Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

Low Back Pain

Disusun Oleh

dr. Nike Ayu Astuti

Dokter Pendamping

dr. Sjafriani Ibrahim

INTERNSHIP ANGKATAN VIII 2020-2021

RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul :

Low Back Pain


Disusun oleh
dr. Nike Ayu Astuti

Internship RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe


Periode September 2020 - Juni 2021

Gorontalo, 5 Juni 2021


Pendamping

dr. Sjafriani Ibrahim


1. Laporan Kasus
Low Back Pain
Penyusun : Nike Ayu Astuti
Pendamping : dr. Sjafriani Ibrahim
Program Internship Rumah Sakit Aloei Saboe

1. Identitas Pasien :
 Nama : Ny. Citra Dako
 No. MR : 07-11-33
 Tgl lahir/usia : 12-06-1966/ 54 Tahun
 Berat Badan : 70 kg
 Panjang Badan :160 cm
 Jenis Kelamin : Perempuan
2. Triase Instalasi Gawat Darurat
- Triase Primer
 Jalan Nafas : Bebas
 Pernafasan : 20 kali/menit (Non - Urgent)
 Sirkulasi : Akral hangat
- Triase sekunder

 Kesadaran : GCS E4V5M6


 Refleks Pupil : +/+
 Tanda Vital
- Tekanan darah : 160/90
- Frekuensi nadi : 76 kali/menit
- Frekuensi nafas : 20 kali/menit
- Suhu Badan : 36,9 oC
- Sa02 : 96%
 Eksposur : Tidak ada
3. Anamnesis

Keluhan utama

Pasien mengeluhkan nyeri pinggang bawah yang sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri pinggang bawah yang sejak 3 hari yang lalu, nyeri
awalnya dirasakan sejak lebih kurang 2 minggu yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul,
nyeri seperti tertusuk, nyeri dirasakan menjalar dari pinggang bawah hingga ke betis
sebelah kiri, Buang air besar lancar, warna dan konsistensi biasa. Buang air kecil lancar
dan tidak nyeri, warna biasa. Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak ada,
penurunan berat badan yang drastis tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat trauma yaitu jatuh terduduk pada bulan Januari 2021 setelah jatuh pasien
masih dapat berjalan melakukan aktivitas harian. Riwayat dilakukannya tindakan operasi
nephrectomy dekstra pada bulan Agustus 2019. Riwayat keganasan tidak ada. Riwayat
hipertensi, Diabetes Melitus, Dislipdemia tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga memiliki keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Pengobatan
Pasien sudah ada minum obat untuk mengurangi nyeri pada pinggang bawah
tersebut.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal tidak ada riwayat alergi obat.
Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, aktifitas fisik sedang, biasa mengangkat
beban berat disangkal.
Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik umum
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Kepala : Normochepal, rambut putih uban tidak mudah rontok, alis putih
uban tidak mudah rontok,

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya


(+/+), pupil isokor.

Hidung : Normotia, sekret (-/-),

Telinga : Normotia , serumen (-/-),

Mulut : bibir tidak pucat, stomatitis tidak ada, tonsil T1- T1, Faring
hiperemis tidak ada,

Leher : pembesaran KGB tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid


tidak ada.

Thoraks : Simetris, retraksi dinding dada (-/-) ictus cordis tidak terlihat,
,vokal fremitus kanan dan kiri ictus cordis teraba di ICS V sinistra,
sonor dikedua lapangan paru, vesikuler di kedua lapangan paru,
rhonki (-/-),wheezing (-/-),

Abdomen : Supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan di regio kanan atas,
hepar dan lien dalam batas normal.
Ekstremitas : Akral hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, edem (-/-) (-/-),
Ikterik (-/-) (-/-)
Corpus Vertebrae :

Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang (-)


Palpasi : Nyeri tekan di L4,L5,S1 (+)
Status Neurologis :
1. Tanda rangsangan meningeal : 
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinsky I (-)
- Brudzinsky II (-)
- Kernig (-)
2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :
- Muntah proyektil (-)
- Sakit kepala progresif (-)
3. Nn Kranialis :
- NI : Penciuman baik
- N II : Reflek cahaya +/+
- N III, IV, VI : Pupil bulat, diameter 3 mm, gerakan bola  mata bebas ke segala
arah
- NV : Bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan
- N VII : Bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris
- N VIII : Fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada
- N IX, X : Arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks muntah (+),
perasaan 1/3 lidah baik
- N XI : Bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan
- N XII : Deviasi lidah tidak ada 
4. Motorik :  5 5 5  5 5 5
                         5 5 5  5 5 5
    - Tungkai kiri : Laseque (+) kiri, Patrick (+), Kontra Patrick (+)              
5. Sensorik
- Eksteroseptif : rasa raba baik
- Proprioseptif : rasa getar dan posisi sendi baik
6. Fungsi otonom : BAK dan BAB normal
7. Refleks fisiologis : 
Biseps : ++/++ Triseps : ++/++
KPR : ++/++ APR : ++/++
8. Reflek patologis :
Babinsky : -/- Gordon : -/-
Chaddock : -/- Oppenheim : -/-
Rencana Pemeriksaan Tambahan :
 Darah rutin, hutung jenis, ur, cr, GDS, EKG, Foto Lumbo Sakral AP/ Lateral, MRI Foto
Lumbo Sakral AP/Lateral

- Pemeriksaan laboratorium

Hematologi
Darah rutin
- Hb : 11,8 g/%
- Eritrosit : 5,27 juta/µL
- Hematokrit : 38,0 %
- Leukosit : 10.900 /µL
- Trombosit : 308.000 juta/µL
Hitung Jenis Leukosit
- Basofil : 1 %
- Neutrofil : 49 %
- Limfosit : 38 %
- Eosinofil : 5 %
- Monosit : 7 %
Kimia darah
Fungsi Ginjal
- Ureum : 21 mg/ dl
- Kreatinin : 1,09 mg/ dl
Gula darah sewaktu : 101 mg/ dl
Diagnosis Kerja :
 Diagnosis Klinis : Ischialgia sinistra
 Diagnosis Topik : Low back pain ec suspek Spondilosis lumbal
 Diagnosis Etiologi : Suspek spondilosis lumbal
 Diagnosis Sekunder : -

Tatalaksana awal :
 Jalan Nafas :-
 Pernafasan :-
 Sirkulasi : IVFD RL 20 tetes/menit
- Inj. Santagesik : 500 mg/ 8 jam/IV
- Inj. Ranitidine : 50 mg/ 8 jam/IV

Prognosis
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Fungsionam : bonam
Quo ad sanatiom : bonam

Resume :

Perempuan usia 54 tahun dari anamnesa datang dengan keluhan utama nyeri
pinggang bawah yang sejak 3 hari yang lalu, nyeri awalnya dirasakan sejak lebih kurang
2 minggu yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri seperti tertusuk, nyeri dirasakan
menjalar dari pinggang bawah hingga ke betis sebelah kiri. Riwayat trauma yaitu jatuh
terduduk pada bulan Januari 2021 setelah jatuh pasien masih dapat berjalan melakukan
aktivitas harian. Riwayat dilakukannya tindakan operasi nephrectomy dekstra pada bulan
Agustus 2019 dan Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, aktifitas fisik sedang, biasa
mengangkat beban berat disangkal.
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, komposmentis, pemeriksaan
status lokalis corpus vertebrae pada inspeksi deformitas, gibbus serta tanda radang tidak
ada, sedangkan pada palpasi didapatkan nyeri tekan di daerah L4,L5,S1. Pada
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium tidak ada ditemukan perubahan
nilai yang signifikan.
2. Tinjauan pustaka : Low Back Pain
2.1 Definisi

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) adalah perasaan nyeri di
daerah lumbosakral dan sakroiliakal. NPB ini sering disertai penjalaran ke tungkai
sampai kaki. Mobilitas punggung bawah sangat tinggi, disamping itu juga menyangga
beban tubuh serta sangat berdekatan dengan jaringan traktus digestivus dan traktus
urinarius. Sehingga apabila kedua organ ini mengalami perubahan patologik tertentu
dapat menimbulkan nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah1.

2.2 Epidemiologi

Low Back Pain (LBP) merupakan penyakit nomor 2 pada manusia setelah influenza
yang menjadi penyakit paling sering diderita oleh manusia. 65% - 80% manusia akan
mengalami LBP pada satu waktu selama hidupnya. LBP juga menjadi penyebab tersering
diantara semua kelainan kronis dalam menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat yang
berusia <45 tahun dan menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kelainan jantung dan
arthritis serta rematik pada usia 45-65 tahun(6).

Setiap tahun 15%–45% orang dewasa menderita LBP dan sangat umum pada usia
35-55 tahun. Satu diantara 20 penderita atau berkisar 5% penderita harus dirawat di rumah
sakit karena serangan akut LBP dan keluhan LBP berkisar antara 30%-50% dari keluhan
reumatik pada praktek umum. Di negara-negara industri diperkirakan 70%-85% dari
seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi setiap tahun
bervariasi dari 15%-45%. Di Amerika Serikat LBP merupakan penyebab paling sering
yang membatasi aktivitas penduduk pada usia <45 tahun, urutan ke-2 untuk alasan paling
sering berkunjung ke dokter, urutan ke-5 untuk alasan perawatan di rumah sakit, dan
alasan penyebab yang paling sering untuk dilakukannya tindakan operasi(6).

Di Indonesia diperkirakan 40% penduduk Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun


pernah menderita LBP dan prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%.
Prevalensi ini meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Persentase berdasarkan
kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia diketahui berkisar antara 3%-
17%(6).

Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf
Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
pada tahun 2002 menemukan proporsi penderita LBP sebanyak 15,6% pada kelompok usia
8-78 tahun. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan migren
yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di
Indonesia juga oleh kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun 2002, ditemukan 18,13%
penderita LBP. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang proporsi kasus baru
sekitar 5,4%–5,8% dengan frekwensi terbanyak pada usia 45-65 tahun(6).

2.3 Etiologi

Etiologi nyeri punggung bawah dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut 

1. Proses degeneratif  meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.


Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus
vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang
menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain.
Dulu proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan
spondilosis. Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis
diskus intervertebralis  yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus
intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP).
Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah
kartilago artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis .
3

2. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu artritis rematoid yang sering timbul
sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada
spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang
yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu
dirasakan .
3
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali
disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular .
3

4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak
selamanya benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus
vertebrae lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti
patologik. Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus
vertebrae lumbalis4.
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat
menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah
trombosis aorta terminalis  yang perlu mendapat perhatian karena mudah
didiagnosa sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat
menjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi4.
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang
primer seperti mieloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam
metastasis4.
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium4.
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis
kronik4.
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau
batas-batas anatomis4. 

2.4 Struktur Punggung dan Organ Lain Yang Berdekatan

Garis besar struktur punggung bawah adalah : a.) Kolumna vertebralis dengan
jaringan ikatnya, termasuk discus intervertebralis dan nucleus pulposus, b.) Jaringan
saraf yang meliputi konus medularis, filum terminalis, duramater dan arakhnoid,
radiks dengan saraf spinalnya, c.) Pembuluh darah, d.) muskulus atau otot skelet1.

Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Tiap ruas
tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis
merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis
dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan
terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan
adalah nukleus pulposus2.

Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis vertebralis yang


didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah sampai L 2. Melalui
foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis
dan ventralisnya ke periferi. Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu
menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum
berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen
intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula spinalis
membujur hanya sampai L 2 saja2.

Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan


insersio pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna
vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut.
Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot,
periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior2.
Fisiologi Nyeri

Rangsangan nyeri yang dapat berupa ransangan mekanik, suhu, kimiawi dan
campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang mempunyai
spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri.

Serabut saraf yang dari reseptor ke gangglion masuk ke kornu posterior dan
berganti neuron. Di sini ada dua kelompok neuron, yaitu :

- Yang berganti neuron di lamina I dan kemudian menyilang linea mediana


membentuk jaras anterolateral yang langsung ke talamus. Sistem ini
disebut sistem neospinotalamik yang mengantarkan rangsangan nyeri
secara cepat.
- Bersinaps di lamina V kemudian menyilang linea mediana membentuk
jaras anterolateral dan bersinapsis di substansia retikularis batang otak dan
di talamus. Sistem ini disebut sistem paleospinotalamik yang
mengantarkan perasaan nyeri yang kronik dan yang kurang terlokalisasi.

2.5 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing
seperti beberapa contoh dibawah ini :
- LBP akibat sikap yang salah  2

 Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak
enak namun  lokasi tidak jelas.
 Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah
lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna,
walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
 Lordosis yang menonjol
 Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
 Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.
- LBP Herniasi Diskus Lumbal
 Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak
enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
 Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau
bersin.
 Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit
difleksikan.
 Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan nyeri
sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
 Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
- LBP pada Spondilosis
 Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,
walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis
 Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena
 Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan reflex
 Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang
menekan medula spinalis.
 Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis
kanal lumbal.
- LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
 Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat
malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
 Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila
istirahat.
 Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus
(akibat abses dingin)
 Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan kifosis)
 Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis
yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan refleks
Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang vertebra.
 Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul
terutama gangguan motorik.
- LPB pada Spondilitis Ankilopoetika 5

 Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.


 Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
 Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan
seluruh tulang belakang lumbal.
 Laju endap darah meninggi.
 Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.

2. 6 Diagnosis 5

1. Anamnesis
Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi  dan penjalaran nyeri, posisi
tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri, trauma, ligitasi (medikolegal), obat-
obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlah yang dibutuhkan, kemungkinan
keganasan.
2. Pemeriksaan fisik 
Perhatikan tanda-tanda infeksi sistemis, tanda-tanda keganasan yang tersembunyi,
nyeri tekan lokal atau pada insisura iskiatika, spasme otot, ruang lingkup gerakan, tes
angkat tungkai lurus (Laseque), dan pemeriksan rektum (tonus sfingter dan prostat).
3. Pemeriksaan neurologis
Perhatikan tanda-tanda khusus pada afek dan alam perasaan, kelemahan otot, atrofi,
atau fasikulasi, defisit sensorik termasuk perineum, refleks (tendon dalam, abdominal,
anal, kremaster).
4. Pemeriksaan penunjang
Foto rontgen polos (posterior, lateral, oblik), hitung darah lengkap dan laju endap
darah, serum : kreatinin, kalsium, fosfat, alkali fosfatase, asam urat, fosfatase asam (pria),
gula darah puasa.
2.7 Penatalaksanaan
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan modalitas.
pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu pendek
disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat. Tidak dianjurkan
penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan. Namun pada pasien dengan
depresi premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri, penggunaan anti depresan
dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis lainnya, kadang memerlukan campuran antara
obat analgesik, antiinflamasi,OAINS, dan penenang3.
Istirahat secara umum  atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah baring pada
alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang punggung. Modalitas dapat
berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan fluorimetan3.
Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang diperlukan
tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat seperti pada faset,
radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus LBP dibutuhkan
pembedahan3.
Setelah fase akut teratasi dilakukan beberapa pencegahan kekambuhan diantaranya
pelatihan peregangan dan pemakaian korset atau braching3.
3. Pembahasan
Seorang pasien perempuan usia 54 tahun dari anamnesa datang dengan
keluhan utama nyeri pinggang bawah yang sejak 3 hari yang lalu, nyeri awalnya
dirasakan sejak lebih kurang 2 minggu yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri
seperti tertusuk, nyeri dirasakan menjalar dari pinggang bawah hingga ke betis
sebelah kiri, Buang air besar lancar, warna dan konsistensi biasa. Buang air kecil
lancar dan tidak nyeri, warna biasa. Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak
ada, penurunan berat badan yang drastis tidak ada. Riwayat trauma yaitu jatuh
terduduk pada bulan Januari 2021 setelah jatuh pasien masih dapat berjalan
melakukan aktivitas harian. Riwayat dilakukannya tindakan operasi nephrectomy
dekstra pada bulan Agustus 2019 dan Pasien adalah seorang ibu rumah tangga,
aktifitas fisik sedang, biasa mengangkat beban berat disangkal.
Rangsangan nyeri yang dapat berupa ransangan mekanik, suhu, kimiawi dan
campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang
mempunyai spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan
ke pusat nyeri. Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi  dan penjalaran
nyeri, posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri seperti riwayat trauma
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, komposmentis.
Pemeriksaan status lokalis corpus vertebrae pada inspeksi deformitas, gibbus serta
tanda radang tidak ada, sedangkan pada palpasi didapatkan nyeri tekan di daerah
L4,L5,S1 dan hasil positif ditemukan pada test Laseque, Patrick dan Kontra Patrick di
tungkai kiri. Berdasarkan gejala dan tanda klinis tersebut pasien ini cenderung
didiagnosa sebagai ischialgia sinistra yang terjadi pada nervus ischiadikus. Untuk
memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium tidak ada ditemukan perubahan nilai yang
signifikan. Serta perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu berupa foto
pada daerah lumbo sacral untuk menentukan pada vertebrae level berapa terdapat
kelainan sehingga dapat menentukan jenis tatalaksana lanjutannya.
Nyeri pinggang dapat ditatalaksana dengan pemberian obat-obatan, istirahat
dan modalitas. pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk
jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan
interaksi obat. Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang
diperlukan tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat
seperti pada faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus
LBP dibutuhkan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2003. Nyeri Punggung Bawah dalam : Kapita
Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Hal 265-285.
2. Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang dalam Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum,
edisi III, cetakan kelima. PT Dian Rakyat : Jakarta. Hal 203-205.
3. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang / Low Back Pain. Diakses dari:
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/
4. Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah
Diakses dari : http://www.kalbe.co.id
5. Mansjoer, Arif, et all, 2007. Ilmu Penyakit Saraf dalam Kapita Selekta Kedokteran, edisi III,
jilid kedua, cetakan keenam. Media Aesculapius : Jakarta. Hal. 54-59.
6. Lubis I. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri Punggung Bawah,
Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai