Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus Portofolio

Dokter Internsip

LAPORAN KASUS
PEREMPUAN DEWASA 59 TAHUN
DENGAN STROKE NON HEMORAGIK

Disusun oleh :
dr. Titik Fadhilah

Pembimbing :
dr. Ria Katarin Adiasih

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
DKI JAKARTA
BERITA ACARA PRESENTASI LAPORAN KASUS

Telah dipresentasikan laporan kasus oleh :


Nama : dr. Titik Fadhilah
Kasus : Cerebrovaskular Disease Infark Cerebri
Topik : Ilmu Penyakit Saraf
Nama Pendamping : dr. Ria Katarina Adiarsih, MKK, MARS
Nama Wahana : RS Haji Jakarta
Hari/Tanggal : Jumat, 8 Oktober 2021
DPJP : dr. Gusti Pramadya, Sp.S

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Mengetahui,

Dokter Internsip Dokter Pendamping

dr. Titik Fadhilah dr. Ria Katarina Adiarsih, MKK, MARS

ii
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PENDERITA


Nama :Ny. M

Jenis Kelamin : P

Umur : 59 tahun
Alamat : Jl. Raya centex No.5
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Masuk RS : 16 Agustus 2021
No. RM : 4810xx

1.2 DATA SUBJEKTIF


1.2.1 ANAMNESIS
Alloanamnesis dan Autoanamnesis
Keluhan Utama : Lemah anggota gerak sisi kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan lemah anggota gerak sisi kanan dan tiba-tiba tidak
dapat berbicara setelah solat zhuhur sejak 5 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
sadar mengikuti perintah dengan petunjuk mengedipkan mata. Keluhan nyeri kepala
disangkal, muntah menyemprot tidak ada. Keluarga pasien mengatakan pasien habis
melakukan terapi bekam karena badan pasien mengeluhkan pegal. Sebelum pasien tiba tiba
tidak bisa bicara pasien masih bisa makan dan meminta sesuatu. Keluhan demam tidak ada,
sesak nafas tidak ada, anosmia tidak ada, diare tidak ada. Tidak ada riwayat stroke
sebelumnya, tidak ada riwayat trauma kepala.

1
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal
 Riwayat Kolesterol ada tidak terkontrol
 Riwayat Hipertensi disangkal
 Riwayat Diabetes disangakal
 Riwayat trauma kepala disangkal
 Riwayat operasi miom
 Alergi Obat disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


 Riwayat keluhan serupa di keluarga diakui

Riwayat Sosial-Ekonomi :

Pasien berobat dengan fasilitas umum. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan
ataupun obat. Pasien suka makan nasi padang apabila kolesterol naik pasien minum obat
simvastatin. pasien tidak merokok atau minum alkohol.

1.3 DATA OBYEKTIF


1.3.1 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Composmentis, GCS: E3M5Vx
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 145/79 mmHg
Frekuensi nadi : 63 kali/menit reguler kuat angkat

Frekuensi nafas : 20 x/menit.


Temperatur : 36,00 C
SpO2 : 96-98% Room air
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 145 cm
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
perdarahan subkonjunctiva (-/-), konjunctivitis (-/-)
Pupil : Isokor normal 2/2mm
Hidung : Nafas cuping hidung (-), epistaksis (-), discharge(-)
Mulut : tidak dilakukan pemeriksaan
Faring : tidak dilakukan pemeriksaan
Leher : JVP tidak meningkat, trachea ditengah, pembesaran kelenjar getah
bening colli (-)
Thoraks : Simetris, bentuk normal, retraksi dinding dada (-), sela iga melebar(-),
retraksi suprasternal (-), retraksi intercostal (-)
Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),

ronkhi (-/+), Whezing -/-

Depan
SD : vesikuler
ST : (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial linea mid clavicularis
sinistra, kuat angkat (-), pulsasi epigastrial (-), pulsasi parasternal (-),
thrill (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II linea parasternal sinistra
Batas kanan : Linea parasternal dextra
Batas kiri : SIC V linea mid clavicularis sinistra
Pinggang jantung cekung
Auskultasi : BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : tampak mendatar, tidak ada kelainan
- Auskultasi : Bising usus normal
- Palpasi : supel
- Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)

Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Petechiae -/- -/-
Akral dingin -/+ -/-
Palmar eritema -/- -/-
Cappilary refill time <2 detik <2 detik
Status Neurologis
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2. GCS : E3M5Vx afasia motoric
3. Fungsi luhur
o Reaksi emosi : dbn
o Fungsi bicara : disatria
o Fungsi psikomotorik : dbn
o Fungsi psikosensorik : dbn
4. Kepala : posisi normal, hematoma (-), jejas (-)
5. Meningeal sign : kaku kuduk (-), kerning sign (-), Brudzinski I,II,III,IV (-)
6. Nervus cranialis :
o NI : normosmia
o N II : fungsi penglihatan baik
o N III, IV ,VI : Pupil bulat isokor 2/2 mm, RC +/+
o NV : normal
o N VII : parese kiri tipe sentral
o N VIII : normal
o N IX ,X : uvula dan arkus faring baik
o NXI : normal
7. Ekstremitas :

Motorik Superior Inferior


Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Pergerakan Menurun Aktif Menurun Aktif
Kekuatan 0 5 0 5
Tonus otot Menurun Normal Menurun Normal
Bentuk otot Eutrofia Eutrofia Eutrofia Eutrofia

8. Sensibilitas : dbn
9. Pergerakan abnormal yang spontan tremor (-)
10. Reflex fisiologis :
a. Bisep +/+
b. tricep +/+
c. patella +/+
d. Achiles+/+

11. Reflex patologis :


a. Hoffman -/-
b. Babinski +/-
c. Chadock -/-
d. Oppeheim -/-
e. Gonda -/-
f. Schaffer -/-
1.3.2 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Lengkap Di UGD tanggal 16 Agustus 2021

Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.5 gr/dL 13,00-16,00


Hematokrit 36 % 40-48
Leukosit 7.31 10^3/µL 5 – 10
Trombosit 183 10^3/µL 150-400
Basofil 0 % 0–1
Eusinofil 2 % 1–3
Batang 0L % 2–6
Segmen 64 % 50 – 70
Limfosit 20 % 20 – 40
Monosit 5 % 2–8
GDS 107 mg/dl 70-200
SGOT 22 U/L 0-35
SGPT 17 U/L 0-35
Ur 28 Mg/Dl 30-40
Cr 0.62 Mg/ Dl 0.5-1.5
Na 143 Mmol/L 136-145
K 3.19 L Mmo/L 3.5-5.3
Ca 2.0 Mmo/l 1.2-2.8
Cl 108.6 Mmo/l 96-108

Tes Serologi (16/8/21)


Pemeriksaan Hasil Ket.

RT PCR SARS-CoV-2
RT PCR SARS CoV 2 Negatif -

Bahan Swab
nasofaring
Pemeriksaan Laboraturium tanggal 18 Agustus 2021

Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan

Trigliserida 87 mg/dL <150


Kolesterol Total 327 H Mg/dl <200yang
dianjurkan
200-239 :
risiko sedang
>= 240 : risiko
tinggi
HDL 39 mg/dL
LDL indirek 279 mg/dL Pasien dengan
riwayat PJK
<100
Pasien tanpa
riwayat PJK
<130
Asam urat 2.8 mg/dl 2.4-5.7
Rongen Thorak

Kesan : Bronkopneumonia, kardiomegali ringan, arterosklerosis aorta


CT Scan Kepala non kontras

Kesan : subacute infark pada daerah kortikal subkortikal a/r frontalis sinistra

1.4 Diagnosis

Hemiplegia dekstra
Infarks serebri

Bronkopneumonia

Riwayat kolesterol

1.5 Tatalaksana UGD


1. IVFD Loading RL 500cc 20 tpm
2. O2 NK 2 lpm 98-99%
3. Inj cithicolin 1x1000 mg iv
4. Cek darah lengkap
5. Foto thoraks
6. Swab PCR
7. CT Scan Kepala
8. Rencana rawat
9. Edukasi keluarga pasien
10. Konsul dokter spesialis saraf
Advis : Inj citicholin 2x500 mg iv
Inj mecobalamin 1x1 ampul iv
Inj miniaspi 1x80 mg  tunda dulu
Tidak usah pake obat hipertensi dulu ya, kalo TDS>200 segera lapor ya.
ro thorak curiga pneumonia dextra
Rencanakan pemeriksaan kolesterol
Konsul paru untuk skrining  Inj ceftriaxone 1x2 gr, Inj N Ace 3x200 mg
Acc ruang biasa (syifa) jika swab pcr negative

1.6 Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam

1.7 Follow Up

Time & Subjective Objective Assessment Planning


17 Agustus 2021 : CM E4M6Vx CVD Infark serebri Infus asering 500 cc/12
Lemas, lemah anggota TD 139/82 mmHg Hemiparese dextra jam
Citicholin 2x500 mg iv
gerak kanan, batuk (+) N 70 x/m Bronkopneumonia Mecobalamin1x1 A
T : 36 C Ceftriaxone 1x2gr
N.ace 3x1tab
RR : 20 Ksr 2x1tab
SatO2 : 98% Konsul Paru
Kekuatan motorik :
0000/5555
Pulmo / ronki +/-
18 Agustus 2021 : CM E4M6Vx CVD Infark serebri Infus asering 500 cc +
Cernevit/24 jam
Lemas, lemah anggota TD 128/96 mmHg Hemiparese dextra
Citicholin 2x500 mg iv
tubuh kanan, bicara N 108 x/m Bronkopneumonia Mecobalamin1x1 A
tidak jelas afasia, batuk T : 36,6 C Ceftriaxone 1x2gr
N.ace 3x1tab
(+), demam – RR : 20 Ksr 2x1tab
Riw OAT – SatO2 : 98% Atorvastatin 1x20 mg
Alergi obat - Kekuatan motorik : Diet makanan cair

0000/5555
Pulmo / ronki +/-
DC + urin Jernih
Ngt + baik
19 Agustus 2021 CM E4M6Vx CVD Infark serebri Infus asering 500 cc +
Lemah anggota gerak TD 140/92 mmHg Hemiparese dextra Cernevit/24 jam
Citicholin 2x500 mg iv
kanan, N 87 x/m Bronkopneumonia Mecobalamin1x1 A
T : 36,6 C Ceftriaxone 1x2gr
N.ace 3x1tab
RR : 20 Ksr 2x1tab
SatO2 : 96-98% Atorvastatin 1x20 mg
Kekuatan motoric Diet makanan cair

0000/5555
Pulmo/ ronki +/-
DC urin jernih
Ngt +
20 Agustus 2021 CM E4M6Vx CVD Infark serebri Infus asering 500 cc +
Cernevit/24 jam
Lemas , lemah anggota TD 110/70 mmHg Hemiparese dextra
Citicholin 2x500 mg iv
gerak kanan N 96 x/m Bronkopneumonia Mecobalamin1x1 A
T : 36,4 C Ceftriaxone 1x2gr
N.ace 3x1tab 200 mg
RR : 20 Ksr 2x1tab
SatO2 : 98% Atorvastatin 1x20 mg
Kekuatan motoric
0000/5555
Pulmo/ ronki +/-
DC urin jernih
Ngt +
21 Agustus 2021 CM E4M6Vx Infus asering 500 cc +
Lemas, lemah anggota TD 92/58 mmHg CVD Infark serebri Cernevit/24 jam
Citicholin 2x500 mg iv
gerak kanan N 73 x/m Hemiparese dextra Mecobalamin1x1 A
Demam - T : 36,6 C Bronkopneumonia Ceftriaxone 1x2gr
N.ace 3x1tab 200 mg
RR : 20 Ksr 2x1tab
SatO2 : 98%
Kekuatan motoric Cek ulang hema 1x
BLPL
0000/5555 Aff infus
Pulmo/ ronki +/- Resep obat pulang :
Mecobalamin 2x1 tab
DC urin jernih
Citicoline 2x1 gr tab
Ngt + Kontrol poli saraf
Perbaikan cek Hema I
ulang
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

DEFINISI
Cererbrovascular disease atau stroke adalah serangan otak accident populasi penyebab
utama kecacatan dan kematian, stroke dikategorikan menjadi iskemik, hemoragik, atau
subarachnoid. Klasifikasi stroke iskemi berdasarkan penyebabnya menunrut the Trial Org 10172 In
Acute Stroke Treatment (TOAST) yaitu kardio emboli, oklusi pembuluh darah kecil, arterosklerosis
arteri besar dan stroke yang tidak dapat diketahui penyebabnya.1 Stroke merupakan penyakit
serebrovaskular yang menyebabkan kematian tertinggi setelah penyakit jantung dan kanker.2
Definisi stroke menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu manifestasi klinis
dari terganggunya fungsi serebral baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat
lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukan nya penyebab lain selain
vaskular2. Studi menunjukkan bahwa 20-34% orang tua di Cina, India, Amerika dan wilayah Eropa,
lamanya isolasi social dan kesepian dapat mengalami masalah kesehatan fisik dan mental serta
kualitas hidup, konsekuensi yang terjadi menimbulkan kondisi seperti penyakit kardiovaskular dan
stroke kondisi mental yang terjadi seperti penurunan kognitif, demensia, depresi, kecemasan, ide
bunuh diri. Selain itu, isolasi social dan kesepian memberikan beban keuangan yang berat pada
masyarakat.3 Stroke penyebab kematian urutan kedua sekitar 11% dari total kematian masing-
masing
dari ke10 macam penyakit tersering di dunia.
Pada kondisi normal aliran otak dewasa adalah 50-60 ml/100 gram otak per menit. Bila
aliran darah ke otak berkurang, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan fungsi atau kerusakan
jaringan otak akibat terganggunya pemenuhan kebutuhan darah dan okigen ke jaringan otak. Hal
tersebut dikenal sebagai stroke iskemik2.
Stroke iskemik mengambil bagian skitar 87% dari rata-rata kasus stroke yang terjadi.
Iskemik ini dapat terjadi ketika pembekuan darah atau terbentuknya thrombus yang menghalangi
aliran darah di otak. Ketika bekuan darah tersebut hancur dan terlepas sebagai bekuan bebas yang
dapat disebut embolus2.

EPIDEMIOLOGI
Stroke merupakan penyebab umum kedua morbidilitas diseluruh dunia setelah infark
miokard. Faktor risiko stroke iskemik sebagian besar mencerminkan factor risiko arterosklerosis
dan termasuk usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia dan
diabetes melitus4.
ETIOLOGI1
Penyebab stroke disebabkan oleh thrombosis dan emboli yang menyebabkan penurunan
aliran darah ke otak. Pada insiden trombotik aliran darah ke otak terhambat di dalam pembuluh
darah karena disfungsi di dalam pembuluh itu sendiri, penyebab sekunder biasanya karena penyakit
arterosklerotik, diseksi arteri, dysplasia fibromuscular atau kondisi inflamasi. Etiologi stroke
mempengaruhi hasil dan prognosis.

GEJALA KLINIS4
Stroke iskemik biasanya muncul dengan defisit neurologis, onset cepat dan tiba-tiba yang
ditentukan oleh area pembuluh darah otak yang terlibat. Gejala sering berkembang selama berjam-
jam dan dapat memburuk atau membaik, tergantung lesi vascular yang terjadi.1,2,4

KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI


Menurut klasifikasi penyakit serebrovaskular III (1990) dari National Instititut of
Neurological Disorder and stroke, National Institute of Health Bethesda, Maryland Amerika
Serikat tipe stroke dibagi menjadi :
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subaracknoid
c. Perdarahan intracranial lain dan AVM
d. Infark serebri dapat dibagi :
1. Berdasarkan mekanisme terjadinya
• Trombolitik
• Emboli
• Hemodinamik
2. Berdasarkan kategorik klinik
• Arterotrombotik
• Kardioemboli
• Lacunar, dll
3. Berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan lokaslisasinya
• Arteri serebri media
• Arteri serebri anterior
• Arteri serebri posterior
• System vertebrobasilar
New York neurological institute membagi stroke menjadi lebih sederhana dan praktis digunakan
dalam klinik. Dalam klasifikasi ini stroke dibagi menjadi dua bagian besar yaitu infark serebri yang
terdiri dari emboli dan thrombosis serta hemoragik/perdarahan terdiri dari intraserebral dan
subaraknoid.
Pada stroke iskemik terjadi nekrosis pada neuron terutama akibat disintegrasi struktur
sitoskeleton karena adanya neurotransmitter eksitotoksik yang bocor pada fase hipoksia akut.
Dalam keadaan iskemik pompa ion tidak akan bekerja karena pompa ini tergantung pada aktivitas
metabolism sel yaitu energi dan oksigen sehingga menyebabkan akumulasi intraseluler ion natrium
dan ion klorida disertai masuknya cairan plasma menyebabkan terjadinya edema sel. kegagalan
pompa ion juga menyebabkan terjadinya depolarisasi yang memicu pelepasan glutamate dan
penghambatan sekresi neurotransmitter inhibitorik seperti GABA dan pada akhirnya akan berujung
pada kematian sel (apoptosis dan nekrosis).
Pada thrombosis ada proses obstruksi yang mencegah aliran darah ke beberapa daerah otak
yang tersumbat. Faktor risiko penyakit termasuk arterosklerotik, vasculitis atau diseksi arteri.
Kejadian emboli terjadi ketika ada gumpalan yang berasal dari lokasi lain di dalam tubuh. Paling
umum sumber bekuan adalah katup atau bilik jantng misalnya ketika gumpalan terbentuk di dalam
atrium pada fibrilasi atrium dan terlepas ke dalam suplai pembuluh darah arteri. Penyebab lain yang
lebih jarang terjadi temasuk emboli vena, septik, udara/lemak. Infark lacunar biasanya terlihat di
daerah subkortikal otak dan terjadi karena penyakit sumbatan pembuluh darah kecil. Mekanisme
yang dapat terjadi di arteri subkortikal yang menyebabkan oklusi pembuluh darah.
Sindrom stroke iskemik : dapat muncul pada sindrom yang telah ditentukan sebelumnya
karena efek penurunan aliran darak ke area otak tertentu yang berhubungan dengan temuan
pemeriksaan. Hal ini memungkinkan dokter untuk dapat memprediksi area pembuluh otak yang
dapat terpengaruh.
Infark arteri media serebral /MCA : Middle cerebri arteri adalah arteri yang paling umum
terlibat dalam stroke. Area ini memasok bagian luas dari permukaan lateral otak dan bagian dari
ganglia basal dan kapsul internal melalui empat segmen (M1; horizontal memasok ganglia basal
yang terlibat dalam kontrol motorik, fungsi emosi, M2; sylvian; mensuplai lobus temporal, lobus
temporal superior, lobus parietal dan lobus frontal inferolateral, M3, M4). Distribusi MCA
melibatkan korteks serebral lateral. Mengandung fungsi motoric dan sensorik yang melibatkan
wajah dan ekstremitas atas. Ini berkorelasi dengan presentasi klasik hemiparesis kontralateral,
kelumpuhan wajah dan kehilangan sensorik di wajah dan ekstremitas atas. Ekstremitas bawah juga
mungkin terlibat tetapi gejala ekstremitas atas lebih mendominasi.
Gejala tambahan meliputi :
- Disatria ditandai dengan kesulitan mengucapkan kata-kata karena kelemahan fisik otot-otot
wajah yang digunakan untuk pengucapan
- Afasia atau ketidakmampuan untuk mengingat kata-kata karena cidera pada pusat verbal
otak.
Infark arteri serebri anterior : ACA suplai darah ke korteks motorik frontal, prefrontal,
sensorik primer. Infraks ini jarang terjadi karena suplai darah kolateral. Korteks sensorik dan
motorik menerima suplai mengontrol gerakan ekstremitas bawah kontralateral. Area motorik
tambahan berisi area broca yang terlibat dalam inisiasi bicara. Korteks prefrontal digunakan untuk
mengatur dan merencanakan perilaku kompleks dan kepribadian. Distribusi ACA mensuplai
korteks serebral medial. Kortek somatosensori di daerah fungsi motorik dan sensorik ekstremitas
bawah. Presentasi klinis meliputi defisit sensorik dan motorik kontralateral ekstremitas bawah.
Pada MRI dapat menunjukan bahwa lesi sisi kiri menunjukan lebih ke afasia motoric transkortikal
dimana pasien mengalami kesulitan merespon secara spontan dengan bicara tetapi pengulangan
tetap ada. Lesi sisi kanan klinis dengan keadaan kebingungan yang akut.
Infark arteri serebri posterior : PCA yang superfisial mensuplai lobus oksipital dan bagian
inferior lobus temporal sedangkan profunda mensuplai thalamus dan ekstremitas posterior kapsula
interna serta struktur dalam otak lainnya. Lobus oksipital adalah lokasi area visual primer dan
sekunder. Thalamus menyampaikan informasi antar neuron asenden dan dessenden sedangkan
kapsula interna mengandung serabut desenden dari traktus kortikospnalis lateral dan ventral. Infark
PCA dapat dibagi menjadi kategori profunda dan superfisial. Jika pada segmen ini terjadi deficit
maka gejala yang timbul hipersomnolen, deficit kognitif, trauma ocular, hipoestesia dan ataksia.
Temuan trauma ocular termasuk hemianopsia homonim, dimana pasien mengalami deficit setengah
bidang visual. Infark yang lebih besar yang melibatkan struktur dalam dapat menyebabkan
hilangnya hemisensorik dan hemiparesis karena keterlibatan thalamus dan kapsul internal. Infark
superfisial dengan defisit visual dan somatosensori yang dapat mencakup gangguan stereo
prognosis, sensasi taktil, dan proprioseption. Infark PCA jarang terjadi bilateral dengan klinis
amnesia dan kebutaan kortikal.
Infark vertebrobasilar : disuplai oleh arteri vertebralis dan arteri basiler yang berasal dari
dalam tulang belakang dan ber-akhir di sirkulus wilisi. Daerah ini memasok otak kecil dan batang
otak. Manisfestasi klinis meliputi : ataksia, vertigo, sakit kepala berat, muntah, disfungsi
orofaringeal, defisit lapang pandang dan temuan oculomotor abnormal.
Infark serebelum : pasien mungkin datang dengan gejala ataksia, nausea, vomiting
,chepalgia, disatria dan vertigo. Edema dan perburukan klinis yang cepat dapat mempersulit infark
serebelum.
Infark lakunar : terjadi akibat oklusi arteri perforasi kecil, mekanisme pastinya masih
diperdebatkan karena sifat infark dapat diakibatkan oleh oklusi pembuluh darah instrinsik/emboli.
Infark ini dapat mengalami defisit sensorimotor atau afaksia dengan hemiparesis.

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik1


Stroke iskemik muncul secara tiba-tiba akut dan menetap pada waktu timbulnya atau onset
penting diketahui segera, jika waktu timbulnya gejala tidak diketahui, dimana untuk menentukan
pemberian trombolitik intravena diindikasikan atau tidak. Pemeriksaan neurologis harus dilakukan
untuk semua pasien yang diduga stroke. National Institutes of Health stroke scale (NIHSS) paling
sering digunakan untuk mengukur tingkat keparahan stroke dan memiliki 11 kategori dan skor yang
berkisar dari 0 hingga 42. 11 kategori termasuk tingkat kesadaran (LOC), yang menggabungkan
LOC pertanyaan mengevaluasi visual, kelumpuhan wajah, pergerakan motorik, ada atau tidak
ataksia ekstremitas, sensorik, disartria, dan kebingungan hilang perhatian. Setiap skor didasarkan
pada tindakan pasien pada pemeriksaan, dan itu bukan prediksi tentang apa yang dapat dilakukan
pasien.
Sistem arteri vertebrobasilar (VBA) mensuplai darah ke batang otak, serebelum, dan labirin
perifer. Oklusi sistem, oleh karena itu, dapat menyebabkan vertigo sentral atau perifer, tergantung
pada arteri spesifik yang terkena. Oklusi dapat terjadi sebagai akibat dari emboli (misalnya,
kardioemboli atau plak dari arteri vertebralis) dan dapat menyebabkan infark iskemik. Vertigo
sentral lebih sering dikaitkan dengan nistagmus vertikal (daripada rotasi) dan biasanya lebih buruk
dengan upaya fiksasi tatapan. Vertigo perifer sering membaik dengan fiksasi tatapan. Selain itu,
pusing yang terkait dengan vertigo sentral bersifat multiarah dan dapat berubah dengan perubahan
arah pandangan, sedangkan nistagmus terkait vertigo perifer bersifat searah.

Pemeriksaan Penunjang1
Pemeriksaan penunjang pada stroke yang terorganisir sangat dianjurkan untuk mempercepat
evaluasi. Waktu door-to-needle 60 menit direkomendasikan untuk stroke iskemik akut untuk pasien
yang memenuhi syarat untuk trombolitik. Evaluasi awal setiap pasien adalah jalan napas,
pernapasan, sirkulasi, dan tanda-tanda vital. Pasien mungkin datang dengan kelainan pernapasan
akibat peningkatan tekanan intrakranial dan berisiko mengalami aspirasi dan sesak napas. Intubasi
endotrakeal mungkin diperlukan untuk memastikan oksigenasi dan ventilasi yang memadai.
Pemeriksaan glukosa fingerstick harus dilakukan, karena merupakan cara mudah untuk
menyingkirkan hipoglikemia sebagai penyebab kelainan neurologis. CT scan kepala atau MRI otak
direkomendasikan untuk pasien dalam waktu 20 menit dari presentasi klinis untuk menyingkirkan
perdarahan. Di rumah sakit yang merupakan pusat stroke atau dapat memberikan perawatan
darurat, pencitraan vaskular harus dipertimbangkan untuk kemungkinan intervensi endovaskular;
namun, hal ini tidak boleh menunda pemberian trombolitik.
Tes diagnostik lainnya termasuk elektrokardiogram (EKG), troponin, hitung darah lengkap,
elektrolit, nitrogen urea darah (BUN), kreatinin (Cr), dan faktor koagulasi. EKG dan troponin
disarankan karena stroke sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner. Hitung darah lengkap
dapat mencari ada atau tidak anemia atau infeksi. Kelainan elektrolit harus dikoreksi. BUN dan Cr
harus dipantau karena studi kontras dapat memperburuk fungsi ginjal. Faktor koagulasi, termasuk
PTT, PT, dan INR, juga harus dilakukan karena peningkatan kadar dapat menunjukkan penyebab
stroke hemoragik. Untuk institusi tanpa interpretasi pencitraan ahli, Food and Drug Administration
AS sangat merekomendasikan sistem teleradiologi untuk interpretasi citra untuk pasien yang
dicurigai stroke. Ini membantu dengan keputusan untuk mengelola IV alteplase. Diskusi dan
kesepakatan antara ahli saraf telestroke dan ahli radiologi sangat dianjurkan.

Gambaran radiografi4
Di beberapa pelayanan penanganan stroke menyediakan terapi reperfusi mencakup CT Scan kepala
non kontras untuk mempercepat diagnosis dan pengobatan pasien. Stroke iskemik dapat menjadi
penting dalam klinis dan medikolegal baik CT ataupun MRI dapat membantu dalam menentukan
kapan stroke terjadi.
Hiperakut cepat : 0-6 jam
Hiperakut lambat : 6-24 jam
Akut : 24 jam -1 minggu
Subakut : 1 - 3 minggu
Kronik : >3 minggu

CT Scan kepala no kontras menjadi andalan dalam pemeriksaan penunjang stroke akut. Relative
murah dan cepat. Keterbatasannya adalah sensitivitas yang terbatas dalam deteksi fase percepatan
edema sitotoksi berkembang. Missal deteksi infark daerah MCA telah terbukti 60-70% pada 6 jam
pertama onset meskipun perubahan dalam inti materi abu-abu dapat terlihat dalam waktu 1 jam
oklusi pada 60% pasien. Tujuan CT scan pada penanganan akut adalah: menyingkirkan diagnosis
perdarahan intracranial, mengeklusi trombolisis pada fase akut dari iskemik dan mengeklusi
patologi intracranial lain seperti tumor4.
Gambar1 : ct scan kepala non kontras yang menunjukan stroke iskemik PCA kiri oleh dr. Okkes
Kuybu.

Gambar Algorima Stroke Gajha Madha


Tentukan stroke hemoragik atau non hemoragik menggunakan skor siriraj
Tatalaksana
Pengobatan untuk stroke iskemik bersifat suportif, dan perbaikan paling awal dan upaya untuk
mencegah berbagai komplikasi dengan gangguan neurologis lainnya (misalnya pneumonia aspirasi,
ulkus dekubitus, dll.)4. Intervensi bedah saraf juga dapat memungkinkan pasien untuk bertahan
selama periode pembengkakan maksimal dengan melakukan kraniektomi dekompresi (dengan atau
tanpa duroplasti).

Baru-baru ini berbagai terapi reperfusi telah dikembangkan termasuk:


- Trombolisis intravena atau intra-arteri (misalnya streptokinase, rtPA)
- Trombektomi mekanik - respons dinilai dengan TICI
Terlepas dari terapi, presentasi awal dan triase sangat penting jika ada keuntungan hasil yang bisa
didapat4.

Diagnnosis Banding1

 Complicated migraines
 Intracranial hemorrhage
 Intracranial tumor
 Intracranial abscess
 Hypoglycemia
 Hyperglycemia
 Hypertensive encephalopathy
 Multiple sclerosis
 Seizure, sepsis
 Syncope
 Wernicke encephalopathy
 Metabolic abnormalities

Prognosis4
Prognosis CVA sangat tergantung pada derajat, struktur yang terlibat, area yang terlibat,
waktu identifikasi stroke dan diagnosis, waktu memulai pengobatan, intensitas terapi fisik/ okupasi.

Peran Tim Kesehatan lainnya1


Keputusan mengenai diagnosis dan manajemen stroke iskemik dibuat dengan tim
interprofessional yang terdiri dari penyedia gawat darurat, praktisi perawat, ahli saraf, dan ahli
radiologi. Pedoman saat ini merekomendasikan alteplase intravena dalam 4,5 jam pertama setelah
timbulnya gejala.
Sebuah tinjauan kriteria eksklusi untuk trombolitik harus dilakukan sebelum pemberian
alteplase. Menurut Food and Drug Administration, kontraindikasi trombolisis intravena termasuk
perdarahan internal aktif, operasi intrakranial baru-baru ini atau trauma kepala serius, kondisi
intrakranial yang dapat meningkatkan risiko perdarahan, diatesis perdarahan/hipertensi berat yang
tidak dapat terkontrol
BAB III
PEMBAHASAN

Seorang perempuan berusia 59 tahun dibawa oleh keluarganya ke RS Haji Jakarta dengan
keluhan lemah anggota gerak sisi kanan sejak 5 jam sebelum masuk RS. Menurut keterangan
keluarga pasien tiba tiba tidak dapat berbicara setelah sebelumnya masih bisa beraktifitas solat
zhuhur. Pasien sadar compos mentis namun tidak dapat berbicara, tidak dapat menggerakan kaki
dan tangan kanan namun masih dapat mengikuti perintah dengan mengangkat anggota gerak sisi
kiri dan dapat mengedipkan mata saat mengerti perintah yang diminta. Keluhan seperti nyeri kepala
dan muntah menyemprot disangkal. Keluarga pasien mengatakan pasien habis melakukan terapi
bekam karena badan terasa pegal. Keluhan demam, sesak nafas, diare, anosmia disangkal. Riwayat
stroke sebelumnya disangkal, riwayat trauma kepala disangkal, riwayat operasi miom diakui,
riwayat hipertensi disangkal, riwayat diabetes disangkal, riwayat makan makanan berlemak suka
minum obat simvastatin jika kolesterol tinggi, alergi obat disangkal. Riwayat keluarga stroke
diakui.
Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran kompos mentis dengan
afasia motoric E4M5Vx. Dari hasil pemeriksaan penunjang laboraturium hematologi masih dalam
batas normal, terdapat peningkatan kolesterol total dan LDL. Hasil pemeriksaan CT Scan kepala
non kontras kesan ditemukan subakut infark pada daerah kortikal subkortikal a/r frontalis sinistra.
Tatalaksana untuk stroke iskemik suportif dan perbaikan paling awal penyebab dan upaya untuk
pencegahan berbagai komplikasi dengan gangguan neurologis lainnya seperti pneumonia aspirasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Channing Hui, Prasanna Tadi, Laryss Patti. Ischemic Stroke. National Center for
Biotechnology Information; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499997/
2. Patu YM, Hubungan Letak Lesi Hemisfer serebral dengan Derajat klinis kecemasan pada
prnderita stroke iskemik; Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin; Thesis; 2018
3. Who.int. New Advocacy Brief Highlights serious consequences of social isolation and
loneliness on the health of order people, calls for greater political priority to the issue. 30 July
2021
4. Dr. Braham Rasuli and assoc Prof Frank Gaillard et.al. Ischemic stroke.
https://radiopaedia.org/articles/ischaemic-stroke

Anda mungkin juga menyukai