Anda di halaman 1dari 19

BAB I

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Tn. Zakeus Sarewo
Umur :
Jenis Kelamin :L
Alamat : Kampung Yendoker Kabupaten Supiori
Pekerjaan : Nelayan dan Petani

Keluhan Utama : Luka di kelopak mata kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien dirujuk dari RSUD Kabupaten supiori dengan keluhan luka pada kelopak mata kiri
yang semakin membesar sejak ± 1 tahun yang lalu. Pasien menceritakan awal mulanya berupa
tahi lalat kecil di kelopak mata kiri. Tahi lalat tersebut kemudian mengalami iritasi berubah
menjadi luka akibat kebiasan pasien menggunakan kacamata renang karena profesi pasien adalah
seorang nelayan. Luka tersebut makin lama makin membesar.
Pasien sempat berobat ke PKM Yendoker pada tahun 2017 diberi obat namun keluhan
pasien tidak berkurang, lalu pasien berobat ke RSUD Supiori dan dirujuk ke RSUD Biak untuk
konsultasi dengan spesialis bedah, ini merupakan konsultasi pertama pasien. Setelah konsultasi
pertama pasien tidak pernah balik lagi untuk tindak lanjut pengobatan. Setahun kemudian pasien
datang ke RSUD Biak dengan keluhan luka yang semakin membesar dan pasien tidak nyaman.
Pasien mengaku tidak mengalami gangguan penglihatan, nyeri luka disangkal, demam
disangkal, nyeri kepala disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


- Penyakit Jantung : disangkal pasien
- Penyakit Diabetes Mellitus : disangkal pasien
- Penyakit Ginjal : disangkal pasien
- Penyakit Hipertensi : disangkal pasien

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Penyakit Jantung : disangkal pasien
- Penyakit Diabetes Mellitus : disangkal pasien
- Penyakit Ginjal : disangkal pasien
- Penyakit Hipertensi : disangkal pasien

Riwayat Penyakit Sosial dan Ekonomi :


Pasien tinggal di Kampung Yendoker Kabupaten Supiori, pasien merupakan anak pertama
dari 8 orang bersaudara, memiliki seorang isteri dan 6 orang anak. Pasien berprofesi sebagai
nelayan dan petani.

Riwayat Kebiasaan :
- Alkohol : Pasien mengaku berhenti sejak tahun 1991
- Makan Pinang : Pasien mengaku makan pinang sejak
- Merokok : pasien mengaku baru saja berhenti beberapa hari lalu

Pemeriksaan Fisik General


Pemerikaan fisik dilakukan tanggal 6 April 2019, di Bangsal Mangganggan (Transit)
Keadaan Umum :
Kesadaran: Compos Mentis
GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50C secara aksiler

BB : tidak dilakukan
TB : tidak dilakukan
Status Gizi : Kesan Status Baik
Status Generalisata :
Kulit : Warna sawo matang, tidak kusam, terdapat luka di
Kelopak mata kiri
Kepala : Mesosephal, terdapat luka di pelipis kiri
Mata : Corpus alienum(-/-); konjungtiva: anemis (-/-),
hiperemis (-/-), ikterik (-/-); Reflek cahaya (+/+); Pupil isokor
3mm/3mm
Hidung : Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
Telinga : Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Lembab (+), sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)
Leher :Limfonodi(-), pembesaran tiroid (-), otot bantu
pernafasan (-)

Status Internus :
Thorax :
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC VI 2 cm LMCS, kuat angkat
Perkusi :
Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS III Linea parasternal sinistra
Batas kiri bawah jantung : ICS VI 2 cm medial Linea mid
clavicula sinistra
Batas kanan bawah jantung : ICS IV Linea sternalis dextra
Auskultasi : BJ I & II normal & murni, bising (-), gallop (-)
Pulmo
Dextra Sinistra
Inspeksi Simetris statis & Simetris statis &
dinamis, retraksi (-) dinamis, retraksi (-)

Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal


kanan = kiri kanan = kiri

Perkusi Sonor seluruh lapang Sonor seluruh lapang


paru paru

Auskultasi SDparu vesikuler (+), SDparu vesikuler (+),


suara tambahan paru: suara tambahan paru:
wheezing (-), ronki (-) wheezing (-), ronki (-)

Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen cembung, massa (-), warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar
Auskultasi : Bising usus (+) dalam batas normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+),
ascites (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak teraba

Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Ikterik -/- -/-
Spider nevi -/- -/-
Ptekie -/- -/-
Varises -/- -/-
Gerakan Bebas/Bebas Bebas/Bebas
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Tonus Normotoni Normotoni
Refleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Status Lokalis :
Lokasi : Regio Orbita Sinistra
Ulkus ukuran (), batas tegas, tepi tidak rata

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hematologi
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hemoglobin 15.7 14.0-16.0 g/dl
Leukosit 8700 4.0-10 Ribu
Trombosit 210 200-400 Ribu
MCV 89.3 80-90 Mikro m3
MCH 30.6 27-34 Pg
MCHC 34.3 32-36 g/dl
RDW 11.5 10-16 %
MPV 7.2 7-11 Mikro m3
Basofil% 0 0-1 10^3/mikroL
Eosinophil 3 1-3 10^3/mikroL
Batang 0 2-6 10^3/mikroL
Limfosit% 36 20-40 %
Segmen 60 50-70 %
Monosit 1 2-8 %

2. Kimia Klinik
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Gula Darah Puasa 88 70-100 mg/dl
SGOT 20 6-30 U/L
SGPT 17 7-32 IU/L
3. Histopatologi

DIAGNOSIS
1. Diagnosis Kerja : Basal Cell Carcinoma
2. Diagnosis Banding : - Karsinoma Sel Skuamosa
- Melanositic naevi
- Melanoma Malignan

TATALAKSANA
1. Non Medikamentosa : Tirah Baring

2. Medikamentosa :
- IVFD RL 500 ml/12 jam
- Injeksi Cefotaxim 1 gr/ 12 jam
- Injeksi Metronidazol 500 mg/12 jam
- Injeksi Ranitidin 50 mg/ 12 jam

3. Bedah :

PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : dubia
2. Quo ad Sanam : dubia
3. Quo ad Cosmeticam : dubia

FOLLOW UP
Tanggal : 04/04/2019
S -
O Ku : TSS Kes : CM VAS : 1-2/10
TD. 130/80 mmHg N. 95 x/m R. 20 x/m SB. 36.5°C\
St. Generalis : dbn
St. Lokalis : R. Orbita Dextra
I : R. Orbita Dextra tertutup kassa,bengkak (-)
P : nyeri (-)
A Basal Cell Carcinoma
P Inf. RL 500 ml/12 jam
Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg/12 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Pro.operasi besok 05/04/2019
Puasakan, Informed Consent
Lapor dr.Firman Sp.An
Lapor OK

Tanggal : 05/04/2019
S -
O Ku : TSS Kes : CM VAS : 1-2/10
TD. 130/80 mmHg N. 84 x/m R. 20 x/m SB. 36.5°C\
St. Generalis : dbn
St. Lokalis : R. Orbita Dextra
I : R. Orbita Dextra tertutup kassa,bengkak (-)
P : nyeri (+)
A Basal Cell Carcinoma
P Inf. RL 500 ml/12 jam
Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg/12 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Pro.operasi ini

Tanggal : 06/04/2019
S Nyeri luka post op (+)
O Ku : TSS Kes : CM VAS : 1-2/10
TD. 130/80 mmHg N. 84 x/m R. 20 x/m SB. 36.5°C\
St. Generalis : dbn
St. Lokalis : R. Orbita Dextra
I : R. Orbita Dextra tertutup kassa,bengkak (-)
P : nyeri (-)
A Basal Cell Carcinoma
P Inf. RL 500 ml/12 jam
Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg/12 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam

Tanggal : 07/04/2019
S Nyeri luka post op (+)
O Ku : TSS Kes : CM VAS : 1-2/10
TD. 130/80 mmHg N. 84 x/m R. 20 x/m SB. 36.5°C\
St. Generalis : dbn
St. Lokalis : R. Orbita Dextra
I : R. Orbita Dextra tertutup kassa,bengkak (-)
P : nyeri (+)
A Basal Cell Carcinoma
P Inf. RL 500 ml/12 jam
Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg/12 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Pro. Operasi lanjutan selasa 09/04/2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang
berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada
kulit yang berambut.

B. Epidemiologi
Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-melanoma
akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi setengah
juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil statistik baru ini satu
dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit jenis non-melanoma dalam masa
kehidupannya. Melanoma maligna yakni penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker
kulit sedang mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis
kanker lainnya.
Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari 105
penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada kehidupan
mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang menjadi penyabab
cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika serikat adalah kecintaan
masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur). Selain adanya peningkatan ini, kanker
kulit tetap menjadi salah satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan
hanya sekitar 2.500 kasus meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-
melanoma dan sekitar 6.900 meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma.
C. Etiologi
Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:
1. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-produk terkait
dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
2. Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik melalui
kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan tidak langsung.
3. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar.
4. Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”.
5. Paparan arsenik.
6. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit.

D. Patofisiologi
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik yang
melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling efektif adalah UVB.
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu sendiri untuk menembus
kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh
DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik ini adalah penginduksian DNA oleh
photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari
pyrimidine, yang akan menyebabkan terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan
terbentuk cyclobutane dimmer atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya
menyebabkan struktur DNA yang abnormal.
Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan cytosine
yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul hanya apabila
cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan cytosine yang lain, yang
merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV muncul. Dua gen yang secara
normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi menjadi tidak aktif pada kanker
kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang merupakan komponen dari jalur signal seluler,
bermutasi pada sekitar 90% dari BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari
siklus sel dan kematian sel bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih
dari 90% SCC.
Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel tumor
epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara komponen stroma
menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia
dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua
komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa berkembang tanpa komponen
yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat
menjelaskan mengapa basalioma sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan
basalioma pada kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus
metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki
system limfatik ataupun system vascular. Dan inilah yang membedakan antara basalioma
dengan melanoma maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering
mengadakan metastase.
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel
lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel ini diproduksi
sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin. Tumor tumbuh dari
epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut, khususnya dan stem sel
folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula sebacea.
Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang terletak
pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang
menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal dominan ditandai
dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi pada gen supresi tumor p53 ditemukan
dalam hampir 50% kasus karsinoma sel basal secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi
ini adalah translasi dari C → T dan CC → TT pada susunan dipyrimidine, yang
merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan bahwa adanya paparan terhadap radiasi
ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang menunjukkkan
hubungannya dengan peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini
masih belum diketahui.
E. Manifestasi Klinis
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala.
Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan
dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan
lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.

F. Stadium Klinis
Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :
Stadium Clarke Ketahanan 5 tahun ( % ) Ketebalan tumor (mm)
I ( Epidermis ) 100 < 0,76
II ( dermis papiler ) 90-10 0,76 – 1,49
III ( dermis papiler/retikuler ) 80 – 90 1,50 – 2,49
IV ( dermis retikuler ) 60 – 70 2,50 – 3,99
V ( lemak subkutan ) 15 – 30 4,00 – 7,99
> 8,00

G. Klasifikasi Histopalogis
Menurut gambaran histopalogis diklasifikasikan menjadi:
a. Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih ), pada kulit
bewarna akan terjadi pingmentasi, “pearly” dan kadang terjadiulserasi.
b. Superficial BCC : banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang terkena
eksposur sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan dengan SCC
ataupun Bowen disease
c. Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang dijumpai, dan berbentuk nodul yang
induratif dan tidak terbatas jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan “parut”.
d. Pigmented BCC : mungkin merupakan varian dari nodular BCC.
e. Cystic BCC : jaringan sekali dijumpai
f. Fibroepithelioma of Pinkus (PEP) : varian yang jarang dijumpai
H. Pemeriksaan
Penegakan diagnosis berdasarkan:
1. Anamnesis
Dikeluhkan adanya lesi kulit seperti ‘’tahi lalat’’ yang berubah warnanya, gatal, nyeri,
berdarah, membesar atau timbul “tukak” atau ulkus. Kadang disebut sebagai “borok”
yang tidak sembuh-sembuh .
2. Pemeriksaan Fisik
Gambaran klinis dikenal sebagai ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi berbentuk
tidak rata, seakan –akan seperti gambaran “ gigitan rodent/tikus”. Biasanya seperti
adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk melihat
adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.
b. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan
pembedahan.
c. Biopsi jaringan
Bentuk klinis yang dijumpai pada BCC adalah :
a. Jenis nodulo-ulseratif (paling seringm : mula-mula berbentuk papul (papula)
meninggi, “pearly” atau permukaan mengilat seperti “mutiara”, sering terdapat
telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif. Kadang berskuama
halus dan berkrusta tipis dan tumbuh lambat.
b. Jenis berpigmen : gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat hitam,
berbintik dan homogen.
c. Jenis morphea liek atau fibrosis jarang : bentuk “plakat”, kekuningan, tepi tidak
jelas, kadang meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa folikel rambut
yang konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks, dan kadang tertutup
krusta. Ulserasi jarang.
d. Jenis superficial : lokasi pada kepala, leher, badan berupa bercak kemerahan,
berskuamosa halus, tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan meluas secara lambat,
ulserasi. Sering dijumpai multiple terutama pada pasien berkulit putih.
e. Jenis fibro-epitelial : Sering dijumpai dipunggung, soliter, bernodul padat,
bertangkai pendek, permukaan halus sedikit kemerahan seperti fibroma.
f. Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma Gortin Galzt)
g. Sindroma Xeroderma Pigmentosum.
h. Jenis linear and generalized follicular basal cell nevi.
i. Jenis generalized follicular : disertai kerontokan rambut sebagai akibat kerusakan
folikel rambut karena pertumbuhan tumor.
j. Albinism : sensitif terhadap UV (tidak adanya “melanin” perlindung kulit ) mudah
terjadi BCC, SCC ataupun melanoma.

I. Diagnosa Banding
a. Karsinoma Sel Skuamosa
b. Melanositic naevi
c. Melanoma Malignan

J. Penatalaksanaan
Metode berikut ini digunakan dalam pengobatan karsinoma sel basal (BCC) :
1. Standar bedah eksisi
Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih), tingkat
kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope A dapat
membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat mengidentifikasi tumor tidak bisa
dilihat oleh mata telanjang. Semakin sempit margin bedah ( terlihat kulit dengan
tumor yang bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan. Kelemahan dengan
eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi kanker sel basal dari wajah,
terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan struktur wajah. Sebuah diagram pada
halaman 33 dari publikasi NCCN menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena
kebanyakan wajah dengan pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan
bagian histologi yang dibekukan.
2. Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi )
Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur rawat jalan di
mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera diperiksa di bawah
mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang disebut CCPDMA. Hal ini
diklaim memiliki tingkat penyembuhan tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh beberapa
individu. Dasar dan ujung-ujungnya mikroskopis diperiksa untuk memverifikasi
margin yang cukup sebelum bedah perbaikan situs. Jika margin tidak cukup, lebih
akan dihapus dari pasien sampai margin yang cukup. Hal ini juga digunakan untuk
karsinoma sel skuamosa, namun, tingkat penyembuhan tidak setinggi operasi Mohs
untuk karsinoma sel basal.
3. Kemoterapi
Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen
kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima aplikasi per
minggu selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90% keberhasilan untuk
mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC.
4. Imunoterapi
Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan peplus
Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin efektif. perusahaan Australia Peplin
biofarmasi adalah mengembangkan pengobatan topikal untuk BCC. Imiquimod atau
Aldara adalah sebuah immunotherapy tetapi yang tercantum di sini di bawah
kemoterapi.
5. Radiasi
Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis memadai akan
memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat disampaikan baik sebagai sinar
radioterapi eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi internal). Meskipun
radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak kandidat untuk
operasi, itu juga digunakan dalam kasus-kasus di mana eksisi bedah akan menodai
atau sulit untuk merekonstruksi (terutama pada ujung hidung, dan rims lubang
hidung). pengobatan Radiasi sering mengambil sesedikit 5 kunjungan ke sebanyak 25
kunjungan untuk terapi radiasi. Biasanya, kunjungan lebih dijadwalkan untuk terapi,
komplikasi kurang atau kerusakan yang dilakukan terhadap jaringan normal yang
mendukung tumor. Cure rate bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau serendah 80%
untuk tumor yang besar. Biasanya, tumor berulang setelah radiasi diperlakukan
dengan operasi, dan tidak dengan radiasi. perlakuan radiasi lebih lanjut lebih lanjut
akan merusak jaringan normal, dan tumor mungkin resisten terhadap radiasi lebih
lanjut.
6. Terapi Photodynamic
Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma sel basal,
yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika molekul ini
diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga menghancurkan sel target.
Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa sebagai fotosensitizer sejak tahun
2001. Terapi ini juga digunakan dalam jenis kanker kulit lainnya.
7. Cryosurgery
Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit banyak. Ketika
akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen cryotherapy, dapat
menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan termasuk kurangnya
kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah pengobatan tumor, dan waktu
pemulihan yang lama.
8. Electrodessication dan kuret atau EDC
EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis pergi
kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini semakin
melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong lebih dalam dengan
lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang, dengan margin keamanan kuretase
kulit normal di sekitar tumor terlihat. Siklus ini diulang 3 sampai 5 kali, dan margin
kulit bebas diperlakukan biasanya 4 sampai 6 mm. Cure rate sangat banyak digunakan
tergantung pada ukuran dan jenis tumor.

K. Komplikasi
1. Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya kambuh. Bahkan setelah
pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering di tempat yang sama.
2. Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel basal juga
dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker kulit, seperti
karsinoma sel skuamosa dan melanoma.
3. Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel basal dapat
menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang. Sangat jarang, karsinoma
sel basal dapat menyebar ke area lain dari tubuh.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Penegakan diagnosis Carsinoma cell basal


Penegakan diagnosis pada kasus ini didasarkan atas Anamnesis mengenai
keluhan pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan penunjang :

2. Tatalaksana pada kasus ini


3. Prognosis

Anda mungkin juga menyukai