Pilar
PGD – Imunisasi – Nutrisi – Tumbuh Kembang
Anisa Dwi Fathinasari, Irma Annisa P, Reza Damayanti, Yaumil Qorisa
INI ADALAH
Rangkuman yang dibuat oleh coass modul kesehatan anak dan remaja
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Silakan mendalami ilmunya
dari sumber lain; buku, konsensus, jurnal, PPM, PPK, slide, dll.
SEMANGAT!
1
TUMBUH KEMBANG
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
Tumbuh Kembang!
Pertumbuhan
Pertumbuhan à perubahan kuantitatif, bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi
pada tingkat sel, organ, maupun individu. Dapat dinyatakan dengan satuan,
seperti cm, meter, umur tulang.
Bahas tentang pertumbuhan itu penting karena Indonesia, sebagai warga dunia,
telah sama sama berkomitmen akan mewujudkan FDG nomor 2: zero hunger.
Yang terkait dengan pertumbuhan anak adalah mengenai pemberantasan
malnutrisi, penurunan angka balita pendek dan gizi buruk. Indonesia ke 5
terbanyak anak pendek di dunia.
Pertumbuhan itu multifaktorial, tergantung dari nutrisi, lingkungan, hormon,
genetik, dan well being. Meskipun begitu, biasanya pertumbuhan pada anak itu
berpola dan bisa diprediksi. Kalau ada penyimpangan, bisa jadi itu merupakan
manifestasi awal suatu penyakit. Penyebabnya bisa penyakit endokrin ataupun
non endokrin. Makanyaa penting banget buat mantau pertumbuhan anak.
Pengukuran Pertumbuhan
1. Tinggi / Panjang Badan
Panjang badan biasanya usia di bawah 2 tahun. Kalau tinggi badan tegak
untuk yang lebih tua. Pengukuran panjang badan: pake papan alas yang
diapit sama 2 papan lain yang tegak lurus di bagian kepala dan kaki.
Bagian kepalanya fixed, dan bagian kakinya bisa digerakkan. Kepala bayi
diposisikan sesuai bidang Frankfurt. Jadi bidang Frankfurt ini setelah gue
googling adalah posisi kepala anatomis, yaitu terdapatnya garis lurus dari
margin inferior orbita sampai margin superior lubang telinga. Garis ini
tegak lurus sama aksis tubuh.
Anak yang lebih besar diukur tingginya menggunakan stadiometer
Harpenden. Anak harus tegak, dan kepada dalam posisi Frankfurt.
Dalam menilai tinggi badan, harus dilihat juga tinggi badan kedua orang
tua anak tersebut. Tidak semua pendek itu patologis! Jadi kita harus
hitung dulu potential genetic height nya.
Laki-laki = ½ x (Tb ayah + Tb ibu + 13) ± 8,5 cm
Perempuan = ½ x (Tb ayah + Tb ibu - 13) ± 8,5 cm
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
Tinggi juga dipengaruhi oleh pubertas. Jadi, kalau ada pasien dtg, belum
puber, dan mengeluh ga tinggi-tinggi, bisa jadi memang belum waktunya
untuk tinggi. Hal ini dinamakan constitutional delay growth and puberty.
2. Berat Badan
Berat badan untuk usia <5 tahun diplot ke grafik WHO, dan > 5 tahun
diplot ke CDC.
3. Lingkar Kepala
Diplot ke nellhaus yaa
Semua plot mem plot ini menggunakan usia koreksi (untuk bayi yang kurang
bulan <37 minggu). Rumus usia koreksi = 40 minggu – usia kehamilan
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 3
Perkembangan
Perkembangan à kualitatif dan kuantitatif. Bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan atau maturitas.
Berkembang à Hebat à FISIK dan PSIKOSOSIAL
- Fisik: sehat, kuat, gesit
- Psikososial: cerdas, ceria, kreatif, komunikatif, berperilaku baik
Ada High Risk Baby yang kemungkinan terkena gangguan tumbuh kembang.
Penyebabnya ada 3:
1. Risiko Biologis: multiparitas, ensefalopati, meningitis, birth defect, dll
2. Intervensi: resusitasi, steroid, ventilasi, oksigen, dll
3. Sosial/lingkungan: low maternal education, ibu terlalu muda, drug,
alkohol, rokok, ekonomi rendah
Peran dokter:
Identifikasi High Risk Baby ini
Pubertas Prekoks
Sex steroid meningkat:
1. estrogen:
a. maturasi tulang dan fusi lempeng epifisis cepat à sebagai anak tinggi, tp
sebagai dewasa pendek
b. uterus, kelenjar payudara
2. testosteron
a. genital
b. hirsutism, acne, male habitus
3. general
a. sexual behavior
b. agresif
Klasifikasi GDPP dan GIPP
Klasifikasi GnRH dependent (GDPP) GnRH independent (GIPP)
Definisi - masalah di sentral - masalah di perifer
- reaktivasi aksis HPG yang - sekresi sex steroid otonom à
prematur à peningkatan supresi aksis HPG, tp tetep banyak
gonadotropin à peningkatan sex steroid nya karena dia otonom
sex steroid - biasanya patologis
- biasanya idiopatik
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
1
Etiologi - idiopathic Cowo
- CNS Isosexual
o tumor • adrenal: tumor, CAH
o non-tumor: post • testis : cell Leydig tumor, familial
infection, radiation, testotoxicosis
trauma, congenital • gonadotropin-secreting tumor:
- iatrogenic non CNS: hepatoma, germinoma,
- Delayed diagnosis of GIPP teratoma
CNS: germinoma, adenoma (LH
secreting)
Heterosexual
Increased peripheral
aromatization
Cewe
Isosexual
McCune Albright:
Trias: pubertas
prekoks/hiperaktivitas
endokrin, fibrodisplasia,
café au lait
Severe hypothyroid
Heterosexual
adrenal: tumor, CAH
tumor ovarium:
arrhenoblastoma
Manifestasi - Isoseksual - Isoseksual atau heteroseksual
Klinis - Urutan pubertas normal - karakteristik pubertas tidak
- Hormon: gonadotropin dan sejalan dengan tanda lain. Contoh:
sex steroid meningkat testis kecil karena sumber
testosteronnya ga dari testis
- Hormon: gonadotropin rendah
atau normal, sex steroid meingkat
Klasifikasi lain
1. Benign Premature Thelarche
- Adanya unilateral atau bilateral breast pada usia 6 bulan sampai 3 tahun
- Tidak ada tanda pubertas lain atau bukti peningkatan kadar estrogen
(penebalan sekresi vagina atau akselerasi bone age)
- Harus mengekslusi adanya konsumsi atau penggunaan material berbahan
estrogen
- Laju pertumbuhan dan usia tulang normal
- Kadar gonadotropin dan estradiol normal
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
2
hipergonadotropik hipogonadism
- defek di gonad
- etiologi:
- kromosomal:
Dysgenesis gonad
¡ Sindrom Turner
¡ Pure gonadal dysgenesis
Sindrom Klinefelter
Androgen Insensitivity Syndrome *
- non kromosomal:
kongenital
¡ gangguan biosintesis steroid adrenal
(P450c17,P450scc,3bHSD) dan gonad (17-KS, P450
aromatase)
¡ anorchia, ovary resistant syndrome, LH resistance
didapat
¡ radiasi, chemotherapy, proses autoimun
hipogonadotropik hipogonadism
- defek di hipofisis atau hipotalamus
- etiologi:
- Constitutional delay à keluarga juga delay
- Kelainan Susunan Syaraf Pusat
Tumor (craniopharyngioma, germinoma, optic glioma, histiocytosis X)
Struktural (mid line defect)
Sindrom Kallmann
hipopituitarism idiopathic
pasca tindakan (radiasi, khemoterapi inflamasi, infiltrasi - hemosiderosis)
- Penyakit kronis
endokrin, malnutrisi/anorexia nervosa, kelainan sistemik
- Aktivitas fisik berlebihan
- Sindrom-sindrom
Prader-Willi; Laurence-Moon-Biedl
Workup:
Anamnesis
- Riwayat perkembangan pubertas di dalam keluarga
- Data pertumbuhan & perkembangan
- Riwayat penyakit/pengobatan dahulu
- Fungsi penciuman
PF
- Pemeriksaan fisik secara umum
- Pemeriksaan neurologis (funduskopi) d
- Antropometri (TB, BB, rasio segmen atas dan bawah, rentang lengan)
- Status pubertas
- Stigmata suatu sindrom (pendek, obese, retardasi mental, webbed neck dll)
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
5
Penunjang
- Pencitraan:
usia tulang, CT scan/MRI kepala & USG genitalia interna (atas indikasi),
- Hormonal (basal/ uji GnRH)
LH,FSH,Prolactin, Estrogen atau testosterone
- Dan lain-lain
analisis kromosom (atas indikasi)
uji fungsi penciuman
2
IMUNISASI
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
• Tipe vaksin (imunisasi aktif)
1. Vaksin hidup (live vaccine) : dilemahkan (Measles, Mumps, Rubella, Varisela, BCG, polio)
2. Vaksin mati (killed/inactivated : pieces (sugars or proteins) of the germ wall (Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio)
3. Vaksin yang sudah di konjugasi (conjugated vaccines) : germ sugar attached to a protein to enchance immune response (HiB, PCV)
• Pemantauan suhu
o VVM (vaccine vial monitor) : alat untuk memantau paparan suhu panas
o Pemantauan warna dan kejernihan vaksin
§ Vaksin polio harus berwarna oranye. Bila warnanya pucat atau kemerahan berarti pH telah berubah sehingga tidak stabil lagi
§ Vaksin toksoid, rekombinan, polisakarida: warna putih dan sedikit berkabut (kalau menggumpal atau ada endapan: pernah beku, tidak boleh digunakan à uji kocok
tunggu setelah 60 menit)
§ Rantai vaksin dan penggunaannya
o Membawa vaksin dengan kotak dingin atau vaccine carrier
o Bawa vaksin sesuai kebutuhan, termos tidak terkena sinar matahari, vaksin di atas busa (tidak boleh terendam air)
o Sisa vaksin yang belum dibuka diberikan tanda khusus dan digunakan untuk pelayanan berikutnya (VVM kondisi A dan B)
o Sisa vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 4
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 5
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 6
Program Imunisasi PPI (diwajibkan)
VAKSIN JENIS JADWAL ALASAN DOSIS CARA SIMPANAN EFEKTIVITAS KONTRAINDIKASI KIPI KETERANGAN
JADWAL
Hepatitis Vaksin inactivated Lahir (12 jam Hepatitis B Reaksi lokal -Bayi yang lahir
B setelah lahir, merupakan ringan dan dari ibu HBsAg
Vaksin rekombinan didahului penyakit bersifat (antigen
vitamin K 30 endemis sementara, permukaan hep B
menit sehingga demam ringan 1- virus) positif
sebelumnya imunisasi 2 hari harus diberikan
hepatitis B vaksin HB (untuk
berguna imunitas seluler
untuk jangka panjang)
mencegah dan HBIg (untuk
transmisi fase akut) pada
Tidak ada
Monovalen: vertikal. ekstremitas
kontraindikasi absolut
0,1,6 Kalau bayi IM dalam berbeda.
kena HepB 0,5 mL (900 paha 2-80 C 90-95%
Kombinasi: langsung, kanan) -Bayi prematur
-Pentabio risiko tinggi boleh dikasih
terdiri dari terkena vaksin HepB jika
DTwP- HB- sirosis hati BB ≥ 2 kg/2
Hib (2,3,4) bulan
-DTPw
(2,3,4) -Penyakit
-DTPa (2,4,6) hepatitis B
menyebar
melalui kontak
dengan cairan
tubuh penderita,
seperti darah dan
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 7
cairan seks
-Apabila
terinfeksi di usia
muda, hal
tersebut
merupakan risiko
tinggi untuk
menjadi penyakit
hati kronik,
seperti hepatitis
kronik, gagal
hati, kanker hati,
dan kematian
Polio OPV (virus hidup yang 0,2,3,4 OPV OPV: Demam ≥ 38,50 Pusing, diare -Apabila lahir di
dilemahkan) à strain dengan diberikan C/sakit akut, ringan, nyeri ototrumah segera
1,3 booster pada sebelum muntah/diare hebat, berikan OPV-0.
18 dan 60 pulang untuk infeksi/risiko tinggi Resipien: VAPP Apabila lahir di
IPV (antigen virus) à bulan mencegah OPV HIV, imunodefisiensi, (vaccine sarana kesehatan,
strain 1,2,3 à strain 3 transmisi di (-15oC) – (- keganasan RES atau associated polio OPV-0 diberikan
merupakan strain yang IPV minimal RS dan OPV à 25oC) kontak, imunosupresan paralytic)/lumpuh saat bayi
OPV à Setelah dibuka
dapat menyebabkan 6-8 minggu sebagai 0,1mL (2 (kortikosteroid, radiasi layu akut dipulangkan.
peroral pada suhu 2-
paralisis tindakan tetes) o umum/kontak), bumil Orang sekitar: Selanjutnya,
8 Cà OPV > IPV
Usia 4 bulan preventif jika 4 bulan pertama, VDPV (vaccine untuk polio-1,
IPV à potensi 7 hari
(Polio-3) perawatan IPV à kecuali alasan derived polio polio-2, polio-3,
IM/subkutan
berikan feses bayi 0,5mL mendesak (pergi ke virus) à mutasi dan polio-
OPV+IPV tidak baik IPV daerah endemis), gen virus booster,
sekaligus (transmisi 2-8oC kombinasi vaksin diberikan OPV
lewat fecal tifoid oral atau IPV.
oral)
IPV: Reaksi -Paling sedikit
anafilaksis terhadap harus mendapat
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 8
neomisin, satu dosis vaksin
streptomisin, IPV bersamaan
polimiksin B dengan
pemberian OPV-
3
-Virus polio
dapat
menyebabkan
meningitis,
gastroenteritis
dan polio
paralitik
-Tanda vaksin
polio boleh
dipakai: VVM
kotak kecil lebih
terang dari
lingkaran besar,
pH 6,8-7,2
(warna vaksin
dari orange
hingga sedikit
agak pink; kalau
sudah pink
artinya pH sudah
basa, sedangkan
kuning artinya
pH vaksin asam
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 9
BCG Vaksin hidup 0-2 bulan, Uji tuberculin > 5 mm, Ulkus lokal -Proteksi dimulai
(Bacillus (dilemahkan/attenuated diberikan 1x. (-15oC) – (- imunokompromais, superfisial dari minggu ke
Calmette- dari M. bovis yang 25oC) HIV (serologi PCR), (terjadi dalam 2-3 8-12 setelah
Guerin) dibiak) -diberikan Vaksin yang pakai kortikosteroid, minggu), parut vaksinasi
sebelum usia sudah obat imunosupresif, yang retraksi,
3 bulan (usia diencerkan th/radiasi, keganasan limfadenitis, --Sediaan vaksin
optimal 2 harus sumsum tulang/limfe, BCG-itis, eritema BCG itu yang
bulan), jika ≥ dibuang gizi buruk, demam nodosum, iritis, ada 2: vial yang
3 bulan, perlu dalam 3 jam tinggi, infeksi kulit lupus vulgaris, harus pakai
dilakukan tes (di suhu 2- luas, pernah sakit TB, osteomielitis gergaji kecil
tuberculin. 8oC). Tidak kehamilan (botol coklat) dan
boleh beku vial bening
-jika hasil tes dan terkena -0-80% seperti lidokain)
tuberculin <1 tahun Intrakutan sinar dapat mecegah
positif, tata 0,05 mL (10-150) di matahari TB milier dan
laksana insersio meningitis TB
dengan >1 tahun 0,1 deltoid
protokol TB mL kanan -Efikasi 425
(WHO 50-78%)
Notes:
Kemenkes
menyarankan
pemberian
pada usia 1
bulan karena
Indonesia
merupakan
daerah
endemis
dengan
pajanan yang
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
0
tinggi
DTP Toksoid difteri 2,3,4 (atau Pemberian di Difteri à DTP -Riwayat anafilaksis -Reaksi lokal, -Untuk
(Difteri Toksoid tetanus 2,4,6) atas 7 tahun 3x memberikan (dengan vaksin yang kemerahan, menghindari
Tetanus Vaksin pertusis à akan efek protektif sama) bengkak, dan bahaya dari
Pertusis) whole cell atau aseluler -dimulai menghasilkan pada 68-81% nyeri pada lokasi anafilaksis,
(kileed bacteria) paling cepat KIPI pertusis anak -Enselopati pasca injeksi à ½ setelah
dari usia 6 parah vaksin pertusis pasien pemberian
minggu (ada sehingga Pertusis à DTP sebelumnya vaksin, anak
penelitiannya) diberikan 3x memberikan -Demam ringan, jangan langsung
Td/Tdap efek pada 70- -Precaution: jika dapat sampai pulang. Tunggu
-DTPa 2,4,6 yang 80% anak sesudah vaksinasi hiperpireksia dulu 30-45 menit
bulan memiliki pertama riwayat
KIPI lebih Tetanus à hiperpireksia, kondisi -Gelisah dan -Dapat diberikan
-Booster: 18 ringan pemberian 3x hipotonik responsive menangis terus vaksin DTPw
2-80 C
dan 60 bulan dapat dalam 48 jam, anak atau DTPa atau
Sisa vaksin
(DTP); 10 memberikan terus menangis selama -Kejang pasca kombinasi
dapat
dan 18 tahun 0,5 mL IM proteksi 65-80% 3 jam, dan kejang vaksinasi dengan vaksin
bertahan
(Td) dalam 3 hari mengikuti lain.
selama 4
kejadian demam
minggu
-di atas 7 -Bakteri
tahun Td atau -Ensefalopati penyebab difteri
Tdap akut adalah
Corynebacterium
-DTP 6 = -Reaksi diphteriae. Dapat
Td/Tdap usia anafilaksis menyebabkan
10-12 tahun severe throat
dan booster -KIPI pada infection
Td setiap 10 vaksin sehingga
tahun obstruksi jalan
-DTwP lebih napas. Dapat
besar dari DTap juga
menyebabkan
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
1
miokarditis
-Bakteri
penyebab tetanus
adalah
klostridium tetani
yang muncul di
deep wounds.
Bakteri
mempunyai
toksin yang
berefek pada
saraf,
menyebabkan
trismus/lockjaw
dan spasma otot
parah. Ada mulut
mencucu
-Kejang pada
tetanus anaknya
masih sadar
karena toksin
tetanus kerjanya
di perifer,
sedangkan
kejang
meningitis atau
ensefalitis
sifatnya sentral
sehingga
anaknya tidak
sadar
-Pertusis
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
2
disebabkan oleh
bordatella
pertusis
(whooping
cough).
Komplikasi dapat
menyebabkan
pneumonia dan
ensefalitis
Campak Virus hidup yang 9 bulan, Imunisasi (-15oC) – (- Demam tinggi, sedang -Demam >39,50 Virus campak
dilemahkan booster 18 campak 0,5 mL 25oC) dalam pengobatan C (5-6 hari pasca (measles)
Setelah dibuka
bulan kecuali diberikan 9 pada suhu 2-
imunosupresi, hamil, imunisasi) menyebabkan
sudah bulan karena (setiap 0,5 o
8 C, sisa riwayat alergi, sedang selama 2 hari à demam tinggi,
mendapatkan antibodi mL vaksin dapat memperoleh bisa kejang mata merah,
MMR campak yang mengandung bertahan immunoglobulin atau demam ruam di kulit.
Subkutan
didapatkan -1000 u selama 8 jam bahan2 yang berasal Komplikasinya
(450)) di 50-71,7%
dari ibu virus strain (di slide dari darah -Ruam (5%) à adalah
deltoid
Virus mati 6 bulan masih tinggi CAM 70) dokter hari ke 7-10 pneumonia,
sampai usia -100 mcg hartono 6 pasca imunisasi ensefalitis, dan
<9 bulan kanamisin, jam) selama 2-4 hari diare kronik
30 mg
eritromisin -Ensefalitis/
ensefalopati
*Notes:
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
4
HiB -Polisakarida PRP PRP Tidak spesifik, reaksi Guillain-Barre -Sudah tidak ada
(Haemophilus 2,3,4 dan 15-18 anafilaksis terhadap syndrome (GBS), vaksin
influenza tipe -Konjugasi PRP-OMP bulan (booster) vaksin, reaksi mielitis transversa, tunggalnya
B) anafilaksis terhadap trombositopenia,
-Konjugasi PRP-T PRP-OMP konstiten vaksin, reaksi anafilaksis, -Infeksi bakteri:
2,3, dan 6 bulan, sakit sedang atau kematian karena menyebabkan
Notes: diulang pada berat dengan atau SIDS infeksi telinga
PRP=polyribosyribitol umur 18 bulan tanpa demam dan sinus,
phosphate selulitis,
PRP-T pneumonia,
0,5 mL IM/subkutan 2-8oC Konjugasi >>
2 dan 4 bulan, infeksi sendi dan
diulang pada tulang, epiglottis
umur 18 bulan
-Sebelum adanya
*Kalo di slide vaksin, infeksi ini
dokter hartono, merupakan
jadwalnya 2,4,6 penyebab utama
dan booster 12- meningitis
15 bulan bacterial pada a-
nak2 (brain
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
5
damage,
deafness, death)
PPV
>2 tahun
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
6
Rotavirus Monovalen Monovalen: Monovalen
(satu-satunya Strain G1 diberikan 2 kali, 2,4 bulan (usia
vaksin yang dosis pertama maksimal 24
ounya usia Pentavalen diberikan pada minggu)
maksimal) G1, G2, G3, G4, dan usia 6-14
G9 minggu (dosis Pentavalen
pertama tidak 2,4,6 bulan (usia
diberikan pada maksimal 32
usia ≥ 15 minggu)
minggu), dosis
ke-2 diberikan
dengan interval
minimal 4
minggu. Batas
akhir pemberian
pada usia 24
minggu.
Oral tetes
(inget aja bulan
2,4)
Pentavalen:
diberikan 3 kali.
Dosis pertama
diberikan usia 6-
14 minggu (tidak
diberikan pada
usia ≥ 15
minggu), dosis
kedua dan ketiga
diberikan
dengan interval
4-10 minggu.
Batas akhir
pemberian pada
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
7
usia 32 minggu.
Influenza Vaksin inactivated (3 >6 bulan < 3 tahun 70-90% Reaksi anafilaksis Reaksi lokal à
strain inactivated flu (diulang 1x à 0,25 pada pemberian nyeri, eritema,
virus) à split virion setiap tahun) mL vaksin sebelumnya indurasi di tempat
(termasuk yang alergi suntikan.
Strain 2010 >3 tahun dengan protein telur),
(1) Untuk imunisasi à 0,5 demam akut sedang Gejala sistemik
A/California/7/2009 pertama kali mL dan berat, ibu hamil tidak spesifik
NYMC X-179A)H3N2 (primary dan menyusui (demam, mialgia,
(2) immunization) IM 2-8oC lemas)
A/Wisconsin/15/2009 pada anak usia
NYMC X-183 kurang dari 9 Reaksi segera
tahun diberi dua (immediate
(3) kali dengan hypersensitivity)
B/Brisbane/60/2008 interval minimal seperti asma,
4 minggu. hives, angiodem,
syok anafilaktik)
à jarang
MMR Virus hidup yang 15 bulan IM/subkutan 2-8oC Keganasan atau -Malaise, demam, -Rumor
0,5 mL >95%
dilemahkan (interval 6 bulan dalam Terlindung gangguan imunitas, ruam 1 minggu Wakefield pada
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
8
setelah campak); dari sinar alergi berat terhadap pasca imunisasi tahun 1998
dibooster saat matahari, gelatin atau neomisin, -Kejang demam membuat
usia 5 tahun harus demam akut, setelah 6-11 hari penelitian yang
digunakan mendapat vaksin -Ensefalitis hasilnya
-Apabila pada dalam 1 jam hidup lain dalam 4 -Parotitis setelah menunjukkan
usia 12 setelah minggu, kehamilan, minggu ketiga bahwa vaksin
bulanbelum dicampur pemberian - MMR dapat
mendapatkan pelarut immunoglobulin atau Meningoensefalitis menyebabkan
vaksin campak, transfusi darah dalam ec gondongan autisme pada
3 bulan, defisiensi -Trombositopenia anak. Hasil
imun bawaan dan tersebut
maka dapat didapat (HIV) disangkal oleh
diberikan penelitian-
vaksinMMR/MR penelitian
lainnya. Di
kemudian hari
juga diketahui
bahwa data yang
digunakan dalam
penelitian
Wakefield adalah
data palsu.
-Mumps
merupakan
penyakit akibat
virus yang
dikarakteristikkan
dengan demam
dan
pembengkakan
pada kelenjar
saliva (dapat ada
orchitis namun
tidak sampai
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
9
membuat steril)
-Rubella (german
measles): viral,
low grade fever,
joint pain,
swollen gland,
rash.
Congenital
rubella
syndrome: mental
retardation,
cataracts, heart
deformities
Tifoid S.typhi yang Oral Diulang Oral Oral Oral Oral 67-82% Alergi terhadap Oral Di negara-negara
dilemahkan (Ty-21a) ≥ 6 tahun. setiap 3 3 kapsul Parenteral 2-8oC Parenteral 51- bahan2 vaksin, Reaksi samping endemis tifoid
à oral Diulang tiap 3 tahun à hari à 76% demam, penyakit << daripada seperti India dan
tahun. karena 1,3,5 IM/subkutan Parenteral akut, penyakit kronik parenteral Paksitan, vaksin
Polisakarida à Risiko tinggi durasi di 2-8oC, tidak Parenteral tidak progresif tifoid diberikan
parenteral terpapar: tiap proteksi Parenteral deltoid/paha boleh beku. memicu respons Parenteral mulai usia <2
beberapa tahun. vaksin 0,5 mL Exp. Setelah imun sekretorik Lokal: bengkak, tahun karena
Tidak diberikan adalah 3 3 tahun IgA nyeri, kemerahan prevalensi tifoid
bersama tahun di lokasi suntik. pada anak ≤
antibiotik, tahun tinggi
sulfonamid, atau Sistemik: demam,
antimalaria yang nyeri kepala, nyeri
aktif terhadap sendi, nyeri otot,
salmonella pusing, nausea.
Nyeri perut jarang.
