Anda di halaman 1dari 138

4

Pilar
PGD – Imunisasi – Nutrisi – Tumbuh Kembang
Anisa Dwi Fathinasari, Irma Annisa P, Reza Damayanti, Yaumil Qorisa

INI ADALAH
Rangkuman yang dibuat oleh coass modul kesehatan anak dan remaja
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Silakan mendalami ilmunya
dari sumber lain; buku, konsensus, jurnal, PPM, PPK, slide, dll.
SEMANGAT!






1

TUMBUH KEMBANG









4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1

Tumbuh Kembang!

Pertumbuhan
Pertumbuhan à perubahan kuantitatif, bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi
pada tingkat sel, organ, maupun individu. Dapat dinyatakan dengan satuan,
seperti cm, meter, umur tulang.

Bahas tentang pertumbuhan itu penting karena Indonesia, sebagai warga dunia,
telah sama sama berkomitmen akan mewujudkan FDG nomor 2: zero hunger.
Yang terkait dengan pertumbuhan anak adalah mengenai pemberantasan
malnutrisi, penurunan angka balita pendek dan gizi buruk. Indonesia ke 5
terbanyak anak pendek di dunia.

Pertumbuhan itu multifaktorial, tergantung dari nutrisi, lingkungan, hormon,
genetik, dan well being. Meskipun begitu, biasanya pertumbuhan pada anak itu
berpola dan bisa diprediksi. Kalau ada penyimpangan, bisa jadi itu merupakan
manifestasi awal suatu penyakit. Penyebabnya bisa penyakit endokrin ataupun
non endokrin. Makanyaa penting banget buat mantau pertumbuhan anak.

Pengukuran Pertumbuhan
1. Tinggi / Panjang Badan
Panjang badan biasanya usia di bawah 2 tahun. Kalau tinggi badan tegak
untuk yang lebih tua. Pengukuran panjang badan: pake papan alas yang
diapit sama 2 papan lain yang tegak lurus di bagian kepala dan kaki.
Bagian kepalanya fixed, dan bagian kakinya bisa digerakkan. Kepala bayi
diposisikan sesuai bidang Frankfurt. Jadi bidang Frankfurt ini setelah gue
googling adalah posisi kepala anatomis, yaitu terdapatnya garis lurus dari
margin inferior orbita sampai margin superior lubang telinga. Garis ini
tegak lurus sama aksis tubuh.


Anak yang lebih besar diukur tingginya menggunakan stadiometer
Harpenden. Anak harus tegak, dan kepada dalam posisi Frankfurt.
Dalam menilai tinggi badan, harus dilihat juga tinggi badan kedua orang
tua anak tersebut. Tidak semua pendek itu patologis! Jadi kita harus
hitung dulu potential genetic height nya.

Laki-laki = ½ x (Tb ayah + Tb ibu + 13) ± 8,5 cm
Perempuan = ½ x (Tb ayah + Tb ibu - 13) ± 8,5 cm

4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2

Tinggi juga dipengaruhi oleh pubertas. Jadi, kalau ada pasien dtg, belum
puber, dan mengeluh ga tinggi-tinggi, bisa jadi memang belum waktunya
untuk tinggi. Hal ini dinamakan constitutional delay growth and puberty.

2. Berat Badan
Berat badan untuk usia <5 tahun diplot ke grafik WHO, dan > 5 tahun
diplot ke CDC.

3. Lingkar Kepala
Diplot ke nellhaus yaa

Semua plot mem plot ini menggunakan usia koreksi (untuk bayi yang kurang
bulan <37 minggu). Rumus usia koreksi = 40 minggu – usia kehamilan


4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 3

Perkembangan
Perkembangan à kualitatif dan kuantitatif. Bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan atau maturitas.
Berkembang à Hebat à FISIK dan PSIKOSOSIAL
- Fisik: sehat, kuat, gesit
- Psikososial: cerdas, ceria, kreatif, komunikatif, berperilaku baik


Ada High Risk Baby yang kemungkinan terkena gangguan tumbuh kembang.
Penyebabnya ada 3:
1. Risiko Biologis: multiparitas, ensefalopati, meningitis, birth defect, dll
2. Intervensi: resusitasi, steroid, ventilasi, oksigen, dll
3. Sosial/lingkungan: low maternal education, ibu terlalu muda, drug,
alkohol, rokok, ekonomi rendah

Peran dokter:
Identifikasi High Risk Baby ini

1. Tulis faktor risiko di RM / buku pasien


2. Beritahu orangtua
- Perkembangan yang dapat terganggu
- Stimulasi di rumah setiap hari
- Intervensi di RS / Klinik
- Nutrisi, obat, suplemen : besi, omega 3,6 dll
- Imunisasi
- Kontrolteratur
3. Evaluasi kemajuan
4. Ingatkan orangtua / Reminder : SMS, WA, Prima

Asah Asih Asuh!


Asah à stimulasi à kembangkan potensi
Asih à kasih sayang à kepribadian yang baik
Asuh à nutrisi à pertumbuhan, perkembangan, perlindungan


Untuk menilai perkembangan, digunakan KPSP dan Denver.
KPSP atau kuesioner pra skrining perkembangan adalah alat/instrument yang
digunakan untuk melihat adanya penyimpangan perkembangan anak atau tidak.
KPSP digunakan untuk per 3 bulan (usia anak 3 sampai 24 bulan), dan per 6
bulan (usia anak >24 bulan – 72 bulan). Apabila anak datang pertama kali:
- Bila umurnya >16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan, bila < 15 hari
dibulatkan jadi 0 bulan.
- Usia anak menggunakan kuesioner di bawah usianya. Contoh bila
anak berusia 4 bulan, maka menggunakan kuesioner untuk usia 3
bulan


4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 4

Interpretasi:
- Jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai tahapan
perkembangan
- Jawaban YA = 7-8, perkembangan anak meragukan
- Jawaban YA <= 6, kemungkinan ada penyimpangan
- Jawaban TIDAK dirinci pada nomor berapa saja

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
• Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
• Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi
sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
• Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi.
Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai
kegiatan sehari-hari yang terarah.
• Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)
• Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang
diberikan lebih sering .
• Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
• Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.
Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya.
• Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang
sama pada saat anak pertama dinilai.
• Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah
bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
• Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah
sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.

Untuk Anak dengan Perkembangan PENYIMPANGAN (P)
Rujuk ke dokter spesialis anak

DENVER
Jadi di Denver ini, ada kode kode tersendiri untuk setiap item. Kodenya terletak
di kiri kotak. Kalau kodenya R/L berarti tanyakan ke pengasuhnya. Kalau berupa
angka, berarti lakukan seperti yang ada di keterangan belakang grafik.

Pertama buat garis lurus sesuai usia, lalu tanyakan/lakukan setiap komponen.
Pemeriksaan berlanjut terus ke samping garis usia, sampai ditemukan 3 kali
FAILURE. Kalau anaknya tidak kooperatif, mungkin dapat dilakukan
penjadwalan ulang.

Scoring:
-PASS (P): kalau bisa melakukan atau dari laporan pengasuh bisa
-FAIL (F): kalau gabisa
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 5

-NO: anak tidak ada kesempatan melakukan komponen tersebut, entah karena
gadibolehin ortu atau yg lainnya
-REFUSAL (R): anak menolak melakukan

Pembacaan
1. Normal: kalau bisa melakukan , dan masuk atau berada di kiri
kotak yang putih
2. Caution: kalau bisa melakukan tp udah masuk ke kotak hijau
(persentil 75-90)
3. Delayed: kalau belum bisa melakukan padahal di sebelah kanan
kotak hijau (udah melewati batas)
Interpretasi:
1. Normal: no delay dan maks 1 caution
2. Suspect: 2 atau lebih caution atau 1 atau lebih delay
3. Untertable: refusal pada satu atau lebih komponen yang berada di kiri
garis, atau pada lebih dari satu komponen 75-90%
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 6

Usia Kognitif Motorik kasar Motorik halus Personal- Sosial Bahasa Yang dilakukan oleh
(bulan) (Emosi) (Bicara) Keluarga
0-3 - Kontak mata dan - Mengangkat - Menahan barang - Tersenyum - Respon terhadap - Memeluk dan menimang
menunjukkan kebutuhan kepala 45˚ dan yang dipegang - Menatap wajah suara bayi dengan penuh kasih
- Senang bermain dada ditumpu - Menggapai ke arah - Mendengarkan suara, - Ketertarikan pada sayang
- Memasukkan mainan ke lengan saat objek yang dijauhkan senang akan musik wajah - Gantung benda berwarna
mulut tengkurap - Menggapai mainan - Senang dekat orang yang - Cooing, menoleh bergerak
- Sadar akan kebutuhan - Menggerakkan yang digerakkan dikenal ke arah pembicara - Tatap mata bayi, ajak
(lapar) kepala kanan kiri - Terkejut pada suara keras bicara, tersenyum, nyanyi
ke tengah - Putar musik
3-6 - Meraih benda yang agak - Berbalik dari - Menggenggam pensil - Lebih menyukai Ibu - Babbling - Sering telungkupkan bayi
jauh telungkup ke - Meraih benda yang - Senang melihat makanan (mengulang - Gerakkan benda ke kiri dan
- Memahami sebab akibat telentang ada di jangkauannya - Menyukai cermin konsonan/kombina kanan
- Menunjukkan minat - - Memegang tangan - Berceloteh si vokal) - Mainan benda besar dan
terhadap mainan Mempertahankan sendiri - Sedih saat kontak sosial berwarna
- Eksplorasi benda pake kepala di posisi putus - Putar bunyi bunyian
tangan dan mulut tegak
6-9 - Bermain tepuk tangan atau - Duduk sendiri - Memindahkan benda - Ada rasa malu dan cemas Ajari :
cilukba (bersila) ke tangan sendiri di dekat strangers - Duduk
- Mencari mainan yang jatuh - Merangkak - Memungut (meraup) - Bermain cilukba - Main cilukba
- Bergembira dengan meraih mainan benda kecil (kacang) - Menangis saat ayah ibu - Ajari megang dan makan
melempar benda - Belajar berdiri pergi biskuit
- Paham naik turun, meniru - Megang benda kecil dengan
gerakkan dengan angkat 2 jari
tangan - Berdiri dan berjalan
9-12 - Menunjukkan ketertarikan - Mengangkat - Mengulurkan lengan - Respon saat namanya - Memahami berpegangan
pada buku gambar badan ke posisi u/ meraih benda dipanggil perintah verbal - Bicara sesering mungkin
- Menemukan benda yang berdiri - Menggenggam erat - Melambaikan tangan - Menunjuk - Mengucapkan mama papa
disembunyikan - Berjalan dengan pensil dadah - Memproduksi kata - Mainan yang aman dipukul
dituntun - Menunjukkan kasih tunggal
sayang - Menunjuk bagian
tubuh, memahami
kata tunggal
12-18 - Membedakan bentuk dan - Berdiri tanpa - Menumpuk 2 buah - Menunjukkan yang - Memproduksi kata Ajari:
warna berpegangan kubus diinginkan degngan tunggal - Berjalan di
- Respon terhadap instruksi - Berjalan mundur - Memasukkan kubus menunjuk tanpa nangis - Menunjuk bagian undakan/tangga
sederhana 5 langkah ke dalam kotak - Memeluk orang tua tubuh, memahami - Membersihkan meja dan
- Trial n error untuk - Membungkuk - Memperlihatkan rasa kata tunggal menyapu
mempelajari suatu objek mengambil cemburu - Membereskan mainan
mainan lalu - Bermain dekat orangtua - Mencoret di kertas
berdiri lagi yang dikenal - Menyebut bag tubuh
18-24 - Mengetahui bagian - Berjalan tanpa - Bertepuk tangan, - Mengeluh bila basah atau - Memahami kalimat - Bacakan cerita
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 7

tubuhnya terhuyung melambai2 kotor sederhana - Bernyanyi
- Memegang cangkir dan - Berdiri sendiri - Menumpuk 4 kubus - Muncul kontrol BAB dan - Perbendaharaan - Bermain dgn teman
makan minum sendiri (30 detik) - Memungut benda BAK kata meningkat - Beri pujian bila berhasil
dengan jempol dan - Berbagi mainan - Ucapkan kalimat - Bergerak bebas
telunjuk - Mencium orangtua yang ≥ 2 kata - Mematuhi aturan
permainan
- Perkataan santun
24-36 - Menunjuk ≥1 bag tubuh - Jalan menaiki - Mencoret-coret pake - Marah kalau terhalang - Pengertiannya Ajari:
saat diminta tangga pensil - Menceritakan bagus takan - Berpakaian sendiri
- Menyebut nama gambar - Bermain dan pengalaman baru percakapan familiar - Melihat buku gambar
saat ditunjuk menendang bola - Bermain pura-pura pada keluarga - Makan di piring sendiri
kecil - Bermain dengan anak lain - Percakapan - Cuci tangan
melalui QnA - BAB dan BAK di tempatnya
- Bercerita pendek, - Menghormati org lain
bertanya mengapa - Beribadan
36-48 - Mengenal 2-4 warna - Mengayuh - Menggambar garis - Bermain - Bercerita pendek, - Minta anak menceritakan
- Tahu nama, umur, tempat sepeda roda 3 lurus - Pake baju sendiri bertanya mengapa kegiatan
tinggal - Melompat - Menumpuk 8 buah - Cuci tangan sendiri - Pengertian bagus - Dengarkan anak saat cerita
- Mengerti atas, bawah, dengan 2 kaki kubus - Mengenakan sepatu terhadap kata yang - Jika gagap, ajari pelan
depan diangkat sendiri belum familiar pelan
- Cuci dan keringkan tangan - Berdiri satu kaki - Membuat kalimat - Awasi ketika bermain
sendiri tanpa pegangan ( yang sempurna Ajari:
- Bermain dgn teman 2 detik) - Perbedaan jenis kelamin
- Pake sepatu sendiri - Menjaga alat kelamin
- Bisa gambar orang (belum - Tidur terpisah dari ortu
lengkap) dan anak yang berbeda jenis
- Memilah objek dalam kelamin
kategori sederhana - Berkata jujur, terima kasih,
48-60 - Menggambar garis lurus - Berdiri satu kaki - Menggambar tanda - Berbantah dengan anak - Memproduksi maaf
- Menggambar rumah tanpa pegangan (6 silang lain konsonan dasar - Teladan ayah bagi laki, ibu
- Bertanya arti kata detik) - Menggambar - Rasa humor dengan benar bagi perempuan
- Melompat 1 kaki lingkaran - Menggosok gigi sendiri - Kreativitas anak dan
- Menari - Menggambar orang - Ingin mandiri kemampuan bergaul
- Ga rewel ditinggal ibu
60-72 - Menggambar orang - Berjalan lurus - Menangkap bola - Mengungkapkan simpati - Memproduksi Ajari:
lengkap - Berdiri satu kaki - Menggambar segi - Menanyakan arti kata semua bunyi - Bermain sepeda
- Mengenal angka (11 detik) empat - Mengikuti aturan - Cuci tangan (urutan)
- Menggambar segi empat permainan - Cerita kegiatan
- Mengerti arti lawan kata - Menuntut dan keras - Lempar tangkap bola
- Mengungkapkan simpati kepa;a - Kenal warna, huruf, angka,
- Mampu menulis nama - Cekcok dengan teman benda sekitar
- Dapat belajar membaca - Bantu pekerjaan rumah
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 8

- Konsep waktu: tahun,
bulan, hari, jam

4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 9

Pubertas
Pada fase pubertas, terjadi:
1. Masa transisi perubahan dari anak à dewasa
2. Maturitas dari organ reproduksi
3. Terminasi pertumbuhan linear
Hasil akhirnya: tinggi badan akhir dan fertilitas
Perubahan terutama pada:
- neuroendokrin: gonadotropin, sex steroid, GH
- fisik/biologis: pertumbuhan tinggi, komposisi tubuh, organ reproduksi

Perempuan Laki-laki
Onset 8-13 tahun 9.5-13.5 tahun
Prekoks < 8 th < 9 th
Delay > 13 th > 14 th
Urutan 1. Telarche 1. Pertumbuhan testis (≥ 4 ml)
2. Growth Spurt 2. Mimpi basah
3. Pubic Hair 3. Growth Spurt
4. Menstruasi
Durasi 2.4 ± 1.1 3.2 ± 1.8
pubertas (th)
Maksimal 9 10.3
kecepatan (Tanner II-III) (Tanner III-IV)
tumbuh
(cm/th)
Tanner Stage 1 Stage 1
Staging - M1: prepubertal, no breast tissue - G1: prepubertal, testis < 2.5 cm
- P1: belum ada - P1: belum ada
Stage 2 Stage 2
- M2: pembesaran areolar, ada - G2: pembesaran testis >2.5 cm, skrotum
breast bud menipis dan memerah
- P2: tumbuh sedikit rambut gelap di - P2: tumbuh sedikit rambut gelap di
labia dasar penis
Stage 3 Stage 3
- M3: pembesaran breast dan areola - G3: pembesaran penis (panjang
sebagai satu gundukan danlebar), pembesaran testis
- P3: rambut keriting lebih banyak - P3: rambut keriting lebih banyak,
Stage 4 menyebar ke mons pubis
- M4: pembesaran sebagai dua Stage 4
gundukan, areola lebih menonjol - G4: pembesaran penis, testis, dengan
dibanding jaringan lainnya skrotum yang lebih gelap
- P4: udah ada konfigurasi rambut - P4: rambut pubis makin banyak, tp
pubisnya belum nyebar ke paha medial
Stage 5 Stage 5
- M5: sudah matur, areola dan - G5: sudah matur, bentuk dan ukuran
bagian lain menjadi satu kontur dewasa
- P5: distribusi rambut pubis baik - P5: distribusi rambut pubis ke paha
medial

Gangguan Genetik
Gene Fenotipe
GPR 54 Hipogonadotropik hipogonadisme
KAL-1 X-linked Kallmann’s syndrome
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
0
SFI Sex reversal dan insufisiensi adrenal
DAX 1 Hipogonadotropik hipogonadisme dan Insufisiensi adrenal
GNRHR Hipogonadotropik hipogonadisme
FGFR1 Autosomal dominan Kallmann syndrome: Hipogonadotropik
hipogonadisme
LEP Hipogonadotropik hipogonadisme dan obesitas
LEPR Hipogonadotropik hipogonadisme dan obesitas

Teori nutrisi
Prasyarat terjadinnya pubertas à 47-48 kg atau kadar lemak 17%
- kalau slightly obeses (30% ideal BW): mulai pubertas lebih awal
- kalau obese (> 30% fat): delayed puberty



Pubertas Prekoks
Sex steroid meningkat:
1. estrogen:
a. maturasi tulang dan fusi lempeng epifisis cepat à sebagai anak tinggi, tp
sebagai dewasa pendek
b. uterus, kelenjar payudara
2. testosteron
a. genital
b. hirsutism, acne, male habitus
3. general
a. sexual behavior
b. agresif

Klasifikasi GDPP dan GIPP

Klasifikasi GnRH dependent (GDPP) GnRH independent (GIPP)

Definisi - masalah di sentral - masalah di perifer
- reaktivasi aksis HPG yang - sekresi sex steroid otonom à
prematur à peningkatan supresi aksis HPG, tp tetep banyak
gonadotropin à peningkatan sex steroid nya karena dia otonom
sex steroid - biasanya patologis
- biasanya idiopatik
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
1


Etiologi - idiopathic Cowo
- CNS Isosexual
o tumor • adrenal: tumor, CAH
o non-tumor: post • testis : cell Leydig tumor, familial
infection, radiation, testotoxicosis
trauma, congenital • gonadotropin-secreting tumor:
- iatrogenic non CNS: hepatoma, germinoma,
- Delayed diagnosis of GIPP teratoma
CNS: germinoma, adenoma (LH
secreting)
Heterosexual
Increased peripheral
aromatization
Cewe
Isosexual
McCune Albright:
Trias: pubertas
prekoks/hiperaktivitas
endokrin, fibrodisplasia,
café au lait
Severe hypothyroid
Heterosexual
adrenal: tumor, CAH
tumor ovarium:
arrhenoblastoma

Manifestasi - Isoseksual - Isoseksual atau heteroseksual
Klinis - Urutan pubertas normal - karakteristik pubertas tidak
- Hormon: gonadotropin dan sejalan dengan tanda lain. Contoh:
sex steroid meningkat testis kecil karena sumber
testosteronnya ga dari testis
- Hormon: gonadotropin rendah
atau normal, sex steroid meingkat





Klasifikasi lain
1. Benign Premature Thelarche
- Adanya unilateral atau bilateral breast pada usia 6 bulan sampai 3 tahun
- Tidak ada tanda pubertas lain atau bukti peningkatan kadar estrogen
(penebalan sekresi vagina atau akselerasi bone age)
- Harus mengekslusi adanya konsumsi atau penggunaan material berbahan
estrogen
- Laju pertumbuhan dan usia tulang normal
- Kadar gonadotropin dan estradiol normal
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
2

- USG: ovariu normal, uterus prepubertal


- biasanya sembuh spontan, dan tidak membutuhkan tx lain
- reevaluasi pada interval 6-12 bulan untuk meyakinkan bahwa thelarche nya
bukan awal dari isosexxual pubertas prekoks

2. Benign Premature Adrenarche
- dapat sembuh sendiri kalau terjadi sebelum usia 6 th
- adanya rambut pubis, tp gaada tanda pubertas lain
- pola pertumbuhan normal
- bone age normal
- kadar DHEA meningkat sedikit
- kadar hormon steroid adrenal normal
- kadar hormon sex normal
- imaging normal
- gaada tx lanjut

Evaluasi:
- ACTH stimulation test: untuk mengeksklusi late onset CAH
- GnRH test: pola prepubertas
- Eksklusi virilization (maskulinisasi)
- pembesaran klitoris
- advanced bone age
- acne
- pertumbuhan tinggi pesat
- perubahan suara
- progresi cepat
- lab: testosteron, 17-OHP, DHEA
- USG: tumor adrenal atau ovarium
- 17-OHP atau DHEA meningkat: CAH (congenital adrenal hyperplasia)


3. Ginekomastia
- Pembesaran payudara pada pria
- Common pada remaja, bertahan selama 2 tahun
- Bedakan dengan anak laki yang obese: lipomastia, jadi gaada gerenjel
kelenjarnya
- Biasanya asimetri
- Insiden: 50-60% remaja laki-laki
- Etiologi
• Obat: sex steroids, hCG, psychoactive (phenotiazine), antituberculosis,
testosterone antagonist (ketoconazole, cimetidine, spironolactone)
• Malnutrisi
• Idiopathic (paling sering)
• Tumor producing disease
hepatoma, adrenal, testes, LH and hCG producing tumors

- Klasifikasi
1. Familial
- x-linked resesif
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
3

- tidak perlu evaluasi lebih lanjut, kecuali ada hipogonadisme


- apabila ginekomastianya severe, bisa ke bedah plastik
2. Patologis
§ syndrome klinefelter: risiko tinggi kanker payudara
§ prolactin-secreting adenoma
§ hormone-secreting tumors (testes, hepatoma), cirrhosis, hypo- and
hyperthyroidism.
§ Drug induced (marijuana, phenothiazines, opiates, amphetamines,
digitalis, estrogens, ketoconazole, spironolactone, isoniazid, tricyclic
antidepressants, cimetidine, etc).
¨ Kalau tambah parah bisa dikasih bromocriptine, tamoxifen
¨ Mammoplasty jarang diindikasikan


Diagnosis Workup
- Anamnesis: onset, progresivitas, RPK, pertumbuhan, gejala ekstragonadal (adrenal),
keluhan SSP (gelastic seizure à hamartoma), RPD: ensefalitis, TB meningitis

- PF: stage pubertas, tanda gejala virilization, TB, ukuran testis, PF neurologis, kulit
(acne, café au lait)

- Lab: gonadotropin, bHCG, 17-OHProgesterone (CAH), cortisol (Cushing syndrome,
adrenal tumor)

- Radiologis: Bone age, pelvic ultrasound, skull x-ray, CT/MRI, bone survey (McCune
Albright),


Terapi:
- Bergantung pada etiologi
- GDPP idiopatik: agonis GnRH
- GIPP: medroxy-progesteron, ketoconazole, dll
- Variant: observasi

Prognosis:
- GDPP idiopatik: GnRH agonis
Final height = potential genetic height
Preserved fertility
Psychosocial minimal, regression of secondary sex
- GIPP : medis
Potential genetic height ↓
Regression of secondary sex ± ↓


Pubertas Terlambat
- Pubertas terlambat bila tidak adanya tanda-tanda pubertas
laki-laki pada usia 14 tahun
perempuan pada usia 13 tahun
- Klasifikasi
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
4

hipergonadotropik hipogonadism
- defek di gonad
- etiologi:
- kromosomal:
Dysgenesis gonad
¡ Sindrom Turner
¡ Pure gonadal dysgenesis
Sindrom Klinefelter
Androgen Insensitivity Syndrome *

- non kromosomal:
kongenital
¡ gangguan biosintesis steroid adrenal
(P450c17,P450scc,3bHSD) dan gonad (17-KS, P450
aromatase)
¡ anorchia, ovary resistant syndrome, LH resistance
didapat
¡ radiasi, chemotherapy, proses autoimun

hipogonadotropik hipogonadism
- defek di hipofisis atau hipotalamus
- etiologi:
- Constitutional delay à keluarga juga delay
- Kelainan Susunan Syaraf Pusat
Tumor (craniopharyngioma, germinoma, optic glioma, histiocytosis X)
Struktural (mid line defect)
Sindrom Kallmann
hipopituitarism idiopathic
pasca tindakan (radiasi, khemoterapi inflamasi, infiltrasi - hemosiderosis)
- Penyakit kronis
endokrin, malnutrisi/anorexia nervosa, kelainan sistemik
- Aktivitas fisik berlebihan
- Sindrom-sindrom
Prader-Willi; Laurence-Moon-Biedl


Workup:
Anamnesis
- Riwayat perkembangan pubertas di dalam keluarga
- Data pertumbuhan & perkembangan
- Riwayat penyakit/pengobatan dahulu
- Fungsi penciuman

PF
- Pemeriksaan fisik secara umum
- Pemeriksaan neurologis (funduskopi) d
- Antropometri (TB, BB, rasio segmen atas dan bawah, rentang lengan)
- Status pubertas
- Stigmata suatu sindrom (pendek, obese, retardasi mental, webbed neck dll)
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
5


Penunjang
- Pencitraan:
usia tulang, CT scan/MRI kepala & USG genitalia interna (atas indikasi),
- Hormonal (basal/ uji GnRH)
LH,FSH,Prolactin, Estrogen atau testosterone
- Dan lain-lain
analisis kromosom (atas indikasi)
uji fungsi penciuman







2
IMUNISASI









4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1

• Tipe vaksin (imunisasi aktif)
1. Vaksin hidup (live vaccine) : dilemahkan (Measles, Mumps, Rubella, Varisela, BCG, polio)
2. Vaksin mati (killed/inactivated : pieces (sugars or proteins) of the germ wall (Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio)
3. Vaksin yang sudah di konjugasi (conjugated vaccines) : germ sugar attached to a protein to enchance immune response (HiB, PCV)

• Imunisasi pasif: pemberian langsung antibody yang sudah terbentuk.


Contohnya adalah antibody maternal yang ditransferkan melalui umbilical cord dan plasenta di trimester ketiga, seperti tetanus toxoid pada wanita hamil akan mencegah tetanus
neonatorum.
Imunoglobulin untuk vaccine for preventable disease (VPD): Hepatitis B, tetanus, difteri

• Macam-macam vaksin kombinasi
o DTP
o DTP-HB
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2

o DTP-Hib
o DTP-Hib-IPV
o DTP-Hib-HB-PV
o MMR

• Rute pemberian vaksin
o Subkutan (measles, mumps, rubella, varisela)
o IM (hepatitis A, B, DTP)
o Oral (polio)
o Intradermal/intrakutan (BCG)

• Vaksin jangan dikasih lewat IV karena dapat menyebabkan reaksi berat jika antigen langsung masuk ke bloodstream
• Vaksin harus aman: aman untuk vaccinee/pasien, aman untuk dokter, dan aman untuk lingkungan,
• Unsafae for vaccinee:
o Vaksin terekspos suhu > 80 C, expired, diluted longer than recommended time, beku (untuk DPT, DT, TT, HepB, Hib)
o Menggunakan disposable syringe lebih dari sekali
o Vaksin diencerkan tidak benar
o Lokasi dan rutenya salah
• Unsafe for dactor
o Recapping
o Menyentuh lokasi injeksi dengan tangan tanpa sarung tangan
o Tidak menyiapkan emergency drug/kir
• Unsafe for environment:
o Meninggalkan syringe di tempat sampah biasa

• Lemari es yang baik dan penyimpanan vaksin
o Jarak dengan dinding kurang lebih 15 cm
o Sirkulasi udara baik
o Tidak terkena sinar matahari
o Satu stop kontak untuk satu lemari es
o Jarak vaksin 1-2 cm antar kotak supaya sirkulasi udara baik
o Vaksin disimpan sesuai suhunya, diletakkan dalam kotak kemasan dan terhindar dari sinar UV
o Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan dalam suhu kamar
o Letakkan termometer Muller di bagian tengah lemari es
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 3

• Pemantauan suhu
o VVM (vaccine vial monitor) : alat untuk memantau paparan suhu panas


o Pemantauan warna dan kejernihan vaksin
§ Vaksin polio harus berwarna oranye. Bila warnanya pucat atau kemerahan berarti pH telah berubah sehingga tidak stabil lagi
§ Vaksin toksoid, rekombinan, polisakarida: warna putih dan sedikit berkabut (kalau menggumpal atau ada endapan: pernah beku, tidak boleh digunakan à uji kocok
tunggu setelah 60 menit)

§ Rantai vaksin dan penggunaannya
o Membawa vaksin dengan kotak dingin atau vaccine carrier
o Bawa vaksin sesuai kebutuhan, termos tidak terkena sinar matahari, vaksin di atas busa (tidak boleh terendam air)
o Sisa vaksin yang belum dibuka diberikan tanda khusus dan digunakan untuk pelayanan berikutnya (VVM kondisi A dan B)
o Sisa vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 4



4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 5


4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 6

Program Imunisasi PPI (diwajibkan)
VAKSIN JENIS JADWAL ALASAN DOSIS CARA SIMPANAN EFEKTIVITAS KONTRAINDIKASI KIPI KETERANGAN
JADWAL

Hepatitis Vaksin inactivated Lahir (12 jam Hepatitis B Reaksi lokal -Bayi yang lahir
B setelah lahir, merupakan ringan dan dari ibu HBsAg
Vaksin rekombinan didahului penyakit bersifat (antigen
vitamin K 30 endemis sementara, permukaan hep B
menit sehingga demam ringan 1- virus) positif
sebelumnya imunisasi 2 hari harus diberikan
hepatitis B vaksin HB (untuk
berguna imunitas seluler
untuk jangka panjang)
mencegah dan HBIg (untuk
transmisi fase akut) pada
Tidak ada
Monovalen: vertikal. ekstremitas
kontraindikasi absolut
0,1,6 Kalau bayi IM dalam berbeda.
kena HepB 0,5 mL (900 paha 2-80 C 90-95%
Kombinasi: langsung, kanan) -Bayi prematur
-Pentabio risiko tinggi boleh dikasih
terdiri dari terkena vaksin HepB jika
DTwP- HB- sirosis hati BB ≥ 2 kg/2
Hib (2,3,4) bulan
-DTPw
(2,3,4) -Penyakit
-DTPa (2,4,6) hepatitis B
menyebar
melalui kontak
dengan cairan
tubuh penderita,
seperti darah dan
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 7

cairan seks

-Apabila
terinfeksi di usia
muda, hal
tersebut
merupakan risiko
tinggi untuk
menjadi penyakit
hati kronik,
seperti hepatitis
kronik, gagal
hati, kanker hati,
dan kematian

Polio OPV (virus hidup yang 0,2,3,4 OPV OPV: Demam ≥ 38,50 Pusing, diare -Apabila lahir di
dilemahkan) à strain dengan diberikan C/sakit akut, ringan, nyeri ototrumah segera
1,3 booster pada sebelum muntah/diare hebat, berikan OPV-0.
18 dan 60 pulang untuk infeksi/risiko tinggi Resipien: VAPP Apabila lahir di
IPV (antigen virus) à bulan mencegah OPV HIV, imunodefisiensi, (vaccine sarana kesehatan,
strain 1,2,3 à strain 3 transmisi di (-15oC) – (- keganasan RES atau associated polio OPV-0 diberikan
merupakan strain yang IPV minimal RS dan OPV à 25oC) kontak, imunosupresan paralytic)/lumpuh saat bayi
OPV à Setelah dibuka
dapat menyebabkan 6-8 minggu sebagai 0,1mL (2 (kortikosteroid, radiasi layu akut dipulangkan.
peroral pada suhu 2-
paralisis tindakan tetes) o umum/kontak), bumil Orang sekitar: Selanjutnya,
8 Cà OPV > IPV
Usia 4 bulan preventif jika 4 bulan pertama, VDPV (vaccine untuk polio-1,
IPV à potensi 7 hari
(Polio-3) perawatan IPV à kecuali alasan derived polio polio-2, polio-3,
IM/subkutan
berikan feses bayi 0,5mL mendesak (pergi ke virus) à mutasi dan polio-
OPV+IPV tidak baik IPV daerah endemis), gen virus booster,
sekaligus (transmisi 2-8oC kombinasi vaksin diberikan OPV
lewat fecal tifoid oral atau IPV.
oral)
IPV: Reaksi -Paling sedikit
anafilaksis terhadap harus mendapat
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 8

neomisin, satu dosis vaksin
streptomisin, IPV bersamaan
polimiksin B dengan
pemberian OPV-
3

-Virus polio
dapat
menyebabkan
meningitis,
gastroenteritis
dan polio
paralitik

-Tanda vaksin
polio boleh
dipakai: VVM
kotak kecil lebih
terang dari
lingkaran besar,
pH 6,8-7,2
(warna vaksin
dari orange
hingga sedikit
agak pink; kalau
sudah pink
artinya pH sudah
basa, sedangkan
kuning artinya
pH vaksin asam
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 9

BCG Vaksin hidup 0-2 bulan, Uji tuberculin > 5 mm, Ulkus lokal -Proteksi dimulai
(Bacillus (dilemahkan/attenuated diberikan 1x. (-15oC) – (- imunokompromais, superfisial dari minggu ke
Calmette- dari M. bovis yang 25oC) HIV (serologi PCR), (terjadi dalam 2-3 8-12 setelah
Guerin) dibiak) -diberikan Vaksin yang pakai kortikosteroid, minggu), parut vaksinasi
sebelum usia sudah obat imunosupresif, yang retraksi,
3 bulan (usia diencerkan th/radiasi, keganasan limfadenitis, --Sediaan vaksin
optimal 2 harus sumsum tulang/limfe, BCG-itis, eritema BCG itu yang
bulan), jika ≥ dibuang gizi buruk, demam nodosum, iritis, ada 2: vial yang
3 bulan, perlu dalam 3 jam tinggi, infeksi kulit lupus vulgaris, harus pakai
dilakukan tes (di suhu 2- luas, pernah sakit TB, osteomielitis gergaji kecil
tuberculin. 8oC). Tidak kehamilan (botol coklat) dan
boleh beku vial bening
-jika hasil tes dan terkena -0-80% seperti lidokain)
tuberculin <1 tahun Intrakutan sinar dapat mecegah
positif, tata 0,05 mL (10-150) di matahari TB milier dan
laksana insersio meningitis TB
dengan >1 tahun 0,1 deltoid
protokol TB mL kanan -Efikasi 425
(WHO 50-78%)
Notes:
Kemenkes
menyarankan
pemberian
pada usia 1
bulan karena
Indonesia
merupakan
daerah
endemis
dengan
pajanan yang
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
0
tinggi

DTP Toksoid difteri 2,3,4 (atau Pemberian di Difteri à DTP -Riwayat anafilaksis -Reaksi lokal, -Untuk
(Difteri Toksoid tetanus 2,4,6) atas 7 tahun 3x memberikan (dengan vaksin yang kemerahan, menghindari
Tetanus Vaksin pertusis à akan efek protektif sama) bengkak, dan bahaya dari
Pertusis) whole cell atau aseluler -dimulai menghasilkan pada 68-81% nyeri pada lokasi anafilaksis,
(kileed bacteria) paling cepat KIPI pertusis anak -Enselopati pasca injeksi à ½ setelah
dari usia 6 parah vaksin pertusis pasien pemberian
minggu (ada sehingga Pertusis à DTP sebelumnya vaksin, anak
penelitiannya) diberikan 3x memberikan -Demam ringan, jangan langsung
Td/Tdap efek pada 70- -Precaution: jika dapat sampai pulang. Tunggu
-DTPa 2,4,6 yang 80% anak sesudah vaksinasi hiperpireksia dulu 30-45 menit
bulan memiliki pertama riwayat
KIPI lebih Tetanus à hiperpireksia, kondisi -Gelisah dan -Dapat diberikan
-Booster: 18 ringan pemberian 3x hipotonik responsive menangis terus vaksin DTPw
2-80 C
dan 60 bulan dapat dalam 48 jam, anak atau DTPa atau
Sisa vaksin
(DTP); 10 memberikan terus menangis selama -Kejang pasca kombinasi
dapat
dan 18 tahun 0,5 mL IM proteksi 65-80% 3 jam, dan kejang vaksinasi dengan vaksin
bertahan
(Td) dalam 3 hari mengikuti lain.
selama 4
kejadian demam
minggu
-di atas 7 -Bakteri
tahun Td atau -Ensefalopati penyebab difteri
Tdap akut adalah
Corynebacterium
-DTP 6 = -Reaksi diphteriae. Dapat
Td/Tdap usia anafilaksis menyebabkan
10-12 tahun severe throat
dan booster -KIPI pada infection
Td setiap 10 vaksin sehingga
tahun obstruksi jalan
-DTwP lebih napas. Dapat
besar dari DTap juga
menyebabkan
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
1
miokarditis

-Bakteri
penyebab tetanus
adalah
klostridium tetani
yang muncul di
deep wounds.
Bakteri
mempunyai
toksin yang
berefek pada
saraf,
menyebabkan
trismus/lockjaw
dan spasma otot
parah. Ada mulut
mencucu

-Kejang pada
tetanus anaknya
masih sadar
karena toksin
tetanus kerjanya
di perifer,
sedangkan
kejang
meningitis atau
ensefalitis
sifatnya sentral
sehingga
anaknya tidak
sadar

-Pertusis
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
2
disebabkan oleh
bordatella
pertusis
(whooping

cough).
Komplikasi dapat
menyebabkan
pneumonia dan
ensefalitis

Campak Virus hidup yang 9 bulan, Imunisasi (-15oC) – (- Demam tinggi, sedang -Demam >39,50 Virus campak
dilemahkan booster 18 campak 0,5 mL 25oC) dalam pengobatan C (5-6 hari pasca (measles)
Setelah dibuka
bulan kecuali diberikan 9 pada suhu 2-
imunosupresi, hamil, imunisasi) menyebabkan
sudah bulan karena (setiap 0,5 o
8 C, sisa riwayat alergi, sedang selama 2 hari à demam tinggi,
mendapatkan antibodi mL vaksin dapat memperoleh bisa kejang mata merah,
MMR campak yang mengandung bertahan immunoglobulin atau demam ruam di kulit.
Subkutan
didapatkan -1000 u selama 8 jam bahan2 yang berasal Komplikasinya
(450)) di 50-71,7%
dari ibu virus strain (di slide dari darah -Ruam (5%) à adalah
deltoid
Virus mati 6 bulan masih tinggi CAM 70) dokter hari ke 7-10 pneumonia,
sampai usia -100 mcg hartono 6 pasca imunisasi ensefalitis, dan
<9 bulan kanamisin, jam) selama 2-4 hari diare kronik
30 mg
eritromisin -Ensefalitis/
ensefalopati

*Notes:

• Imunisasi : pakai usia kronologis


4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
3
• Tumbuh kembang : pakai usia koreksi, sampai usia 2 tahun, karena dianggap sudah dapat mengejar keterlambatan
• Jika anak terpapar dengan pasien lain yang terinfeksi virus tersebut, sebelum 3 hari harus langsung kasih vaksin. Namun, jika sudah > 3 hari harus tunggu masa inkubasinya lewat.


4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
4

Program Imunisasi Non-PPI (dianjurkan)


VAKSIN JENIS JADWAL ALASAN DOSIS CARA SIMPANAN EFEKTIVITAS KONTRAINDIKASI KIPI KETERANGAN
JADWAL

HiB -Polisakarida PRP PRP Tidak spesifik, reaksi Guillain-Barre -Sudah tidak ada
(Haemophilus 2,3,4 dan 15-18 anafilaksis terhadap syndrome (GBS), vaksin
influenza tipe -Konjugasi PRP-OMP bulan (booster) vaksin, reaksi mielitis transversa, tunggalnya
B) anafilaksis terhadap trombositopenia,
-Konjugasi PRP-T PRP-OMP konstiten vaksin, reaksi anafilaksis, -Infeksi bakteri:
2,3, dan 6 bulan, sakit sedang atau kematian karena menyebabkan
Notes: diulang pada berat dengan atau SIDS infeksi telinga
PRP=polyribosyribitol umur 18 bulan tanpa demam dan sinus,
phosphate selulitis,
PRP-T pneumonia,
0,5 mL IM/subkutan 2-8oC Konjugasi >>
2 dan 4 bulan, infeksi sendi dan
diulang pada tulang, epiglottis
umur 18 bulan
-Sebelum adanya
*Kalo di slide vaksin, infeksi ini
dokter hartono, merupakan
jadwalnya 2,4,6 penyebab utama
dan booster 12- meningitis
15 bulan bacterial pada a-
nak2 (brain
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
5
damage,
deafness, death)

PCV Polisakarida: PPV23 PCV Absolut: Reaksi Eritema/nyeri -Bakteri:


(Pneumokokus) (antigen kapsular 2 bulan anafilaksis setelah ringan di tempat Streptococcus
pneumokokus) 4 bulan pemberian vaksin. suntikan, demam pneumoniae.
6 bulan dan mialgia, Infeksi berat
Vaksin konjugat:PCV 12-15 bulan Relatif: umur anafilaksis menyebabkan
7,10,13 <2tahun (karena (jarang). pneumonia,
<1 tahun
respons terhadap meningitis,
diberikan
Apabila vaksin sangat buruk), infeksi pada kulit,
2-3x
diberikan pada dalam pengobatan tulang, dan
karena
usia 7-12 bulan, imunosupresan atau sendiri
prevalensi
PCV diberikan 2 radiasi kelenjar limfe,
<1 tahun
kali dengan kehamilan, telah
tinggi
interval 2 bulan; mendapat vaksinasi
0,5 mL IM/subkutan 2-8oC 60-70%
dan pada usia pneumokokus dalam
lebih dari 1 kurun waktu 3 tahun
>1tahun
tahun diberikan
diberikan
1 kali. Keduanya
1x karena
perlu booster
prevalensi
pada usia lebih
>1tahun
dari 12 bulan
rendah
atau minimal 2
bulan setelah
dosis terakhir

PPV
>2 tahun
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
6
Rotavirus Monovalen Monovalen: Monovalen
(satu-satunya Strain G1 diberikan 2 kali, 2,4 bulan (usia
vaksin yang dosis pertama maksimal 24
ounya usia Pentavalen diberikan pada minggu)
maksimal) G1, G2, G3, G4, dan usia 6-14
G9 minggu (dosis Pentavalen
pertama tidak 2,4,6 bulan (usia
diberikan pada maksimal 32
usia ≥ 15 minggu)
minggu), dosis
ke-2 diberikan
dengan interval
minimal 4
minggu. Batas
akhir pemberian
pada usia 24
minggu.
Oral tetes
(inget aja bulan
2,4)

Pentavalen:
diberikan 3 kali.
Dosis pertama
diberikan usia 6-
14 minggu (tidak
diberikan pada
usia ≥ 15
minggu), dosis
kedua dan ketiga
diberikan
dengan interval
4-10 minggu.
Batas akhir
pemberian pada
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
7
usia 32 minggu.

(inget aja bulan


2,4,6)

Influenza Vaksin inactivated (3 >6 bulan < 3 tahun 70-90% Reaksi anafilaksis Reaksi lokal à
strain inactivated flu (diulang 1x à 0,25 pada pemberian nyeri, eritema,
virus) à split virion setiap tahun) mL vaksin sebelumnya indurasi di tempat
(termasuk yang alergi suntikan.
Strain 2010 >3 tahun dengan protein telur),
(1) Untuk imunisasi à 0,5 demam akut sedang Gejala sistemik
A/California/7/2009 pertama kali mL dan berat, ibu hamil tidak spesifik
NYMC X-179A)H3N2 (primary dan menyusui (demam, mialgia,
(2) immunization) IM 2-8oC lemas)
A/Wisconsin/15/2009 pada anak usia
NYMC X-183 kurang dari 9 Reaksi segera
tahun diberi dua (immediate
(3) kali dengan hypersensitivity)
B/Brisbane/60/2008 interval minimal seperti asma,
4 minggu. hives, angiodem,
syok anafilaktik)
à jarang

MMR Virus hidup yang 15 bulan IM/subkutan 2-8oC Keganasan atau -Malaise, demam, -Rumor
0,5 mL >95%
dilemahkan (interval 6 bulan dalam Terlindung gangguan imunitas, ruam 1 minggu Wakefield pada
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
8
setelah campak); dari sinar alergi berat terhadap pasca imunisasi tahun 1998
dibooster saat matahari, gelatin atau neomisin, -Kejang demam membuat
usia 5 tahun harus demam akut, setelah 6-11 hari penelitian yang
digunakan mendapat vaksin -Ensefalitis hasilnya
-Apabila pada dalam 1 jam hidup lain dalam 4 -Parotitis setelah menunjukkan
usia 12 setelah minggu, kehamilan, minggu ketiga bahwa vaksin
bulanbelum dicampur pemberian - MMR dapat
mendapatkan pelarut immunoglobulin atau Meningoensefalitis menyebabkan
vaksin campak, transfusi darah dalam ec gondongan autisme pada
3 bulan, defisiensi -Trombositopenia anak. Hasil
imun bawaan dan tersebut
maka dapat didapat (HIV) disangkal oleh
diberikan penelitian-
vaksinMMR/MR penelitian
lainnya. Di
kemudian hari
juga diketahui
bahwa data yang
digunakan dalam
penelitian
Wakefield adalah
data palsu.

-Mumps
merupakan
penyakit akibat
virus yang
dikarakteristikkan
dengan demam
dan
pembengkakan
pada kelenjar
saliva (dapat ada
orchitis namun
tidak sampai
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
9
membuat steril)

-Rubella (german
measles): viral,
low grade fever,
joint pain,
swollen gland,
rash.
Congenital
rubella
syndrome: mental
retardation,
cataracts, heart
deformities

Tifoid S.typhi yang Oral Diulang Oral Oral Oral Oral 67-82% Alergi terhadap Oral Di negara-negara
dilemahkan (Ty-21a) ≥ 6 tahun. setiap 3 3 kapsul Parenteral 2-8oC Parenteral 51- bahan2 vaksin, Reaksi samping endemis tifoid
à oral Diulang tiap 3 tahun à hari à 76% demam, penyakit << daripada seperti India dan
tahun. karena 1,3,5 IM/subkutan Parenteral akut, penyakit kronik parenteral Paksitan, vaksin
Polisakarida à Risiko tinggi durasi di 2-8oC, tidak Parenteral tidak progresif tifoid diberikan
parenteral terpapar: tiap proteksi Parenteral deltoid/paha boleh beku. memicu respons Parenteral mulai usia <2
beberapa tahun. vaksin 0,5 mL Exp. Setelah imun sekretorik Lokal: bengkak, tahun karena
Tidak diberikan adalah 3 3 tahun IgA nyeri, kemerahan prevalensi tifoid
bersama tahun di lokasi suntik. pada anak ≤
antibiotik, tahun tinggi
sulfonamid, atau Sistemik: demam,
antimalaria yang nyeri kepala, nyeri
aktif terhadap sendi, nyeri otot,
salmonella pusing, nausea.
Nyeri perut jarang.
Parenteral Reaksi alergi
> 2 tahun. (pruritus, urtikaria,
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
0
Diulang setiap 3 ruam kulit): sangat
tahun. jarang

Hepatitis A Vaksin inactivated ≥2 tahun, Tidak spesifik, reaksi Reaksi lokal


booster 6-12 anafilaktik terhadap ringan, demam
bulan kemudian vaksin atau
2-8oC
0,5 mL IM konstituen vaksin,
sakit sedang-berat
dengan atau tanpa
demam

Varisela Virus hidup yang Rekomendasi Dalam suhu Demam tinggi, Lokal -Pasien varisel
(chicken pos) dilemahkan IDAI diberikan (-15 oC) limfosit Demam dapat mengalami
setelah usia 12 dapat <1200/mikroliter, Ruam komplikasi yaitu
tahun. Jika disimpan defisiensi imun Papul-vesikel cerebellitis,
diberikan pada selama 15 seluler, pengobatan ringan ensefalitis, atau
saat > 13 tahun bulan. Dalam induksi penyakit Reaksi sistemik bahkan kematian
perlu 2 dosis suhu 2-8oC 70% keganasan, 3 tahun pada orang dengan
dengan minimal hanya bisa Daya fase radioterapi, sistem imun
0,5 mL Subkutan
jarak 4 minggu. bertahan perlindungan pengobatan menurun
beberapa 10-20 tahun kortikosteroid >2 Varisela
minggu. mg/kg/hari, alergi Kejang
Segera neomisin, reaksi Pneumonia
dipakai anafilaktik terhadap
maksimal 30 gelatin, kehamilan,
menit setelah imunokompromise
dibuka
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
1
HPV Tetravalen Diberikan mulai HPV
HPV tipe 6,11,16,18 usia 10 tahun menyebabkan
cervical cancer,
Bivalen Bivalen anogenital
HPV tipe 16,18 Diberikan tiga dyspplasia,
kali dengan genital wart
jadwal 0,1,6
bulan

Tetravalen
Diberikan tiga
kali dengan
jadwal 0,2,6
bulan.

Apabila
diberikan pada
remaja 10-13
tahun,
pemberian
cukup 2 dosis
dengan interval
6-12 bulan à
respons antibodi
setara dengan 3
dosis

Japanese Diberikan mulai


encephalitis usia 12 bulan
(kalo slide
dokter hartono
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
2
mulai usia 9
bulan) pada
daerah endemis
atau turis yang
akan bepergian
ke daerah
endemis
tersebut. Untuk
perlindungan
jangka panjang
dapat diberikan
booster 1-2
tahun berikutnya

Dengue Diberikan pada


usia 9-16 tahun
dengan jadwal
0,6,12 bulan

*Notes:

• Imunisasi : pakai usia kronologis


• Tumbuh kembang : pakai usia koreksi, sampai usia 2 tahun, karena dianggap sudah dapat mengejar keterlambatan
• Jika anak terpapar dengan pasien lain yang terinfeksi virus tersebut, sebelum 3 hari harus langsung kasih vaksin. Namun, jika sudah > 3 hari harus tunggu masa inkubasinya lewat

4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
3


8 Benar:
1. Benar anak
2. Benar jadwal
3. Benar vaksin dan pelarut
4. Benar dosis
5. Benar rute, panjang jarum, dan teknik
6. Benar lokasi
7. Benar dokumentasi (tanggal, nama pasien, rute, batch vaksin, dosis vaskin, tanggal kadaluarsa, nama dokter, tandatangan)
8. Benar penanganan limbah





3
PGD









4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1

DIARE
Kelainan motilitas bisa disebabkan adanya
bakteri
Diare : BAB >3x/24 jam dengan konsistensi
cair Gastroenteritis: infeksi GI karena bakteri, virus,
(Nelson: >10cc/kg/hari pada bayi dan >200 g/24 parasite à manifestasi tersering muntah dan
jam pada anak) diare atau nyeri perut dan demam
Ec tersering rotavirus, cholera (air cucian beras),

E.coli, salmonella)
Diare kronik: >14 hari; faktor risiko: <1 tahun,
prematur, antibiotik, gizi kurang
Akut <7 hari, prolonged 7-14 hari, persisten:
kronik ec bakteri
Sindrom disentri : volume sedikit, berdarah,
berlendir, tenesmus, peningkatan urgensi
Ec tersering Shigella, E. histolytica, <5% BB
5-10% BB
>10% BB

Campylobacter Jejuni
PATOFISIOLOGI
Diare sekretorik :
sistem transport cairan di sel epitel intestinal
berada pada fase aktif sekresi disebabkan
adanya secretagogue (eg. Cholera toxin
berikatan dengan reseptor di permukaan epitel
usus à stimulasi cAMP atau cGMP intrasel
meningkat; bisa juga karena asam lemak atau
garam empedu)
Ciri: volume banyak meskipun puasa (watery),
feses bau busuk Pemeriksaan penunjang tidak rutin kecuali
Diare osmotik : intoleransi laktosa dan curgia amubiasis
Karena menelan larutan yang sulit diabsorpsi Feses
(eg. Mg, P, laktulosa, sorbitol) atau usus halus - Makroskopis: konsistensi, warna, lendir,
mengalami kelainan shg tidak bisa absorpsi (eg. darah, bau
Lactose intolerance; diare rotavirus bikin - Mikroskopis: leukosit, eritrosit, parasit,
defisiensi enzim lactase dan disakaridase karena bakteri
destruksi vili apikal) - Kimia: pH, uji reduksi clinitest, elektrolit
Karbohidat yang tidak diabsorpsi akan (Na, K, HCO3)
difermentasikan di kolon oleh flora normal Intoleransi laktosa: pH asam, uji reduksi +
menghasilkan asam lemak rantai pendek. - Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan
Hasilnya peningkatan beban osmotic. pada diare akut
AGD dan elektorlit jika klinis curiga ada
Ciri: volume berkurang setelah dipuasakan,
electrolyte imbalance
flatulens, feses bau asam, eritema natum

Bedainnya: pasien diinfus dan dipuasakan 24
jam
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2


LINTAS DIARE Dehidrasi Berat
1. CAIRAN Cairan RL atau RA 100cc/kgBB
Lihat keadaan pasien, jika masih bisa enteral 30 cc/kg 70cc/kg
dahulukan jalur ini
<1 tahun 1 jam 5 jam
Indikasi parenteral: diare profuse
>1 tahun 30 menit 2,5 jam
>10ml/kg/jam, muntah menetap, tidak mau
atau menolak minum, malabsorpsi glukosa,
ileus atau meteorismus
Cairan peroral jika pasien sadar dan dapat
New Oralit dengan osmolaritas rendah à minum dimulai dengan 5cc/kg
mengurangi volume tinja dan frekuensi muntah

30%, mengurangi pemberian rehidrasi
parenteral >30% 2. ZINC
Zinc dapat menurunkan frekuensi BAB dan
volume tinja shg menurunkan risiko dehidrasi.
Zinc bisa reepitelisasi saluran cerna. Dapat
mencegah berulangnya diare 3 bulan ke depan.
Diberikan selama 10 – 14 hari
<6 bulan 10 mg/hari
Tanpa dehidrasi
>6 bulan 20 mg/hari
Oralit 5 – 10 cc/kg/muntah atau diare

<1 tahun 50 – 100 cc
1-5 tahun 100 – 200 cc 3. NUTRISI
>5 tahun semaunya
Diare bisa bikin malnutrisi karena anoreksia, ibu
Lanjut ASI
memuasakan anaknya, katabolisme,

malabsorpsi nutrient, dan protein losing
Dehidrasi Ringan-Sedang enteropathy.
ORS 75 cc/kg dalam 3 jam untuk mengganti ASI dan makanan diteruskan untuk mencegah
kehilangan cairan kehilangan BB dan pengganti nutrisi. Tidak
ORS 5 – 10 cc/kg/mutah atau diare boleh dipuasakan, diberikan sedikit tapi sering
6x sehari, rendah serat, buah terutama pisang
Jika anak indikasi parenteral à KaEN3B atau RL
Anak yang minum susu formula ga perlu ganti
BB 3 – 10 kg: 200 cc/kg/hari
susu bebas laktosa kecuali diare berat dan
BB 10 – 15 kg: 175 cc/kg/hari
intoleransi laktosa + tambah asupan protein
BB >15 kgL 135 cc/kg/hari
Diberikan dulu dalam 3 jam à jika resolved
balik ke tanpa dehidrasi 4. MEDIKAMENTOSA

Maintenance + PWL / 24 jam Tidak boleh obat antidiare
Eg. Anak 2 tahun 10 kg Antibiotik jika ada indikasi: kolera, disentri,
Maintenance: 1000 cc amebiasis usus, giardiasis
PWL: 5% x 10.000 = 500 cc
Total 1500 cc x 15 / (24 x 60) = 20 tetes/menit Kolera
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 3

- Tetrasiklin 12,5mg/kg/hari 4 dd x 3 hari
- Furazolidone 1,25 mg/kg/hari 4ddx3

hari
- TMP-SMZ 10 mg/kg/hari 2dd x 3 hari SYOK
Disentri Kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan
metabolik, oksigenasi, dan nutrisi di jaringan à
- TMP-SMZ 10 mg/kg/hari 2dd x 5 hari
global hipoperfusion
- Asam nalidixate 15 mg/kg/hari
4ddx5hari Diagnosis: takikardi + penurunan perfusi
- Ampisilin 25 mg/kg/hari 4ddx5hari organ/perifer
- Cefixime 8 mg/kg/hari 2ddx5hari PP: SvO2 turun 5%
Amebiasis Shock hipovolemik
- Metronidazole 30-40 mg/kg/hari 3ddx7- kehilangan carian tubuh yg berlebih à
10 hari penurunan preload à penurunan stroke
Giardiasis volume à penurunan cardiac output à
baroreseptor merangsang simpatis
- Metronidazole 30-40 mg/kg/hari
meningkatkan HR dan vasokonstriksi
3ddx10 hari
- Quinacrine 2,5mg/kg/hari 3ddx10 hari Yg paling terganggu adalah ginjal à redistribusi
aliran darah dari korteks ke medulla à tubular
Probiotik menunjukkan manfaat
nekrosis akut à gagal ginjal akut
mempersingkat masa diare dan mencegah diare
karena penggunaan antibiotik. Cara kerjanya: Compensated (5-10%): takikardi, takipneu
inhibisi adesi pathogen, imunomodulasi Decompensated (15%): gang sirkulasi à BP
turun, akral dingin dan mottled, nadi lemah,
5. EDUKASI kesadaran turun
Edukasi diare bisa mematikan à perhatikan Irreversible : perfusi organ tidak adekuat,
tanda dehidrasi, disentri, diare makin sering, asidosis, apnea
belum membaik dalam 3 hari Shock kardiogenik
Langkan promotif dan preventif: ASI, kebersihan kegagalan pompa jantung (preload, afterload,
dan cuci tangan, kebersihan lingkungan, BAB di atau kontraktilitas miokard) atau disritmia à
jamban, imunisasi campak, air minum bersih, penurunan stroke volume à penurunan cardiac
selalu masak makanan output
ORS buatan rumah: air hangat 200 mL, 1 sdt Preload: tension pneumothorax, efusi perikard
gula, ¼ sdt garam Afterload: emboli
Kontraktilitas miokard: hipokalsemi,
hipoglikemi, infeksi, asidosis

Disritmia: block AV, takikardi paroksismal

Manfes: ronkhi basah halus pada gagal jantung
kiri, peningkatan JVP, hepatomegaly, gallop
Shock distributif
blok saraf otonom (neurogenic), anafilaksis,
sepsis. Terjadi penurunan resistensi vaskular à

4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 4

vasodilatasi sistemik. Syok sepsis ada
peningkatan permeabilitas vaskular

Tatalaksana

Pertahankan jalan napas, FiO2 100%


Akses vaskular à Cairan 20
cc/kg dalam 10-30 menit

Target: CRT <2s, nadi perifer kuat, akral

hangat, UO >1cc/kg/jam, kesadaran normal

Stop : Tidak Yes: Cairan No: ulang,
memperbaiki maintenance pertimbangkan

koloid
hemodinamik + cek untuk
dan ada cari etiologi akral dingin?
ronkhi Dopamine atau Kriteria sepsis

dobutamine

No: akral dingin? à
Pertimbangkan
epinefrin 0,05- hidrokortison 2mg/kg

2ug/kg/menit atau NE (no) atau MP 1,13mg/kg
Kardio: milrinone
atau dexa 0,2mg.kg
(inotropic dan vasodilator)

Pasang PAC dg target Laktat >2Mmol/L,
CI 3,3 – 6 L/menit/m2
SvO2 <70%, Ht <30%
Laktat<2Mmol/L à transfusi PRC
SvO2 >70%


4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 5


Grade IV
Decompensated dengue shock syndrome:
tekanan darah sudah tidak teraba









DENGUE SHOCK SYNDROME Ensefalopati Dengue
Jika berbarengan dengan syok
Grade III hipovolemikàresusitasi cairan

Compensated dengue shock syndrome: - Kesadaran membaik à syok


takikardi, takipneu, akral dingin, CRT - Kesadaran tidak membaik atau kejang
memanjang, pulsasi lemah, tekanan sistol dan à ensefalopati dengue
diastole berkurang <20mmHg 1. Oksigenasi à intubasi
2. Turunkan TIK:
- cairan IV minimal tidak boleh >80%
maintenance
- Ganti ke koloid jika Ht meningkat
- Diuretik jika ada indikasi dan gejala
kelebihan cairan
- Elevasi kepala 30
- Pertimbangkan steroid dengan dexa
0,15mg/kg IV tiap 6-8 jam
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 6

3. Menurunkan produksi ammonia: Laktulosa 5-
10mL per 6 jam
4. GDS 80-100mg/fL
5. perbaiki asam basa dan electrolit
6. Vit K1 Iv
- <1tahun: 3mg
- 1-5 tahun: 5 mg
- >5 tahun: 10mg
- 7. H2 antagonis dan PPI
- 8. Pertimbangkan HD

TERAPI CAIRAN
Maintenance
Darrow Holiday Segar
10 kg I: 100cc/kg/24 10 kg I: 4cc/kg/jam
jam 10 kg II: 2 cc/kg/jam
10 kg II: 50cc/kg/24 Dst: 1 cc/kg jam
jam
Dst: 20cc/kg jam
Dehidrasi ringan 5%
Dehidrasi sedang 5-10%
Dehidrasi berat >10%









4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 7

RESUSITASI NEONATUS

The first golden hour tujuannya à warm, pink, sweet
Sebelum resusitasi: edukasi dan informed consent keluarga, bentuk
dan pengarahan tim, persiapan alat, persiapan transport dan ruang
BBL
Informasi maternal: riwayat kehamilan, USG antenatal, riwayat
penyulit, risiko infeksi (ketuban pecah dini >24 jam, ketuban bau
dan tidak jernih, demam, keputihan bau dan gatal), riwayat obat
Informasi bayi: taksiran usia gestasi, jumlah bayi, high risk
neonatus, ketuban hijau kental, variasi DJJ (DJJ >160x/menit risiko),
kelainan kongenital
Bayi normal: IMD, rawat gabung, 24 jam pertama menyusu 8-12x












4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 8

Thermoregulasi Airway
Alat To do Alat To do
- Inkubator hangat - Hembusan AC jangan kena - Suction atau bola karet - Posisikan jalan nafas dan
- Infant atau radiant warmer bayi, suhu ruang 24-26C penghisap De Lee bersihkan jalan nafas
- Handuk atau selimut min 2 - Tidak ada angin/tutup jendela - Laringoskop - Jika ada meconium tapi bayi
- Plastik bugar à bersihkan mulut lalu

- Topi hidung bisa pakai De Lee atau
- Pindahkan bayi ke radiant swab
warmer - Jika ada meconium bayi tidak
- Keringkan bayi kecuali bugar à suction hingga
telapak tangan sambil trakea
stimulasi gosok2 punggung

atau sentil telapak kaki
- Ganti handuk atau selimut
kering
- Pakai topi
- Plastik BB <1500g atau <32
minggu tanpa dikeringkan


Cara stimulasi




4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 9

Breathing - Airway: ambubag, OPA, NPA
- Tape
Alat To do
- Introducer
- Mix Safe - Bayi merintih atau - Connector
- Tabung oksigen distress nafas (NCH, - Suction
- Mask retraksi) à CPAP
Premedikasi
- T-piece resuscitator dengan PEEP 7 dan
- ETT FiO2 21% à stabil
- OPA/NPA tapi perlu bantuan
nafas à bikin single
nasal prong
- Bayi tidak bernapas
atau megap2 à VTP
dengan PEEP 5, PIP

25 à evaluasi
pengembangan dada Morfin dulu à tunggu 3 -5 menit à sulfas
MRSOPA (mask atropine à tunggu 1 menit à midazolam atau
bocor, reposition suxamethonium
eksktensi dan CE Neonatus biasanya ga usah premedikasi karena
clamp, suction jika sudah ga sadar juga
perlu, open mouth,

pressure ditingkatkan
PEEP sampai 8 atau Preoksigenasi sampai SaO2 >92-95%
fraksi oksigen
Masukan laringoskop ukuran 1 bayi cukup
ditingkatkan, artificial
bulan, ukuran 0 bayi kurang bulan, ukuran 00
airway atau
BBLR
pertimbangkan
intubasi Ukuran ETT = (Usia/4) + 4 à siapkan ukuran ½
- Ventilasi dengan dibawah dan diatas
kecepatan 40 – Kedalaman ETT = (Usia/2) + 12
60x/menit


Ga keliatan? à sellick maneuver
Fiksasi, tekan ETT ke langit mencegah ekstub
Sambungkan ambubag
Intubasi Cek suara napas di kedua lapang paru dan
Siapkan alat à STATICS lambung

- Scope: laringoskop, stetoskop Balon tanpa reservoir FiO2 40%, dengan


- Tube: ETT reservoir 100%
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
0
Circulation Drugs
HR <60x/menit à VTP efektif 30 detik à masih Pasang kateter vena umbilical
<60 s lakukan kompresi dada setelah intubasi
1. Teknik ibu jari: tidak cepat Lelah dan
baik mengontrol kedalaman

2. Teknik 2 jari: tidak tergantung besar
bayi & mudah memberikan obat atau
bisa 1 penolong
Dua-duanya tangan harus menopang Epinefrin:
punggung bayi
Meningkatkan kontraksi jantung dan konstriksi
perifer
Dosis 0,01-0,03 mg/kg atau 0,1-0,3cc/kg dengan
larutan 1:10.000
Bolus cepat + flush
Teknik benar: push fast 100 – 120x/menit, Syok hipovolemik
push hard 1/3 diameter AP, complete recoil,
Solusio plasenta, plasenta previa, kehilangan
min interruption
darah tali pusat
Lokasi kompresi: sternum diatas xyphoid atau
Challenge: NaCl 10cc/kg selama 15 (cukup
dibawah nipple line
bulan) – 30 (premature) menit
1 siklus:

- 3 kompresi + 1 ventilasi dalam 2 detik
Stabilisasi Neonatus
- 45 kompresi + 15 ventilasi / 30s
Transpor dengan sistem Kanguru dan pastikan
Setelah 30 detik nilai HR
STABLE
Sugar level: ≥50mg/dL terutama bayi terlalu
kurus, gemuk, sakit
Temperatur: 36,5-37,5
Airway: jalan napas terbuka, bayi napas dengan
Jika HR <60 menit: cek VTP adekuat atau tidak, nyaman
pertimbangkan intubasi, akses vena umbilical
Blood pressure: 120 – 160x/menit, CRT<3s, nadi
untuk epinefrin
kuat
Komplikasi: fraktur iga, laserasi hepar,
Lab work: cek DPL
pneumotoraks
Emotional support: sampaikan informasi

tentang bayi dan rencana tatalaksana








4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
1
RESUSITASI ANAK Circulation
Cek kesadaran: AVPU Cek nadi brachial, femoral pada bayi, dan
carotis atau femoral pada anak
- Anak sadar:
Cek sign of life: tonus, batuk, napas normal
Cek kondisi dan call for help
<10s
Reassess
Nadi >60x/menit napas tidak efektif à napas
- Anak tidak sadar: Shout for help
buatan 12 – 20x/menit sampai korban napas
1 penolong: resusitasi 1 siklus dulu
spontan
1 penolong cardiac arrest: panggil bantuan
Nadi <60x/menit atau apnea, gasping, tidak ada
dulu karena butuh AED
sign of life à kompresi
2 penolong: satu manggil bantuan&cari
15:2
AED

Posisi di tempat yang datar keras Jika terpasang alat endotracheal à asinkron
Airway kompresi dan ventilasi. Tetap lakukan kompresi
dan ventilasi 10x/menit. Jika sirkulasi sudah baik
Head tilt chin lift open mouth maneuver ventilasi 12-24x/menit atau sesuai frekuensi
Jaw thrust pada trauma leher berdasarkan usia.

Breathing Lakukan dalam 5 siklus selama 1 menit
Chest compression pada bayi: 2 jari
look feel listen <10s Chest compression pada anak: 1 tangan atau
Anak bernapas normal à recovery position kalau penolong kecil atau anak besar boleh 2
Tidak ada napas atau tidak bernapas normal à tangan
5 rescue breath Evaluasi nadi
Watchout gag or cough à sign of life
Indikasi stop RJP:
- ROSC/ sign of life
- Ada pertolongan lanjut
Assessment airway and breathing à resp
- Penolong capek
failure
- DNR
- Takikardi atau takipneu - Dekapitasi
- Peningkatan beban kerja napas à - AED datang dan ditempel
inadekuat sampai turun
Assessment circulation à circulatory failure
- Suara napas tambahan
- Berkurangnya vol tidal: napas dalam, - Takikardi
ekspansi dada & suara napas berkurang - Berkurangnya perfusi perifer: CRT me-
- Hipoksemia manjang, akral dingin, pucat, mottled
- Bradikardi: dekompensasi
Open airway
- Nadi lemah atau tidak teraba
Ventilasi dengan FiO2 100% (neonatus 21%)
- Berkurangnya volume intravascular dan
Monitor respirasi dengan pulse oxy
UO
Ventilasi adekuat à intubasi atau LMA +
- Perubahan status kesadaran
capnography (ngukur ETCO2) + pasang OPA
- Berkurangnya BP
atau NPA
Cardiopulmonary Arrest
- Koma
- Apnea/gasping
- Tidak ada sirkulasi
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
2
- Pucat atau sianosis Hipotermia, hypovolemia, hipoksia,
hipo/hiperkalemia
Monitor EKG + NIBP + pulse oxy
Trombosis (coroner/pulmonal), tension
Akses IV atau IO pneumothorax, tamponade, toxic substances
- Bolus kristaloid 20cc/kg (hati-hati pada Return of Spontaneous Circ
gangguan jantung dan severe febrile BLS
tanpa gagal sirkulasi)
Posisikan secara lateral dan stabil (boleh
- Bolus adrenalin dosis 10ug/kg atau 0,01
recovery position dewasa). Pada bayi perlu
mg/kg 1:10.000 dosis maksimum 1 mg.
disangga. Jangan ada yang menekan dada
Ulangi pemberian tiap 2 siklus/3-5 menit
karena dapat mengganggu breathing. Ubah
- Bolus Amiodarone untuk VF/pVT
pressure point tiap 30 menit. Tujuan recovery
refrakter setelah 3x shock 5mg/kg à
position untuk mencegah obstruksi jalan napas
alternatifnya lidocaine 1mg/kg (dosis
dan aspirasi.
maks 100mg/dosis) + continuous infusion
20-50ug/kg/menit ALS
Defibrillator Optimalisasi ventilasi dan oksigenasi
Cegah hipotensi dengan IV bolus fluid challenge
Dikasih gel + charge
10cc/kg
Pasang pad di apeks dan kanan atas
Continuous vasopressor
Lihat ritme EKG
Light hipotermia pada dewasa dan neonatus 32-
- Non-shockable: PEA dan arrest
34C dalam 24 jam agar jadi metabolisme basal
- Shockable: pVT/VF
Kontrol glukosa
Dosis defibrilasi
- Bifasik: 4J/kg Aritmia
Kasih 1x shock à lanjut RJP à CPR 2 menit à Bradikardia
reassess Algoritma di atas

Takikardi
Unstable: hipotensi, penurunan kesadaran,
shock, ischemic chest discomfort, acute heart
failure àkardioversi
Stable
- Wide QRS: antiarimia à procainamide
20 – 50 mg/menit
- Narrow QRS
Vagal mauver
Reguler/SVT: adenosine
Amiodarone

Foreign Body Airway Obstruction


Cek DPL, AGD, GDS, elektrolit à watchout
arrest karena 5H 5T
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
3
KEJANG AKUT
Manifestasi klinis karena lepasnya muatan listrik
di neuron à gangguan kesadaran, tingkah laku,
emosi, motoric, sensorik, otonom
Adanya paroxysmal depolarization shift yg
berlangsung lama à merangsang lepas muatan
listrik yg berlebihan di neuron otak à Kriteria diagnosis: anamnesis
merangsan neuron lain melepas muatan listrik
à hipereksitabilitas neuron
PDS karena: kemampuan membrane sel
melepas muatan listrik berlebihan,
berkurangnya inhibisi oleh GABA, meningkatnya
eksitasi sinaps oleh glutamate dan aspartate
melalui jalur transmisi berulang

PF: tanda vital, tanda trauma akut kepala,
cedera, penyakit sistemik, paparan zat toksik,
infeksi, kelainan neurologis
PP
- Lab: glukosa darah, elektrolit, DPL, PT à
bukan pemeriksaan rutin (pada kejang
lama), PCR virus herpes simpleks curiga
ensefalitis, kultur darah meningitis
- Pungsi lumbal: kaku kuduk, gejala infeksi,
paresis, leukositosis. Sangat dianjurkan
- Kejang fokal: fokus lokal pada kejang demam pertama <12 bulan
di otak/fokus epilepticus (manfes meningitis tidak jelas)
(sekelompok sel yg jadi Tanda dan gejala infeksi meningeal, curiga
pacemaker) à motorik, infeksi SSP, bayi 6-12 bulan belum imunisasi
sensorik, psikomotor HiB atau pneumokokus atau riw imunisasi
- Kejang umum: kedua tidak diketahui, kejang demam dengan
hemisfer à non konvulsif antibiotik yg bikin tanda dan gejala
(absans) dan konvulsif meningitis kabur
Status epilepticus: kejang lama lebih dari 30 - CT scan: curiga herniasi à kelainan
menit atau kejang berulang tanpa pulihnya neurologis fokal, peningkatan TIK, deficit
kesadaran antar kejang neurologis (mikrosefal, spastis, hemiparesis,
fokal)
- SE konvulsif: parsial/fokal motoric dan - EEG: gelombang epileptiform
tonik klonik)
- SE non konvulsif: absans dan parsial Terapi SE: pertahankan ABC, identifikasi dan
kompleks terapi etiologi, terminasi SE, mencegah kejang
berulang, manajemen komplikasi



4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
4
Tatalaksana
<5 menit: biasanya berhenti spontan
>5 menit: risiko SE à cegah
Fase Akut
0 – 5 menit
- airway
- oksigenasi
- stabil: anam + PF neurologis
- cari tanda trauma, kelumpuhan fokal, infeksi

5-10 menit
- Akses IV
- DPL, glukosa, elektrolit
- Diazepam 0,2-0,5 mg/kg IV kecepatan
5mg/menit atau
- Diazepam rektal 0,5mg/kg
<10 kg: 5 mg
>10 kg: 10 mg
Dosis maks 10mg/kali
- Dapat diulang 1 -2 kali setelah 5 – 10
menit atau
- Lorazepam 0,05-0,1 mg/kg IV maks 4mg
dapat diulang sekali setelah 10 menit
atau
- Midazolam 0,05-0,1 mg/kg IV
- Hipoglikemi: Dx5% 2cc/kg
10-15 menit
- Fenitoin 15-20 mg/kg IV diencerkan
dengan NS kecepatan 25-50 mg/menit
- Dapat diulang 5-10mg/kg sampai dosis
maks 30 mg/kg
>30 menit
- Antikonvulsan long acting
- Fenobarbital 10mg/kg IV bolus pelan
kecepatan 100mg/menit
- Dapat ditambah 5-10mg/kg interval 10-
15 menit

Kejang berlangsung

- Intubasi

- Kirim ICU
- Fenobarbital 5-8mg/kg bolus IV
- Fenobarbital drip 3-5mg/kg/jam

4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
5
KEJANG DEMAM circulation)
bangkitan kejang pada kenaikan suhu tubuh Primary ABCDE Ada kondisi life-
(rektal >38C) tanpa adanya infeksi SSP, survey (airway, threatening / tidak
gangguan elektrolit, metabolik, tidak pada breathing,
neonatus circulation,
disability,
- Sederhana: <15 menit, umum, tidak exposure)
berulang dalam 24 jam Seconda SAMPLE Menegakkan/meng
- Kompleks: >15 menit, fokal atau parsial ry (signs/sympto arahkan diagnosis
didahului fokal, >1x dalam 24 jam survey ms, allergy,
Interaksi: imaturitas otak dan termoregulator, medications,
demam (demand O2 meningkat), predisposisi past medical
genetik >7 lokus kromosom (autosomal history, last
dominan) meal, events
evoking
Kriteria diagnosis: kejang didahului demam, current
pasca kejang anak sadar condition)
Tatalaksana Tertiary Pemeriksaan Menegakkan
survey penunjang diagnosis
Antipiretik asetaminofen 10-15mg/kg/hari atau
PEDIATRIC ASESSMENT TRIANGLE
ibuprofen 5-10mg/kg/hari tiap 4-6 jam atau PCT
10-15mg/kg/kali 4x Kesan pertam dari melihat/mendengar saat
pasien datang
Profilaksis intermiten pada kelainan neurologis
berat, berulang 3x/6bulan atau 4x/tahun, usia
<6bulan, kejang demam sebelumnya pada suhu
naik cepat à diazepam 0,3mg/kg/kali oral,
0,5mg/kg/kali rectal 3xsehari diberikan selama
48 jam pertama demam Work of Breathing
Komplikasi: ataksia, iritabel, sedasi - Suara napas tidak normal
Antikonvulsan rumat pada kejang fokal, >15 - Penggnaan otot bantu napas
menit, kelainan neurologis sebelum atau - Expose dada à kelainan?
sesudah kejang à asam valproate 15- Circulation to skin
40mg/kg/hari dibagi 2 dosis atau fenobarbital 3-
5mg/kg/hari HR, CRT, pucat, sianosis, mottling

Rujuk: kejang demam kompleks, hiperpireksia,


kejang demam pertama, <6bulan, kelainan
neurologis setelah kejang

GAWAT DARURAT
Assessm Tools Output
ent
General Paediatric Sakit / tidak
assessm triangle (ABC:
ent appearance,

(triage) breathing,





4
NUTRISI
ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK
Nutri*onal asessment

Nutri*onal requirements

Routes of delivery

Dietary regimen / formula

Monitoring
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
NUTRITIONAL ASSESSMENT
•  Selalu menggunakan •  Jika:
kurva BB/TB Berdasarkan kurva BB/TB
•  Kurva WHO WHO > +1 SD atau kurva BB/
Untuk anak usia 0 -5 tahun TB CDC > 110% = RISIKO
•  Kurva CDC 2000 OBES!
à Gunakan kurva IMT
Untuk anak usia >5 – 18
tahun •  Kurva WHO
Untuk anak usia 0 -2 tahun
Kurva BB/U dan TB/U untuk •  Kurva CDC 2000
menilai pertumbuhan, Untuk anak usia >2 – 18
bukan status gizi! tahun
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
NUTRITIONAL ASSESSMENT
Kurva WHO Kurva CDC
Menggunakan Z-score, *dak Dihitung persentase:
perlu dihitung lagi ​"#$%"& '(/*+,"& '(  . 100%
*ideal BW berdasarkan umur
Langsung saja: pasien (gunakan kurva BB/U)
•  < -3 SD = gizi buruk
•  < -2 SD sampai -3 SD = gizi Klasifikasi Waterlow:
kurang •  < 70% = gizi buruk
•  -2 SD sampai +2 SD = gizi •  70-90% = gizi kurang
baik/cukup •  90-110% = gizi baik/cukup
•  > +2 SD sampai > +3 SD = •  110-120% = overweight
overweight
•  > 120% = obesitas
•  > +3 SD = obesitas 4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
NUTRITIONAL REQUIREMENTS
Kcal/hari = RDA Age RDA (Cal/kg )
(y.o.)
(kcal/kg) for height
age* x Ideal weight 0-1 100-120
1-3 100
(kg)**
4-6 90
7-9 80
* Age at which actual height 10-12 M : 60-70
is at the 50th %-ile F : 50-60
** Ideal weight for actual 12-18 M : 50-60
height F : 40-50

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


ROUTES OF DELIVERY
1st: oral

2nd: enteral
•  Jangka pendek: pipa
nasogastrik, nasoduodenal,
nasojejunal
•  Jangka panjang: gastrotomi,
jejunostomi

3rd: parenteral
•  Jangka pendek (< 14 hari): akses
perifer
•  PPN (Par*al Parenteral Support)
•  Jangka panjang: akses sentral •  TPN (Total Parenteral Support)
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
DIETARY REGIMEN/FORMULA
•  Dipengaruhi oleh: KEADAAN PASIEN dan STATUS
GIZI

•  ASI
•  Infant Formula
•  MP-ASI

•  Pada bayi < 1 thn: UHT *dak boleh karena


osmolaritasnya *nggi à susu formula telah
diformulasikan shg osmolaritasnya lbh rendah

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Pen*ng! Untuk Ibu : release oxytocin à membuat
karena kontraksi uterus à mencegah perdarahan
bermanfaat post partum

Lakukan
selama
Untuk Bayi : mendapatkan colostrum à baik
15-30 menit untuk kekebalan tubuh bayi

Skin-to-skin
lakukan S*mulus ke hipofisis ibu à release oxytocin
sampai 1 & prolac*n : membantu menghasilkan dan
jam mengeluarkan ASI untuk selanjutnya
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
ASI
•  Eksklusif s/d usia 6 bulan
•  Air pu*h pun tdk boleh diberikan, pada fase
ASI ekslusif

•  Successful breaspeeding:
ü Positioning
ü Latch-on
ü Controlling sufficiency of breast
feeding
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Kandungan ASI
•  lemak, karbohidrat, protein, nutrien mikro,
dan an*bodi

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Tanda Kecukupan ASI
•  Peningkatan BB
•  BB *dak boleh turun >10% dalam 14 hari
pertama
•  BAK >6-8x/hari
•  BAB >4-6x/hari
•  Bayi terlihat puas setelah menyusu dan *dur
nyenyak
•  Payudara terasa kosong
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Assessment of sufficient breast
feeding
Weight pattern - consistent weight gain.
trimester 1 : 25-30 g/d = 200 g/w =
ü 

750-900 g /mo
trimester 2 : 20 g/d = 150 g/w =
ü 

600 g/mo
trimester 3 : 15 g/d = 100 g/w =
ü 

400 g/mo
trimester 4 : 10 g/d = 50-75 g/w =
ü 

200-300 g/mo
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
ASI Perah
•  Diperah sambil menyusui bayi (1 payudara
diperah sambil 1 payudara dihisap oleh bayi)
•  Setelah diperah, payudara tsb dihisap oleh
bayi untuk menghabiskan sisa ASI di payudara
tsb à supaya *dak ada feedback nega*f ke
hipofisis ibu bahwa ASInya kebanyakan
(bersisa) nan* produksi ASInya jadi menurun.
•  Disimpan di kulkas dengan suhu 19-22°C
•  Dicairkan di kulkas pintu bawah
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Keadaan Khusus
Intoleransi Laktosa
•  Gan* ke susu bebas galaktosa
MSUD (maple syrup urine disease)
•  Gabisa mengolah protein rantai cabang
•  Gan* ke susu khusus MSUD (bebas leucine, isoleucine, dan
valine)
Phenylketounria
•  Gan* ke susu bebas phenylalanine
Bayi dengan ASI + tambahan nutrisi lainnya (dlm kurun periode
tertentu)
•  BB lahir < 1500 gram, pre-term (< 32 minggu), hipoglikemia,
asfiksia 4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Keadaan Khusus
•  Ibu HIV
à Jika blm dioba*n ibunya: kontraindikasi
menyusui à replacement feeding: AFASS
(acceptable, feasible, affordable, sustainable,
safe)
à Jika sdh dioba*: boleh menyusui + profilaksis
utk bayi

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Infant Formula
= atrificial subs*tute for human breast milk,
intended for infant consump*on.

3 forms Ready to feed : most expensive,
of does not require water.
infant
formula Concentrate : requires mixing
with water in equal parts.

Powder : requires mixing with


water.
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
How to Prepare Formula for bottle-Feeding at Home
(FAO & WHO 2006)

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


How to Prepare
Formula for bottle-
Feeding at Home
(FAO & WHO 2006)

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


MP ASI
Mulai dengan makanan lunak, naikkan tekstur secara bertahap
•  Tekstur: bubur halus, lembut, cukup kental, dilanjutkan bertahap jadi
lebih kasar
6 – 8 bulan •  Volume: 2-3 sdm/kali di*ngkatkan bertahap s/d ½ mangkok (125 ml)
•  Frekuensi: 2-3 kali/hari, ASI dpt vp diberikan sbg selingan 1-2 kali
•  ASI : MPASI = 70% : 30%

•  Tekstur: makanan dicincang halus/saring kasar, finger food


9 – 11 •  Volume: ½ mangkok (125 ml)
bulan •  Frekuensi: 3-4 kali/hari, ASI vp dilanjutkan sbg selingan 1-2 kali
•  ASI : MPASI = 50% : 50%

•  Tekstur: makanan keluarga, boleh dicincang/saring kasar


12 – 23 •  Volume: ¾ - 1 mangkok (175 – 250 ml)
bulan •  Frekuensi: 3-4 kali/hari, , ASI vp dilanjutkan sbg selingan 1-2 kali
•  ASI : MPASI = 30% : 70%
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Responsive Feeding

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Basic Feeding rules
Jadwal makan
•  Teratur
•  3x makan utama, 2x makan selingan
•  Jarak antar makan besar = 2-3 jam
•  Susu 2-3x/hari
•  Waktu makan < 30 menit

Lingkungan
•  Tidak boleh sambil nonton tv/main gadget
•  Tidak sebagai hadiah

Prosedur makan
•  Sedikit-sedikit, mulai dari yang padat ke cair
•  Hanya boleh konsumsi air pu*h selama makan
•  Biasakan anak makan sendiri
•  Jika setelah 10-15 menit anak *dak mau makan à stop!
•  Jangan memaksa anak jika *dak mau makan
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Tujuan akhir praktek pemberian makan
FEEDING PRACTICE
(periode 3) >1 YR CHILD

Susu

Susu

(Susu)
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Pemberian vitamin
•  Diberikan jika perlu: saat terjadi defisiensi

Prinsip pemberian vitamin pada anak:


•  Makan makanan yang mengandung zat gizi
•  For*fikasi (ada tambahan pada produk
makanan)
•  Suplementasi (jika ada defisiensi)

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


MONITORING
•  Food acceptability, tolerance, efficacy
•  Parameter
–  Acceptability : like or dislike
–  Tolerance : look for adverse food reactions
–  Efficacy : growth monitoring

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


FEEDING PROBLEMS

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Tatalaksana Small Eater

Orang tua
•  Konsultasi vg asupan diet & feeding prac*ce
•  Tawarkan makanan utama dan camilan lebih sering
•  Berikan makanan *nggi kalori à dgn makanan
for*fikasi

Dokter
•  Oral nutri*on suplement
•  Nutrisi NGT atau parenteral?
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Tatalaksana Picky Eater
•  Penyajian makanan: dalam porsi kecil,
berbagai jenis makanan, di meja pada jarak
yang terjangkau oleh anak tanpa menawarkan
ke anak
•  Kenalkan makanan baru sebanyak 10-15 kali
•  Campur sedikit makanan baru dengan
makanan yang sudah disukai anak
•  Suasana makan yang menyenangkan
•  Tetap netral dan tenang
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
GIZI LEBIH DAN OBESITAS

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Overweight VS Obesitas

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Algoritma
Anak
Risiko Gizi
Lebih dan
Obesitas

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Interpretasi Kurva IMT
WHO CDC
•  < -3 SD = gizi buruk •  < P5 = gizi kurang
•  < -2 SD sampai -3 SD =
•  P5 - < P85 = gizi baik
gizi kurang
•  -2 SD sampai 0 = gizi •  P85 – P94 = gizi lebih
baik/cukup •  P95 atau lebih =
•  > +1 SD sampai +2 SD = obesitas
risiko gizi lebih
•  > +2 SD sampai +3 SD =
gizi lebih
•  > +3 SD = obesitas
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Role of Primary Health Service
¨  Treatment
- Dietary management
- Increase physical activity
- Change eating behavior
q  Prevention
-  Routine documentation of BMI
-  Endorsement Healthy eating & healthy life

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


DIET
SEIMBANG
•  Penurunan porsi
makan bertahap
dari porsi awal
pasien
•  Target: *dak hanya
menurunkan BB tp
juga
mempertahankan
BB sesuai TB pasien

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


GIZI KURANG DAN GIZI BURUK

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Marasmic Kwashiorkor

Marasmic-
Kwashiorkor
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
5 Kondisi Pasien Gizi Buruk

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


3 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Hipoglikemia (< 54 mg/dl)

Hipotermia (< 36°C)

Dehidrasi
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Hipoglikemia

•  Monitor kadar gula darah setelah 2 jam terapi (darah dari jari
atau tumit)
Umumnya akan stabil dalam 30 menit
GD rendah à ulangi pemberian dan lanjutkan pemberian
makan F75 *ap 2 jam hingga anak stabil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Hipotermia
•  Berikan makanan secara •  Cek suhu rektal @30
langsung menit hingga
•  Hangatkan anak mencapai suhu 36,5 C
•  Pakaikan pakaian •  Hindari paparan
tertutup; selimu* hingga langsung dengan
kepala; tempatkan dekat udara
penghangat; kangoroo •  Jaga agar anak tetap
mother care kering
•  An*bio*k spektrum luas

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Dehidrasi
•  ReSoMal 5 mL/kgBB se*ap 30 menit selama 2
jam via oral/NGT

•  ReSoMal 5-10 mL/kgBB/jam selama 4-10 jam


bergantung dengan banyaknya cairan yang hilang
(diare atau muntah)

*ReSoMal pilihan untuk dehidrasi pada gizi buruk


karena kadar Na yang rendah karena anak gizi
buruk sebenernya mengalami kelebihan Na
walopun kadar Na nya rendah
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
•  Kelebihan Na
•  Defisiensi K
•  Defisiensi Mg
à Cocok dikasih ReSoMal

Koreksi defisiensi K dan Mg minimal butuh


waktu 2minggu:
Ekstra K : 3-4 mmol/kg/hari
Ekstra Mg : 0,4-0,6 mmol/kg/hari
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Jam Kondisi I Kondisi II Kondisi III Kondisi IV Kondisi V
Ke-
glukosa atau larutan gula pasir 10% 50 cc
A
S O2 2Lpm
A RLG 5% 1:1 20cc/kgBB
P D10% IV bolus 5cc/ D10% IV bolus 5cc/ D10% IV bolus 5cc/
kgBB kgBB kgBB
ReSoMal 5cc/kgBB
I RLG 5% 15cc/kgBB/ ReSoMal 5cc/kgBB/30 ReSoMal 5cc/ F-75 se*ap 30 F-75 se*ap 30 menit
jam menit kgBB/30 menit menit Se*ap dosisnya ¼
Se*ap dosisnya ¼ dari dosis per 2 jam
dari dosis per 2 jam (per NGT)
II RLG 5% 15cc/kgBB/ (per NGT)
jam
ReSoMal sesuai
kemampuan anak

RLG 5% 4cc/kgBB/jam
lalu transfusi PRC
10cc/kgBB/3jam /
rujuk (*dak membaik)
à membaik berikan
F-75 tanpa ReSoMal
12 ReSoMal 5-10cc/kgBB/ ReSoMal 5-10cc/ ReSoMal 5-10cc/ Idem (masih F-75 per 2 jam ± ASI
jam kali per 2 jam kgBB/kali per 2 jam kgBB/kali per 2 letargis)
F-75 per 2 jam ± ASI F-75 per 2 jam ± ASI jam
F-75 per 2 jam ± F-75 per 2 jam ±
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
ASI ASI
Composition of
How to make ReSoMal
ReSoMal
Component Concentration
(mmol/L)
Ingredient Amount
Glucose 125
WHO-ORS 1 pack for 1L or Sodium 45
5 sachet for Potassium 40
200ml
Chloride 70
Sugar 50 g
Citrate 7
Mineral-mix 40 ml
Magnesium 3
Water upto 2000 ml
Zinc 0.3
Copper 0.045
Osmolarity 300
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma,
Reza, Yaumil
How to Feed ?
•  Initial treatment : 1-2 hari atau s/d 7 hari
–  Energy: 80-100 kal/kg/day
–  Protein: 1-1,5 gram/kg/day
–  Fluid: 130 ml/kg/day or 100 ml/kg/day (with oedema)
•  Transition : 3-7 hari
–  Energy: 100-150 kal/kg/day
–  Protein: 2-3 gram/kg/day
–  Fluid: 150 ml/kg/day
•  Rehabilitation : 2-6 minggu
–  Energy: 150-220 kal/kg/day
–  Protein: 3-4 gram/kg/day
–  Fluid: 150-200 ml/kg/day
•  Follow-up : 7 – 36 minggu
–  Di minggu ke 1 dan 2
–  Di bulan ke 1 3 6 4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Constituent F-75 F-100

Energy 75 kcal 100 kcal


Protein 0.9 g 2.9 g
Lactose 1.3 g 4.2 g

Composition Potassium 3.6 mmol 5.9 mmol

of F-75 and Sodium 0.6 mmol 1.9 mmol

F-100 diets Magnesium 0.43 mmol 0.73 mmol

(per 100 ml)


Zinc 2.0 mg 2.3 mg
Copper 0.25 mg 0.25 mg
% energy from :
Protein 5% 12 %
Fat 32 % 53 %

Osmolarity 333 mmol 419 mmol


4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Cara Pembuatan Formula
(per 1000 ml)
Ingredient F-75 F-100 •  Campurkan gula dan
Dried skimmed 25 g 80 g minyak kelapa, aduk
milk
rata
Sugar 70 g 50 g
•  Masukkan susu
Cereal flour 35 g -- sedikit-sedikit, aduk
Vegetable oil 30 g 60 g hingga berbentuk gel
Mineral mix 20 ml 20 ml
•  Tambahkan air
Vitamin mix 140 mg 140 mg
hangat dan mineral
Water to make 1000 ml 1000 ml
mix sedikit-sedikit
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Cara Perhitungan Kenaikan BB

Asessing progress: 10-15 g/kg/hari


4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Kriteria untuk Boleh Pulang
•  Dulu: BB mencapai -1 SD ; Sekarang: kenaikan
BB 15% dari BB awal
•  Peningkatan nafsu makan
•  Infeksi teratasi
•  Ibu bisa merawat (menger* cara pemberian
makan)
•  Ada tenaga kesehatan yang bisa membantu
(serah terima ke puskesmas tempat *nggal)
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Petunjuk Pemberian F-75 (tanpa edema)

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Petunjuk Pemberian F-75 (edema berat)

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Petunjuk Pemberian F-100

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Older Children (> 5 thn)
•  Mixed diet (mulai dari yang cair ke
padat)
•  F-100 diberikan bersamaan dgn
pemberian mixed diet
Jika mixed diet diberikan 3x/hari maka
F-100 juga diberikan 3x/hari jd makan 6x/
hari
•  Di awal: berikan makanan setiap 6 jam, siang
dan malam
Jika catch up: berikan jd 5x/hari
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Adolescents
•  Biasanya berkaitan dgn suatu
penyakit, ada underlying disease-nya
sehingga yg ditatalaksana adalah gizi
buruk dan penyakitnya
•  Ada guideline tersendiri
•  Kebutuhan makanannya berbeda +
obat2an
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Kebutuhan harian pada fase inisial
untuk remaja yang gizi buruk

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Alur Pelayanan Anak Gizi Buruk

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Referensi
•  Slide kuliah hari 4
•  Tabel ringkasan 1
•  Buku Bagan penatalaksanaan anak gizi buruk
•  WHO - Management Of Severe Malnutri*on
•  Rekomendasi IDAI – Asuhan Nutrisi Pediatrik
(Pediatric Nutri*on Care)
•  Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit
metabolik + Slide Nutrisi milik Adrian Wiraguna
•  Buku PF Anak

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


PRAKTIKUM NUTRISI

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Kasus 1
•  Anak, perempuan •  Terapkan asuhan nutrisi
•  7,5 tahun pediatrik!
•  BB = 33 kg •  Bagaimana nutri*onal
•  PB = 125 cm management pasien
berdasarkan status
•  Suka jajan dan ngemil gizinya?
•  Sekolah TK antar
jemput dengan mobil
•  Suka main gadget

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #1
NUTRITIONAL ASSESSMENT

•  W/A =
•  L/A =
à height-age = tahun shg BB ideal = kg
•  W/L =

•  IMT =

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #2
NUTRITIONAL REQUIREMENTS

RDA =

ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #3


ROUTES OF DELIVERY

Masih bisa oral
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #4
DIETARY REGIMEN/FORMULA

ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #5


MONITORING

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Kasus 2
•  Bayi, laki-laki •  Terapkan asuhan nutrisi
•  15 bulan pediatrik!
•  BB = 6,5 kg •  Bagaimana nutri*onal
•  PB = 75 cm management pasien
berdasarkan status
•  Tampak sangat kurus gizinya?
•  Tidak edema

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #1
NUTRITIONAL ASSESSMENT

•  W/A = sangat kurus
•  L/A = normal
à height-age = 11 bulan shg BB ideal = 9,5 kg
•  W/L = gizi buruk

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #2
NUTRITIONAL REQUIREMENTS

RDA = 110 x 9,5 = 1045 kcal/hari
à Ini nan* gadipake, pake cara kebutuhan energi
per fase dan liat tabel

ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #3


ROUTES OF DELIVERY

Masih bisa oral
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #4
DIETARY REGIMEN/FORMULA

F75 dan F100
à Jumlah pemberiannya liat tabel per sekali
makan dan cara pemberiannya sesuai alur
keadaan anak

ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK #5


MONITORING

Kenaikan BB: 10-15 gram/kgBB/hari
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
How to Feed
•  Fase inisial Protein: 13 – 19,5 gram
Energi: 520 – 650 kcal Cairan: 975 ml
Protein: 6,5 – 9,75 gram
Cairan: 845 ml •  Rehabilita*on
Energi: 975 – 1430 kcal
•  Transi*on Protein: 19,5 – 28 gram
Energi: 650 – 975 kcal Cairan: 975 – 1300 ml

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Perhitungan Formula
F75 F100
•  Fase inisial •  Fase transisi
Energi: 520 – 650 kcal Energi: 650 – 975 kcal
•  Fase rehabilitasi
Dgn F75 = 75 kcal per 100 ml Energi: 975 – 1430 kcal

Maka butuh F75 sebanyak Dgn F100 = 100 kcal per 100
(ml): ml
(520/0,75) – (650/0,75) =
693 – 866 ml Maka butuh F75 sebanyak
(ml):
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
GIZI BURUK??
#1 : Atasi HIPOGLIKEMIA, HIPOTERMIA, DEHIDRASI

•  HIPOGLIKEMIA
50 ml D10% atau larutan gula pasir 10% (1 cth + 50 ml air)

•  HIPOTERMIA
Cegah hipotermia: pakaikan selimut, gunakan topi, skin-
to-skin contact

•  DEHIDRASI
Tidak dehidrasi
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
GIZI BURUK??
#1 : Atasi HIPOGLIKEMIA, HIPOTERMIA, DEHIDRASI

•  HIPOGLIKEMIA
50 ml D10% atau larutan gula pasir 10% (1 cth + 50 ml air)

•  HIPOTERMIA
Cegah hipotermia: pakaikan selimut, gunakan topi, skin-to-skin contact

•  DEHIDRASI
Jika ada: ReSoMal 5 ml/kgBB se*ap 30 menit selama 2 jam à
lanjutkan 5-10 ml/kgBB se*ap jam selama 4-10 jam (selang-seling
dengan F-75)

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Jangan Lupa!
•  Monitoring kenaikan BB anak & toleransinya!

•  Follow up! (setelah pulang ke rumah)


Minggu 1 dan 2
Bulan ke 1, 3, dan 6

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil


Kasus 3
•  Bayi, perempuan •  Terapkan asuhan nutrisi
•  18 bulan pediatrik!
•  BB = 11 kg •  Bagaimana nutri*onal
•  PB = 85 cm management pasien
berdasarkan status
gizinya?
•  Lahir cukup bulan, bb
lahir 2700 gram panjang
lahir 43 cm

4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil

Anda mungkin juga menyukai