IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. N
Umur
: 75 Tahun
Alamat
: Natar, Lampung Selatan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Status
: Menikah
Suku Bangsa
: Jawa
MRS
: 9 febuari 2016
ANAMNESA
Keluhan utama:
Penurunan
kesadaran
Keluhan tambahan:
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS UMUM
Keadaan Umum
: Tampak sakit berat
Kesadaran
: Koma
Kulit
: Sawo matang
Tanda Vital
Tekanan darah : 190/100 mmHg
Pernafasan : 30 x/menit
Nadi
: 114 x/menit
Suhu
: 37,30C
Mata
Konjungtiva
Sklera
: anemis (+)
: ikterik (-)
Reflek cahaya
: +/+
Pupil:Isokor
Telinga
Aurikula : Normal Nyeri tekan tragus (-)
Liang telinga
Gendang telinga
Hidung
Septum nasal
Mulut
: Hiperemis dan
perforasi (-)
hiperemis (-),
: Deviasi (-)
LEHER
Kelenjar Gondok
Jantung
Jantung
Inspeksi : tidak tampak iktus cordis
Palpasi
: teraba iktus cordis
Perkusi :-batas kanan bawah ICS IV linea parasternalis dextra
-batas kiri bawah ICS V linea axilaris anterior sinistra
-batas kiri atas ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung 1&2 murni regular, murmur (-),gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi
: simetris, datar dan tidak cembung,
jaringan parut (-), pelebaran vena (-),
Auskultasi
: peristaltic usus (+), normal
Palpasi
: tidak teraba masa, nyeri tekan sulit
dinilai
Perkusi
: timpani pada seluruh lapang perut,
shifting
dullness (-), peka sisi (+)
normal, pekak alih (-)
EKSTREMITAS
Superior : sensorik dan motorik (tidak dilakukan),
deformitas (-), edem (-)keterbatasan gerak / kekuatan otot
selit dinilai, CRT <=2 detik
Inferior
: sensorik dan motorik (tidak dilakukan),,
deformitas (-), edem (-) keterbatasan gerak/kekuatanotot
sulit dinilai, CRT <=2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
DARAH RUTIN
Hemoglobin : 11,3 Gr% (12 16 Gr%)
Leukosit : 13.000 / mm3 (4500 10.700)
Eritrosit : 3,8 ul (4.2 5.4)
Hematokrit : 23 % (40 54)
Trombosit : 294.000 / mm3 (159 400)
KIMIA DARAH
CT-SCAN
Ekspertise :
Kesan :
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
Stroke Non Hemoragik
DIAGNOSA KERJA
HT emergency + Stroke Hemoragik
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Pemasangan NGT
Pemasangan kateter urin
Oksigen
Inj. Omeprazole 1x1 vial
Citicolin 2x250 mg
Inj. Ondancentron 1 amp/12 jam
ANALISA KASUS
seorang
Kesulitan menelan.
Kehilangan koordinasi.
Kehilangan keseimbangan.
Kejang.
PROGNOSIS
Dubia et malam
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
ANATOMI KEPALA
S : skin
C : connective tissue
A : aponeurosis
L : loose conective tissue
P : pericranium
Media (mesensefalon)
Posterior (pons, medula
oblongata dan serebellum.)
Lobus frontal berkaitan dengan fungsi
emosi, fungsi motorik dan pusat ekspresi
bicara
Lobus
FISIOLOGI KEPALA
Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh
plexus khoroideus dengan kecepatan produksi
sebanyak 20 ml/jam
Dalam keadaan normal TIK orang dewasa dalam
posisi terlentang sama dengan tekanan CSS
yang diperoleh dari lumbal pungsi yaitu 4 10
mmHg.
Prognosis yang buruk terjadi pada penderita
dengan TIK lebih dari 20 mmHg
Aliran darah otak (ADO) normal ke dalam otak
pada orang dewasa antara 50-55 ml per 100
gram jaringan otak per menit.
DEFINISI STROKE
Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler
PATOFISIOLOGI
Perdarahan Intra Serebri (PIS)
Pecahnya pembuluh darah
(mikroaneurisma) akibat hipertensi
Darah masuk ke dalam
jaringan otak
Membentuk masa
Edema otak
PENEGAKKAN DIAGNOSIS SH
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang (laboratorium,
radiologik)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT.scan
Angiografi cerebral
Fungsi lumbal
Magnetik Resonance imaging (MRI)
Elektroencefalogram (EEG)
Sinar X tengkorak
PENATALAKSANAAN
Posisi kepala dan badan atas 20 30 derajat, posisi miring apabila muntah dan
boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
Bebaskan jalan
nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
diberikan oksigen sesuai kebutuhan.
Tanda tanda vital diusahakan stabil.
Bed rest.
Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia.
Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu kateterisasi.
Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonok.
Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction berlebih yang
dapat meningkatkan TIK.
Nutrisi peroral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. apabila kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.
Penatalaksanaan spesifiknya yaitu dengan pemberian obat neuroprotektor,
antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic, antihipertensi, dan tindakan
pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.
meningkatkan
kemampuan kognitif
Meningkatkan kewaspadaan dan mood
Meningkatkan fungsi memori
Menghilangkan kelesuan
Menghilangkan dizziness
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Terima kasih