Parenteral Reaksi alergi
> 2 tahun. (pruritus, urtikaria,
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
0
Diulang setiap 3 ruam kulit): sangat
tahun. jarang
Varisela Virus hidup yang Rekomendasi Dalam suhu Demam tinggi, Lokal -Pasien varisel
(chicken pos) dilemahkan IDAI diberikan (-15 oC) limfosit Demam dapat mengalami
setelah usia 12 dapat <1200/mikroliter, Ruam komplikasi yaitu
tahun. Jika disimpan defisiensi imun Papul-vesikel cerebellitis,
diberikan pada selama 15 seluler, pengobatan ringan ensefalitis, atau
saat > 13 tahun bulan. Dalam induksi penyakit Reaksi sistemik bahkan kematian
perlu 2 dosis suhu 2-8oC 70% keganasan, 3 tahun pada orang dengan
dengan minimal hanya bisa Daya fase radioterapi, sistem imun
0,5 mL Subkutan
jarak 4 minggu. bertahan perlindungan pengobatan menurun
beberapa 10-20 tahun kortikosteroid >2 Varisela
minggu. mg/kg/hari, alergi Kejang
Segera neomisin, reaksi Pneumonia
dipakai anafilaktik terhadap
maksimal 30 gelatin, kehamilan,
menit setelah imunokompromise
dibuka
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
1
HPV Tetravalen Diberikan mulai HPV
HPV tipe 6,11,16,18 usia 10 tahun menyebabkan
cervical cancer,
Bivalen Bivalen anogenital
HPV tipe 16,18 Diberikan tiga dyspplasia,
kali dengan genital wart
jadwal 0,1,6
bulan
Tetravalen
Diberikan tiga
kali dengan
jadwal 0,2,6
bulan.
Apabila
diberikan pada
remaja 10-13
tahun,
pemberian
cukup 2 dosis
dengan interval
6-12 bulan à
respons antibodi
setara dengan 3
dosis
*Notes:
8 Benar:
1. Benar anak
2. Benar jadwal
3. Benar vaksin dan pelarut
4. Benar dosis
5. Benar rute, panjang jarum, dan teknik
6. Benar lokasi
7. Benar dokumentasi (tanggal, nama pasien, rute, batch vaksin, dosis vaskin, tanggal kadaluarsa, nama dokter, tandatangan)
8. Benar penanganan limbah
3
PGD
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
DIARE
Kelainan motilitas bisa disebabkan adanya
bakteri
Diare : BAB >3x/24 jam dengan konsistensi
cair Gastroenteritis: infeksi GI karena bakteri, virus,
(Nelson: >10cc/kg/hari pada bayi dan >200 g/24 parasite à manifestasi tersering muntah dan
jam pada anak) diare atau nyeri perut dan demam
Ec tersering rotavirus, cholera (air cucian beras),
E.coli, salmonella)
Diare kronik: >14 hari; faktor risiko: <1 tahun,
prematur, antibiotik, gizi kurang
Akut <7 hari, prolonged 7-14 hari, persisten:
kronik ec bakteri
Sindrom disentri : volume sedikit, berdarah,
berlendir, tenesmus, peningkatan urgensi
Ec tersering Shigella, E. histolytica, <5% BB
5-10% BB
>10% BB
Campylobacter Jejuni
PATOFISIOLOGI
Diare sekretorik :
sistem transport cairan di sel epitel intestinal
berada pada fase aktif sekresi disebabkan
adanya secretagogue (eg. Cholera toxin
berikatan dengan reseptor di permukaan epitel
usus à stimulasi cAMP atau cGMP intrasel
meningkat; bisa juga karena asam lemak atau
garam empedu)
Ciri: volume banyak meskipun puasa (watery),
feses bau busuk Pemeriksaan penunjang tidak rutin kecuali
Diare osmotik : intoleransi laktosa dan curgia amubiasis
Karena menelan larutan yang sulit diabsorpsi Feses
(eg. Mg, P, laktulosa, sorbitol) atau usus halus - Makroskopis: konsistensi, warna, lendir,
mengalami kelainan shg tidak bisa absorpsi (eg. darah, bau
Lactose intolerance; diare rotavirus bikin - Mikroskopis: leukosit, eritrosit, parasit,
defisiensi enzim lactase dan disakaridase karena bakteri
destruksi vili apikal) - Kimia: pH, uji reduksi clinitest, elektrolit
Karbohidat yang tidak diabsorpsi akan (Na, K, HCO3)
difermentasikan di kolon oleh flora normal Intoleransi laktosa: pH asam, uji reduksi +
menghasilkan asam lemak rantai pendek. - Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan
Hasilnya peningkatan beban osmotic. pada diare akut
AGD dan elektorlit jika klinis curiga ada
Ciri: volume berkurang setelah dipuasakan,
electrolyte imbalance
flatulens, feses bau asam, eritema natum
Bedainnya: pasien diinfus dan dipuasakan 24
jam
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 2
LINTAS DIARE Dehidrasi Berat
1. CAIRAN Cairan RL atau RA 100cc/kgBB
Lihat keadaan pasien, jika masih bisa enteral 30 cc/kg 70cc/kg
dahulukan jalur ini
<1 tahun 1 jam 5 jam
Indikasi parenteral: diare profuse
>1 tahun 30 menit 2,5 jam
>10ml/kg/jam, muntah menetap, tidak mau
atau menolak minum, malabsorpsi glukosa,
ileus atau meteorismus
Cairan peroral jika pasien sadar dan dapat
New Oralit dengan osmolaritas rendah à minum dimulai dengan 5cc/kg
mengurangi volume tinja dan frekuensi muntah
30%, mengurangi pemberian rehidrasi
parenteral >30% 2. ZINC
Zinc dapat menurunkan frekuensi BAB dan
volume tinja shg menurunkan risiko dehidrasi.
Zinc bisa reepitelisasi saluran cerna. Dapat
mencegah berulangnya diare 3 bulan ke depan.
Diberikan selama 10 – 14 hari
<6 bulan 10 mg/hari
Tanpa dehidrasi
>6 bulan 20 mg/hari
Oralit 5 – 10 cc/kg/muntah atau diare
<1 tahun 50 – 100 cc
1-5 tahun 100 – 200 cc 3. NUTRISI
>5 tahun semaunya
Diare bisa bikin malnutrisi karena anoreksia, ibu
Lanjut ASI
memuasakan anaknya, katabolisme,
malabsorpsi nutrient, dan protein losing
Dehidrasi Ringan-Sedang enteropathy.
ORS 75 cc/kg dalam 3 jam untuk mengganti ASI dan makanan diteruskan untuk mencegah
kehilangan cairan kehilangan BB dan pengganti nutrisi. Tidak
ORS 5 – 10 cc/kg/mutah atau diare boleh dipuasakan, diberikan sedikit tapi sering
6x sehari, rendah serat, buah terutama pisang
Jika anak indikasi parenteral à KaEN3B atau RL
Anak yang minum susu formula ga perlu ganti
BB 3 – 10 kg: 200 cc/kg/hari
susu bebas laktosa kecuali diare berat dan
BB 10 – 15 kg: 175 cc/kg/hari
intoleransi laktosa + tambah asupan protein
BB >15 kgL 135 cc/kg/hari
Diberikan dulu dalam 3 jam à jika resolved
balik ke tanpa dehidrasi 4. MEDIKAMENTOSA
Maintenance + PWL / 24 jam Tidak boleh obat antidiare
Eg. Anak 2 tahun 10 kg Antibiotik jika ada indikasi: kolera, disentri,
Maintenance: 1000 cc amebiasis usus, giardiasis
PWL: 5% x 10.000 = 500 cc
Total 1500 cc x 15 / (24 x 60) = 20 tetes/menit Kolera
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 3
- Tetrasiklin 12,5mg/kg/hari 4 dd x 3 hari
- Furazolidone 1,25 mg/kg/hari 4ddx3
hari
- TMP-SMZ 10 mg/kg/hari 2dd x 3 hari SYOK
Disentri Kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan
metabolik, oksigenasi, dan nutrisi di jaringan à
- TMP-SMZ 10 mg/kg/hari 2dd x 5 hari
global hipoperfusion
- Asam nalidixate 15 mg/kg/hari
4ddx5hari Diagnosis: takikardi + penurunan perfusi
- Ampisilin 25 mg/kg/hari 4ddx5hari organ/perifer
- Cefixime 8 mg/kg/hari 2ddx5hari PP: SvO2 turun 5%
Amebiasis Shock hipovolemik
- Metronidazole 30-40 mg/kg/hari 3ddx7- kehilangan carian tubuh yg berlebih à
10 hari penurunan preload à penurunan stroke
Giardiasis volume à penurunan cardiac output à
baroreseptor merangsang simpatis
- Metronidazole 30-40 mg/kg/hari
meningkatkan HR dan vasokonstriksi
3ddx10 hari
- Quinacrine 2,5mg/kg/hari 3ddx10 hari Yg paling terganggu adalah ginjal à redistribusi
aliran darah dari korteks ke medulla à tubular
Probiotik menunjukkan manfaat
nekrosis akut à gagal ginjal akut
mempersingkat masa diare dan mencegah diare
karena penggunaan antibiotik. Cara kerjanya: Compensated (5-10%): takikardi, takipneu
inhibisi adesi pathogen, imunomodulasi Decompensated (15%): gang sirkulasi à BP
turun, akral dingin dan mottled, nadi lemah,
5. EDUKASI kesadaran turun
Edukasi diare bisa mematikan à perhatikan Irreversible : perfusi organ tidak adekuat,
tanda dehidrasi, disentri, diare makin sering, asidosis, apnea
belum membaik dalam 3 hari Shock kardiogenik
Langkan promotif dan preventif: ASI, kebersihan kegagalan pompa jantung (preload, afterload,
dan cuci tangan, kebersihan lingkungan, BAB di atau kontraktilitas miokard) atau disritmia à
jamban, imunisasi campak, air minum bersih, penurunan stroke volume à penurunan cardiac
selalu masak makanan output
ORS buatan rumah: air hangat 200 mL, 1 sdt Preload: tension pneumothorax, efusi perikard
gula, ¼ sdt garam Afterload: emboli
Kontraktilitas miokard: hipokalsemi,
hipoglikemi, infeksi, asidosis
Disritmia: block AV, takikardi paroksismal
Manfes: ronkhi basah halus pada gagal jantung
kiri, peningkatan JVP, hepatomegaly, gallop
Shock distributif
blok saraf otonom (neurogenic), anafilaksis,
sepsis. Terjadi penurunan resistensi vaskular à
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 4
vasodilatasi sistemik. Syok sepsis ada
peningkatan permeabilitas vaskular
Tatalaksana
Pertahankan jalan napas, FiO2 100%
Akses vaskular à Cairan 20
cc/kg dalam 10-30 menit
Target: CRT <2s, nadi perifer kuat, akral
hangat, UO >1cc/kg/jam, kesadaran normal
Stop : Tidak Yes: Cairan No: ulang,
memperbaiki maintenance pertimbangkan
koloid
hemodinamik + cek untuk
dan ada cari etiologi akral dingin?
ronkhi Dopamine atau Kriteria sepsis
dobutamine
No: akral dingin? à
Pertimbangkan
epinefrin 0,05- hidrokortison 2mg/kg
2ug/kg/menit atau NE (no) atau MP 1,13mg/kg
Kardio: milrinone
atau dexa 0,2mg.kg
(inotropic dan vasodilator)
Pasang PAC dg target Laktat >2Mmol/L,
CI 3,3 – 6 L/menit/m2
SvO2 <70%, Ht <30%
Laktat<2Mmol/L à transfusi PRC
SvO2 >70%
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 5
Grade IV
Decompensated dengue shock syndrome:
tekanan darah sudah tidak teraba
DENGUE SHOCK SYNDROME Ensefalopati Dengue
Jika berbarengan dengan syok
Grade III hipovolemikàresusitasi cairan
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 8
Thermoregulasi Airway
Alat To do Alat To do
- Inkubator hangat - Hembusan AC jangan kena - Suction atau bola karet - Posisikan jalan nafas dan
- Infant atau radiant warmer bayi, suhu ruang 24-26C penghisap De Lee bersihkan jalan nafas
- Handuk atau selimut min 2 - Tidak ada angin/tutup jendela - Laringoskop - Jika ada meconium tapi bayi
- Plastik bugar à bersihkan mulut lalu
- Topi hidung bisa pakai De Lee atau
- Pindahkan bayi ke radiant swab
warmer - Jika ada meconium bayi tidak
- Keringkan bayi kecuali bugar à suction hingga
telapak tangan sambil trakea
stimulasi gosok2 punggung
atau sentil telapak kaki
- Ganti handuk atau selimut
kering
- Pakai topi
- Plastik BB <1500g atau <32
minggu tanpa dikeringkan
Cara stimulasi
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 9
Breathing - Airway: ambubag, OPA, NPA
- Tape
Alat To do
- Introducer
- Mix Safe - Bayi merintih atau - Connector
- Tabung oksigen distress nafas (NCH, - Suction
- Mask retraksi) à CPAP
Premedikasi
- T-piece resuscitator dengan PEEP 7 dan
- ETT FiO2 21% à stabil
- OPA/NPA tapi perlu bantuan
nafas à bikin single
nasal prong
- Bayi tidak bernapas
atau megap2 à VTP
dengan PEEP 5, PIP
25 à evaluasi
pengembangan dada Morfin dulu à tunggu 3 -5 menit à sulfas
MRSOPA (mask atropine à tunggu 1 menit à midazolam atau
bocor, reposition suxamethonium
eksktensi dan CE Neonatus biasanya ga usah premedikasi karena
clamp, suction jika sudah ga sadar juga
perlu, open mouth,
pressure ditingkatkan
PEEP sampai 8 atau Preoksigenasi sampai SaO2 >92-95%
fraksi oksigen
Masukan laringoskop ukuran 1 bayi cukup
ditingkatkan, artificial
bulan, ukuran 0 bayi kurang bulan, ukuran 00
airway atau
BBLR
pertimbangkan
intubasi Ukuran ETT = (Usia/4) + 4 à siapkan ukuran ½
- Ventilasi dengan dibawah dan diatas
kecepatan 40 – Kedalaman ETT = (Usia/2) + 12
60x/menit
Ga keliatan? à sellick maneuver
Fiksasi, tekan ETT ke langit mencegah ekstub
Sambungkan ambubag
Intubasi Cek suara napas di kedua lapang paru dan
Siapkan alat à STATICS lambung
Cek DPL, AGD, GDS, elektrolit à watchout
arrest karena 5H 5T
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
3
KEJANG AKUT
Manifestasi klinis karena lepasnya muatan listrik
di neuron à gangguan kesadaran, tingkah laku,
emosi, motoric, sensorik, otonom
Adanya paroxysmal depolarization shift yg
berlangsung lama à merangsang lepas muatan
listrik yg berlebihan di neuron otak à Kriteria diagnosis: anamnesis
merangsan neuron lain melepas muatan listrik
à hipereksitabilitas neuron
PDS karena: kemampuan membrane sel
melepas muatan listrik berlebihan,
berkurangnya inhibisi oleh GABA, meningkatnya
eksitasi sinaps oleh glutamate dan aspartate
melalui jalur transmisi berulang
PF: tanda vital, tanda trauma akut kepala,
cedera, penyakit sistemik, paparan zat toksik,
infeksi, kelainan neurologis
PP
- Lab: glukosa darah, elektrolit, DPL, PT à
bukan pemeriksaan rutin (pada kejang
lama), PCR virus herpes simpleks curiga
ensefalitis, kultur darah meningitis
- Pungsi lumbal: kaku kuduk, gejala infeksi,
paresis, leukositosis. Sangat dianjurkan
- Kejang fokal: fokus lokal pada kejang demam pertama <12 bulan
di otak/fokus epilepticus (manfes meningitis tidak jelas)
(sekelompok sel yg jadi Tanda dan gejala infeksi meningeal, curiga
pacemaker) à motorik, infeksi SSP, bayi 6-12 bulan belum imunisasi
sensorik, psikomotor HiB atau pneumokokus atau riw imunisasi
- Kejang umum: kedua tidak diketahui, kejang demam dengan
hemisfer à non konvulsif antibiotik yg bikin tanda dan gejala
(absans) dan konvulsif meningitis kabur
Status epilepticus: kejang lama lebih dari 30 - CT scan: curiga herniasi à kelainan
menit atau kejang berulang tanpa pulihnya neurologis fokal, peningkatan TIK, deficit
kesadaran antar kejang neurologis (mikrosefal, spastis, hemiparesis,
fokal)
- SE konvulsif: parsial/fokal motoric dan - EEG: gelombang epileptiform
tonik klonik)
- SE non konvulsif: absans dan parsial Terapi SE: pertahankan ABC, identifikasi dan
kompleks terapi etiologi, terminasi SE, mencegah kejang
berulang, manajemen komplikasi
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
4
Tatalaksana
<5 menit: biasanya berhenti spontan
>5 menit: risiko SE à cegah
Fase Akut
0 – 5 menit
- airway
- oksigenasi
- stabil: anam + PF neurologis
- cari tanda trauma, kelumpuhan fokal, infeksi
5-10 menit
- Akses IV
- DPL, glukosa, elektrolit
- Diazepam 0,2-0,5 mg/kg IV kecepatan
5mg/menit atau
- Diazepam rektal 0,5mg/kg
<10 kg: 5 mg
>10 kg: 10 mg
Dosis maks 10mg/kali
- Dapat diulang 1 -2 kali setelah 5 – 10
menit atau
- Lorazepam 0,05-0,1 mg/kg IV maks 4mg
dapat diulang sekali setelah 10 menit
atau
- Midazolam 0,05-0,1 mg/kg IV
- Hipoglikemi: Dx5% 2cc/kg
10-15 menit
- Fenitoin 15-20 mg/kg IV diencerkan
dengan NS kecepatan 25-50 mg/menit
- Dapat diulang 5-10mg/kg sampai dosis
maks 30 mg/kg
>30 menit
- Antikonvulsan long acting
- Fenobarbital 10mg/kg IV bolus pelan
kecepatan 100mg/menit
- Dapat ditambah 5-10mg/kg interval 10-
15 menit
Kejang berlangsung
- Intubasi
- Kirim ICU
- Fenobarbital 5-8mg/kg bolus IV
- Fenobarbital drip 3-5mg/kg/jam
4 Pilar – Anisa, Irma, Reza, Yaumil 1
5
KEJANG DEMAM circulation)
bangkitan kejang pada kenaikan suhu tubuh Primary ABCDE Ada kondisi life-
(rektal >38C) tanpa adanya infeksi SSP, survey (airway, threatening / tidak
gangguan elektrolit, metabolik, tidak pada breathing,
neonatus circulation,
disability,
- Sederhana: <15 menit, umum, tidak exposure)
berulang dalam 24 jam Seconda SAMPLE Menegakkan/meng
- Kompleks: >15 menit, fokal atau parsial ry (signs/sympto arahkan diagnosis
didahului fokal, >1x dalam 24 jam survey ms, allergy,
Interaksi: imaturitas otak dan termoregulator, medications,
demam (demand O2 meningkat), predisposisi past medical
genetik >7 lokus kromosom (autosomal history, last
dominan) meal, events
evoking
Kriteria diagnosis: kejang didahului demam, current
pasca kejang anak sadar condition)
Tatalaksana Tertiary Pemeriksaan Menegakkan
survey penunjang diagnosis
Antipiretik asetaminofen 10-15mg/kg/hari atau
PEDIATRIC ASESSMENT TRIANGLE
ibuprofen 5-10mg/kg/hari tiap 4-6 jam atau PCT
10-15mg/kg/kali 4x Kesan pertam dari melihat/mendengar saat
pasien datang
Profilaksis intermiten pada kelainan neurologis
berat, berulang 3x/6bulan atau 4x/tahun, usia
<6bulan, kejang demam sebelumnya pada suhu
naik cepat à diazepam 0,3mg/kg/kali oral,
0,5mg/kg/kali rectal 3xsehari diberikan selama
48 jam pertama demam Work of Breathing
Komplikasi: ataksia, iritabel, sedasi - Suara napas tidak normal
Antikonvulsan rumat pada kejang fokal, >15 - Penggnaan otot bantu napas
menit, kelainan neurologis sebelum atau - Expose dada à kelainan?
sesudah kejang à asam valproate 15- Circulation to skin
40mg/kg/hari dibagi 2 dosis atau fenobarbital 3-
5mg/kg/hari HR, CRT, pucat, sianosis, mottling
Nutri*onal requirements
Routes of delivery
Monitoring
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
NUTRITIONAL ASSESSMENT
• Selalu menggunakan • Jika:
kurva BB/TB Berdasarkan kurva BB/TB
• Kurva WHO WHO > +1 SD atau kurva BB/
Untuk anak usia 0 -5 tahun TB CDC > 110% = RISIKO
• Kurva CDC 2000 OBES!
à Gunakan kurva IMT
Untuk anak usia >5 – 18
tahun • Kurva WHO
Untuk anak usia 0 -2 tahun
Kurva BB/U dan TB/U untuk • Kurva CDC 2000
menilai pertumbuhan, Untuk anak usia >2 – 18
bukan status gizi! tahun
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
NUTRITIONAL ASSESSMENT
Kurva WHO Kurva CDC
Menggunakan Z-score, *dak Dihitung persentase:
perlu dihitung lagi "#$%"& '(/*+,"& '( . 100%
*ideal BW berdasarkan umur
Langsung saja: pasien (gunakan kurva BB/U)
• < -3 SD = gizi buruk
• < -2 SD sampai -3 SD = gizi Klasifikasi Waterlow:
kurang • < 70% = gizi buruk
• -2 SD sampai +2 SD = gizi • 70-90% = gizi kurang
baik/cukup • 90-110% = gizi baik/cukup
• > +2 SD sampai > +3 SD = • 110-120% = overweight
overweight
• > 120% = obesitas
• > +3 SD = obesitas 4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
NUTRITIONAL REQUIREMENTS
Kcal/hari = RDA Age RDA (Cal/kg )
(y.o.)
(kcal/kg) for height
age* x Ideal weight 0-1 100-120
1-3 100
(kg)**
4-6 90
7-9 80
* Age at which actual height 10-12 M : 60-70
is at the 50th %-ile F : 50-60
** Ideal weight for actual 12-18 M : 50-60
height F : 40-50
3rd: parenteral
• Jangka pendek (< 14 hari): akses
perifer
• PPN (Par*al Parenteral Support)
• Jangka panjang: akses sentral • TPN (Total Parenteral Support)
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
DIETARY REGIMEN/FORMULA
• Dipengaruhi oleh: KEADAAN PASIEN dan STATUS
GIZI
• ASI
• Infant Formula
• MP-ASI
• Successful breaspeeding:
ü Positioning
ü Latch-on
ü Controlling sufficiency of breast
feeding
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Kandungan ASI
• lemak, karbohidrat, protein, nutrien mikro,
dan an*bodi
750-900 g /mo
trimester 2 : 20 g/d = 150 g/w =
ü
600 g/mo
trimester 3 : 15 g/d = 100 g/w =
ü
400 g/mo
trimester 4 : 10 g/d = 50-75 g/w =
ü
200-300 g/mo
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
ASI Perah
• Diperah sambil menyusui bayi (1 payudara
diperah sambil 1 payudara dihisap oleh bayi)
• Setelah diperah, payudara tsb dihisap oleh
bayi untuk menghabiskan sisa ASI di payudara
tsb à supaya *dak ada feedback nega*f ke
hipofisis ibu bahwa ASInya kebanyakan
(bersisa) nan* produksi ASInya jadi menurun.
• Disimpan di kulkas dengan suhu 19-22°C
• Dicairkan di kulkas pintu bawah
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Keadaan Khusus
Intoleransi Laktosa
• Gan* ke susu bebas galaktosa
MSUD (maple syrup urine disease)
• Gabisa mengolah protein rantai cabang
• Gan* ke susu khusus MSUD (bebas leucine, isoleucine, dan
valine)
Phenylketounria
• Gan* ke susu bebas phenylalanine
Bayi dengan ASI + tambahan nutrisi lainnya (dlm kurun periode
tertentu)
• BB lahir < 1500 gram, pre-term (< 32 minggu), hipoglikemia,
asfiksia 4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Keadaan Khusus
• Ibu HIV
à Jika blm dioba*n ibunya: kontraindikasi
menyusui à replacement feeding: AFASS
(acceptable, feasible, affordable, sustainable,
safe)
à Jika sdh dioba*: boleh menyusui + profilaksis
utk bayi
Lingkungan
• Tidak boleh sambil nonton tv/main gadget
• Tidak sebagai hadiah
Prosedur makan
• Sedikit-sedikit, mulai dari yang padat ke cair
• Hanya boleh konsumsi air pu*h selama makan
• Biasakan anak makan sendiri
• Jika setelah 10-15 menit anak *dak mau makan à stop!
• Jangan memaksa anak jika *dak mau makan
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Tujuan akhir praktek pemberian makan
FEEDING PRACTICE
(periode 3) >1 YR CHILD
Susu
Susu
(Susu)
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Pemberian vitamin
• Diberikan jika perlu: saat terjadi defisiensi
Orang tua
• Konsultasi vg asupan diet & feeding prac*ce
• Tawarkan makanan utama dan camilan lebih sering
• Berikan makanan *nggi kalori à dgn makanan
for*fikasi
Dokter
• Oral nutri*on suplement
• Nutrisi NGT atau parenteral?
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Tatalaksana Picky Eater
• Penyajian makanan: dalam porsi kecil,
berbagai jenis makanan, di meja pada jarak
yang terjangkau oleh anak tanpa menawarkan
ke anak
• Kenalkan makanan baru sebanyak 10-15 kali
• Campur sedikit makanan baru dengan
makanan yang sudah disukai anak
• Suasana makan yang menyenangkan
• Tetap netral dan tenang
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
GIZI LEBIH DAN OBESITAS
Marasmic-
Kwashiorkor
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
5 Kondisi Pasien Gizi Buruk
Dehidrasi
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Hipoglikemia
• Monitor kadar gula darah setelah 2 jam terapi (darah dari jari
atau tumit)
Umumnya akan stabil dalam 30 menit
GD rendah à ulangi pemberian dan lanjutkan pemberian
makan F75 *ap 2 jam hingga anak stabil
4 Pilar - Anisa, Irma, Reza, Yaumil
Hipotermia
• Berikan makanan secara • Cek suhu rektal @30
langsung menit hingga
• Hangatkan anak mencapai suhu 36,5 C
• Pakaikan pakaian • Hindari paparan
tertutup; selimu* hingga langsung dengan
kepala; tempatkan dekat udara
penghangat; kangoroo • Jaga agar anak tetap
mother care kering
• An*bio*k spektrum luas
• IMT =