Presentasi Kasus :
ENSEFALOPATI
HEPATIKUM
Disusun Oleh : Tiara Annisa Putri Mardhani (00000002277)
Keluhan Utama :
Pasien sulit diajak komunikasi sejak 1 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
4. Hiponatremia
5. Hiperkalemia
▫ Ad Vitam : dubia
▫ Ad Functionam : dubia ad malam
PROGNOSIS
▫ Ad Sanactionam : dubia ad malam
Child Pugh
MELD
“ FOLLOW UP
19/12/2017
20/12/2017
21/12/2017
Rencana Diagnostik :
• Pemeriksaan laboratorium full blood count, serum amonia, dan
GDS
• Pemeriksaan analisis gas darah
• Pemeriksaan serum ureum dan kreatinin
• USG abdomen
• Brain CT scan
• Staging West-Haven Criteria
• Penilaian Child-Pugh dan MELD
• Number connection test, clicker flicker frequency
Rencana Terapi :
• Monitor kesadaran (GCS)
• Laktulosa 10-30 gr PO per 12 jam hingga terjadi defekasi 2-3 kali
• Diet rendah protein untuk keadaan akut, 0.5 gr/kgBB/hari,
ditingkatkan secara bertahap tergantung toleransi protein pasien
(1-1.5 gr/kgBB/hari)
• Rifaximin 2 x 550 mg atau Metronidazole 3 x 500 mg
• L-ornithine-Laspartate/Hepa-merz (LOLA) Comafusin Hepar
0.5 g/kg/hari
PENGKAJIAN :
“ Sirosis Hepatis ec.
Hepatitis B Kronik dd/
Suspek
Hepatocarcinoma
ANAMNESIS
• Tampak kuning, BAK berwarnah gelap seperti teh
dan sedikit
• Riwayat Hepatititis B dan sirosis
ANAMNESIS
• Riwayat keluhan serupa hingga pungsi asites
&
PF PEMERIKSAAN FISIK
• Sklera ikterik +/+
• Konjungtiva anemis +/+
• Leher : JVP 5+2 cm
• Thorax : spider naevi (-), gynecomastia sulit dinilai
• Abdomen : distensi, striae (+), ascites masif (+),
shifting dullness (+), hepatomegaly (+), fluid wave
(+), caput medusa (-), splenomegaly (-)
• Ekstremitas : flapping tremor (+), leukonikia (+),
edema tungkai +/+ pitting, palmar erythema (-)
PP PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Total bilirubin 9.02 mg/dL
• Direct bilirubin 7.96 mg/dL
• Indirect bilirubin 1.06 mg/dL
Yang Dipikirkan : Sirosis hepatis child pugh C ec hepatitis B kronik
dd/ suspek hepatocarcinoma
Rencana Diagnostik :
• USG abdomen
• Pemeriksaan laboratorium SGPT, SGOT, PT, APTT, serum
albumin
• Pemeriksaan HBsAg, HBV DNA, anti HCV, HCV DNA
• AFP untuk skrining hepatoma
• Biopsi hepar
Rencana Terapi :
• Istirahat cukup
• Diet restriksi garam 1-1.5 gr/kgBB/hari karena pasien asites
• Laktulosa 10-30 gr PO per 12 jam hingga terjadi defekasi 2-3x
• Propanolol 2 x 10 mg
• Metronidazole 3 x 500 mg
• Palliative care
“ PENGKAJIAN :
Acute Kidney Injury
dd/ Acute on CKD
ANAMNESIS
• Sesak nafas, nyeri perut, mual, muntah
• Kaku pada ekstremitas, kaki bengkak dan perut
membesar
ANAMNESIS • Riwayat keluhan serupa hingga pungsi asites
• BAK sedikit dan berwarna gelap seperti teh
&
PF
PEMERIKSAAN FISIK
• Leher : JVP 5+2 cm
• Cor : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Abdomen : distensi, striae (+), ascites masif (+),
shifting dullness (+), hepatomegaly (+), fluid wave
(+), caput medusa (-), splenomegaly (-)
• Ekstremitas : flapping tremor (+), leukonikia (+),
edema tungkai +/+ pitting, palmar erythema (-)
PP PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Creatinine 3.91 mg/dL
• eGFR 12.7 mL/min/1.73 m2
Yang Dipikirkan : Acute Kidney Injury ec Hepatorenal Syndrome dd/
Acute on CKD
Rencana Diagnostik :
• Pemeriksaan laboratorium : full blood count, urinalisis, sedimen
urin, serum ureum, asam urat, creatinine clearance test, glucose,
profil lipid, analisa gas darah, serologis hepatis, profil besi,
hormon PTH, albumin, globulin, pemeriksaan imunologi (ANA,
ANCA)
• Penghitungan penurunan GFR dengan rumus Kockroft-Gault
• Foto polos abdomen/USG ginjal/CT scan
• Biopsi ginjal
Rencana Terapi :
• Nutrisi yang adekuat dengan target total asupan kalori per hari 20-
30 kkal/kgBB
• Hindari restriksi protein
• Pasien overload dapat diberika diuretik
• Intervensi dialisis dipertimbangkan
“ PENGKAJIAN :
Hiponatremia
Atas Dasar:
• Mual muntah
• Riwayat Hepatitis B dan sirosis
• Hasil laboratorium elektrolit Natrium 129 mmol/L
Yang Dipikirkan :
Hiponatremia
Rencana diagnostik :
• Pemeriksaan laboratorium : BUN, glukosa darah, asam urat,
ureum, lipid profile, elektrolit ulang
• Urinalisis
Rencana terapi :
• Singkirkan diagnosis pseudohiponatremia
• Mengatasi penyakit dasarnya
• Restriksi cairan 1000-1500 mL/hari
“ PENGKAJIAN :
Hiperkalemia
Atas Dasar:
• Hasil laboratorium elektrolit Kalium 5.9 mmol/L
• Konsumsi spironolakton
Yang Dipikirkan :
Hiperkalemia
Rencana diagnostik :
• Pemeriksaan laboratorium : full blood count, elektrolit ulang
• Singkirkan pseudohyperkalemia (pemberian kalium intravena,
hemolisis selama venipuncture, peningkatan sel darah putih atau
trombosit)
Rencana terapi :
• Pembatasan asupan kalium
• Albuterol 10-20 mg inhalasi/IV
• Dialisis
“ ANALISA KASUS
Akut Hipoglikemi
Perempuan,
55 tahun
Kronik CVD
Hiponatremia
• Evoked potentials
• Pemeriksaan radiolog
eksklusi penyebab organik lain
• Menentukan pencetus
riwayat, gejala, tanda
perdarahan GI, hipovolemia,
hipoglikemia, konstipasi,
penggunaan sedatif, kelainan
elektrolit
ENSEFALOPATI HEPATIKUM : KLASIFIKASI
ENSEFALOPATI HEPATIKUM : TATA LAKSANA
DASAR
① Identifikasi dan tatalaksana faktor FARMAKOLOGI Tujuan : kadar amonia
presipitasi ① Laktulosa (non-absorbable dissacharides)
• Meningkatkan metabolisme
amonia di hati dan otot
menurunkan amonia di darah
• Merangsang ureagenesis
Tata laksana :
8 : evaluasi kembali setelah 3 bulan
10 : evaluasi kembali setelah 1 bulan
12 : profilaksis untuk SBP
19 : evaluasi lanjut untuk transplantasi
liver
SIROSIS HEPATIS : KOMPLIKASI
• Varises esofagus/gaster
Terjadi akibat adanya resistensi
• Hipertensi portal terhadap aliran darah portal
• Peritonitis bakterial spontan
• Sindrom hepatorenal
• Sindrom hepatoplmonal
• Gangguan hemostasis
• Ensefalopati hepatikum
• Gastropati hipertensi portal
Underfill theory
ASCITES
Overflow theory
HEPATOPULMONARY SYNDROME
• Sirosis sesak
• Trias dari abnormlitas oksigenasi arteri yang
disebabkan oleh intrpulmonary vascular dilatation
(IPVDs) dalam keadaan sakit liver, hipertensi portal,
atau congenital porosystemic shunts
• Hipertensi portal meningkatnya translokasi bakteri &
pelepasan toksin stimulasi mediator vasoaktif
vasodilatasi pulmonal atau angiogenesi
• Liver rusak gagal membersihkan vasodilator
pulmonal, produksi vasodilator, dan inhibisi substansi
vasoaktif HPS
• IPVD V/Q missmatch, terbatasnya difusi oksigen,
dan anatomic shunt hipoksemia
ACUTE KIDNEY INJURY ec.
HEPATORENAL SYNDROME
• Ganguan fungsional ginjal yan reversible terdapat pada pasien dengan sirosis
hepatis atau hepatitis fulminan
• Karakteristik : penurunan GRS dan renal plasma flow tanpa adanya gangguan
ginjal
• Tanda : vasokonstriksi intens dari ginjal dengan vasodilatasi arteri perifer
• Subtipe :
o Tipe 1 – rapidly progressive gagal ginjal yang didefinisikan dengan
meningkatnya serum kreatinin 2x lipat nilai normal (> 2.5 mg/dL) atau dengan
turunnya 50% creatinine clearance level hingga < 20 mL/min dalam kurang
dari 2 minggu
o Tipe 2 – moderate gagal ginjal stabil, dengan serum kreatinin > 1.5 mg.dL
• Faktor pencetus : tipe 1 dapat diidentifikasi, tipe 2 ascites
ACUTE KIDNEY INJURY ec.
HEPATORENAL SYNDROME
ACUTE KIDNEY INJURY ec.
HEPATORENAL SYNDROME
Diagnosis :
• Lab darah lengkap
• Urinalisis
• Asam urat
• Kreatin kinasi
• ANA
• BUN
• USG ginjal/CT scan/MRI
• Biopsi ginjal
ACUTE KIDNEY INJURY ec.
HEPATORENAL SYNDROME
TATA LAKSANA
• Nutrisi adekuat dengan target adekuat hingga total asupan kalori per
hari 20-30 kkal/kgBB
• Hindari restriksi portein
• Asupan cairan : tentukan status hidrasi, jika tidak ada tanda syok dapat
diberikan IVFD kristaloid isotonik, apabila overload dapat diberikan
diuretik
• Pertimbangkan dialisis EH indikasi inisiasi dialisis begitu juga dengan
volume yang tidak terkontrol
“ TINJAUAN
PUSTAKA
SEJARAH
Ensefalopati hepatik (EH) secara singkat ditinjau saat awal dari era
medicine orang barat oleh Hippocrates. Selama hampir 2000 tahun,
bukti utama dari EH adalah adanya hubungan antara jaundice,
delirium dan jaundice. Hubungan jelas antara delirium dan sirosis
dibuktikan pada abad ke 17 oleh Morgagni. Dalam waktu lama, fokus
dari deskripsi antara gejala dan patofisiologi yang membuktikan
bahwa jaundice tidak mengganggu fungsi otak. Saat abad ke 19,
Hann membuktikan peranan portal systemic shunt dan pf nitrogenus
derivates pada patofisiologi.
DEFINISI
Ensefalopati hepatik merupakan sindrom neuropsikiatri yang dapat
terjadi pada penyakit hati akut dan kronik berat dengan beragam
manifestasi, mulai dari ringan hingga berat, mencakup perubahan
perilaku, gangguan intelektual, serta penurunan kesadaran tanpa
adanya kelainan pada otak yang mendasarinya.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, prevalensi EH minimal (grade 0) tidak diketahui dengan
pasti karena sulitnya penegakan diagnosis, namun diperkirakan
terjadi pada 30%-84% pasien sirosis hepatis. Data dari Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo mendapatkan prevalensi EH minimal sebesar
63,2% pada tahun 2009. Data pada tahun 1999 mencatat prevalensi
EH stadium 2-4 sebesar 14,9%. Angka kelangsungan hidup 1 tahun
dan 3 tahun berkisar 42% dan 23% pada pasien yang tidak menjalani
transplantasi hati.
KLASIFIKASI
EH terbagi menjadi tiga tipe terkait dengan kelainan hati yang
mendasarinya :
• tipe A - berhubungan dengan gagal hati akut dan ditemukan pada
hepatitis fulminan
• tipe B - berhubungan dengan jalur pintas portal dan sistemik tanpa
adanya kelainan intrinsik jaringan hati
• tipe C - yang berhubungan dengan sirosis dan hipertensi portal,
sekaligus paling sering ditemukan pada pasien dengan
gangguan fungsi hati.
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejalanya dibagi menjadi :
1. EH minimal merupakan istilah yang digunakan bila ditemukan
adanya defisit kognitif seperti perubahan kecepatan psikomotor
dan fungsi eksekutif melalui pemeriksaan psikometrik atau
elektrofisiologi