Oleh:
Benyamin D. Kalapadang, S.Ked
Ester Kayame, S.Ked
Grace Samosir, S.Ked
Junarto Butar-Butar, S.Ked
Kepaniteraan Klinik Madya Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
Pembimbing:
dr. Immaculata Purwaningsih, Sp.A
SMF Anak Rumah Sakit Umum Daerah Abepura
1
PENDAHULUAN
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi
cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
Riskesda 2007: diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2%
pada anak usia 1-4 tahun.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh parasit plasmodium yang dapat ditandai
dengan demam,hepatosplenomegali dan anemia.
P. Knowlesi
Tropozoid4
PATOGENESIS
5
DIAGNOSA Pemeriksaan
Fisik
Anamnesis
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan
pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji
diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test = RDT).
Diagnosis
Malaria
Malaria
tanpa Manifestasi Klinis
Berat
komplikasi
6
MALARIA BERAT
Gambaran laboratorium :
Untuk malaria berat diagnosis ditegakkan berdasarkan
• Hipoglikemia (gula darah <40mg%)
kriteria WHO. Malaria berat adalah ditemukannya
Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal
satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil • Asidosis metabolik (bikarbonat plasma
laboratorium (WHO,2015): <15mmol/L).
Stroke
Demam tifoid (gangguan
serebrovaskuler)
Dengue shock
Leptospirosis
syndrome
Hepatitis A
8
PENGOBATAN
Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian ACT (artecunate combine therapy).
Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit atau puskesmas perawatan.
Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai, misalnya jika dibutuhkan fasilitas dialisis, maka penderita harus dirujuk ke RS
dengan fasilitas yang lebih lengkap.
9
DIARE
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak > 3 kali/hari
dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
10
Kesulitan makan
Defek Anatomis - Malrotasi
- Penyakit Hirchsprung
12
PENGOBATAN
13
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. V. N. K.
• Tanggal lahir : 11 Februari 2017
• Umur : 1 tahun 5 bulan
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Tanah Hitam
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk Rumah Sakit : 08 Juli 2018
• Tanggal Keluar Rumah Sakit : 10 Juli 2018
• NO.RM : 47 13 33
• Pekerjaan Ayah : TNI
• Pekerjaan Ibu : PNS
14
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke IGD RSUD Abepura dengan keluhan demam 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam dirasakan terus menerus. Ibu pasien mengaku sudah
memberikan obat penurun panas, namun tidak ada perubahan. Demam disertai
keringat dan menggigil. Menurut ibu pasien, pasien juga mengalami mencret 1
hari sebelum masuk rumah sakit, sebanyak 6 kali dengan warna kekuningan,
konsistensi cair, ampas (+), lendir (-), darah (-). Mencret terkadang banyak,
kadang sedikit-sedikit. Disertai muntah (+) 3 kali , sedikit-sedikit, berisi susu dan
makanan. Pasien kencing sedikit, warna kuning jernih. Pasien juga mengalami
penurunan nafsu makan sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien baru pertama kali sakit Malaria falsiparum dengan Diare Akut Non
Dehidrasi dan Low Intake
15
Riwayat Penyakit Keluarga
• Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami sakit Malaria
falsiparum dengan Diare Akut Non Dehidrasi dan Low Intake
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :
• Selama kehamilan Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-
obatan dan jamu. Pasien cukup bulan dan lahir spontan di rumah
sakit Bhayangkara dengan berat badan 2800 gram. Pasien merupakan
anak pertama.
Riwayat Imunisasi :
• Pasien hanya pernah mendapat imunisasi HB0
16
Riwayat Tumbuh Kembang
• Pasien saat ini masih diberi ASI dan mulai diberi bubur sejak usia 9 bulan. 0-1
bulan anak mampu memandang objek yang bergerak disekitarnya, merespon
suara, dan tersenyum. 2 bulan anak mulai mencengkram tangan orang, kontak
mata dengan orang sekitarnya dan bermain dengan jari-jarinya. 3 bulan anak
mulai belajar tengkurap dan kepala mulai tegak saat digendong. 4 bulan anak
mulai tertawa dan berguling ke satu sisi. 5 bulan anak mulai mampu mengambil
barang yang ada disekitarnya dan mulai menangis jika ditinggal ibu atau orang
terdekatnya. 6 bulan anak mampu memainkan tangan dan kakinya sendiri dan
merangkak. 7 bulan anak mulai meniru suara, duduk tanpa bantuan, dan
merespon ketika dipanggil. 8 bulan anak mampu memindahkan benda dari satu
tangan ketangan lainnya, dan mulai belajar berdiri dengan berpegangan ke
benda lain. 9 bulan anak mulai bisa melempar barang, sedangkan bulan ke 10
anak mulai memanggil mama atau papa, melambaikan tangan dan bermain
cilukba. Usia 11 bulan anak mengoceh kata-kata yang sering didengar, dan bisa
berdiri sendiri dalam beberapa waktu. 12 bulan anak mulai menunjuk sesuatu
yang diinginkan dan meniru aktivitas orang lain.
Riwayat Sosial
• Pasien tinggal bersama orangtuanya yang sehari-hari dititip di tetangga karena
kesibukan kedua orangtuanya.
17
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – Tanda vital
• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Nadi : 109x/menit
• Respirasi : 28x/menit
• Suhu : 38,2°C
• SpO2 : 98%
• BB : 8kg
• TB : 80 cm
• Status Gizi : Gizi kurang (usia 1 tahun 5 bulan, BB: 8kg)
Status Generalis
• Kepala Bentuk : Bulat, Simetris
• Rambut : Hitam kecoklatan, Distribusi Merata
• Muka :Bulat, Simetris
• Mata :Conjungtiva Anemis (-/-); Sklera Ikterik (-/-); Sekret (-/-)
• Telinga :Deformitas (-), Sekret (-)
• Hidung :Deviasi (-), PCH (-)
• Mulut :Oral Candidiasis (-); Tonsil (T1-T1)
• Leher :Trakea Letak Normal, Pembesaran KGB (-/-), JVP Tidak Meningkat.
18
ThoraksParu :
• Inspeksi : Simetris, ikut Gerak Nafas, retraksi (-), Jejas (-)
• Palpasi : Vokal Fremitus (Dextra=Sinistra)
• Perkusi : Sonor di Kedua Lapang Paru
• Auskultasi : Suara Nafas. Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Iktus Cordis Tidak Terlihat; Thrill (-)
• Palpasi : Iktus Cordis Teraba Pada ICS V Midline Clavicula Sinistra
• Perkusi : Pekak (Batas Jantung Dalam Batas Normal)
• Auskultasi : BJ I-II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen :
• Inspeksi : Tampak Datar, Supel, Jejas (-)
• Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
• Palpasi : Nyeri Tekan (-),
• Hepar : teraba 2 cm di bawah arcus costae dextra
• Lien : Schuffner 2-3
• Perkusi : Timpani
Ektremitas : Akral Hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, Edema (-), Ulkus
Clubbing Finger (-), nodulus (-), skuama (-)
Genitalia : Ulkus (-)
19
20
PEMERIKSAAN PENUNJANG
21
DIAGNOSIS
- Malaria falsiparum
- Diare akut Non Dehidrasi
- Low Intake
Planning
- Rawat inap di RKK
- IVFD Asering 38 tpm mikro
- Inj. Artesunat 24 mg (0, 12, 24) IV
- Inj. Cefotaxime 3 x 275 mg IV
- Inj. Ondancetron 3 x 0,8 mg IV
- Inj. Ranitidin 2 x 8 mg IV
- Drip Parasetamol 3 x 100 mg IV
- Zink syr 1 x 1 cth
22
Tanggal SOA Planing
Follow Up 09/07/2018
BB : 8 kg
S : Pasien tidak demam, tidak menggigil dan berkeringat. Mencret IVFD Asering 38 tpm mikro
sebanyak 2 kali dalam 1 hari, dengan warna kekuningan, Inj. Artesunat 24 mg/IV
U : 1,5 thn konsistensi cair, ampas (+), lendir (-), darah (-). Mencret sedikit- Inj. Cefotaxime 3x275 mg/IV
Hp : 2 hari sedikit. Muntah tidak ada. Pasien kencing sedikit, warna kuning Drip PCT 3x100 mg/IV
jernih. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan sejak 1 Inj. Ranitidin 2x8 mg/IV
minggu yang lalu. Inj. Ondansetron 3x0,8 mg/IV
O : KU : Tampak lemah Zinc 1x1 cth
Kes : Compos mentis Cek DPL. DDR
TTV : S. 36,8 C, R. 25x/m,
SpO2.95%, HR.104x/m
Kepala-Leher: Normochepal, CA(-/-), SI(-/-), PCH(-),
Pembesaran KGB (-), Tonsil hiperemis (-)
Thorax : Simetris, ikut gerak napas, Retraksi(-), SN
bronkovesikuler. Rhonki (-), Wheezing (-).
Cor : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-).
Abdomen :
Datar, supel.
Lien Teraba schuffner 2-3
Hepar Teraba(+) 2 cm di bawah arcus costae
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <3”.
A : Malaria falsiparum
Diare Akut Non Dehidrasi
Low Intake 23
Tanggal SOA Planing
Follow Up
10/07/2018 S. Pasien tidak demam, tidak menggigil dan berkeringat. Pasien tidak mencret, Pasien DHP 1 x ¾ tab
BB : 8 kg kencing banyak, warna kuning jernih. Pasien sudah bisa makan bubur dan minum Paracetamol syr 3 x 4 ml
U : 1,5 thn ASI. Zinc 1x1 cth
Hp : 3 hari O. KU : Tampak lemah BPL
Kes : Compos mentis
TTV : S. 36,6 C, R. 23x/m, SpO2. 99%, HR. 105x/m
Kepala-Leher:
Normochepal, CA(-), SI(-), PCH(-), Pembesaran KGB (-), Tonsil hiperemis (-)
Thorax :
Simetris, ikut gerak napas, Retraksi (-), SN bronkovesikuler, Rho (-), Whe (-).
Cor :
BJ I-II regular, mur-mur (-), gallop (-).
Abdomen :
Cembung. Lien Teraba schuffner 2-3, Hepar teraba (+) 2 cm Bawah arcus costae
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <3”.
Laboratorium (09/07/2018)
HB : 12.6
RBC : 5.19
HCT : 36.1
WBC : 19.72
PLT : 351
DDR : Neg (-)
A. Malaria falsiparum
Diare Akut Non Dehidrasi
Low Intake 24
PEMBAHASAN: Malaria
• Anamnesis
LITERATUR: KASUS:
- Pada malaria, sifat demam akut (paroksismal) - Pasien mengalami demam 2 hari SMRS,
yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) demam dirasakan terus menerus. Demam
diikuti demam tinggi kemudian berkeringat disertai keringat dan menggigil.
banyak.
- Pasien juga mengalami mencret 1 hari
- Selain gejala klasik di atas, dapat ditemukan sebelum masuk rumah sakit sebanyak 6 kali.
gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, Pasien juga muntah 3 kali berisi susu dan
diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. makanan.
- Penderita dapat pula mempunyai riwayat sakit - Pasien tidak mempuyai riwayat sakit
malaria sebelumnya dan riwayat tinggal di malaria sebelumnya namun pasien tinggal di
daerah endemis malaria. daerah endemis.
Jadi, pada kasus ini gejala demam pasien sesuai dengan gejala klasik malaria yaitu demam yang disertai mengigil dan
berkeringat disertai gejala lain seperti mual, muntah, dan diare. Pasien tidak mempuyai riwayat sakit malaria sebelumnya
25
namun pasien tinggal di daerah endemis.
• Pemeriksaan Fisik
LITERATUR:
Pada malaria dapat ditemukan suhu
tubuh aksiler > 37,5 °C, konjungtiva
atau telapak tangan pucat, sklera KASUS:
ikterik, pembesaran limpa Pada pasien, ditemukan suhu tubuh pasien
(splenomegali), pembesaran hati 38,2 °C, konjungtiva tidak anemis, sklera
(hepatomegali). tidak ikterik, hepar teraba 2 jari di bawah
arcus costae dextra, dan Lien teraba di
Schuffner 2-3.
KASUS:
LITERATUR:
Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan darah darah pasien
penderita malaria menunjukkan hasil
dengan miksoskop dapat
ditemukan adanya positif untuk
parasit malaria, spesies, Plasmodium
stadium, dan kepadatan falciparum dengan
parasit. kepadatan +1 (1-10
parasit per 100 LP).
27
• Diagnosis
Diagnosis malaria pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
30
• Tatalaksana
31
Pada pasien (dengan BB 8kg), diberikan artesunat injeksi 24mg
(2,4cc) pada pukul 22.00 (8 Juli), 10.00 (9 Juli), dan 22.00 (9 Juli).
Pengobatan
antibiotik yang
Lamanya diare
baru diminum
terjadi (berapa
anak atau
hari)
pengobatan
lainnya.
Apakah ada
Apakah ada
Pada pasien, BAB terjadi sebanyak 6 kali sejak 1 hari, warna muntah
darah dalam
tinja
kekuningan, konsistensi cair, disertai ampas, tidak disertai lendir dan
darah, dan disertai muntah 3 kali berisi susu dan makanan. Pasien
juga belum diberikan antibiotik, hanya obat penurun panas.
33
DIAGNOSA DIDASARKAN PADA KEADAAN
• Anamnesis Diare cair akut - Diare lebih 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
Kolera - Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat
Diare biasanya diikuti dengan dehidrasi.
menimbulkan dehidrasi berat, atau
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi
- Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera,
dapat ditentukan secara subjektif dengan
tabel. atau
Pada pasien, ditemukan diare sebanyak 6 - Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholerae
kali, tidak disertai darah dan berlangsung O1 atau O139
hanya 1 hari, maka sesuai dengan diagnosis
diare cair akut. Disenteri - Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan )
Diare dengan gizi buruk - Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk
Tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya: ubun-ubun besar cekung
atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill time (CRT) dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Pada pasien didapatkan berat badan 8kg, suhu tubuh 38,2 °C, frekuensi denyut jantung 109x/m, pernafasan 28x/m, bising usus normal,
dan CRT <2 detik.
• Laboratorium
37
• Pemeriksaan Penunjang
38
• Tatalaksana
KASUS: Pada pasien dilakukan rehidrasi dengan cairan intravena Asering (Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium, Asetat, dan
Anhidrous Dextrosa). Pada pasien tidak diberikan oralit.
Pasien juga diberikan zinc sirup 1 kali 1 sendok teh sehari. Makanan tetap dilanjutkan, dan diberikan antibiotik cefotaxime
3x275 mg.
Dianjurkan untuk mengedukasi yang baik untuk keluarga tentang cara menjaga kebersihan perorangan meliputi kebiasaan
mencuci tangan, menggunakan air yang bersih dan mengurangi kontak dengan anak bila sedang dalam diare. 39
KESIMPULAN
1.1. Malaria falciparum disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Malaria falciparum dapat
ditegakkan berdasarkan anamnesa yaitu adanya trias malaria, riwayat berkunjung ke tempat
endemis, dari pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu tubuh, hepatomegali,
speelomegali, serta pada pemeriksaan penunjang didapati DDR positif.
2. Manifestasi klinis malaria berupa malaria tanpa komplikasi dan malaria berat.
3. Untuk memastikan diagnosis malaria berat sebaiknya dilakukan pemeriksaan hitung jumlah
parasit secara kuantitatif.
4. Pada terapi malaria falciparum dapat diberikan artesunat injeksi 3 mg/kgBB dengan rentang
waktu pemberian adalah 0,12,24 jam.
1.1. Diare akut adalah buang air besar > 3 kali/hari dengan perubahan konsistensi tinja menjadi
cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
2.2. Diare dapat disebabkan bakteri, virus, parasit, defek anatomis, malabsorbsi, dan lain-lain.
3.3. Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua anak balita
yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit, yaitu: rehidrasi dengan
menggunakan oralit baru; zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut; ASI dan makanan tetap
diteruskan; antibiotik selektif; nasihat kepada orang tua.
40
41