Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Diabetes Melitus
Pembimbing :
dr. Nurike Setiyari Mudjari, Sp.PD
Oleh :
Arief Rochul Syuhada, S.Ked
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENYANDANG
• Nama : Ny.W
• Nomor Rekam Medis : -------
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 68 tahun
• Alamat : Karangjati RT.05 RW.02 Kel.KarangJati Kab.Ngawi
• Pendidikan Terakhir : SMA
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Tanggal Kunjungan ke RSUD Caruban 05 Juli 2020
• Anamnesis  Dilakukan secara autoamnesis dengan pasien tanggal 05 Mei 2020
pukul 10.00 WIB di Bangsal Interna
• Keluhan Utama  Merasa Mudah Lelah dan Lemas
• Riwayat Penyakit sekarang Pasien Ny.W usia 68 tahun datang berasama cucunya
ke RSUD Caruban pada hari Selasa 05 Mei 2020 pukul 10.00 WIB dengan keluhan
mudah lelah dan lemas saat beraktifitas. Lelah dan lemas sudah dirasakan sejak 2
hari sebelumnya. Ny.W mudah merasakan pusing apabila melakulakn kegiatan agak
berat dan merasakan mual tapi belum mutah. Pada malam hari mengeluhkan
sering buang air kecil (+) dan frekuensi lebih dari biasanya, mudah lapar (+), Mudah
haus (+), tidak nafsu makan (+), Kaki sering kesemutan(+) dan untuk mengatasinya
selalu dioleskan balsem gliga dan sering digerakan, Saat ditimbang dirumah terjadi
penurunan berat badan dari 68 kg menjadi 61 kg dalam waktu 6 bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat Penyakit Keluarga :
• Riwayat Keluhan Serupa : • Riwayat sakit serupa: disangkal
disangkal • Riwayat DMT-2: disangkal
• Riwayat DMT-2 : (+) • Alergi: disangkal
terkontrol • Riwayat Jantung: ada suami dari Kakak pertama
(meninggal) dan adik perempuan ke-3 (sudah
• Riwata TB paru : (-) meninggal karena kelainan jantung)
• Alergi Obat & Makanan : • Riwayat TB : adik ke-7 TB (meninggal 5 tahun
disangkal lalu)
• Riwayat Operasi : disangkal • Riwayat GGK: Suami Ny.W (sudah meinggal 28
tahun lalu)
Riwayat Kebiasaan
• Pasein memiliki kebiasaan makan Riwayat Pengobatan
yang teratur, suka makan-makanan • Pengobatan Glibenclamide (Saat
sayur dan tinggi kolesterol dan
lemak (gorengan), makan buah makan Pagi)
setiap hari apapun yang ada di meja • Pengobatan Amodipine (Tidak
makan, dan sangat suka minum
sirup sehari minimal 3x bila tidak pernah diminum)
ada orang dirumah, Menjadi Single Riwayat Sosial-Ekonomi
Mother dari 4 anaknya sejak
ditinggalkan suami dan menjadi ibu • Berkecukupan dengan anak
rumah tangga sudah sejak 15 tahun
yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Data Objektif

• Status Umum :
• Keadaan umum: Baik
• Kesadaran : composmentis (GCS 456)
• Tekanan darah : 130/85 mmHg
• Nadi : 83x/menit, reguler
• Frekuensi nafas : 21x/menit
• Suhu : 36,60C
• BB : 61 Kg
• TB :158 cm
• BMI : 24.4 ( normal) dalam sekala Elderly
Pemeriksaan Head to Toe
Kepala : Thoraks :
• Mata : Konjungtiva palpebrae subanemis (-/-), Inspeksi
sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, 
3mm/3 mm, refleks cahaya (+/+) Bentuk simetri, pergerakan dada Dex/Sin
• Hidung : nafas cuping hidung (-), deviasi
sama, retraksi didinging dada (-)
septum (-), sekret (-) Palpasi
• Mulut : Stomatitis (-), bibir kering (-) , bibir Stemfremitus hemithoraks dextra=sinistra
pucat (-), lidah kotor (-), tonsil besar (-). Perkusi
• Tengorokan: Faring hiperemis (-) tosil Sonor pada kedua lapangan paru
membesar (-) Auskultasi
• Telinga : Meatus akustikus eksternus dextra et Vaskuler (+), Wheezing (-/-), rhonki (-/-)
sinistra lapang, sekret (-/-)
Leher :
• Pembesaran KGB (-).
Cor/Jantung :
Abdomen :
Ispeksi
Inspeksi
Tidak terlihat pulsasi ictus cordis, iktus kordis tak
tampak Datar
Palpasi Auskultasi
Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, pulsasi Bising usus (+) normal
parasternal (-), pulsasi epigastrial (-), sternal lift (-), Perkusi
thrill (-) Timpani (+) pada empat kuadran
Perkusi abdomen, meteorismus (-)
(dBn) Palpasi
Auskultasi Supel (+), hepar dan lien (dBn), nyeri
Bunyi jantung S I-II (+) regular, HR 83x/menit, murmur
(-), gallo[ (-), friction rub (-)
tekan epigastrium (-)
Ekstemitas
• Deformitas (-), akral hangat, akral pucat (-), edema pretibial (-),
Luka (-)
Extremitas SUP INF
Oedema -/- -/-
Akral Dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Genitalia
• Tidak Dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Darah HASIL NILAI
Lengkap (Result) NORMAL
3.5-10.0 x 103
WBC 6.5 x 10 H
3

15.0-50.0 x 103
LYM% 20.8 x 10 L 3

1.2-8.0 x 103
GRA 6.8 x 103 H JENIS HASIL NILAI
35.0-80.0 x103
GRA% 64.3x103 H PEMERIKSAAN (Result) NORMAL
3.50-5.50 x 103
RBC 3,71 x 103 < 200
11.0-16.- g/dl Pemeriksaan GDA 540 d/dl
HGB 12,9 g/dl L <9%
11.0-16.0 Hba1c 10%
RDW% 14,8 H
37.0-54.0%
HCT 39,24 % L
8.0-11.0
MPV 9.7 g/dl

Tabel 2.1 Pemeriksaan Hematologi Tanggal 5 Mei 2020


DATA ABNORMALITAS
Anamnesis

Rasa Rasa Lelah Rasa Gatal di


Mual dan Letih Punggung

Kesemuatan Mudah Pusing


Penurunan Berat
di Telapak waktu kegiaatan
Badan
Kaki berat
Data Abnormalitas
• GDS/GDA (05/05/2020)  540 (dirumah) (normal <200 mg/dL)
• HbA1c 10% (normal <9% )

• GDP (29/04/2020)  280 ( Normal <126 mg/dL)


• GDP2PP (29/04/2020)  360 ( Normal < 200 mg/dL)
Problem
Assasment Diagnosis
• Diabetes Melitus Tipe-2 tanpa Komplikasi

Initial Plan Diagnosis


1. Darah Lengkap  Clear
2. EKG  Tidak Dilakukan
3. Pemeriksaan GDA,GDP, GD2PP  Clear
4. Pemeriksaan HbA1c  Clear
Terapi
• 1. Rawat Jalan
• 2. Diet DM 1700 Kalori
• 3. Insulin NovoRapid 100 U/ml 3x6 UI SC
• 4. Lantus 0-0-12 UI SC
• 5. Glibenclamid ( 30 menit sebelum Makan)
• 6. Amlodipin tab 5 mg 1 dd 1 ­
MONITORING
1. Keluhan umum pasien
2. Vital sign (TD,HR,RR,dan Suhu)
3. Dula darah Pasie (GDA,GD2PP,GDP)
EDUKASI
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yangdiderita
pasien
2. Memberi masukan kepada pasien dan keluarga pasien tentang makananyang
sesuai dengan penyakit dan kebutuhan pasien
3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pentingnya minum
obat gula secara teratur bagi penderita
4. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang komplikasi-komplikasiDiabetes
Melitus salah satunya gatal-gatal yang dialami pasien
5. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga gejala hiperglikemi danhipoglikemi
sehingga pasien dapat mengetahun gejala tersebut. Hal ini bertujuan agar
pasien dan keluarga dapat mawas diri dan dapat segera dilarikan ke IGD apabila
terjadi keadaan tersebut.
Pembahasan Laporan Kasus
Diabetes Melitus
Resume Kasus
• Pasien Ny.W usia 68 tahun datang berasama cucunya ke RSUD Caruban pada hari Selasa
05 Mei 2020 pukul 10.00 WIB dengan keluhan mudah lelah dan lemas saat beraktifitas.
Lelah dan lemas sudah dirasakan sejak 2 hari sebelumnya. Ny.W mudah merasakan pusing
apabila melakulakn kegiatan agak berat dan merasakan mual tapi belum mutah.
• Pada malam hari mengeluhkan sering buang air kecil (+) dan frekuensi lebih dari biasanya,
mudah lapar (+), Mudah haus (+), tidak nafsu makan (+), Kaki sering kesemutan(+) dan
untuk mengatasinya selalu dioleskan balsem gliga dan sering digerakan, terjadi penurunan
berat badan dari 68 kg menjadi 61 kg dalam waktu 6 bulan.
• Riwayat kebiasaan pasien suka makanan yang tinggi kolesterol dan lemak (gorengan) dan
suka minuman manis, pasien jarang olahraga. Pada pemerikasaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, dengan Head to toe dalam batas normal, serta telah
dilakukan pemeriksaan penunjang dengan hasi; GDA 520 g/dl.
DIABETES
MELITUS

Gangguan metabolic kronis yang ditandai dengan


kenaikan kadar gula darah

Gangguan metabolic kronis yang ditandai dengan


kenaikan kadar gula darah
TIPE DM
karena kerusakan sel beta pankreas karena autoimun yang
DM akanmenyebabkan penurunan insulin absolut. DM tipe 1
TIPE 1
umumnya terjadi pada anak-anak

karena penurunan fungsi dari sel beta pankreas yang


DM menyebabkan penurunan sekresi secara frekuensional dan
TIPE 2
resistensi insulin. DM tipe 2 terjadi umumnya pada orang
dewasa

DM diabetes yang diketahui pada trimester kedua atau ketiga


Gestational
kehamilan
KRITERIA DIAGNOSIS DM
Gula darah puasa  126 mg/dl (7 mmol / L). Gula darah
puasa di tes bila tidak ada kalori yang di konsumsi selama
8 jam terakhir

ATAU
GD2PP  200 mg/dl (11,1 mmol/L). Tes ini dilakukan setelah
pasien mengkonsumsi 75g glukosa

ATAU
HbA1C  6,5%

(Perkeni,2015)
KRITERIA GULA DARAH
Jenis Nilai
Gula darah puasa
- Normal < 100 mg/dL
- Prediabet 100-125
- Diabetes 126
GD2PP
- Normal < 140
- Prediabet 140-199
- Diabetes >200
PATOFISIOLOGIS (OMNIUS OCTET)

tidak hanya otot, liver dan sel


beta pankreas saja yang
berperan sentral dalam
patogenesis penderita DM
tipe-2 tetapi terdapat organ
lain yang berperan yang
disebutnya sebagai the
ominous octet

(Defronzo,2009)
Goal Terapi DM

• Untuk Menurunkan, Mengontrol, dan Memanajemen


komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, komplikasi
neuropatik, dan menjaga fungsi sel beta pankreas
Jenis Nilai
HbA1C < 7%
(dievaluasi setiap 3 bulan)
Dan dilanjutkan setiap 6 bulan
GDP 80-130 mg/dL
GD2PP <180 mg/dL
Tekanan Darah <140/90 mmHg
Kegagalan sel beta pancreas: Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi sel
beta sudah sangat berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini
adalah sulfonilurea, meglitinid, GLP-1 agonis dan DPP-4 inhibitor.

Liver: Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu
gluconeogenesis sehingga produksi glukosa dalam 8 | Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015 keadaan basal oleh liver
(HGP=hepatic glucose production) meningkat. Obat yang bekerja melalui jalur ini
adalah metformin, yang menekan proses gluconeogenesis
Sel lemak: Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin,
menyebabkan peningkatan proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas
(FFA=Free Fatty Acid) dalam plasma. Penigkatan FFA akan merangsang proses
glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di liver dan otot. FFA juga
akan mengganggu sekresi insulin. Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini disebut
sebagai lipotoxocity. Obat yang bekerja dijalur ini adalah tiazolidindion.

Otak: Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang
obes baik yang DM maupun non-DM, didapatkan hiperinsulinemia yang
merupakan mekanisme kompensasi dari resistensi insulin. Pada golongan ini
asupan makanan justru meningkat akibat adanya resistensi insulin yang juga
terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah GLP-1 agonis, amylin dan
bromokriptin.
USUS

• Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan oleh 2 hormon GLP-1 (glucagon-
like polypeptide-1) dan GIP (glucose-dependent insulinotrophic polypeptide atau
disebut juga gastric inhibitory polypeptide).
• Pada penderita DM tipe-2 didapatkan defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap GIP.
Disamping hal tersebut incretin segera dipecah oleh keberadaan ensim DPP-4, sehingga
hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat yang bekerja menghambat kinerja DPP-4
adalah kelompok DPP-4 inhibitor.
• Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui
kinerja ensim alfa-glukosidase yang memecah polisakarida menjadi monosakarida yang
kemudian diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah
• Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja ensim alfa- glukosidase adalah akarbosa.
Komplikasi DM
Komplikasi DM
1. Gatal gatal mungkin terjadi akibat salah satu dari
komplikasi DM
2. Kadar gula darah tinggi, tubuh berusaha untuk
menghilangkan kelebihan glukosa dalam darah
peningkatan buang urinesehingga tubuh
kehilangan cairan Kulit menjadi kering
3. Kulit gatal pada diabetes biasanya terkait dengan
kekeringan kulit, tetapi juga dapat berhubungan
dengan sirkulasi yang buruk.
Komplikasi DM

Komplikasi Metabolik Akut Komplikasi Jangka Panjang


Mikroangiopati
DMT-1
• Retinopati diabetic
• KAD (diabetic ketoasidosis) • Nefropati diabetic
DMT-2 • Difungsi ereksi
• Hiperglikemia, Hiperosmolar, Makroangiopati
Koma non-ketotik, KHH (Koma- • Jantung coroner
hiperglikemik Hiperosmolar) • Penyakit arteri perifer
• Penyakit Serebrovaskuler
• Kaki diabetes
Penatalaksanaan DM

• Pasien termasuk rawat jalan, dalam pemeriksaan tidak keluhan yang


mengharuskan pasien untuk tirah baring, walaupun kadar glukosa pasien (GDA
540), dikarenakan pasien dapat melakukan semua aktifitasnya sendiri dan tak
memiliki keluhan yang memberatkan
• Mekanisme polyuria dan polydipsia berkaitan erat dengan tingginya kadar glukosa
darah yang menyebabkan dehidrasi pada tubuh sehingga pasien dianjurkan untuk
minum minimal 6 gelas atau 1,5 liter air setiap hari untuk menjaga tekanan
osmotic dalam tubuh, sehingga mencegah keadaan diuresis osmotic.
• Pasien diberikan terapi diet DM 1700 kalori, diberikan injeksi insulin
• Pasien diberikan terapi berupa Diet DM 1700 kalori, dan injeksi Insulin
NovoRapid 100 U/ml 10-10-10 UI SC, Lantus 0-0-10 UI SC, Glibenclamid ( 30
menit sebelum Makan), Amlodipin tab 5 mg 1 dd 1 ­
Obar-Obatan DM
Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue)

Sulfoniurea Glinid
• Obat golongan ini mempunyai • Glinid merupakan obat yang
efek utama dlm meningkatkan cara kerjanya sama dengan
sekresi insulin oleh sel beta sulfonilure dng penekanan
pankreas. pada peningkatan sekresi
• Efek samping utama adalah insulin pada fase pertama.
hipoglikemia dan peningkatan • Golongan terdapat 2 macam
berat badan. obat yaitu Repaglinid (derivat
asam benzoat) dan Nateglinid
(derivat fenilalanin).
Penatalaksanaan DM
(Meningkatkan Sensitivitas Insulin)

Metformin
• Metformin mempunyai efekutama mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilanglukosa di jaringan perifer.
• Metformin tidak boleh diberikanpada beberapa keadaan sperti: GFR<30 mL/menit/1,73
m2, adanya gangguan hati berat,serta pasien-pasien dengankecenderungan
hipoksemia(misalnya penyakit serebro vaskular, sepsis, renjatan,PPOK,gagal jantung

Tiazolidindion
• Golongan ini mempunyai efekmenurunkan resistensi insulindengan meningkatkan
jumlahprotein pengangkut glukosa,sehingga meningkatkanambilan glukosa.
• Tiazolidindion meningkatkanretensi cairan tubuh sehinggadikontraindikasikan
padapasien dengan gagal jantung
Penatalaksanaan DM
(Penghambat Absorbsi Glukosa)

• Obat ini bekerja dengan memperlambat


absorbs glukosa dalam usus halus,
sehingga mempunyai efek menurunkan
kadar glukosa darah sesudah makan.
Penghambat alfa glukosidase tidak
digunakan :
• GFR≤30ml/min/1,73 m2, gangguan faal
hati yang berat, irritable bowel syndrome
Penatalaksanaan DM
(Penghambat SGLT-2)

Obat golongan penghambat SGLT-2


merupakan obat antidiabetesoral jenis
baru yang menghambat penyerapan
kembali glukosa ditubuli distal ginjal
dengan cara menghambat kinerja
transporterglukosa SGLT-2.
Penatalaksanaan DM
(DPPIV Inhibitor )

Obat golongan penghambat DPP-IV menghambat


kerja enzim DPP-IVsehingga GLP-1 (Glucose Like-
Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang
tinggidalam bentuk aktif.
Penatalaksanaan DM
(Agonis GLP-1/Incretin Mimetic )

• Pengobatan dengan dasar peningkatan GLP-1merupakan cara


baru untuk pengobatan DM.
•  Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel beta sehingga terjadi
peningkatan pelepasan insulin,mempunyai efek menurunkan
berat badan, menghambat pelepasan glukagon, dan
menghambat nafsu makan.
• Efek penurunan berat badan agonis GLP-1 juga digunakan
untuk indikasi menurunkan berat badan padapasien DM
dengan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai