Anda di halaman 1dari 28

Disusun Oleh : dr.

Veni Efriani
Pembimbing : dr. Ari Sisworo Sp.PD

SIROSIS HEPATIS DEKOMPENSATA EC HEPATITIS B KRONIK


STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. W
• No. Rekam Medis : 19010538
• Tanggal Lahir : 4 maret 1961
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Buruh
• MRS : 08 Juli 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : Perut membesar
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang laki-laki usia 58 tahun datang dengan keluhan ±3 bulan yang lalu mengeluh perut membesar.
Perut membesar secara perlahan dan makin lama makin membesar. Perut terasa kencang dan tegang.
Pasien juga mengeluh nyeri perut terutama bagian kanan atas, nyeri perut hilang timbul, nyeri perut
dirasakan seperti rasa penuh dan kembung terutama pada saat sehabis diisi makanan, sehingga
membuat pasien makan harus sedikit demi sedikit karena cepat terasa kenyang. Namun pasien tidak
mengeluh adanya sesak, mual (-), muntah bercampur darah (-), muntah kehitaman (-), mimisan (-).
Pasien menyatakan seiring dengan membesarnya perut juga terjadi penurunan berat badan secara
drastis, mengeluh kedua kaki bengkak (+) dan mata terlihat kuning.
Mengeluh BAK sedikit, tidak disertai nyeri, riwayat BAK keruh (-), BAK seperti teh pekat (-). BAB
tidak ada keluhan, BAB kehitaman (-), BAB darah segar (-), BAB kosistensi keras (-), BAB seperti
kotoran kambing (-) dan flatus (+).
Pasien juga akhir-akhir ini mengeluh badan terasa lemas, napsu makan menurun, mengeluh demam
lama (-), riwayat batuk lama (-), keringat malam (-).
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit Keluarga
Belum pernah mengalami keluhan seperti ini
Tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes
sebelumnya. Riwayat penyakit lain hipertensi,
diabetes mellitus, jantung disangkal, Tuberkulosis (-) melitus, hepatitis dan tuberculosis.

Riwayat Kebiasaan
Merokok selama 15 tahun
Riwayat Vaksinasi
Minum alkohol tidak pernah
Tidak pernah vaksinasi Hepatitis B
kerap minum mixagrib dan jamu pegal linu.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 98 kali/menit, reguler, kuat angkat
• Nafas : 20 kali/menit, reguler
• Suhu : 37,3 0C
• Berat badan awal : ± 64 kg
• Berat badan saat ini : ± 56 kg
STATUS GENERALIS
KEPALA PULMO
Bentuk : Normosefali Inspeksi: simetris (+), spider nevi (+)
Mata : Cowong -/-, konjungtiva hiperemis -/-, Palpasi: Gerak nafas simetris, fremitus raba simetris
secret -/-, pupil isokor, ukuran 3 mm fremitus suara simetris
Sklera ikterik +/+ Perkusi: Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Konjungtiva palpebra inferior anemia +/+
COR
LEHER S1/S2 tunggal, murmur-,gallop-
Simetris, pembesaran KGB (-)

ABDOMEN
Inspeksi : Bentuk cembung, caput medusae (-) EKSTREMITAS
Auskultasi : BU (+) lemah
Perkusi : Redup Akral hangat, CRT <2 detik
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien sulit Edema tungkai (+/+)
dievaluai Teraba massa dengan kosistensi keras (-), Palmar eritema (+)
berdungkul(-), Undulasi (+), lingkar Perut 98 cm
PENUNJANG LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Hematologi Tanggal 08 Juli 2019


Kimia Darah Tangga 09 Juli 2019
Leukosit 10.400 10^3/ul 4.8 - 11.300
GDS 101 Mg/dl 70-125
Hemoglobin 9,8 g/dl 12 – 18
Ureum 59 Mg/dl 18-55
Hematokrit 27 % 37 – 52 Cratinine 1.93 mg/dl 0.7-1.3
SGOT/ 109 U/L <37
MCV 77 U 79 – 99
MCH 28 Pcg 27 – 31 AST
SGPT/ 71 U/L <45
MCHC 36 G/dl 33- 37
Trombosit 243.000 10^3/ul 150 – 450 ALT
Albumin 1,9 g/dl 3.5-4.8
PENUNJANG LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HBsAg Positif Negatif


Anti HCV Negatif

Ig G ANTI HAV Negatif

Ig M ANTI HAV Negatif

Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan USG Abdomen Kesan Acites Permagna
Pemeriksaan Thorak Kesan pulmo dan cor tak tampak
kelainan
Pemeriksaan EKG Jantung dalam batas normal
DIAGNOSIS KERJA

Sirosis Hepatis Dekompensata ec Hepatitis B Kronik


Dengan Acites danHepatorenal Syndrome
TATALAKSANA
TERAPI
- IVFD RL gtt XX x/ mikro
- Inj. Furosemid 1x 40 mg ampul PLANNING MONITORING
- TTV dan tanda klinis
-Anemolat 1x1 mg
T - Urin Output
-Spironolactone 1x100 mg - Lingkar perut
- Berat badan
- Sucralfat syrp 4XCII
- Inj Omeprazole 1 x 40 mg
- Propanolol 2 x10 mg
FOLLOW-UP
Tanggal 09 Juli 2019 10 Juli 2019 11 Juli 2019
S
Sulit BAK + berkurang berkurang
Kaki bengkak + berkurang berkurang
Perut membesar + + + menurun
Nyeri perut + berkurang berkurang
Badan lemas + membaik membaik

O TD 120/80 /Nadi 88 /RR 20/ Suhu 36,7 TD 110/70 /Nadi 80 /RR 18/Suhu 36 TD 120/70 /Nadi 84 /RR 20/Suhu 36,4
Vital Sign Lingkar Perut 97,2 cm Lingkar Perut 96,5 cm Lingkar Perut 95,8 cm
Berat badan 55 kg Berat badan 54.1 kg Berat badan 53 kg
UO 500 ml/24 jam UO 660 ml/24 jam UO 810 ml/24 jam

A Sirosis Hepatis ec Hepatitis B kronik dengan Sirosis Hepatis ec Hepatitis B kronik dengan Sirosis Hepatis ec Hepatitis B kronik dengan
acites dan suspek AKI Grade 1 acites dan suspek AKI Grade 1 acites dan suspek AKI Grade 1

P Drip Furosemide 3 ampl dalam Nacl 100 cc Drip Furosemide 3 ampl dalam Nacl 100 cc Drip Furosemide 3 ampl dalam Nacl 100 cc
gtt VIII/menit gtt VIII/menit gtt VIII/menit
Spironolacton 1x100 mg Spironolacton 1x100 mg Spironolacton 1x100 mg
Propanolol 2x10 mg Propanolol 2x10 mg Propanolol 2x10 mg
Anemolat 1x1 mg Anemolat 1x1 mg Anemolat 1x1 mg
Inbumin 2x1 Inbumin 2x1
PASIEN PULANG
TERAPI
Tanggal 12 Juli 2019 Pasien Pulang
Tablet Furosemide 1x 40 mg
(Kontrol 18 Juli 2019)
 Tablet Propanolol 2x10 mg
Anamnesa : Keluhan sudah berkurang
Tablet Spironolactone 2x100 mg
Pemeriksaan Fisik :
Tablet Posafit 2x 250 mg
TD 120/70mmhg
Tablet Anemolat 1 x 1 mg
RR 18 x/menit
Tablet Curcuma 3x20 mg FCT
Nadi 85 x/menit
Suhu 36,4 C
Lingkar Perut 86 cm
Berat badan 52 kg
UO 950 ml/24 jam
TINJAUAN PUSTAKA
SIROSIS HEPATIS
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI

Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan


stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif.

EPIDEMOLOGI
1. Sirosis hepatis merupakan penyebab kematian terbesar ke-3 setelah jantung dan stroke
2. Di Asia Tenggara penyebab utama SH hepatitis B (HBV) berkisar 40-50%
dan C (HCV) berkisar 30-40 %.
3. 10-20 % hepatitis alkoholik
4.40 % pasien sirosis hepatis asimtomatik
SIROSIS HEPATIS
ANATOMI Patogenesis

1. Infeksi hepatitis viral


2. Peradangan hati
3. Terjadi nekrosis
4. Kolaps lobulus hati
5. Terbentuk jaringan parut
6. Septa fibrosis yang difus dan nodus
7. Terjadi sirosis hepatis
SIROSIS HEPATIS
KLASIFIKASI

SECARA MORFOLOGI SECARA FUNGSIONAL

1. Sirosis Hepatis Kompensata


1. Mikronodular
Sering disebut dengan latent cirrhosis
Sirosis hepatis dimana nodul- hepar. Pada stadium kompensata ini belum
nodul yang terbentuk berukuran <3 terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya
mm. stadium ini ditemukan pada saat
2. Makronodular pemeriksaan screening.
Sirosis hepatis dimana nodul-nodul 2. Sirosis Hepatis Dekompensata
yang terbentuk berukuran > 3mm. Dikenal dengan active cirrhosis hepar,
3. Campuran dan stadium ini biasanya gejala-gejala
Gabungan dari mikronodular dan sudah jelas, misalnya ; asites, edema dan
makronodular. ikterus.
SIROSIS HEPATIS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS
1. Perasaan mudah lelah dan lemas
2. Selera makan berkurang
3. Perasaan perut kembung KOMPENSATA
4. Mual
5. Berat badan menurun

1. Gangguan tidur sampai koma


2. Demam tidak begitu tinggi
3. Pendarahan, varises esofagus, hemoroid
4. Ikterus, acites DEKOMPENSATA
5. Gangguan kemih
SIROSIS HEPATIS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

Spider nevi

Palmar erithema

Caput medusae
SIROSIS HEPATIS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. SGOT (serum glutamil oksalo asetat) atau AST (aspartat aminotransferase) dan SGPT
(serum glutamil piruvat transferase) atau ALT (alanin aminotransferase) meningkat.
2. Bilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata dan meningkat pada sirosis
yang lebih lanjut (dekompensata)
3. Globulin, konsentrasinya meningkat
4. Waktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis factor koagulan akibat sirosis
5. Pemeriksaan viral market untuk mencari penyebab sirosis hepatis.
6. USG abdomen Pemeriksaan ultrasound (USG), computerized tomography (CT or CAT)
scan atau magnetic resonance imaging (MRI) Untuk melakukan evaluasi adanya
kemungkinan penyakit hati.
KOMPLIKASI
Peritonitis Bakterial Spontan
Hepatorenal Sindrome Komplikasi ini paling sering dijumpai
gangguan fungsi ginjal akut berupa oligouri,
yaitu infeksi cairan asites oleh satu jenis
peningkatan ureum, kreatinin, tanpa
adanya kelainan organic ginjal. bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder
intra abdominal.

VARISES ESOFAGUS Ensefalopati Hepatik


Varises esophagus merupakan salah satu Ensefalopati hepatic merupakan
manifestasi hipertensi porta yang cukup kelainan neuropsikiatri akibat
berbahaya.
disfungsi hati.
PENATALAKSAAN
SIROSIS KOMPENSATA SIROSIS DEKOMPENSATA
1. Menghentikan penggunaan alkohol dan bahan ACITES
1. Tirah baring dan diet rendah garam
atau obat yang hepatotoksik 2. Diuretik diawali dengan Spironolactone 100-200 mg/hari
3. Furosemide 20-40 mg/hari maksimal 160 mg
2. Pemberian asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal 4. Paracintesis dan pemberian albumin
yang dapat menghambat kolagenik
ENSEFALOPATI HEPATIK
3. Pada hepatitis autoimun, bisa diberikan steroid 1. Pemberian laktosa dan neomisin
2. Diet protein 0,5 gr/kgbb/hari
atau imunosupresif
VARISES ESOFAGUS
4. Pada pentakit hati nonalkoholik, menurunkan BB 1. Propanolol
akan mencegah terjadinya sirosis 2. Preparat somatostatin atau oktreotid
3. Tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi
5. Pada hepatitis B, interferon alfa dan lamivudin
PERITONITIS BAKTERIAL SPONTAN
merupakan terapi utama. Lamivudin diberikan 1. Pemberian antibiotik sefotaksim intravena, amoksilin atau
100mg secara oral setiap hari selama satu tahun. aminoglikosida

Interferon alfa diberikan secara suntikan subkutan HEPATORENAL SINDROM


1. Mengatasi perubahan sirkulasi di hati dan mengatur keseimbangan
3MIU, 3x1 minggu selama 4-6 bulan. garam dan air
PROGNOSIS
ASITES
ASITES
DEFINISI PATOGENESIS
Asites adalah penimbunan cairan
secara abnormal di rongga peritoneum.

ETILOGI
ASITES
DIAGNOSIS PENGOBATAN
Pemeriksaan Fisik 1. Tirah baring
1. Inspeksi tampak perut membucit seperti 2. Diet rendah garam. Konsumsi garam
katak. Umbilikus seolah bergerak ke arah perhari dibatasi hingga 40-60 meq/hari
kaudal mendekati simfisis os pubis. 3. Diueretik seperti spironolakton atau
2. Perkusi pekak dan shiffting dullness. kombinasi dengan furosemide.Target
dicapai berat badan turun 500g/hari tanpa
Pemeriksaan Penunjang edema dan 1000 g/hari bila disertai edema.
1. USG 4. Terapi parasintesis
2. Parasintesis 5. Pengobatan penyakit yang mendasar.
3. Gambaran makroskopi
4. SAAG
5. Hitung sel
6. Biakan kuman
7. Pemeriksaan sitologi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai