PENDAHULUAN
Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau traktus urinarius yang
akan menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan dipertahankan di dalam
tubuh dan mengeluarkan bahan yang tidak diinginkan melalui urin.1 Fungsi ginjal
adalah membantu mempertahankan stabilititas lingkungan cairan internal dengan cara
mempertahankan keseimbangan air di tubuh, mempertahankan osmolaritas,
pemeliharaan keseimbangan asam basa, eritropoiesis atau fungsi ginjal dalam
produksi eritrosit, regulasi kalsium dan fosfor, regulasi tekanan darah, ekresi sisa
metabolik, dan toksin.1-2 Pasien dengan gagal ginjal sering mengalami gejala klinis yang
berkaitan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, anemia, malnutrisi, dan gangguan
gastrointestinal.3 Salah satu dari komplikasi gagal ginjal tersebut adalah Uremic
Encephalopathy (UE). Uremic encephalopathy adalah kelainan otak organik yang
terjadi pada pasien dengan gagal ginjal akut maupun kronik. Biasanya dengan nilai
kadar creatinine clearance menurun dan tetap di bawah 15 mL/mnt.4-5
Uremia adalah suatu sindrom klinis dan laboratorik yang terjadi pada semua
organ akibat penurunan fungsi ginjal, dimana terjadi retensi sisa pembuangan
metabolisme protein, yang ditandai dengan peningkatan kadar ureum diatas 50
mg/dl.1-2 Uremia lebih sering terjadi pada Gagal Ginjal Kronis (GGK), tetapi dapat juga
terjadi pada Gagal Ginjal Akut (GGA) jika penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat.
Hingga sekarang belum ditemukan satu toksin uremik yang ditetapkan sebagai penyebab
segala manifestasi klinik pada uremia.6,7 Angka kejadian UE di dunia tidak diketahui.
UE dapat terjadi pada pasien manapun dengan End-Stage Renal Disease (ESRD), dan
angka kejadian UE secara langsung tergantung pada jumlah pasien tersebut.
Peningkatan kasus ESRD seiiring dengan peningkatan kasus UE.5
Chronic Kidney Disaes (CKD) adalah suatu proses ptofisiologi dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkanpenurunn fungsi ginjal yang progresif, dan
pada umunya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada
suatu derajat yang memerlukan terapi ginjal yang ireversibel pada suatu derjat yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yangtetap, berupa dialisi atau transplantasi
ginjal.8
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik
system kardiovaskular, yang mana patofisiologinya adalah multi factor, sehingga
tidak bisa diterangkan dengan hanya satu mekanisme tunggal. Menurut Kaplan
hipertensi banyak menyangkut factor genetic, lingkungan dan pusat-pusat regulasi
hemodinamik jika disederhanakan hipertensi adalah interaksi cardiac output (CO)
dan total peripheral resistence (TPR).9
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No. RM : 14.75.49
Rg Perawatan : HCU
ANAMNESIS
Alloanamnesis
Anamnesis terpimpin :
Pasien masuk ke rumah sakit dengan keluhan gelisah yang dialami sejak kurang
lebih 4 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan sering sesak yang dialami sejak
kurang lebih 1 minggu terakhir. Demam tidak ada, sakit kepala & pusing tidak
ada, batuk tidak ada, mual & muntah tidak ada, BAB & BAK tak ada keluhan.
Riwayat Hipertensi ada riwayat DM disangkal, sebelumnya pasien pernah di
rawat di rumah sakit dengan diagnose CKD dan di sarankan untuk dilakukan
tindakan cuci darah namun saat itu pasien menolak untuk dilakukan tindakan.
Nadi : 95 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 36,8⁰C
Deformitas : (-)
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-/-)
Gerakan : Ke segala arah
Kornea : Jernih
Telinga
Pendengaran : Keduanya dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-/-)
Hidung
Perdarahan : (-/-)
Sekret : (-/-)
Kongesti : (-/-)
Mulut
Bibir : Pucat (-), kering (+)
Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Gusi : Dalam batas normal
Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak terdapat pembesaran
Pembuluh darah : Tidak terdapat kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Thoraks
Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
Buah dada : Dalam batas normal
Sela iga : Dalam batas normal
Palpasi
Fremitus raba : Dalam batas normal, kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
Paru kiri : Sonor
Paru kanan : Sonor
Batas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior,
Batas paru belakang kanan : CV Th. IX dekstra
Batas paru belakang kiri : CV Th. X sinistra
Auskultasi
Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung melebar (batas jantung kanan linea
midclavicularis dextra, batas jantung kiri linea midclavicularis
sinistrra ICS VI, batas atas jantung ICS II)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Perut
Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas
Palpasi : Nyeri tekan (-) MT (-)
Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Status lokalis : krepitasi (-), edema (+) Ekstremitas bawah
VI. ASSEMENT
Enchephalopati uremikum
CKD
Hipertensi grade II
VII. PLANNING
VIII. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 PENDAHULUAN
Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau traktus urinarius
yang akan menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan dipertahankan di
dalam tubuh dan mengeluarkan bahan yang tidak diinginkan melalui urin.1 Fungsi
ginjal adalah membantu mempertahankan stabilititas lingkungan cairan internal
dengan cara mempertahankan keseimbangan air di tubuh, mempertahankan
osmolaritas, pemeliharaan keseimbangan asam basa, eritropoiesis atau fungsi ginjal
dalam produksi eritrosit, regulasi kalsium dan fosfor, regulasi tekanan darah, ekresi
sisa metabolik, dan toksin.1,2
3.1.2 Defenisi
Uremic enchephalophaty (UE) adalah kelainan otak organik yang terjadi pada
pasien dengan gagal ginjal akut maupun kronik. Biasanya dengan nilai kadar
creatinin clearance menurun dan tetap dibawah 15 mL/menit.4-5 Uremia adalah suatu
sindrom klinis dan laboratorik yang terjadi pada semua organ akibat penurunan
fungsi ginjal, dimana terjadi retensi sisa pembuangan metabolisme protein, yang
ditandai dengan peningkatan kadar ureum diatas 50 mg/dl.1-2 Uremia lebih sering
terjadi pada Gagal Ginjal Kronis (GGK), tetapi dapat juga terjadi pada Gagal Ginjal
Akut (GGA) jika penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat.
3.1.3 Patofisiologi
Patofisiologi dari UE belum diketahui secara jelas. Urea menembus sawar
darah otak melalui sel endotel dari kapiler otak. Urea sendiri tidak bisa dijadikan
satu-satunya penyebab dalam terjadinya ensefalopati, karena jumlah ureum dan
kreatinin tidak berhubungan dengan tingkat penurunan kesadaran ataupun adanya
asterixis dan myoclonus.10
Pada gangguan ginjal, metabolisme otak menurun sehingga menyebabkan
rendahnya konsumsi oksigen serebri. Penjelasan yang memungkinkan pada
perubahan ini adalah reduksi neurotransmitter, menyebabkan aktivitas metabolik
berkurang. Pompa Na/K ATPase mengeluarkan kalsium dari sel eksitabel dan penting
dalam menjaga gradien kalsium 10 000:1 (di luar−di dalam sel). Dengan adanya
uremia, terdapat peningkatan kalsium transpor akibat PTH. Beberapa studi
menyatakan bahwa aktivitas pompa Na/K ATPase ouabain-sensitif menurun pada
keadaan uremik akut maupun kronik. Karena pompa ini penting dalam pelepasan
neurotransmitter seperti biogenic amines, hal ini dapat membantu menjelaskan
gangguan fungsi sinaps dan menurunnya konsentrasi neurotransmitter yang
ditemukan pada tikus yang mengalami uremi.11
Pada tahap awal UE, plasma dan LCS menunjukkan peningkatan jumlah
glisin dan glutamin serta menurunnya GABA, sehingga terjadi perubahan
metabolisme dopamin dan serotonin di dalam otak, menyebabkan gejala awal berupa
clouded sensorium. Bukti selanjutnya bahwa terdapat gangguan fungsi sinaps yaitu
adanya studi bahwa dengan memburuknya uremia, terjadi akumulasi komponen
guanidino, terutama guanidinosuccinic acid, yang meningkat pada otak dan LCS
pada gagal ginjal, memiliki efek inhibisi pada pelepasan ã-aminobutyric acid
(GABA) dan glisin pada binatang percobaan, juga mengaktivasi reseptor N-methyl-
D-aspartate (NMDA). Toksin ini kemungkinan menganggu pelepasan
neurotransmitter dengan cara menghambat channel klorida pada membran neuronal.
Hal ini dapat menyebabkan myoklonus dan kejang. Sebagai tambahan,
methylguanidine terbukti menghambat aktivitas pompa Na/K ATPase.11,12,13
Kontribusi aluminium pada UE kronik masih belum jelas diketahui. Sumber
alumunium diperkirakan dari diet dan obat-obatan terikat fosfat. Transpor aluminium
menuju otak hampir pasti melalui reseptor transferin pada permukaan luminal pada
sel endotel kapiler otak. Jika sudah melewati otak, aluminium dapat mempengaruhi
ekspresi âA4 protein prekursor yang melalui proses kaskade menyebabkan deposisi
ekstraselular dari âA4 protein. Secara ringkas, patofisiologi dari UE adalah kompleks
dan mungkin multifaktorial.11
3.1.4 Gejala Klinis
Apatis, fatig, iritabilitas merupakan gejala dini. Selanjutnya, terjadi konfusi,
gangguan persepsi sensoris, halusinasi, dan stupor. Gejala ini dapat berfluktuasi dari
hari ke hari, bahkan dalam hitungan jam. Pada beberapa pasien, terutama pada pasien
anuria, gejala ini dapat berlanjut secara cepat hingga koma. Pada pasien lain,
halusinasi visual ringan dan gangguan konsentrasi dapat berlanjut selama beberapa
minggu.
Pada gagal ginjal akut, clouded sensorium selalu disertai berbagai gangguan
motorik, yang biasanya terjadi pada awal ensefalopati. Pasien mulai kedutan, jerk dan
dapat kejang. Twitch dapat meliputi satu bagian otot, seluruh otot, atau
ekstremitas,aritmik, asinkron pada kedua sisi tubuh pada saat bangun ataupun tidur.
Pada beberapa waktu bisa terdapat fasikulasi, tremor aritmik, mioklonus, khorea,
asterixis, atau kejang. Dapat juga terjadi phenomena motorik yang tidak terklasifikasi,
yang disebut uremic twitch-convulsive syndrome.
Jika keadaan uremia memburuk, pasien dapat jatuh dalam keadaan koma. Jika
asidosis metabolik yang mengikuti tidak dikoreksi, akan terjadi pernapasan Kussmaul
yang berubah sebelum kematian, menjadi pernapasan Cheyne-Stokes.14
3.1.5 Diagnosis
3.1.6 Penatalaksanaan