Disusun
dr. Fadilah Riafiana
Pembimbing
RS. SEMEN GRESIK dr . Sumartono, Sp. S
IDENTITAS
• Nama : Ny. S
• Umur : 51 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status pernikahan : Menikah
• Alamat : Veteran 3A/71 Kebomas Gresik
• No RM : 165993
• Tanggal MRS : 1 September 2020
• Tanggal KRS : 6 September 2020
• Penanggungan : BPJS
Anamnesis
Autoanamnesis dan Alloanamnesis dilakukan di ruang 207 lantai 2
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh kelemahan kaki dan tangan kanan sejak 12
jam SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien perempuan, usia 51 tahun datang ke IGD RS. Semen karena kelemahan
tangan dan kaki kanan sejak 12 jam SMRS.
• Keluarga pasien mengatakan bahwa muka pasien terlihat mencong dan bicara
menjadi pelo namun pasien masih nyambung saat diajak komunikasi.
• Menurut keluarga, pasien susah makan sejak 2 hari SMRS. Pasien sampai saat
ini susah makan. Gangguan menelan disangkal.
• Keluhan muntah dan Penurunan kesadaran disangkal. BAB dan BAK tidak ada
keluhan. Riwayat kejang sebelumnya, dan demam disangkal. Pasien baru
pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
• Hipertensi sejak > 5 tahun yang lalu • Riwayat penyakit serupa disangkal.
biasanya minum obat amlodipin.
Namun 3 bulan terkahir pasien tidak • Riwayat Hipertensi, DM, sakit
minum obat Hipertensi sama sekali. jantung dalam keluarga disangkal.
• Riwayat DM disangkal. Pasien tidak
memiliki riwayat sakit TB maupun sakit
jantung.
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat keganasan disangkal.
• Riwayat kejang disangkal.
Anamnesis
• Riwayat Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan
• Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga dan memiliki 2 anak.
• Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak memakai obat-obat
terlarang.
• Pasien suka makan goreng-gorengan serta makanan yang asin dan rutin
setiap hari. Pasien jarang berolahraga
Pemeriksaan Fisik (IGD)
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS: E4M6V5 (15)
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 185/104 mmHg
- Frekuensi Nadi : 86x/mnt, kuat, isi cukup
- Frekuensi Pernapasan : 20x/menit, reguler
- Suhu : 37,4OC
Pemeriksaan Fisik K/L
Kepala : bentuk simetris, rambut hitam lurus
Mata : a / i / c / d ( -/ - / - / -)
Telinga : deformitas -, otorea -, nyeri tekan -, tinnitus -
Hidung : deformitas -, kongesti -, sekret -, darah -, pch -
Gigi / Mulut : kongesti -
Tenggorokan : faring dan tonsil DBN
Leher : trakea di tengah, deviasi (-), pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik Thorax
Pemeriksaan Hemitoraks Kanan Hemitoraks Kiri
Inspeksi Simetris, retraksi (-), deformitas (-), jejas (-), Dilatasi vena (-)
Palpasi Pergerakan dinding dada simetris, krepitasi (-)
Arteri
Vertebralis
A. Vertebralis A. Vertebralis
Kiri Kanan
Arteri Basilaris
Sirkulus
Arteriosus
Willisi
Netter, Frank H. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014.
STROKE
• Stroke
Gangguan fungsional pada otak bersifat fokal maupun
global yang terjadi mendadak dan gejala berlangsung
>24 jam yang disebabkan oleh gangguan vaskular atau
pembuluh darah otak.
Misbach J. Guideline Stroke. Pokdi Stroke. Jakarta: PERDOSSI; 2011.
EPIDEMIOLOGI
Stroke merupakan kegawatdaruratan neurologi, bersifat akut dan salah satu penyebab
kecacatan dan kematian tertinggi di beberapa negara di dunia
Prevalensi stroke berdasarkan penyebab yaitu 81% stroke disebabkan oleh stroke iskemik,
sedangkan 19% disebabkan oleh stroke hemoragik.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
• Usia • Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Jenis kelamin • Penyakit jantung (gangguan irama jantung,
kelainan katup jantung, gagal jantung,
• Faktor genetik anomali struktural jantung)
• Hiperkolesterolemia
• Obesitas
• Kebiasaan / lifestyle (merokok, konsumsi
alkohol, penggunaan narkoba, kurangnya
Misbach J. Guideline Stroke. Pokdi Stroke. Jakarta: PERDOSSI; 2011. aktivitas fisik)
KLASIFIKASI STROKE
• Patologi anatomi dan
penyebab:
• stroke hemoragik • Berdasarkan stadium • Berdasarkan sistem
pembuluh darah
1.Perdarahan • 1. Transient Ischemic
intraserebral Attack (TIA) • 1. Sistem karotis
(primer/sekunder) • 2. Stroke in evolution • 2.Sistem
2.Perdarahan vertebrobasiler
• 3. Completed Stroke
subarachnoid
• Stroke iskemik
1. Trombosis serebri
2. Emboli serebri
Misbach J. Guideline Stroke. Pokdi Stroke. Jakarta: PERDOSSI; 2011.
A new classification tool for clinical differentiation between haemorrhagic and ischaemic stroke. Journal of Internal
Medicine. 2002; 252(2): 121-129.
Manifestasi Klinis
Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia; 2007.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
• Gejala prodromal:
GCS, pemeriksaan saraf kranial,
gejala peningkatan CT Scan
fungsi motorik, reflex patologis,
tekanan intrakranial
reflek fisiologis, defisit sensorik,
CT Scan kepala tanpa
(sakit kepala, kontras merupakan
gangguan otonom, dan
muntah, penurunan
gangguan neurobehavior. baku emas untuk
kesadaran)
menemukan
• gejala rangsang
meningeal (sakit perdarahan di otak.
kepala, kaku leher,
silau, hingga
kesadaran menurun)
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing
Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
KALIUM
• Kadar kalium dalam plasma 3,5-5 meq/L
• Kadar kalium < 3,5 meq/L Hipokalemia
• Kadar kalium > 5 meq/L Hiperkalemia
• Kedua keaadaan diatas dapat menyebabkan kelainan fatal
listrik jantung yaitu aritmia
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing
Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Asupan K+ dari makanan yang menurun
• Pengeluaran kalium berlebihan :
– Kehilangan melalui saluran cerna
– Kehilangan melalui ginjal
– Kehilangan melalui keringat
• Berpindahnya K+ ke dalam sel
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing
Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
DERAJAT HIPOKALEMIA
• Hipokalemia moderat didefinisikan sebagai kadar serum
antara 2,5-3 mEq/L,
• Hipokalemia berat didefinisikan sebagai kadar serum < 2,5
mEq/L.
• Hipokalemia yang < 2 mEq/L biasanya sudah disertai kelainan
jantung dan mengancam jiwa.
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing
Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
PENATALAKSANAAN
• Indikasi mutlak, pemberian kalium mutlak segera diberikan yaitu pada keadaan :
- pasien sedang dalam pengobatan digitalis,
- pasien dengan ketoasidosis diabetik,
- pasien dengan kelemahan otot pernapasan,
- pasien dengan hipokalemia berat (K < 2 meq/L).
• Indikasi kuat, kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama yaitu pada keadaan;
- Insufusiensi koroner/ iskemia otot jantung,
- Ensefalopati hepatikum,
- Pasien memakai obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstrasel ke
intrasel.
• Indikasi sedang,
- pemberian kalium tidak perlu segera; hipokalemia ringan (K antara 3- 3,5 meq/L).
• Kalium oral pemberian 40 – 60 meq menaikkan kadar kalium sebesar 1-
1,5 meq/L
• Kalium oral 135 – 160 meq menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5
meq/L.
• hipokalemia ringan KCl oral 20 mmol per hari
• Hipokalemia moderat dan berat 40—100 mmol K+ suplemen
Voldby AW, Branstrup B. Fluid Therapy in the Perioperative Setting. Journal of Intensive Care. 2016; 4 :
h.27 – 39.
TINJAUAN PUSTAKA
• 1. Netter, Frank H. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014..
• 2. Misbach J. Guideline Stroke. Pokdi Stroke. Jakarta: PERDOSSI; 2011.
• 3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
• 4. A new classification tool for clinical differentiation between haemorrhagic and ischaemic stroke. Journal of Internal
Medicine. 2002; 252(2): 121-129.
• 5. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia; 2007.
• 6. Algoritma stroke gadjah mada – penerapan klinis untuk membedakan stroke perdarahan intra serebral dengan stroke
iskemik akut atau stroke infark
• 7. Rasyid Al, Soertidewi L. Unit Stroke Manajemen Stroke secara Komprehensif. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011
• 8. Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-
Existing Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.
• 9. Voldby AW, Branstrup B. Fluid Therapy in the Perioperative Setting. Journal of Intensive Care. 2016; 4 : h.27 – 39.
THANK YOU