Anda di halaman 1dari 39

KOLIK BILIER EC

KOLELITIASIS

Disusun Oleh :
dr. Titik Fadhilah

Pembimbing :
dr. Rr Rahayu ,Sp.PD, FINASIM
dr. Ria Katarina Adiarsih, MKK, MARS

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA


KOTA JAKARTA
SEMPTEMBER 2021
PENDAHULUAN

Kolelitiasis atau batu empedu merupakan salah satu masalah yang paling umum
ditemukan sebagai penyakit gastrointestinal.

Pasien yang asimptomatik umumnya dapat ditangani secara konsrevatif, Namun,


sekitar 35% pasien dengan kolelitiasis asimptomatik pada akhirnya dapat mengalami
komplikasi atau gejala berulang sehingga memerlukan terapi bedah atau kolesistektomi .
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

1. Nama : Tn. Achjar


2. Tanggal Lahir : 25 Juni 1952
3. Usia : 69 Tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Alamat : Kelapa Hijau Blok B19
6. Tanggal Masuk RS : 24 Agustus 2021
7. No Rekam Medis : 456639
Anamnesis
Keluhan utama RPS RPD
Nyeri perut kanan atas  Nyeri perut kanan atas sejak  Keluhan yang sama
2hari SMRS
 Riw. Batu empedu 7 thn
 Nyeri perut semakin yang lalu
memberat terus menerus
hingga nyeri uluh hati  Riw. Opname dengan
typoid
 Sulit BAB
 Riw. Dyspepsia
 Mual & muntah
 Riw. Operasi (-)
 Demam (-)
Next..

Riw Penyakit Keluarga


 Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

Riw sosial ekonomi


 Pasien memiliki kebiasan makan makanan siap saji dan mie instan,
 pasien jarang minum air putih, lebih suka minum kopi.
 Pasien juga merokok (+) saat ini pasien sudah berhenti merokok.
 Pasien menggunakan biaya pengobatan dengan BPJS kelas I,
kesan social ekonomi cukup.
Physical Examination
Keadaan umum
Tampak sakit sedang

Kesadaran
Compos mentis

Tanda vital : Status Gizi :


Tekanan darah : 144/81 mmHg BB : 63 kg
Nadi : 77 x/m regular adekuat TB : 170 cm
Suhu : 36.5 C
RR : 18 x/m
Saturasi O2 : 98 % room air
Physical Examination
Next..

STATUS LOKALIS
Status lokalis (Abdomen) :
Inspeksi : Bentuk simetris, datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Dinding perut simetris, supel , Massa (-), Nyeri tekan (+)
kuadran kanan atas, epigastrik
Perkusi : timpani (+), Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
 
Rectal toucher Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hematologi      
Hb 13.9 g/dl 13.2-17.3
Ht 41 % 40-52
Leukosit 16.44 H 10 /Nl
3
3.8-10.5
Trombosit 222 102/Nl 150-440 Tanggal 24 Agustus 2021
Hitung jenis leukosit      
Basophil      
Eosinophil 0 % 0-1
Batang 0L   2-4
Segmen 0L   3-5
Limfosit 87 H   50-70
Monosit 8L   25-40
Kimia klinik 5   2-8
GDS  140  mg/dL  70-200
Imunologi    
SarsCov2 Antigen Negative Negatif
 
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Pemeriksaan Hasil satuan Nilai rujukan
Kimia Klinik      
SGOT 15 U/L 0-50
SGPT 10 U/L 0-50
GDS 131 Mg/dl 70-200 Tanggal 25 Agustus 2021
Ureum 21 Mg/dl 20-40
Kreatinin 0.99 Mg/dl 0.5-1.5
       
Elektrolit Serum      
Natrium /Na 136 Mmol/l 136-145
Kalium /K 3.8 Mmol/l 3.5-5.1
Kalsium ion /Ca 2.8 H Mmol/l 1.2-2.6
Klorida 101 Mmol/l 28-100
       
Amilase 67 u/l 28-100
Lipase 34 u/l <60
PX PENUNJANG LAINNYA..
USG ABDOMEN

Gall bladder : dilatasi, dinding menebal,batu


multiple uk terbesar 2.08 cm pada neck gall
bladder, batu lainnya terbesar ukuran sekitar
1.35 cm dan 1 cm.
Diagnosis Tatalaksana

Kolik bilier ec kolelitiasis Infus asering 500 cc/24 tpm


KAEN 3B 24 tpm
Inj ketorolac 1x1 amp k/p
Inj Omeprazole 2x40 mg iv
Inj ondansentron 3x4mg iv
Inj ceftriaxone 1x2 gr iv
Po propepsa 3x15 cc syr
Mucosta 3x1 tab
Alprazolam 0.5 mg 1x1 tab
Harnal ocas 0.4 1x1 tab
Follow up

Day 1 Day 2 Day 3


25 Agustus 26 Agustus 27 Agustus
2021 2021 2021

Nyeri perut hebat kanan atas, mual Nyeri perut kanan atas dan
Nyeri perut kanan atas,
muntah mual muntah sudah
mual muntah
berkurang
Ttv normal
Ttv normal
Ttv normal
Kolik bilier ec kolelitiasis, sistitis,
Dyspepsia leukositosis
BPH Kolelitiasis leukositosis
Plan/ USG Abdomen
Plan/ tx lanjut Plan/ BLPL

Ditambah alprazolam, harnal ocas Kolesistektomi


DEFINISI

- Batu empedu /Kolelitiasis/Kalkulus biliaris

- “sludge”= lumpur (mikrolitiasis)


campuran super pekat dari asam empedu,
bilirubin, kolesterol, mucus & protein.

Abraham S, Revero H et.al Surgical and Neurological Management of Gallstones Am Fam Physician 2014;87.796-802
Gallstone

Batu empedu merupakan gabungan dari beberapa


unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang
dapat ditemukan dalam kandung empedu (kolesistolitiasis)
atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis) pada
kedua-duanya.
Koledokolitiasis biasanya terjadi saat batu empedu
keluar dari kandung empedu dan masuk ke duktus biliaris
komunis.

.
FISIOLOGI
Menurut Guyton &Hall, 1997 empedu memiliki dua fungsi penting:
 Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena
asam empedu yang melakukan dua hal antara lain: asam empedu membantu
mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar menjadi partikel yang lebih kecil
dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, Asam empedu
membantu transpor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan
melalui membran mukosa intestinal.
 Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan
yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari
penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati.
ETIOLOGI

1. BATU KOLESTEROL : berbentuk oval, multifokal/ mengandung


>70% kolesterol.

2. BATU PIGMEN : 10% dari total jenis batu empedu yang


mengandung <20% kolesterol.

3. BATU CAMPURAN : batu campuran kolesterol dan pigmen dimana


mengandung 20-50% kolesterol.
EPIDDEMIOLOGI
 Batu empedu banyak
ditemukan di populasi  Di Indonesia /Asia
umum. Dilaporkan 3-10%
bahwa dari 11.840
otopsi ditemukan 13.1  Kolelitiasis berukuran
% pria dan 33.7% kecil meningkatkan
wanita resiko terjadinya
kolesistitis akut,
 Di Amerika >10% orang pankrestitis bilier akut,
dewasa, 20% obstruksi di CBD dan
simptomatik kolangitis

 Sedangkan batu besar


berpotensi
menyebabkan kanker
kantung empedu

Laura MS et.al .Epidemiology of Gallbladder Disease : Cholelithiasis and cancer. Gut Liver.2012 Apr 6(2)172-187
Prevalence

10% 70%
Populasi usia Batu empedu
dewasa di Amerika kolesterol
Serikat ditemukan dari
semua kasus
20% 30%
Diperkirakan pada Diperkirakan pada
pasien dewasa yang pasien dewasa yang
berusia lebih dari 40 berusia lebih dari
tahun 70tahun
PATOFISIOLOGI

Supersaturasi
Kolesterol
Penurunan Fungsi
Kantong empedu

Pembentukan inti
kolesterol
PATOFISIOLOGI

1. Supersaturasi Kolesterol : semakin meningkatnya kadar kolesterol /rendah kandungan


garam enpedu akan membuat keadaan didalam kandung empedu menjadi jenuh akan
kolesterol.

2. Penurunan fungsi kandung empedu : menurunkan kemampuan menyemprot dan


kerusakan dinding kandung empedu memudahkan seseorang menderita kolelitiasis.
Beberapa keadaan yang dapat mengganggu daya kontraksi kandung empedu :
hipomortilitas empedu, parenteral total, kehamilan, penyakit diabetes.

3. Pembentukan inti kolesterol


MANIFESTASI KLINIS

SIMPTOMATIK :
ASIMPTOMATIK :
Keluhan utamanya berupa nyeri di daerah
Batu yang terdapat dalam epigastrium, kuadran kanan atas.
kandung empedu sering tidak
memberikan gejala. Kolik bilier ditandai rasa sakit hebat di perut
Dapat memberikan gejala nyeri kanan atas/uluh hati yang dapat menjalar ke
akut akibat kolesistitis, nyeri punggung bagian kanan sampai bahu. Nyeri
bilier, nyeri abdomen kronik hilang timbul, bersifat ritmik namun sifat nyeri
berulang ataupun dispepsia, dapat berlangsung terus menerus berjalan dan
mual. berkurang secara perlahan. Nyeri dicetuskan
oleh makanan yang berlemak.
Perjalanan Klinis Batu Empedu (Norman A,. 2007)
Diagnosis

Pemeriksaan fisik Radiologi


Dapat ditemukan secara klinis Dengan USG Abdomen
dengan gejala kolik bilier sebagai gold standar

Anamnesis Laboraturium
Penderita kolelitiasis 80% Kolelitiasis yang
nya asimptomatis asimptomatik biasanya
tidak menunjukan kelainan
pada pemeriksaan lab
DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 USG : standar baku untuk mendiagnosis batu


empedu. Sensitivitas >95%

 USG dapat memberikan informasi mengenai


ukuran, jumlah dan morbilitas batu di dalam
kandung empedu (untuk membedakan
dengan polip)

 Pemeriksaan CT Scan , MRCP apabila ada


indikasi USG CT Scan

Protincasa P, et.al. Symptoms and Diagnosis of gillbladder stone. Best Practice Research Clin Gastroenterology 2006;20:1017-1029
KOMPLIKASI

 Koledokolitiasis/ batu CBD terjadi 10-15% pasien

 Insidensi batu CBD sebesar 3,4% pada pasien yang menjalani laparoskopi kolesistektomi

 Pasien dengan koledokolitiasis dapat bersifat asimptomatik bila simptomatik keluhannya


kolik bilier,ikterik, tinja dempul dan urin berwarna gelap

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan klinis, peningkatan kadar bilirubin, ALP,


ditemukan gambaran batu di CBD pada pemeriksaan USG/MRCP/ERCP

Lammert F, Acalovs M, et.al EASL Clinical Guidelines on the prevention, diagnosis and treatment of gallstones ,J Hepatology 2016; 65;146-181
KOMPLIKASI

 90% etiologi kolesistitis akut : obstruksi ductus sitikus atau lumpur empedu yang terjebak di
leher kandung empedu.

 Bila obstruksi singkat dan parsial maka yag terjadi adalah keluhan kolik bilier, namun bila
obstruksi bersifat lama dan total maka terjadi kolisititis akut

 Penyumbatan di ductus sititkus menyebabkan tekan intraluminar kandung empedu


meningkat. Memicu terlepasnya mediator inflamasi seperti prostaglandin hal ini
menyebabkan kandung empedu membesar dan dindingnya menebal karena proses
eksudasi cairan perikolesistik

Lammert F, Acalovs M, et.al EASL Clinical Guidelines on the prevention, diagnosis and treatment of gallstones ,J Hepatology 2016; 65;146-181
KOMPLIKASI

 Pankreatitis bilier akut : skitar 50% disebabkan oleh batu empedu/kolelitiasis

 Kolelitiasis yang bermigrasi dan menyumbat ductus pankreatikus menyebabkan empedu


mengalami refluk dan meningkatkan tekanan di ductus pankreatikus sehingga terjadi
autodigesti

 Pankreatitis akut ditandai dengan nyeri yang hebat pada uluh hati disertai dengan
peningkatan enzim lipase dan amilase

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya nyeri perut, peningkatan amilase lipase serta
CT Scan ,biasanya akan tampak pancreas yang udem

Lammert F, Acalovs M, et.al EASL Clinical Guidelines on the prevention, diagnosis and treatment of gallstones ,J Hepatology 2016; 65;146-181
TATALAKSANA
Ditentukan berdasarkan pada keadaan klinis
asimtomatik atau simptomatik dan jenis
komplikasi yang pasien alami.
Kolelitiasis Asimptomatik

 Tidak memerlukan tindakan kolesistektomi laparoskopi profilaksis

 Berdasarkan rekomendasi dari EASL 2016 berikut indikasi operasi batu empedu :
- porcelain gallbladder karena risiko tinggi menjadi kanker
- polip dengan ukuran > 1cm dengan atau tanpa adanya batu empedu
- batu empedu asimptomatk dengan polip 6-10 mm yang cenderung bertumbuh
- batu empedu asimptomatik dengan kolangitis sclerosing primer

 Ada beberapa pertimbangan lain perlunya dilakukan kolesistektomi laparoskopi profilaksis


(Abraham dkk, 2014) :
- batu empedu berukuran >3 cm karena dapat menimbulkan kanker
- anemia hemolitik (thalassemia, anemia sicle cell)
- batu empedu kecil-kecil dengan dismortilitas kantong empedu
Kolelitiasis Simptomatik
 Kolesistektomi laparoskopi merupakan prosedur primer

 Prosedur relative aman, rekurensi yang sangat rendah dan dapat mengatasi kolik bilier
pada 92% kasus.

 Kolik bilier  diatasi dengan memberikan obat OAINS seperti diclofenac atau indometasin.
Sebagai tambahan dapat diberikan spasmodic seperti butylscopolamin

 Nyeri berat dapat digunakan analgetik golongan opioid

 UDCA /Ursodexycholic acid (asam ursodeoksikolik) obat pelarut batu empedu 


menurunkan kejenuhan kolesterol asam empedu di dalam kandung empedu dengan jalan
meningkatkan pengeluaran asam empedu dari hati dan mengurangi pengeluaran kolesterol
di hati.

 ESWL /extracorporal shock wave lithotripsy*


Kesimpulan
Kolelitiasis : deposit cairan pencernaan yang mengeras di dalam kantong
empedu.

Kolik bilier : muncul ketika batu menyebabkan obstruksi ductus sistikus kandung
empedu atau keduanya/ koledokolelitiasis.

Tiga mekanisme utama penyebab supersaturasi kolesterol, penurunan fungsi


kantung empedu dan pembentukan inti kolesterol
Membentuk kolelitiasis kolesterol, pigmen coklat dan pigmen hitam
/kolelitiasis campuran

Ditegakkan dengan USG ditemukan adanya gallstone, terapi sesuai tingkat


keparahan penyakit.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai