SIROSIS HEPATIS
Pendamping:
dr. Susanna Chandra
dr.Helixyap
Nama : Ny. S
Usia : 66 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Dusun sungai dungun, dusun sungai pangkalan kongsi, Tebas
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 7 Maret 2017
No. CM : 07-60-81
Jaminan : BPJS
Ruang : PD Kelas III
Anamnesa
Autoanamnesis dari pasien di bangsal penyakit dalam RSUD Sambas
Keluhan Utama:
Perut membesar
Keluhan tambahan:
Nyeri perut
Mual dan Muntah
Lemah
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 bulan perut
dirasakan semakin hari 2 bulan SMRS
Nyeri ulu hati dan
semakin membesar dan
lemas
bertambah kencang
terutama sejak 10 hari,
mata menjadi kuning
Kencing
14 Hari seperti teh
SMRS
Perut semakin
membesar, mual,
muntah, nyeri uluhati,
Keluhan semakin
lemas hingga tidak memberat 10 hari SMRS
beraktivitas
Pasien juga mengeluh badan terasa lemas sejak kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan dirasakan bertambah parah, hingga 10 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
menjadi tidak bisa beraktivitas dengan baik. Pasien mengatakan saat buang air kecil
warnanya seperti teh, keluhan dirasakan sesak kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Pasien menyangkal adanya buang air besar berwarna hitam, rasa susah tidur, dan nyeri
saat buang air kecil. Pasien mengatakan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, matanya
mulai menguning. Namun pasien menyangkal adanya perubahan warna kulit menjadi kuning.
Riwayat Penyakit
Riwayat Kebiasaan:
Merokok (-)
Alkohol (-)
Obat-obatan (-)
Narkoba suntik (-)
Promiskuitas (-)
Pemeriksaan Fisik 16
Agustus 2014
Keadaan umum : Tampak lemah
Ukuran hepar
mengecil,
tepi hepar
ireguler,
jaringan
fibrosis (+)
Ascites (+).
Kesan :
Sirosis
Hepatis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hematokrit 30 (L) % 47 54
Prognosis Terapi
FOLLO A: A:
Ekst : edema -/-/+/+ minimal
A:
Ekst : edema -/-/+/+ minimal
W UP
- Hepatitis B kronis - Hepatitis B kronis - Hepatitis B kronis
- Penyakit hati kronis susp. Sirosis hepatis
- Penyakit hati kronis susp. Sirosis - Penyakit hati kronis susp. Sirosis
- Ascites grade II
hepatis hepatis
- Ascites grade II - Ascites grade II
P: P: P:
IVFD D5% 20 tpm IVFD D5% 20 tpm diturunkan menjadi IVFD D5% 500cc/24jam (7 tpm)
Inj. Furosemide 40mg / 24jam
500cc/24jam Inj. Furosemide 40mg / 24jam
Inj. Omeprazole 40mg / 24 jam
PO : Spironolakton 1 x 200 mg Inj. Furosemide 40mg / 24jam Inj. Omeprazole 40mg / 24 jam
PO : Propanolol 3 x 40mg Inj. Omeprazole 40mg / 24 jam PO : Spironolakton 1 x 200 mg
PO : Prohepar 3 x 1 tab PO : Spironolakton 1 x 200 mg PO : Propanolol 3 x 40mg
Punksi diagnostik ascites: PO : Propanolol 3 x 40mg PO : Prohepar 3 x 1 tab
Hasilnya cairan berwarna kuning jernih, purulen PO : Prohepar 3 x 1 tab
(-).
Kesan: tidak ada tanda infeksi
11 Maret 2017 12 Maret 2017 13 Maret 2017
S : perut besar mulai berkurang, mual S : perut besar mulai berkurang, mual S : Perut mulai mengecil, mual (-),
(+) (-) nyeri perut (-), lemas (-)
O : KU : Lemah, Kes : CM O : KU : Lemah, Kes : CM O : KU : Lemah, Kes : CM
TTV : TD: 109/58 ; Nd: 84x/mnt,T: TTV : TD: 128/74 ; Nd: 88x/mnt, TTV : TD: 117/68 ; Nd:
36,8; RR : 20x/mnt T: 36,7; RR : 19x/mnt 80x/mnt,T: 38,9 ; RR : 20x/mnt
Mata : CA-/- SI+/+ Mata : CA-/- SI+/+ Mata : CA-/- SI+/+
Cor : BJ I&II reg, Murmur (-), Cor : BJ I&II reg, Murmur (-), Cor : BJ I&II reg, Murmur (-),
Gallop (-) Gallop (-) Gallop (-)
Pulmo : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/- Pulmo : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/- Pulmo : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abd : Distensi, BU (+) N, redup, NT Abd : Distensi minimal, BU (+) N, Abd : Distensi minimal, BU (+) N,
(-),tes undulasi (+), shifting dullness redup, NT (-),tes undulasi (+), redup, NT(-),tes undulasi (+),
shifting dullness (+) shifting dullness (+)
FOLLO
(+)
Ekst : edema -/-/-/-. Ekst : edema -/-/-/-. Ekst : edema -/-/-/-
W UP A:
- Hepatitis B kronis
A:
- Hepatitis B kronis
A:
- Hepatitis B kronis
- Penyakit hati kronis susp. Sirosis
- Penyakit hati kronis susp. Sirosis - Penyakit hati kronis susp. Sirosis
hepatis
hepatis hepatis
- Ascites grade II
- Ascites grade II - Ascites grade II
P: P: P:
IVFD D5% 500cc/24jam (7 tpm) IVFD D5% 500cc/24jam (7 tpm) Pasien diijinkan pulang
Inj. Furosemide 40mg / 24jam Inj. Furosemide 40mg / 24jam Furosemide 20mg 1-0-0
Inj. Omeprazole 40mg / 24 jam Inj. Omeprazole 40mg / 24 jam Spironolakton 1 x 200mg
PO : Spironolakton 1 x 200 mg PO : Spironolakton 1 x 200 mg Prohepar 3x1
PO : Propanolol 3 x 40mg PO : Propanolol 3 x 40mg Sukralfat syr 3x1 C
PO : Prohepar 3 x 1 tab PO : Prohepar 3 x 1 tab Kontrol ke poli penyakit dalam.
Tinjauan Pustaka
Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis B, suatu anggota famili
hepadnavirus yang menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun, yang dapat berlanjut menjadi sirosis
hati atau kanker hati
Diagnosis Hepatitis B
Perjalanan Penyakit Hepatitis B
Tatalaksana Hepatitis B
Tatalaksana farmakologi perlu diberikan pada keadaan 2
HbeAg (+) + HBV DNA > 20.000 IU/ml + peningkatan ALT atau
HbeAg (-) + HBV DNA > 2.000 IU/ml + peningkatan ALT dan hasil biopsi
hepar didapatkan sirosis grade 2
Untuk pasien yang mendapatkan terapi imunosupresif
Target pengobatan farmako sampai HBV DNA tidak terdeteksi
Pilihan obat farmakoterapi: interferon, tenofovir, entecavir, lamivudine,
adefovir
Dilakukan skrining HCC dengan menggunakan USG setiap 6 bulan,
terutama pada pasien dengan HBV DNA yang tinggi, pada orang
dengan sirosis, laki-laki (umur >40 pada pria asia, >50 pada
wanita asia, dan >20 pada keturunan afrika)
Tatalaksana Hepatitis B
alkoholik) Hemochromatosis
Virus Hepatitis kronik Wilsons disease
Hepatitis autoimun 1 Antitrypsin deficiency
Sirosis Biliaris Cystic fibrosis
Crypogenic Cirrhosis
Primary biliary cirrhosis
Primary sclerosing cholangitis
Pada pasien: didapatkan
Autoimune cholangiopathy HbSAg (+)
Cardiac cirrhosis
Tanda dan Gejala Sirosis Hepatis
Pada pasien didapatkan:
1. Sklera ikterik
2. Muscle wasting
3. Edema kaki
4. Ascites
Diagnosis Sirosis Hepatis
Diagnosis pasti sirosis harus ditegakkan melalui
pemeriksaan histologi2
Pemeriksaan penunjang, seperti2:
Pemeriksaan laboratorium darah: trombositopenia,
leukopenia, peningkatan INR, penurunan albumin,
turunnya glukosa darah
USG abdomen
Fibrotest
Fibroscan
Komplikasi Sirosis Hepatis
Hipertensi Portal
Varises gastroesofagus
Splenomegali
Ascites
Hipertensi portopulmonary
Peritonitis bakterial spontan
Malnutrisi
Sindrom hepatorenal Koagulopati
Tatalaksana
Non refraktori:
Patofisiologi:
Kegagalan fungsi hati dalam melakukan detoksifikasi NH3 yang
merupakan hasil deaminase asam amino akibat kerja dari bakteri
usus. Seharusnya NH3 dirubah menjadi urea di sel-sel hati. Namun
karena sel hati mengalami kerusakan, sehingga NH3 tidak dapat
diubah dan beredar di seluruh tubuh dan masuk ke dalam otak 5
Faktor Presipitasi
Nitrogen yang berlebihan
( perdarahan saluran cerna,
intake protein yang tinggi, gagal
ginjal, konstipasi)
Obat-obatan (penekan CNS,
narkotika)
Gangguan elektrolit
( hipokalemia, alkalosis,
hipoksia, hipovolemia)
Infeksi
Perburukan fungsi hati
Ensefalopati Hepatik
Klasifikasi
Tatalaksana Ensefalopati hepatik
Mengobati faktor presipitasi utama
Menurunkan jumlah nitrogen
Restriksi protein sudah tidak direkomendasikan pada pasien yang
mengalami malnutrisi, protein hewani dapat diganti dengan protein nabati
Lactulose: titrasi hingga mendapat 2-3 kali BAB yang lembek per hari
Apabila pemberian lactulose tidak memberikan hasil yang baik,
dapat digunakan antibiotik
Spektrum luas (metronidazole) untuk mengeliminasi bakteri penghasil
amonia dari lumen usus
Pengobatan paling baik saat keadaan akut pada pasien koma
adalah dengan enema laktulosa.
Tatalaksana Sirosis Hepatis
Mengobati kelainan utama
Stop kegiatan yang merusak hati seperti stop konsumsi
alkohol, obat-obatan hepatotoksik, melakukan imunisasi
hepatitis A ataupun B apabila belum memiliki imun.
Mengobati komplikasi pasien.
Transplantasi hati pada penyakit hati yang terminal
dengan menggunakan panduan skor MELD
Prognosis Sirosis