Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS

SEORANG PASIEN LAKI-LAKI


DENGAN PERDARAHAN
INTRA SEREBRAL DAN
INFARK LAKUNAR

Oleh:
Cintya Dunihapsari - 012116354
Pembimbing:
dr. Luh Putu Endyah Santi Maryani, Sp. Rad

Pendahuluan
Perdarahan intra serebral adalah disfungsi
neurologi fokal yang akut dan disebabkan
oleh pecahnya pembuluh arteri, vena dan
kapiler yang terjadi secara spontan, bukan
oleh karena trauma kapitis, serta dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra
kranial

Infark lakunar, 15-30% dari stroke iskemik.


Infark lakunar biasanya pada diameter
kurang dari 1 cm dan disebabkan oklusi
arteri penetrasi kecil yang memperdarahi
struktur dalam otak, seperti kapsula interna,
ganglia basales, corona radiate, thalamus,
dan batang otak.

TINJAUAN
PUSTAKA

Anatomi Serebrum
Hemisfer Serebri
Serebrum
adalah
bagian
dari
encephalon yang terdiri dari dua
hemisfer. Kedua hemisfer serebri
dipisahkan oleh fissura longitudinalis
serebri.

Gambar lobi cerebri (Sumber: Sobotta)

ENCEPHALON NORMAL POTONGAN AXIAL PADA


PEMERIKSAAN CT SCAN

Substansia Alba
Massa substansia alba didaerah tengah yang
terdiri
atas
neurofibrae
projectiones,
associationes, dan commissurales pada potongan
horizontal
tampak
oval,
disebut
sebagai
centrum semiovale.
Neurofibrae projectiones, serabut afferent dan
efferent yang masuk didalam substansia alba
dalam susunan seperti kipas dan menyebar
konvergen kearah batang otak disebetu corona
radiate. Dekat dengan bagian rostral batang
otak serabur-serabut ini membentuk berkas
padat disebut capsula interna.

Encephalon; potongan horizontal


melalui bagian tengah ventrikel
tertius, tampak superior

Sumber: Sobotta

ENCEPHALON NORMAL POTONGAN AXIAL PADA


PEMERIKSAAN CT SCAN

Produksi dan distribusi


LCS
LCS diproduksi terus-menerus
dengan
kecepatan
0,5
ml/menit dan volume total
sekitar 130 ml, hal ini dicapai
dalam waktu sekitar 5 jam.
LCS
sebagaian
besar
diproduksi
oleh
plexus
choroideus
pada
ventrikel
lateral, tertius, quartus.

Sumber: KL Moore

Vascularisasi Serebrum
Aliran Arteri (Sirkulus
Willisi)

Sumber: Sobotta

Aliran Vena
(Sinus Duramatris)

Pars Poasterosuperior Pars Anteroinferior


1. Sinus Sagitallis Superior 1. Sinus Cavernosus
2. Sinus Sagitalis Inferior 2. Sinus petrosus petrosus
superior dan inferior
3. Sinus Rectus
4. Sinus Tranversus
5. Sinus Sigmoidea
6. Sinus Occipitalis

Aliran Vena
(Sinus Duramatris)

Fisiologi
Serebrum

Hemisfer Serebrum

Substansia Alba

Neurofibrae projectiones
Berfungsi menghatarkan impuls dari korteks ke
bangunan dicaudalnya atau sebaliknya

Neurofibrae associationes
Berfungsi menghubungkan berbagai daerah korteks
dalam hemisfer yang sama

Neurofibrae commissurales
Berfungsi menghubungkan daerah-daerah antara kedua
hemisfer serebri

CT Scan Kepala
Keunggulan resolusi
spasial tinggi
Tomografi multiplanar
atau tampilan gambar
volumetrik
Kontras soft tissue yang
relatif baik antara struktur
normal dan proses penyakit

Waktu pemeriksaan
yang singkat
(umumnya kurang dari
5 sampai
10 menit)
Kemampuan
untuk
Kemampuan
untuk

pencitraan
pencitraan seluruh
seluruh tubuh
tubuh
(yang
(yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan
multidetektor
multidetektor dan
dan teknologi
teknologi
imejing
imejing paralel)
paralel)

Modalitas imejing
untuk menilai
kepala
1. mendeteksi
perdarahan intra
cranial
2. space occupying
lesions/ SOL
3. edema serebral
4. adanya
perubahan
struktur otak
5. Infark
6. Hidrosefalus
7. atrofi otak

Gambaran jaringan pada CT Scan


Jaringan

Hounsfield Unit

Warna

Udara

-1000

Hitam ()

Lemak

-100

Hitam ()

Cairan serebrospinal

Hitam ()

Otak

30

Abu-abu (-)

Darah

100

Putih ()

Tulang

1000

Putih ()

Perdarahan Intra
Serebral
Ruptur
pembuluh
darah
serebral

lobar
intracerebr
al
hemorrhag
e

Perdarahan
intra serebral

deep
intracerebr
al
hemorrhag
e

Etiologi
1. Hipertensi
2. Cerebral Amyloid Angiopathy
3. Arteriovenous Malformation
4. Neoplasma intrakranial. Akibat nekrosis dan
perdarahan oleh jaringan neoplasma yang
hipervaskular.
5. Trauma
Perdarahan

di lobus temporoparietal, putamen,


thalamus, dan pons biasanya akibat ruptur a.
lentikulostriata,
a.
thalamoperforating
dan
kelompok
basilar-paramedian.
Sedangkan
perdarahan di sentrum semi-ovale dan kapsula
interna biasanya akibat rupture dari a. rekuren
heubner cabang dari a. cerebri anterior.

Diagnosa
Untuk
mendapatkan
diagnosa,
pemeriksaan
dengan
CT
scan
merupakan modalitas yang paling
bermanfaat. Hematoma akan tampak
sebagai bayangan hiperdens yang
homogeny dengan batas tegas, dan
terdapat
edema
perifokal
disekitarnya.

PEMERIKSAAN CT SCAN
a. Lobar haemorrhage

B. BASAL GANGLIA HAEMORRHAGE

C. PONTINE HAEMORRHAGE

Infark Lakunar

Istilah infark lakunar digunakan apabila


ditemukan infark dengan ukuran kurang
dari 15 mm pada daerah vaskularisasi
suatu pembuluh darah kecil.

Infark
ini
setelah
sembuh
akan
meninggalkan
lubang
kecil
yangdisebutlacune
(danau),
sering
ditemukan di ganglia basalis (putamen,
nucleuskaudatus), thalamus, pons, dan
kapsula interna

Gambaran Anatomi
Pure motor hemiparesis (PMH) paling
sering terjadi akibat kerusakan
serabut piramidalis. Lokasi tersebut
berada pada bagian anterior, genu,
dan posterior kapsula interna.

3 tipe infark lakunar pada kapsula interna


yang berhubungan dengan PMH.

Patofisiologi
Hiperten
si

Material
Fibrinoid

Area
infark
<15 mm

Ruptur
vaskular

Infark
Lakuna
r

Didistribusik
an ke semua
dinding
vaskular

Mikroaneuri
sma

Manifestasi Klinik

PEMERIKSAAN CT SCAN

Gambar 12. Pemeriksaan CT tampak lesi hipodens kecil pada


ganglia basalis, kapsula interna, dan deep gray matter

Terapi

ICH

dan Infark Lakunar

1.Antiplatelet
2.Antikoagulan
3.Anti hipertensi

Laporan Kasus

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Usia
: 71 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Masuk : 20 Oktober 2016
No. RM
: 376686

ANAMNESIS
Data alloanamnesa diperoleh pada tanggal 22
Oktober 2016 di ruang rawat inap Yudistira Rumah
Sakit Umum Daerah Semarang.

Keluhan Utama
Lemah anggota gerak kanan.

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Dari alloanamnesis didapatkan bahwa pasien datang ke
IGD RSUD Semarang pada tgl 20 Oktober 2016 dgn
keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 5 hari
SMRS. Pasien tiba-tiba merasa lemah di anggota gerak
kanan

nya.

Hal

itu

terjadi

ketika

pasien

sedang

mencangkul. Pasien mengaku lemah tiba-tiba dan


terjatuh, setelah itu pasien tdk dpt mengingat apa-apa.

CONTD
Kelemahan anggota gerak pasien tidak juga membaik walau
sudah beristirahat. Pasien juga mengeluhkan pandangan
kabur, mual dan muntah. Nyeri kepala disangkal oleh pasien.
Pasien juga menjadi sulit berbicara dan bicaranya menjadi
pelo. Saat minum, pasien juga sering tersedak. Keluhan juga
disertai kesemutan pada anggota gerak bagian kanan.
Pasien sebelumnya belum pernah berobat. Riwayat trauma
disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat keluhan serupa disangkal. Pasien memiliki
riwayat

hipertensi.

disangkal.

Riwayat

diabetes

melitus

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Anggota keluarga ada yang mengalami riwayat
penyakit stroke dan hipertensi. Riwayat diabetes
melitus pada anggota keluarga disangkal.

Riwayat Sosioekonomi
Pasien bekerja sebagai satpam. Kebiasaan
merokok dan minum alkohol disangkal. Pasien
periksa menggunakan BPJS

STATUS
GENERALISATA
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah : 190/120 mmHg
Suhu
: 36,4 C
Nadi
: 94x/menit
Pernapasan
: 18x/menit
GCS
: E4M6V5

PEMERIKSAAN
SISTEMATIS
Kepala
Telinga

: nyeri kepala (+), bentuk normal.


: discharge (-).

Hidung
: septum deviasi (-).
Tenggorokan
: faring hiperemi (-).
Leher
: pembesaran kelenjar limfe - / -.
Dada
:
Inspeksi : simetris statis dinamis.
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri.
Perkusi
: sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara
tambahan (-).

Jantung

:
Inspeksi

: ictus cordis tak tampak.

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial


LMCS.
Perkusi

: konfigurasi jantung dalam batas normal.

Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, bising (-),


gallop (-).
Perut

:
Inspeksi

: cembung, venektasi (-).

Palpasi: nyeri (-), supel, hepar dan lien tak teraba


Perkusi

: nyeri ketok kostovertebra - / -.

Auskultasi : bising usus normal.


Ekstremitas
patologis -/-

: sianosis - / -, reflek fisiologis +/+, reflek

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi (20 Oktober 2016)
Hemoglobin
: 13,7 g/dL (13,2-17,3)
Hematokrit
: 40,10 % (40-52)
Jumlah leukosit : 10,5/uL
Jumlah trombosit : 289/uL (150-400)

Pemeriksaan Kimia Klinik


(20 Oktober 2016)
Ureum

: 66,0 (17,0-43,0 mg/dL) (H)

Kreatinin

: 1,4 (0,6-1,1 mg/dL) (H)

Asam urat

: 7,5 mg/dl (2,4-7,4)

Kolesterol total

: 203 mg/dl (<200) (H)

Trigliserid

: 90 mg/dl (<=150)

SGOT

: 11 u/L (0-50)

SGPT

: 7 u/L (0-50)

Albumin

: 3,9 g/dl (3,4-4,8)

Natrium

: 143,0 mmol/L (135,0-147,0)

Kalium

: 3,90 mmol/L (3,50-5,0)

Calsium

: 1,20 mmol/L (1,12-1,32)

CT SCAN KEPALA

Tampak lesi hiperdens disertai edema perifokal


pada thalamus dan krus posterior kapsula
interna kiri
Tampak lesi hipodens pada korona radiata kanan
Tampak area hipodens pada periventrikel lateral
kanan-kiri
Tampak lesi hipodens kecil di krus anterior
kapsula interna kanan.
Diferensiasi substansia alba dan grisea baik.
Sulkus kortikalis dan fisura Sylvii normal.
Sistem ventrikel dan sisterna baik.
Tak tampak midline shifting.

KESAN:
Gambaran ICH/Intra Cerebral Hemorrhage pada
thalamus dan krus posterior kapsula interna
kiri.
Infark lakuner pada krus korona radiate kanan.
Demielinisasi periventrikel lateral kanan-kiri.
Tak tampak tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial saat ini.

PEMBAHASAN
Penyebab dari perdarahan dan
infark
tersebut
adalah
berbagai
macam
salah
satunya
adalah
aneurisma. Salah satu faktor resiko
penyebab aneurisma adalah hipertensi.
Pada kasus ini pasien diketauhi
memiliki riwayat darah tinggi.

Gejala dari perdarahan intra kranial


dan infark lakunar disertai peningkatan
tekanan intra kranial adalah nyeri kepala
hebat, sampai penurunan kesadaran,
kelemahan anggota gerak kontralateral
terhadap lesi, dan disertai muntah. Pada
kasus ini, dari anamnesis dengan keluarga
tidak didapatkan nyeri kepala hebat.
Kemungkinan belum adanya peningkatan
tekanan intra kranial untuk saat ini.

Berdasarkan hasil CT scan didapatkan


adanya kesesuaian antara teori dengan
gambaran yang ada pada pasien, yaitu
perdarahan
intra
serebral
akan
menggambarkan kesan hiperdens intra
serebral, bentuk lesi bisa tidak beraturan
sesuai dengan rupturnya pembuluh darah
disertai edema perifokal disekitarnya dan
ditemukan adanya lesi hipodens kecil di
krus anterior kapsula interna kanan yang
menggambarkan adanya infark lakunar
pada krus anterior kapsula interna.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai