Anda di halaman 1dari 41

Pasien Malaria Falciparum Dengan Diare Akut Non

Dehidrasi dan Low Intake Pada Anak Usia 1,5 Tahun

Oleh:
Benyamin D. Kalapadang, S.Ked
Ester Kayame, S.Ked
Grace Samosir, S.Ked
Junarto Butar-Butar, S.Ked
Kepaniteraan Klinik Madya Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih

Pembimbing:
dr. Immaculata Purwaningsih, Sp.A
SMF Anak Rumah Sakit Umum Daerah Abepura
1
PENDAHULUAN

Malaria merupakan infeksi spesies Plasmodium, ditandai dengan panas tinggi


bersifat intermiten, anemia, dan hepato-splenomegali.
Untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan darah tepi.

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi
cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
Riskesda 2007: diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2%
pada anak usia 1-4 tahun.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh parasit plasmodium yang dapat ditandai
dengan demam,hepatosplenomegali dan anemia.

Plasmodium hidup dan berkembangbiak dalam


sel darah merah manusia.

Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium


yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina.
3
JENIS
• Malaria Falsiparum
• Malaria Vivaks
• Malaria Ovale
• Malaria Malariae
• Malaria Knowlesi

P. Knowlesi

Tropozoid4
PATOGENESIS

5
DIAGNOSA Pemeriksaan
Fisik
Anamnesis

Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan
pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji
diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test = RDT).

Diagnosis

Malaria
Malaria
tanpa Manifestasi Klinis
Berat
komplikasi
6
MALARIA BERAT
Gambaran laboratorium :
Untuk malaria berat diagnosis ditegakkan berdasarkan
• Hipoglikemia (gula darah <40mg%)
kriteria WHO. Malaria berat adalah ditemukannya
Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal
satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil • Asidosis metabolik (bikarbonat plasma
laboratorium (WHO,2015): <15mmol/L).

• Anemia berat (Hb <5gr% untuk endemis tinggi;


• Perubahan kesadaran (GCS <11) <7gr% untuk endemis sedang-rendah; pada
• Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan) dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
• Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24jam • Hiperparasitemia (parasit >2% eritrosit atau
• Distres pernafasan 100.000 parasit/μL di daerah endemis rendah
• Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler >3detik, atau >5% eritrosit atau 100.0000 parasit/μl di
tekanan sistolik <80mmHg (pada anak: <70mmHg) daerah endemis tinggi)
• Jaundice (bilirubin >3mg/dL dan kepadatan parasit
• Hiperlaktemia (asam laktat >5mmol/L)
>100.000)
• Hemoglobinuria • Hemoglobinuria
• Perdarahan spontan abnormal
• Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum
• Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
>3mg%) 7
Diagnosis Banding
Malaria tanpa
Malaria Berat
Komplikasi

Stroke
Demam tifoid (gangguan
serebrovaskuler)

Demam dengue Sepsis

Dengue shock
Leptospirosis
syndrome

Hepatitis A

8
PENGOBATAN

Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian ACT (artecunate combine therapy).

Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit atau puskesmas perawatan.

Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai, misalnya jika dibutuhkan fasilitas dialisis, maka penderita harus dirujuk ke RS
dengan fasilitas yang lebih lengkap.

9
DIARE

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak > 3 kali/hari
dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

10
Kesulitan makan
Defek Anatomis - Malrotasi
- Penyakit Hirchsprung

Etiologi - Short Bowel Syndrome


- Atrofi mikrovilli
- Stricture
Malabsorpsi - Defisiensi disakaridase
Golongan Bakteri : Golongan Virus : Golongan Parasit :
- Malabsorpsi glukosa – galaktosa
Aeromonas Salmonella Astrovirus Balantidium coli
- Cystic fibrosis
Bacillus cereus Shigella Calcivirus (Norovirus, Blastocystis - Cholestosis
Sapovirus) homonis - Penyakit Celiac
Campylobacter jejuni Staphylococcus aureus Enteric adenovirus Cryptosporidium Endokrinopati - Thyrotoksikosis
parvum - Penyakit Addison

