Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

KOLESISTITIS AKUT

MELIA NOVIRA
NIM . 1708436738

PEMBIMBING :
dr. Anwar Bet, Sp.PD
2
Kolesistitis akut adalah reaksi inflamasi
akut dinding kandung empedu yang
disertai keluhan nyeri perut kanan atas,
nyeri tekan dan demam.

PENDAHULUAN Faktor yang mempengaruhi timbulnya


kolesistitis :
1. Stasis cairan empedu
2. Infeksi kuman
3. Iskemia dinding kandung empedu

20 May 2019
3
EPIDEMIOLOGI

Penelitian Stinton, dkk pada tahun 2012 Angka kejadian kolesistitis di Indonesia
menyatakan bahwa di Negara maju pada tahun 2015 didapatkan hasil 37,5%
diperkirakan prevalensi batu empedu banyak terdapat pada kelompok usia 41-
sekitar 10-15%. 50 tahun dengan 78% disertai batu
empedu.
4
ETIOLOGI

Batu Saluran Empedu 90%

Infeksi kuman : E.coli, Strep. Faecalis dan Klebsiela.

Stasis cairan empedu

Faktor lain : Kepekatan cairan empedu

20 May 2019
5
DIAGNOSIS

Nyeri kolik perut kanan atas

Nyeri tekan, Murphy’s sign (+)

Kenaikan suhu tubuh (febris), leukositosis

20 May 2019
6

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 Tahun
Alamat : Jl. Patimura
Tgl Masuk : 09 April 2018
Nyeri perut kanan atas yang
memberat sejak 6 jam SMRS
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang

 1 minggu SMRS pasien mengeluhkan nyeri hebat pada perut


kanan atas, nyeri timbul mendadak saat pasien sedang bekerja,
nyeri hilang timbul dengan durasi 1 jam, tidak dipengaruhi
dengan waktu makan, tidak dipengaruhi posisi dan menjalar ke
punggung. Pasien juga mengeluhkan BAK berwarna pekat
seperti teh, BAK dirasakan lancar dan tidak ada nyeri saat BAK.
Pasien mengeluhkan BAB berwarna lebih pucat, BAB lancar dan
tidak nyeri. Pasien juga mengeluhkan kuning pada tubuh.
Riwayat Penyakit Sekarang

 1 hari SMRS nyeri dirasakan muncul kembali, nyeri


dirasakan hilang timbul dengan durasi 1 jam, nyeri tidak
dipengaruhi waktu makan, posisi dan aktivitas. Nyeri
tidak menjalar ke dada maupun bahu. Pasien juga
mengeluhkan badannya terasa demam, demam tidak
tinggi dan tidak disertai menggigil serta berkeringat.
Pasien tidak mengonsumsi obat demam. Mual (+),
muntah (-).
Riwayat Penyakit Sekarang

 Sejak 6 jam SMRS pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas


yang semakin memberat. Nyeri seperti ditusuk-tusuk,
dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi posisi, timbul
mendadak saat bangun tidur dan menjalar ke seluruh perut.
Nyeri tidak menjalar ke dada maupun bahu. Pasien lalu
datang ke IGD RSUD AA.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat batu empedu (+) 6 tahun yll


 Riwayat penyakit kuning (+)
 Riwayat Kolesterol tinggi (+)
 Riwayat transfusi darah (-)
 Riwayat penyakit kencing manis (-)
 Riwayat sakit jantung (-)
 Riwayat tekanan darah tinggi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

 Keluarga yang mengalami keluhan seperti ini (-)


 Riwayat kolesterol tinggi (+)
 Riwayat penyakit kencing manis (-)
 Riwayat sakit jantung (-)
 Riwayat tekanan darah tinggi (-)
Riwayat Sosial, Ekonomi, dan
Pekerjaan

 Pasien seorang karyawan di rumah makan


 Pasien sering memakan makanan yang berlemak
 Pasien jarang berolahraga
 Merokok ½ bungkus sehari(>10 tahun)
 Tidak pernah mengkonsumsi alkohol
Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Fisik Umum:


 Kesadaran : Komposmentis
 Keadaan Umum : Tampak sedang sakit
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 74 x/menit, pengisian penuh, kuat angkat dan reguler
 Pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 37,8 °C
 Berat Badan : 60 kg
 Tinggi Badan : 165 cm
 IMT : 22,083 (normoweight)
Pemeriksaan Fisik

 Kepala dan leher:


 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (+/+), pupil bulat isokor
dengan diameter 2mm/2mm, reflex cahaya (+/+), mata cekung(-/-), udem
palpebral (-/-)
 Hidung : keluar darah/cairan (-)
 Telinga : keluar cairan (-) penurunan pendengaran (-) tinnitus (-/-)
 Mulut : mukosa kering (-) bibir pucat (-) sianosis (-) gusi berdarah (-), lidah
kotor (-)
 Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP 5+2
Pemeriksaan Fisik

 Paru
 Inspeksi : bentuk dada fusiformis, gerakan dinding dada
simetris kiri dan kanan, pelebaran sela iga (-/-)
 Palpasi : vocal fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : sonor pada kedua lapangan
paru
Batas paru-hati : SIK V Linea midclavicula dextra
 Auskultasi : suara pernapasan vesikuler(+/+),
suara napas tambahan : wheezing(-/-), ronkhi (-/-)
Pemeriksaan Fisik

 Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba pada linea midclavicula sinistra SIK V
 Perkusi :
 Batas jantung kanan : linea sternalis dextra SIK IV
 Batas jantung kiri : linea midclavicularis sinistra SIK V
 Auskultasi : HR : 74 x/menit, S1 dan S2 Reguler, M1>M2, A1<A2, P1<P2, A2>P2, murmur(-),
gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

 Abdomen:
 Inspeksi : perut tampak datar, venektasi (-), distensi (-)

 Auskultasi : BU (+) 8x/menit


 Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, shifting dullnes (-)
 Palpasi : Supel, massa (-), nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas dan epigastrium,
hepar dan lien tidak teraba, Murphy’s sign (+).

 Ekstremitas:
 Akral hangat, CRT < 2s, pucat (-), oedem (-), sianosis (-), clubbing finger (-), turgor kulit normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Darah Rutin:  Urinalisis:


 Hb : 13,9 g/dL Creatinin : 1,81 mg/dl(↑)
 Ht : 41,7 % AST : 88 U/L(↑)
 Eritrosit : 4.520.000/𝜇𝐿 ALT : 259 U/L(↑)
 Leukosit : 13.270 / 𝝁𝑳 (↑) Total Bilirubin : 8,44 mg/dl(↑)
 Trombosit : 256.000/𝜇𝐿 Direct Bilirubin : 7,6 mg/dl(↑)
 MCV : 92,3 fg Indirect Bilirubin : 0,84 mg/dl(↑)
 MCH : 30,8 fg
 MCHC : 33,3 gr/dL  HbsAg non reaktif
20
Lanjutan Pemeriksaan Penunjang

 AST : 88 IU/L
 ALT : 259 IU/L
 Bilirubin direct : 7,6 mg/dl
 Bilirubin indirect : 0,84 mg/dl
 Bilirubin total : 8,44 mg/dl

20 May 2019
21

USG Abdomen :
Vesika felea Dinding
menebal, batu (+), dengan
ukuran 1,5 cm, sludge (-).

20 May 2019
Resume

 Pasien laki-laki, usia 35 tahun datang dengan nyeri perut kanan atas yang memberat sejak 6
jam SMRS, nyeri seperti ditusuk-tusuk, awalnya dirasakan hilang timbul dengan durasi 1 jam
tanpa reda. Selanjutnya dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi posisi, timbul mendadak
dan menjalar ke seluruh perut. 1 minggu SMRS pasien juga mengeluhkan BAK berwarna
pekat seperti teh dan BAB berwarna pucat, demam (+), mual (+)
 Pem Fis : TD 120/70 mmHg, Nadi : 74 kali/menit, Suhu : 37,8 0C, Sklera ikterik (+/+), Nyeri tekan
abdomen (+) di kuadran kanan atas dan epigastrium, Murphy’s sign (+).
 PemLab: Leukositosis.
Diagnosa Kerja :
Kolesistitis e.c Kolelitiasis
Problem List

- Nyeri perut kanan atas dan epigastrium


- Febris
- Ikterik, BAK teh pekat, BAB dempul
- Kolesistitis
- Kolelitiasis
25
PENATALAKSANAAN

 Non farmakologi  Kebutuhan kalori :


 Bed rest  BBI: 90% x (165-100)x 1 = 58,5
 Diet makanan lunak  Kalori basal (LK) : 58,5 x 30 = 1755 kkal
 Diet rendah lemak  FR : 20% + 10% = 30% x 1755 = 526,5
kkal
 Kalori total : 1755 + 526,5 = 2.281,5
kkal.

20 May 2019
26
PENATALAKSANAAN

Farmakologi
 IVFD RL 20 tpm
 Inj Ceftriaxon 2x1 gr
 Inj Ketorolac 1x30 mg
 Inj Ranitidin 1x50 mg/2ml
 Paracetamol tab 3x500mg
 Domperidone 3x10 mg

20 May 2019
Follow Up
10 April 2018 11 April 2018
Pukul .10.00 Pukul .10.00

S : Nyeri perut (+), demam (-), mual (+) S : Nyeri perut sudah berkurang (+), demam (-),
O : TD : 120/70 mmHg mual (+)
Nadi : 78x/menit, reguler, kuat angkat
O : TD : 120/70 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 94x/menit, reguler, kuat angkat
T : 37,3℃
RR : 20x/menit
Murphy’s sign (+)
T : 37,4℃
A : Kolesistitis e.c Kolelitiasis
A : Kolesistitis e.c Kolelitiasis
P : IVFD RL 20 tpm, Inj. Ceftriaxon 2x1g, Inj Ranitidin
P : IVFD RL 20 tpm, Inj. Ceftriaxon 2x1g, Inj
2x50mg/2ml, Domperidon 3x10 mg
Ranitidin 2x50mg/2ml, Domperidon 3x10 mg
Terapi Pulang

Non Farmakologi : Farmakologi :

Bed rest Cefixim tab 200 mg 2x1

Diet makanan lunak Lansoprazol tab 30 mg 2x1

Diet rendah lemak Domperidon 10 mg 3x1

Ursodeoxycholic Acid 1 mg 2x1


Pengkajian masalah

Nyeri perut Inflamasi akut


kanan atas + Kolesistitis dinding kandung
demam empedu
30
PENGKAJIAN MASALAH
Demam
pada
kolesistitis

Infeksi

Leukositosis

20 May 2019
31
Pemeriksaan Fisik

Nyeri tekan Kuadran kanan atas (+)

Peradangan peritoneum lokal


dengan peningkatan nyeri saat pernapasan dalam

Murphy’s sign (+)


20 May 2019
Pada pasien ini yang menjadi penyebab kolesistitis adalah akibat
adanya batu yang ada di kandung empedu, yang menyebabkan
inflamasi pada dinding kandung empedu. Gejala batu empedu yang
dapat dipercaya adalah adanya kolik bilier

Hal ini didukung dengan pemeriksaan USG yang didapatkan batu dan
penebalan pada dinding kandung empedu.

TERIMAKASIH
Apabila terdapat adanya nyeri tekan disertai peritonitis lokal (Murphy’s
sign), ikterus ringan dan konsentrasi bilirubin tinggi maka pertimbangkan
adanya batu saluran empedu/ kolelitiasis. Pada kasus ini, sesuai
dengan hasil bilirubin yang meningkat.
33
PENGKAJIAN MASALAH

 Pada kasus kolesistitis karena batu dan peradangan karena fungsi hepar
yang terganggu akibat aliran balik bilirubin direk ke hepar menyebabkan
peningkatan kadar bilirubin dan menyebabkan ikterik dan perubahan
warna urin menjadi pekat seperti teh. Obstruktif yang lama juga bisa
menyebabkan peningkatan fungsi hati (ALT/AST) sesuai dengan keadaan
pasien yang nilai faal hatinya meningkat.

20 May 2019
34
PENGKAJIAN MASALAH

 Pada pasien diberikan terapi yang berguna untuk menghilangkan gejala


simpotamik seperti nyeri, mual dan demam serta diberikan antibiotik
ceftriaxone sesuai dengan pemberian antibiotik pada fase awal sangat
penting untuk mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan
septisemia. Golongan ampisilin, sefalosporin dan metronidazol cukup
memadai untuk mematikan kuman – kuman yang umum terdapat pada
kolesistitis akut seperti E. Coli, Strep. faecalis dan Klebsiela,

20 May 2019
35

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai