ketiga.
Tidak ada riwayat bepergian ke luar kota, tidak ada keluarga dengan keluhan
yang sama. Namun tetangganya memiliki keluhan yang sama yaitu demam dan
dirawat. Ibu menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti
bak mandi selama 3 bulan sekali. Bak mandi tidak pernah ditutup.
Riwayat Makan
Antropometri
Berat Badan : 21 kg
Tinggi Badan : 115 cm
BMI : 15,87
Status Gizi
Kesan:
Berat badan ideal
Pemeriksaan Fisik
5. Kepala : Normosefal, rambut distribusi merata. Rambut dan alis tidak rontok.
6. Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, RCL (+/+), RCTL
(+/+), cekung (-/-), sekret (-/-).
7. Telinga : sekret (-/-), tidak ada nyeri tekan tragus.
8. Hidung : simetris, tidak ada deviasi septum, deformitas dan lendir.
9. Mulut : Penilaian pada faring sulit dinilai, mukosa bibir lembab.
10. KGB : Tidak ada pembesaran pada KGB.
11. Leher : Tidak ada deviasi trakea.
Pemeriksaan Fisik
13. Abdomen
● Inspeksi : tampak datar, distensi (-).
● Auskultasi : bising usus (+), 10x/menit.
● Palpasi : Supel, Hepar tidak teraba perbesaran
● Perkusi : timpani.
13. Ekstremitas
● Ekstremitas atas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), sianosis (-).
● Ekstremitas bwh : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), sianosis (-).
13. Kulit : Turgor baik, tidak ada ruam kemerahan dan bekas luka
14. Genital : Normal
Pemeriksaan Neurologis
Nervus Kranialis Refleks Fisiologis
UMUM
● Pemenuhan kebutuhan cairan:
○ HES 210cc/jam
○ HES 160cc/jam
○ HES 100cc/jam
○ Maintenance HES 45 tpm
KHUSUS
● Paracetamol 250mg/8 jam bila demam (10-15mg/KgBB/kali)
● Ranitidine 25mg/12 jam (1 mg/kgBB/kali)
● Ondancentron 3mg/8 jam (100-150mcg/KgBB/kali)
Edukasi
Prognosis
S Demam (+) hari ke 3 lemas (+) Demam (-) lemas (+) batuk (+) Lemas (+)
Mual (+) Muntah (-)
A Dengue With Warning Sign Dengue With Warning Sign Dengue With Warning Sign
S Bintik-bintik merah (+) pada kaki, mual (+) Tidak ada keluhan
O TSS, CM TSS, CM
S: 36,6 C N: 111x RR: 22x SpO2:98% S: 36,4 C N: 115x RR: 21x SpO2:98%
Cor/Pulmo dbn Cor/Pulmo dbn
Abdomen dbn Abdomen dbn
Extremitas dbn Extremitas dbn
Hb: 13,5 Hb: 13,4
Leukosit: 7.470 Leukosit: 7.950
Eritrosit: 5,39 Eritrosit: 5,41
Hematokrit: 38,4 Hematokrit: 39,9
Trombosit 47.000 (naik) Trombosit 193.000
P Rl 30 tpm BLPL
Ranitidine 25mg/12jam Cefixime 2x100mg
Ondancentron 3mg/8jam Paracetamol 3x250mg
Methisoprinol 4x1 cth Ambroxol 3x5ml
Trolit 2x1 sach
Paracetamol 3x250mg
Ambroxol 3x5ml
DR/hari
Analisis Masalah
Diagnosis Teori Kasus
● Peningkatan nilai hematokrit (≥20% dari data dasar) dan penurunan kadar
protein plasma terutama albumin serum (>0,5 g/dL dari data dasar)
merupakan tanda indirek kebocoran plasma.
Perjalanan Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever
•Rehidrasi oral dengan oral rehydration solution (ORS), jus buah atau minuman
yang mengandung elektrolit dan gula, bersamaan dengan pemberian ASI/PASI
dan/ solid food.
•Sulit makan, terapi cairan maintenance.
Terapi Cairan DHF
Cairan kristaloid
merupakan
cairan pilihan
untuk pasien
DBD
Terapi Group B
Shock Hipotensi
Algoritma Terapi Dengue Shock
Syndrome Terkonpensasi
Algoritma Terapi Dengue Shock
Syndrome Dekonpensasi
Komplikasi DHF
Komplikasi DHF Hal ini biasanya terjadi sehubungan dengan syok berat / berkepanjangan yang
menyebabkan asidosis metabolik dan perdarahan hebat akibat DIC dan kegagalan multiorgan seperti
disfungsi hati dan ginjal. Lebih penting lagi, penggantian cairan yang berlebihan selama periode kebocoran
plasma menyebabkan efusi masif yang menyebabkan gangguan pernapasan, kongesti paru akut, dan / atau
gagal jantung. Terapi cairan lanjutan setelah periode kebocoran plasma akan menyebabkan edema paru akut
atau gagal jantung, terutama bila terjadi reabsorpsi cairan ekstravasasi. Selain itu, syok berat / lama dan
terapi cairan yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan metabolisme / elektrolit. Kelainan metabolik
sering ditemukan sebagai hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, dan kadang-kadang, hiperglikemia.
Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai manifestasi yang tidak biasa, misalnya. ensefalopati.
Komplikasi DHF
Kelebihan Cairan
● Tampak sakit berat
● Distress pernapasan, dispnea, dan takipnea
● Hepatomegali yang makin membesar
● Abdomen cembung dengan ascites masif
● Nadi meningkat dengan isi dan tekanan masih kaut
● Krepitasi dan atau rhonki dan atau wheezing di semua lapang paru
● Perfusi yang buruk didapatkan pada pasien dengan gaga lnapas (resiratory failure)
oleh karena efusi pleura yang masif dan atau ascites.
Komplikasi DHF
Ensefalopati
Dapat terjadi pada keadaan syok berat/syok yang berkepanjangan dengan
perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok yang
disebabkan oleh peradangan otak (ensefalitis) atau ensefalopati. Kedua keadaan
ini harus dipertimbangkan apabila mengalami demam 2-7 hari disertai adanya
penurunan kesadaran atau kejang, terutama apabila pasien berasal dari daerah
endemis dengue.
Terimakasih