Clostridium Vibrio cholera Coronavirus Entamoeba - Sindroma Adrenogenital

perfringens histolytica Keracunan makanan - Logam Berat


- Mushrooms

Clostridium defficile Vibrio parahaemolyticus Cytomegalovirus * Giardia lamblia


Neoplasma - Neuroblastoma
- Phaeochromocytoma
- Sindroma Zollinger Ellison
Escherichia coli Yersinia Herpes simplex virus Isospora belli
Lain -lain : - Infeksi non gastrointestinal
enterocolitica - Alergi susu sapi
- Penyakit Crohn
Plesiomonas Staphylococcus aureus Norwalk virus Strongyloides - Defisiensi imun
shigeloides stercoralis - Colitis ulserosa
- Gangguan motilitas usus 11
- Pellagra
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita
atau tidak langsung melalui lalat.

12
PENGOBATAN

5 pilar penatalaksanaan diare (DEPKES)

ASI dan Nasihat


Rehidrasi Zinc Antibiotik
makanan kepada
(oralit) (10 hari) selektif
diteruskan orang tua

13
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. V. N. K.
• Tanggal lahir : 11 Februari 2017
• Umur : 1 tahun 5 bulan
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Tanah Hitam
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk Rumah Sakit : 08 Juli 2018
• Tanggal Keluar Rumah Sakit : 10 Juli 2018
• NO.RM : 47 13 33
• Pekerjaan Ayah : TNI
• Pekerjaan Ibu : PNS

14
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke IGD RSUD Abepura dengan keluhan demam 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam dirasakan terus menerus. Ibu pasien mengaku sudah
memberikan obat penurun panas, namun tidak ada perubahan. Demam disertai
keringat dan menggigil. Menurut ibu pasien, pasien juga mengalami mencret 1
hari sebelum masuk rumah sakit, sebanyak 6 kali dengan warna kekuningan,
konsistensi cair, ampas (+), lendir (-), darah (-). Mencret terkadang banyak,
kadang sedikit-sedikit. Disertai muntah (+) 3 kali , sedikit-sedikit, berisi susu dan
makanan. Pasien kencing sedikit, warna kuning jernih. Pasien juga mengalami
penurunan nafsu makan sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien baru pertama kali sakit Malaria falsiparum dengan Diare Akut Non
Dehidrasi dan Low Intake

15
Riwayat Penyakit Keluarga
• Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami sakit Malaria
falsiparum dengan Diare Akut Non Dehidrasi dan Low Intake
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :
• Selama kehamilan Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-
obatan dan jamu. Pasien cukup bulan dan lahir spontan di rumah
sakit Bhayangkara dengan berat badan 2800 gram. Pasien merupakan
anak pertama.
Riwayat Imunisasi :
• Pasien hanya pernah mendapat imunisasi HB0

16
Riwayat Tumbuh Kembang
• Pasien saat ini masih diberi ASI dan mulai diberi bubur sejak usia 9 bulan. 0-1
bulan anak mampu memandang objek yang bergerak disekitarnya, merespon
suara, dan tersenyum. 2 bulan anak mulai mencengkram tangan orang, kontak
mata dengan orang sekitarnya dan bermain dengan jari-jarinya. 3 bulan anak
mulai belajar tengkurap dan kepala mulai tegak saat digendong. 4 bulan anak
mulai tertawa dan berguling ke satu sisi. 5 bulan anak mulai mampu mengambil
barang yang ada disekitarnya dan mulai menangis jika ditinggal ibu atau orang
terdekatnya. 6 bulan anak mampu memainkan tangan dan kakinya sendiri dan
merangkak. 7 bulan anak mulai meniru suara, duduk tanpa bantuan, dan
merespon ketika dipanggil. 8 bulan anak mampu memindahkan benda dari satu
tangan ketangan lainnya, dan mulai belajar berdiri dengan berpegangan ke
benda lain. 9 bulan anak mulai bisa melempar barang, sedangkan bulan ke 10
anak mulai memanggil mama atau papa, melambaikan tangan dan bermain
cilukba. Usia 11 bulan anak mengoceh kata-kata yang sering didengar, dan bisa
berdiri sendiri dalam beberapa waktu. 12 bulan anak mulai menunjuk sesuatu
yang diinginkan dan meniru aktivitas orang lain.
Riwayat Sosial
• Pasien tinggal bersama orangtuanya yang sehari-hari dititip di tetangga karena
kesibukan kedua orangtuanya.
17
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – Tanda vital
• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Nadi : 109x/menit
• Respirasi : 28x/menit
• Suhu : 38,2°C
• SpO2 : 98%
• BB : 8kg
• TB : 80 cm
• Status Gizi : Gizi kurang (usia 1 tahun 5 bulan, BB: 8kg)
Status Generalis
• Kepala Bentuk : Bulat, Simetris
• Rambut : Hitam kecoklatan, Distribusi Merata
• Muka :Bulat, Simetris
• Mata :Conjungtiva Anemis (-/-); Sklera Ikterik (-/-); Sekret (-/-)
• Telinga :Deformitas (-), Sekret (-)
• Hidung :Deviasi (-), PCH (-)
• Mulut :Oral Candidiasis (-); Tonsil (T1-T1)
• Leher :Trakea Letak Normal, Pembesaran KGB (-/-), JVP Tidak Meningkat.
18
ThoraksParu :
• Inspeksi : Simetris, ikut Gerak Nafas, retraksi (-), Jejas (-)
• Palpasi : Vokal Fremitus (Dextra=Sinistra)
• Perkusi : Sonor di Kedua Lapang Paru
• Auskultasi : Suara Nafas. Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Iktus Cordis Tidak Terlihat; Thrill (-)
• Palpasi : Iktus Cordis Teraba Pada ICS V Midline Clavicula Sinistra
• Perkusi : Pekak (Batas Jantung Dalam Batas Normal)
• Auskultasi : BJ I-II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen :
• Inspeksi : Tampak Datar, Supel, Jejas (-)
• Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
• Palpasi : Nyeri Tekan (-),
• Hepar : teraba 2 cm di bawah arcus costae dextra
• Lien : Schuffner 2-3
• Perkusi : Timpani
Ektremitas : Akral Hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, Edema (-), Ulkus
Clubbing Finger (-), nodulus (-), skuama (-)
Genitalia : Ulkus (-)

19
20
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hematologi (IGD 08/07/2018)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Leukosit 18.200 4.000 – 11.000
DDR PF (+) -

21
DIAGNOSIS
- Malaria falsiparum
- Diare akut Non Dehidrasi
- Low Intake

Planning
- Rawat inap di RKK
- IVFD Asering 38 tpm mikro
- Inj. Artesunat 24 mg (0, 12, 24) IV
- Inj. Cefotaxime 3 x 275 mg IV
- Inj. Ondancetron 3 x 0,8 mg IV
- Inj. Ranitidin 2 x 8 mg IV
- Drip Parasetamol 3 x 100 mg IV
- Zink syr 1 x 1 cth
22
Tanggal SOA Planing

Follow Up 09/07/2018
BB : 8 kg
S : Pasien tidak demam, tidak menggigil dan berkeringat. Mencret IVFD Asering 38 tpm mikro
sebanyak 2 kali dalam 1 hari, dengan warna kekuningan, Inj. Artesunat 24 mg/IV
U : 1,5 thn konsistensi cair, ampas (+), lendir (-), darah (-). Mencret sedikit- Inj. Cefotaxime 3x275 mg/IV
Hp : 2 hari sedikit. Muntah tidak ada. Pasien kencing sedikit, warna kuning Drip PCT 3x100 mg/IV
jernih. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan sejak 1 Inj. Ranitidin 2x8 mg/IV
minggu yang lalu. Inj. Ondansetron 3x0,8 mg/IV
O : KU : Tampak lemah Zinc 1x1 cth
Kes : Compos mentis Cek DPL. DDR
TTV : S. 36,8 C, R. 25x/m,
SpO2.95%, HR.104x/m
Kepala-Leher: Normochepal, CA(-/-), SI(-/-), PCH(-),
Pembesaran KGB (-), Tonsil hiperemis (-)
Thorax : Simetris, ikut gerak napas, Retraksi(-), SN
bronkovesikuler. Rhonki (-), Wheezing (-).
Cor : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-).
Abdomen :
Datar, supel.
Lien Teraba schuffner 2-3
Hepar Teraba(+) 2 cm di bawah arcus costae
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <3”.
A : Malaria falsiparum
Diare Akut Non Dehidrasi
Low Intake 23
Tanggal SOA Planing

Follow Up
10/07/2018 S. Pasien tidak demam, tidak menggigil dan berkeringat. Pasien tidak mencret, Pasien DHP 1 x ¾ tab
BB : 8 kg kencing banyak, warna kuning jernih. Pasien sudah bisa makan bubur dan minum Paracetamol syr 3 x 4 ml
U : 1,5 thn ASI. Zinc 1x1 cth
Hp : 3 hari O. KU : Tampak lemah BPL
Kes : Compos mentis
TTV : S. 36,6 C, R. 23x/m, SpO2. 99%, HR. 105x/m
Kepala-Leher:
Normochepal, CA(-), SI(-), PCH(-), Pembesaran KGB (-), Tonsil hiperemis (-)
Thorax :
Simetris, ikut gerak napas, Retraksi (-), SN bronkovesikuler, Rho (-), Whe (-).
Cor :
BJ I-II regular, mur-mur (-), gallop (-).
Abdomen :
Cembung. Lien Teraba schuffner 2-3, Hepar teraba (+) 2 cm Bawah arcus costae
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <3”.
Laboratorium (09/07/2018)
HB : 12.6
RBC : 5.19
HCT : 36.1
WBC : 19.72
PLT : 351
DDR : Neg (-)
A. Malaria falsiparum
Diare Akut Non Dehidrasi
Low Intake 24
PEMBAHASAN: Malaria
• Anamnesis

LITERATUR: KASUS:
- Pada malaria, sifat demam akut (paroksismal) - Pasien mengalami demam 2 hari SMRS,
yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) demam dirasakan terus menerus. Demam
diikuti demam tinggi kemudian berkeringat disertai keringat dan menggigil.
banyak.
- Pasien juga mengalami mencret 1 hari
- Selain gejala klasik di atas, dapat ditemukan sebelum masuk rumah sakit sebanyak 6 kali.
gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, Pasien juga muntah 3 kali berisi susu dan
diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. makanan.
- Penderita dapat pula mempunyai riwayat sakit - Pasien tidak mempuyai riwayat sakit
malaria sebelumnya dan riwayat tinggal di malaria sebelumnya namun pasien tinggal di
daerah endemis malaria. daerah endemis.

Jadi, pada kasus ini gejala demam pasien sesuai dengan gejala klasik malaria yaitu demam yang disertai mengigil dan
berkeringat disertai gejala lain seperti mual, muntah, dan diare. Pasien tidak mempuyai riwayat sakit malaria sebelumnya
25
namun pasien tinggal di daerah endemis.
• Pemeriksaan Fisik

LITERATUR:
Pada malaria dapat ditemukan suhu
tubuh aksiler > 37,5 °C, konjungtiva
atau telapak tangan pucat, sklera KASUS:
ikterik, pembesaran limpa Pada pasien, ditemukan suhu tubuh pasien
(splenomegali), pembesaran hati 38,2 °C, konjungtiva tidak anemis, sklera
(hepatomegali). tidak ikterik, hepar teraba 2 jari di bawah
arcus costae dextra, dan Lien teraba di
Schuffner 2-3.

Jadi, pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan suhu tubuh


demam, hepatomegali dan splenomegali yang sesuai dengan
pemeriksaan fisik pada malaria.
26
• Pemeriksaan Penunjang

KASUS:
LITERATUR:
Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan darah darah pasien
penderita malaria menunjukkan hasil
dengan miksoskop dapat
ditemukan adanya positif untuk
parasit malaria, spesies, Plasmodium
stadium, dan kepadatan falciparum dengan
parasit. kepadatan +1 (1-10
parasit per 100 LP).

27
• Diagnosis
Diagnosis malaria pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pada anamnesis didapatkan gejala demam yang disertai


berkeringat dan menggigil, serta gejala lain seperti mual,
muntah, dan diare.

Pasien juga punya riwayat tinggal di daerah endemis malaria.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh >37,5 °C,


hepatomegali dan splenomegali.

Pada pemeriksaan penunjang darah pasien didapatkan parasit


Plasmodium falciparum +1.
28
• Diagnosis
Pasien diterapi sesuai dengan malaria berat, yaitu diberikan
artesunat injeksi dan dirawat inap.

Untuk malaria berat, diagnosis ditegakkan berdasarkan


kriteria WHO. (Slide 7)

Dari kriteria tersebut, yang ditemukan pada pasien ialah


kelemahan otot (tidak bisa duduk dan berjalan). Pada
pemeriksaan darah ditemukan Plasmodium falciparum +1.

Untuk menegakkan diagnosis malaria berat sebaiknya


dilakukan pemeriksaan jumlah parasit kuantitatif (>100.000
parasit / uL darah).
29
• Tatalaksana

Malaria berat diterapi dengan


Penatalaksanaan malaria artesunat iv yang tersedia
Pasien diterapi sesuai dengan berat harus ditangani di dalam vial berisi 60 mg
terapi malaria berat. rumah sakit atau puskesmas serbuk kering dan pelarut
rawat inap. dalam ampul yang berisi
natrium bikarbonat 5%.

30
• Tatalaksana

Keduanya dicampur untuk Selanjutnya diberikan setiap 24


membuat 1ml larutan sodium Obat diberikan secara bolus jam sampai penderita mampu
artesunat. Kemudian diencerkan perlahan-lahan dengan dosis minum obat dan dilanjutkan
dengan Dextrose 5% atau NaCL 3mg/KgBB (untuk BB<20kg) dengan obat anti malaria per oral,
0,9% sebanyak 5ml sehingga sebanyak 3 kali pada jam ke 0, 12, Dehidroarteisinin-piperaquin
didapat konsentrasi 60mg/6ml 24. (DHP) dengan dosis 2,5-4
(10mg/ml). mg/kgBB (BB<25 kg).

31
Pada pasien (dengan BB 8kg), diberikan artesunat injeksi 24mg
(2,4cc) pada pukul 22.00 (8 Juli), 10.00 (9 Juli), dan 22.00 (9 Juli).

Selanjutnya setelah pasien bisa minum obat diberikan DHP 1x¾


tab. Dosis DHP ialah 2,5-4/kgBB 1x sehari selama 3 hari.

Pasien dengan berat badan 8 kg, sehingga rentang dosisnya ialah


20-32 mg 1x sehari selama 3 hari.

Sediaan DHP ialah 40 mg setiap tablet.

Sehingga dengan mengambil ¾ tablet artinya digunakan dosis 30


mg, yang termasuk dalam rentang dosis yang tepat pada pasien.

Pasien dapat dipulangkan dengan edukasi minum obat malaria di


rumah selama 3 hari.
32
PEMBAHASAN: Diare Akut
• Anamnesis Frekuensi BAB
anak

Pengobatan
antibiotik yang
Lamanya diare
baru diminum
terjadi (berapa
anak atau
hari)
pengobatan
lainnya.

Apakah ada
Apakah ada
Pada pasien, BAB terjadi sebanyak 6 kali sejak 1 hari, warna muntah
darah dalam
tinja
kekuningan, konsistensi cair, disertai ampas, tidak disertai lendir dan
darah, dan disertai muntah 3 kali berisi susu dan makanan. Pasien
juga belum diberikan antibiotik, hanya obat penurun panas.
33
DIAGNOSA DIDASARKAN PADA KEADAAN
• Anamnesis Diare cair akut - Diare lebih 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah

Kolera - Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat
 Diare biasanya diikuti dengan dehidrasi.
menimbulkan dehidrasi berat, atau
 Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi
- Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera,
dapat ditentukan secara subjektif dengan
tabel. atau
 Pada pasien, ditemukan diare sebanyak 6 - Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholerae
kali, tidak disertai darah dan berlangsung O1 atau O139
hanya 1 hari, maka sesuai dengan diagnosis
diare cair akut. Disenteri - Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan )

Diare persisten - Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih

Diare dengan gizi buruk - Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk

Diare terkait antibiotic - Mendapat pengobatan antibiotik oral spektrum luas


(Antibiotic Associated Diarrhea)

Invaginasi - Dominan darah dan lendir dalam tinja


- Massa intra abdominal (abdominal mass)
- Tangisan keras dan kepucatan pada bayi.
Tabel 1. Bentuk klinis Diare
34
• Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: BB, SB, HR dan RR

Tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya: ubun-ubun besar cekung
atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.

Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik.

Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill time (CRT) dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.

Pada pasien didapatkan berat badan 8kg, suhu tubuh 38,2 °C, frekuensi denyut jantung 109x/m, pernafasan 28x/m, bising usus normal,
dan CRT <2 detik.

Sedangkan tanda-tanda dehidrasi lainnya tidak ditemukan pada pasien.

Tingkat dehidrasi dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:


35
Tabel 2: Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan Diare

KLASIFIKASI TANDA-TANDA ATAU GEJALA Pada pasien, tidak terdapat cukup


Dehidrasi Berat Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini: tanda untuk diklasifikasikan sebagai
- Letargis/tidak sadar dehidrasi ringan atau berat. Maka pasien
- Mata cekung termasuk diare tanpa dehidrasi.
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat ( ≥ 2 detik)
Dehidrasi Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini:
Ringan/Sedang - Rewel, gelisah
- Mata cekung
- Minum dengan lahap, haus
- Cubitan kulit kembali lambat
Tanpa Dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan
36
sebagai dehidrasi ringan atau berat
• Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium

• Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut


pada umumnya hanya pada keadaan tertentu,
misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau
LITERATUR: ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada
penderita dengan dehidrasi berat.

• Pada pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap


dan malaria. Hasilnya ditemukan peningkatan
leukosit (18.200 pada hari pertama dan 19.720 pada
KASUS: hari ketiga), sedangkan hasil darah lainnya dalam
batas normal seperti Hb (12,6), RBC (5,19), HCT
(36,1), PLT (351).

37
• Pemeriksaan Penunjang

• Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan


terhadap antibiotika.
• Tinja: Pemeriksaan makroskopik: Pemeriksaan
LITERATUR: makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua
penderita dengan diare meskipun pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan.

• Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan urin


KASUS: maupun tinja.

38
• Tatalaksana

LITERATUR: 5 pilar penatalaksanaan diare


(DEPKES)
ASI dan Nasihat
Rehidrasi Zinc Antibiotik
makanan kepada
(oralit) (10 hari) selektif
diteruskan orang tua

KASUS: Pada pasien dilakukan rehidrasi dengan cairan intravena Asering (Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium, Asetat, dan
Anhidrous Dextrosa). Pada pasien tidak diberikan oralit.

Pasien juga diberikan zinc sirup 1 kali 1 sendok teh sehari. Makanan tetap dilanjutkan, dan diberikan antibiotik cefotaxime
3x275 mg.

Dianjurkan untuk mengedukasi yang baik untuk keluarga tentang cara menjaga kebersihan perorangan meliputi kebiasaan
mencuci tangan, menggunakan air yang bersih dan mengurangi kontak dengan anak bila sedang dalam diare. 39
KESIMPULAN
1.1. Malaria falciparum disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Malaria falciparum dapat
ditegakkan berdasarkan anamnesa yaitu adanya trias malaria, riwayat berkunjung ke tempat
endemis, dari pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu tubuh, hepatomegali,
speelomegali, serta pada pemeriksaan penunjang didapati DDR positif.
2. Manifestasi klinis malaria berupa malaria tanpa komplikasi dan malaria berat.
3. Untuk memastikan diagnosis malaria berat sebaiknya dilakukan pemeriksaan hitung jumlah
parasit secara kuantitatif.
4. Pada terapi malaria falciparum dapat diberikan artesunat injeksi 3 mg/kgBB dengan rentang
waktu pemberian adalah 0,12,24 jam.

1.1. Diare akut adalah buang air besar > 3 kali/hari dengan perubahan konsistensi tinja menjadi
cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
2.2. Diare dapat disebabkan bakteri, virus, parasit, defek anatomis, malabsorbsi, dan lain-lain.
3.3. Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua anak balita
yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit, yaitu: rehidrasi dengan
menggunakan oralit baru; zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut; ASI dan makanan tetap
diteruskan; antibiotik selektif; nasihat kepada orang tua.
40
41

Anda mungkin juga menyukai