Anda di halaman 1dari 28

CASE REPORT:

Hernia Umbilikalis

Pembimbing:
dr. Jefferson Marampe, Sp. B

Disusun oleh:
Sisilia Sintia Dewi

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
RS BHAYANGKARA TK. I R. SAID SUKANTO
PERIODE 7 DESEMBER 2020 – 30 JANUARI
2021
IDENTITAS PASIEN
Nama: : Ny. E
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Sudah menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan: Tidak bekerja
Alamat : Jl. Penganten Ali No. 123 RT12/06, Ciracas
Nomor RM : 734060
Tanggal masuk RS : 19 Desember 2020
Tanggal pemeriksaan : 21 Desember 2020
ANAMNESIS
● Keluhan Utama
Benjolan yang hilang timbul dan membesar di bagian pusar sejak 2 tahun SMRS.

● Keluhan Tambahan
Batuk dan sesak nafas sejak 2 bulan SMRS

● Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara TK. I. R. Said Sukanto dengan keluhan benjolan sebesar bola ping pong
di pusar sejak 2 tahun SMRS. Awalnya benjolan hanya sebesar koin logam yang semakin lama semakin
membesar seiring berjalannya waktu. Benjolan dirasakan tidak nyeri dan hanya timbul bila pasien
batuk/bersin/mengejan/mengangkat beban berat dan kemudian menghilang ketika pasien istirahat. Keluhan
ini baru pertama kali dirasakan pasien. Selain benjolan, pasien juga mengeluhkan batuk dan sesak sejak 2
bulan SMRS. Pada awalnya pasien hanya batuk berdahak dan sudah minum obat batuk yang dibeli mandiri di
apotik. Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mulai merasakan sesak ketika beraktivitas berat
(naik tangga) dan membaik ketika istirahat, dengan puncaknya ketika pasien masuk RS. Keluhan lain seperti
nyeri, demam, konstipasi, gangguan flatus, mual dan muntah disangkal oleh pasien. Sehari-hari pasien banyak
berkontak dengan orang lain karena pekerjaan pasien sebagai pengelola restoran. Riwayat kontak dengan
pasien terkonfirmasi COVID-19 tidak diketahui pasien. Riwayat menderita COVID-19 disangkal. Kebiasaan
merokok disangkal pasien dan tidak ada anggota keluarga di rumah yang merokok. Pasien diketahui memiliki
riwayat melahirkan 5 orang anak secara normal. Selain itu, pasien juga memiliki kebiasaan mengangkat
barang berat selama hampir 20 tahun pasien bekerja di restoran.
ANAMNESIS
RIWAYAT
PENYAKIT RIWAYAT
DAHULU PENGOBATAN

Riwayat hipertensi, Riwayat konsumsi obat


diabetes melitus, batuk yang mengandung
TBC, hepatitis, dan Triprolidine HCl,
keganasan disangkal Pseudoephedrine HCl,
dan Guaiphenesin.
Riwayat tindakan medis
sebelumnya disangkal
RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA

Riwayat hipertensi,
diabetes melitus, dan
keganasan dalam
keluarga disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang (GCS E4M6V5)
Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital
● Tekanan darah : 110/80 mmHg
● Nadi : 86 kali/menit
● Laju pernafasan : 24 kali/menit
● Suhu : 36.6 ͒C

Status gizi
● Berat badan : 73 kg
● Tinggi badan : 156 cm
● IMT : 29.99 kg/m2 (Obesitas grade 1)
PEMERIKSAAN FISIK
● Kepala Paru-paru
Normocephali, deformitas (-) ● Inspeksi: Pergerakan dinding dada kanan tampak tertinggal
● Auskultasi: Suara nafas (-) pada lapang paru kanan
● Mata
● Perkusi: Redup pada lapang paru kanan
Pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung ● Palpasi: Pergerakan dinding dada kanan tertinggal, fremitus
+/+, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) taktil menurun, bronchophony -, egophony -, whispered
pectoriloquy -
● Telinga
Simetris, deformitas (-), sekret (-) Jantung
● Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak
● Hidung
● Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop
Simetris, deviasi (-), sekret (-), terpasang
nasal kanul 3 LPM (-)
● Perkusi: Batas jantung kanan di ICS 4 linea parasternalis
● Tenggorokan dextra, batas kiri di ICS 5 linea midclavicularis sinistra, dan
Mukosa oral basah batas di ICS 3 linea midclavicularis sinistra
● Palpasi: Tidak teraba iktus kordis
● Leher
Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
● Inspeksi: cembung, skar (-), benjolan +
● Auskultasi : bising usus (+)
● Perkusi: timpani
● Palpasi: nyeri tekan (-), defans muskular (-)

Ekstremitas : akral hangat \, CRT<2 detik

Status lokalis
A/r umbilikal, tampak benjolan berbentuk bulat, berbatas
tegas, konsistensi lunak, diameter 4cm, timbul dengan
manuver valsava dan hilang ketika berbaring
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10,2 12 - 14

Leukosit 1.800 5.000 - 10.000

Hematokrit 30 37 - 43

Trombosit 41.000 150.000 - 400.000

Hitung Jenis Leukosit


- Basofil 0 0-1
- Eusinofil 0 1-3
- Batang 0 2-6
- Segmen 47 50 - 70
- Limfosit 37 20 - 40
- Monosit 16 2-8

Eritrosit 3,53 4-5


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Neutrofil Limfosit Rasio

- Neutrofil Absolut 900 2.500 - 7.000

- Limfosit Absolut 700 1.000 - 4.000

Masa Pendarahan 2’30” 1-6

Masa Pembekuan 12’ 10 - 15

KIMIA KLINIK

SGOT 73,6 < 31

SGPT 32,6 < 31

Ureum 33 10-50

Creatinine 0,8 0,5 - 1,3

eGFR 80 ⩾50

GDS 145 < 200


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

ANALISA GAS DARAH


Elektrolit
- pH 7,53 7,35 - 7,45

- Natrium 141 135 - 145 - pCO2 29 35 - 45

- pO2 76 85 - 95
- Kalium 3,7 3,5 - 5,0
- O2 Saturasi 97 85 - 95

- Klorida 111* 98 - 108 - HCO3 27 21 - 25

- BE 2 -2.5 - +2.5
Masa 12’ 10 - 15
Pembekuan Total Co2 21 - 27
- 25
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

SEROLOGI/IMUNOLOGI

HBsAg (Penyaring) REAKTIF Non Reaktif

ANTI HCV (Penyaring) Non Reaktif Non Reaktif

SARS-CoV-2 IgG, IgM 33 10-50

- IgG Negatif Negatif

- IgM Negatif Negatif

Swab SARS-CoV-2 Positif Negatif


PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
DIAGNOSIS

Hernia Umbilikalis dengan


Hepatitis B dan Efusi Pleura
Masif ec. suspek COVID-19
TATALAKSANA

Open repair dengan mesh

PROGNOSIS
● Quo ad vitam : Bonam
● Quo ad functionam : Bonam
● Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
HERNIA
= Penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan

Klasifikasi hernia:
- Berdasarkan terjadinya → hernia kongenital / akuisita
- Berdasarkan lokasi anatominya → hernia inguinalis/diafragmatika/ femoralis/umbilikalis/dll
- Berdasarkan arah penonjolannya → hernia eksterna / interna
- Berdasarkan klinisnya → hernia reponibilis / ireponibilis

Anatomi hernia → cincin, kantong, isi hernia


HERNIA UMBILIKALIS
● Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin
umbilikus → omentum (>>), usus halus, usus besar
● Sebagian besar kasus: hernia akuisita > hernia kongenital
○ Hernia kongenital → terjadi pada 20% bayi dan lebih tinggi pada bayi prematur tanpa
ada perbedaan insidensi laki-laki dan wanita
○ Hernia akuisita → pada orang dewasa mayoritas akibat operasi (hernia insisional) dengan
insidensi wanita > pria (3:1)
ANATOMI DINDING ABDOMEN
● 3 Lapisan otot pada dinding lateral abdomen:
○ M. Oblikus eksternus
○ M. Oblikus internus
○ M. Transversus abdominis
● 3 otot tersebut memanjang ke bagian medial → membentuk lapisan aponeurosis
(fasia rektus) → menyatu di garis tengah → linea alba
● M. rectus abdominis terletak di kiri dan kanan linea alba
● Aponeurosis M. Oblikus eksternus akan membentuk sisi anterior fascia rectus
● Terdapat linea arkuata yang terletak sekitar 3-6 cm dibawah umbilikus → merupakan
daerah lemah → Spigelian hernia
ANATOMI DINDING ABDOMEN
Diatas linea arkuata
● Aponeurosis M. Obliquus internus →
membentuk sisi anterior dan posterior
fascia rectus
● M. Transversus abdominis →
membentuk sisi posterior fascia rectus

Dibawah linea arkuata


● Aponeurosis M. Obliquus internus dan M.
Transversus abdominis → membentuk sisi
anterior fascia rectus.
● Sisi posterior fascia rectus hanya terbentuk
dari fascia transversalis dan peritoneum
PATOFISIOLOGI HERNIA INFANTIL
● 4 minggu → munculnya cincin dan korda umbilikal primitif yang
berisi allantois, duktus vitelina, pembuluh darah umbilikus, dan
pembuluh darah vitelina
● Dengan berjalannya waktu, duktus vitelina menjadi semakin
menyempit dan kantung kuning telur (yolk sac) diluar embryo
semakin mengecil

● 6 minggu → terjadi herniasi fisiologis usus tengah


(midgut) melalui korda umbilikal
● 10-12 minggu → pembesaran kavitas abdomen
menyebabkan bagian usus tengah yang mengalami
herniasi fisiologis kembali ke dalam kavitas
abdomen
PATOFISIOLOGI HERNIA INFANTIL

● Setelah bagian usus tengah kembali masuk, korda umbilikal


hanya berisi dua arteri satu vena, Wharton’s jelly, dan
lapisan membran amnion
● Saat setelah proses persalinan, dengan dipisahkannya korda
umbilikal dari bayi → normalnya cincin umbilikal menutup
sempurna. Bila hal tersebut tidak terjadi, hernia umbilikalis
infantil dapat terjadi
PATOFISIOLOGI HERNIA UMBILIKALIS
AKUISITA
● Penyebab → kondisi yg meningkatkan tekanan intra abdomen seperti kehamilan, asites, obesitas,
atau penyakit yang menyebabkan kelemahan jaringan ikat
● 20% pasien sirosis → hernia umbilikalis karena peningkatan tekanan intra abdomen oleh asites,
dilatasi vena umbilikalis, dan kelemahan jaringan ikat oleh karena kurangnya nutrisi
● Isi hernia → jaringan adiposa preperitoneal, omentum, dan usus haslus, atau kombinasi.
● Kolon transversal sangat jarang terlibat
● Bagian leher dari hernia biasanya sempit → sering terjadi inkarserasi dan strangulasi
DIAGNOSIS
Hernia umbilikalis kongenital
● E.c. penutupan inkomplit dan tidak adanya fasia umbilikalis
● Hanya tertutup peritoneum dan kulit
● Bayi menangis → ↑tekanan intra abdomial → hernia, nyeri (-)
● Regresi spontan dalam 2 tahun dan sangat jarang terjadi inkarserasi

Hernia umbilikalis akuisita


● Faktor risiko → multipara, obesitas, asites, distensi abdominal kronis, tumor
intraabdominal yang besar, merokok, riwayat hernia umbilikalis sebelumnya
● Manifestasi klinis
○ Asimptomatik (>>) → jarang: nyeri dan GI discomfort,
○ PF → nyeri tekan +
○ Reponibel → timbul ketika batuk/mengejan/bersin/angkat beban berat dan
hilang ketika berbaring/istirahat
○ Tanda inkarserasi → mual, muntah, konstipasi, gangguan flatus, ireponibel
○ Tanda strangulasi → ireponibel, perubahan warna +, demam, nyeri hebat,
toksik, peritonitis bila terjadi perforasi usus
TATALAKSANA NON SURGIKAL

● Watchful waiting
○ Biasanya pada anak-anak → ukuran <2cm nromalnya dapat regresi spontan
dalam 2 tahun
○ Usaha untuk mempercepat penutupan → mendekatkan tepi kiri dan kanan
lalu memfiksasinya dengan plester yang dibawahnya diletakan uang logam
selama 2-3 minggu.
○ Cincin hernia >2cm → jarang regresi spontan dan tatalaksana konservatif
biasanya tidak berhasil
○ Bila hernia masih persisten, tatalaksana operatif harus dilakukan sebelum
usia sekolah.
TATALAKSANA
● Penanganan di Unit Gawat Darurat
○ analgetik
○ Istirahat : tekanan intraabdominal tidak meningkat
○ Menurunkan tegangan otot abdomen
berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada
posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20°.
○ Kompres dingin : mengurangi pembengkakan dan analgesia selama
20- 30 menit
TATALAKSANA SURGIKAL
● Open repair
○ Insisi dibuat di daerah sekitar hernia → dilakukan dengan/tanpa menggunakan
mesh
○ Tanpa mesh = primary closure → indikasi: hernia infantil, defek <2cm, strangulasi,
atau hernia terinfeksi → rekurensi 10%
○ Dengan mesh → indikasi: defek >2cm, orang dewasa, terutama dengan faktor
resiko → rekurensi 4%

● Laparaskopik insisional
○ Kelebihan: komplikasi luka dan rekurensi lebih kecil dibandingkan dengan open
○ Cara:
Port diletakan pada sisi lateral defek → membebaskan semua perletakan pada
dinding anterior abdominal (hati-hati melukai usus halus) → mereduksi isi hernia
→ meletakkn mesh secara overlapping (min 4 cm) dibawah dinding abdomen lalu
fiksasi dengan jaitan transfasial yang melingkari mesh → tutup
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
● Komplikasi luka operasi : hematoma, infeksi tempat operasi
● Cedera usus dan adhesi
● Kekambuhan : obesitas, DM, infeksi luka, merokok, asites tidak terkontrol

Prognosis
– Umumnya baik
– Tergantung pada durasi, jenis, ukuran hernia, dan kemampuan untuk
mengurangi faktor risiko
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai