MENINGOENCEPHALITIS
Oleh:
Pembimbing:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
MENINGOENCEPHALITIS
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat mengikuti kepaniteraan
klinik senior di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Rumah Sakit Dr.Mohammad Hoesin Palembang periode 10 April 15 Mei 2017.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul
Meningoencephalitis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dr. Theresia Christin, S.pS selaku pembimbing
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan telaah ilmiah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................
........................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
.........................................................................................................................................1
BAB II STATUS PASIEN..................................................................................................
.........................................................................................................................................3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
.......................................................................................................................................18
BAB IV ANALISIS KASUS ............................................................................................
.......................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
.......................................................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ensefalitis adalah suatu peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan oleh virus
dan dikenal sebagai ensefalitis virus. Penyakit ini terjadi pada 0.5 dari 100.000 penduduk,
umumnya pada anak-anak usia 2 bulan sampai 2 tahun, orang tua, dan individu yang
mengalami gangguan sistem imun.
Ensefalitis bisa disebabkan berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur, cacing, protozoa, dan sebagainya. Yang terpenting dan tersering adalah virus: virus
herpes simpleks, arbovirus, dan enterovirus. Beberapa virus yang berbeda bisa menginfeksi
otak dan medula spinalis, termasuk virus penyebab herpes dan gondongan (mumps).
Ensefalitis bakterial dapat disebabkan oleh Mycrobacterium tuberkulosis, Mycoplasma
pneumonia, Salmonella thphi,dll.
Penyakit ini tersebar hampir di seluruh dunia, dengan berbagai jenis penyebabnya.
Berdasarkan laporan dari The Center for Disease Control and Prevention, diperkirakan
terdapat sekitar 20 ribu kasus ensefalitis di Amerika Serikat setiap tahunnya. Dari jumlah
tersebut, 5 hingga 20% meninggal, serta 20% lainnya mengalami gejala sisa seperti
gangguan kesadaran, amnesia, perubahan kepribadian, hemiparesis, serta kejang berulang. Di
Asia, virus Japanese, kelompok dari West Nile Virus, merupakan penyebab utama ensefalitis,
dimana setiap tahunnya bisa mengakibatkan 10 ribu kematian.
Perkembangan penyakit ensefalitis terlihat lebih jelas di negara-negara
berkembang, dengan kondisi sosioekonomi yang rendah. Pada negara yang sudah maju dan
dengan kelas sosial yang tinggi, menifestasi penyakit biasanya tidak begitu menonjol, dan
sering infeksi primer muncul pada saat dewasa saja.
BAB II
STATUS PASIEN
2
I IDENTIFIKASI
a. Nama : Tn. BAS
b. Umur : 20 tahun
c. Alamat : Jl. Sumberejo rt. 09 rw 02, Talang Ubi,
Kab. Muara Enim
d. Suku : Palembang
e. Bangsa : Indonesia
f. Agama : Islam
g. Status : Belum menikah
h. Pendidikan : SLTA
i. Pekerjaan : Pelajar
j. MRS : 9 April 2017
k. No. RM : 986639
ANAMNESA
3
PEMERIKSAAN ( 19 April 2017)
Status Internus
Kesadaran : GCS : 11 (E:3, M:5, V:3)
Gizi : Baik
Suhu Badan : 36,5 C
Nadi : 92 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Jantung : HR: 92 x/m, murmur (-), gallop (-)
Paru-Paru : Vesikuler(+), ronkhi(-),wheezing (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Anggota Gerak : Lihat status neurologikus
Genitalia : Tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap : kooperatif Ekspresi Muka : wajar
Perhatian : ada Kontak Psikik : ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : normocephali Deformitas : (-)
Ukuran : normal Fraktur : (-)
Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
Hematom : (-) Tumor : (-)
4
Pulsasi : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
LEHER
Sikap : lurus Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk : (+)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Anosmia (-) (-)
Hyposmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
-1mm -1mm
Kanan Kiri
- Anopsia (-) (-)
- Hemianopsia (-) (-)
-
Fundus Oculi
- Papil edema Tidak ada
5
- Papil atrofi Tidak ada
- Perdarahan retina Tidak ada
N.Trigeminus
Kanan Kiri
6
Motorik
- Menggigit tidak ada kelainan
- Trismus tidak ada kelainan
- Refleks kornea tidak ada kelainan
Sensorik
- Dahi tidak ada kelainan
- Pipi tidak ada kelainan
- Dagu tidak ada kelainan
N.Facialis
Kanan Kiri
Motorik
- Mengerutkan dahi tidak ada kelainan tidak ada kelainan
- Menutup mata tidak ada kelainan tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi tidak ada kelainan tidak ada kelainan
- Lipatan nasolabialis tidak ada kelainan tidak ada kelainan
- Bentuk Muka
- Istirahat tidak ada kelainan
- Berbicara/bersiul tidak ada kelainan
Sensorik
2/3 depan lidah tidak ada kelainan
Otonom
- Salivasi tidak ada kelainan
- Lakrimasi tidak ada kelainan
- Chvosteks sign (-) (-)
7
Detik arloji tidak ada kelainan
Tes Weber tidak ada kelainan
Tes Rinne tidak ada kelainan
N. Vestibularis
Nistagmus (-) (-)
Vertigo (-) (-)
8
N. Hypoglossus
Kanan Kiri
Mengulur lidah deviasi lidah ke kanan
Fasikulasi (-)
Atrofi papil (-)
Disartria (+)
MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan Kurang
Kurang
Kekuatan 4 4
Tonus Meningkat Meningkat
Refleks fisiologis
- Biceps Meningkat Meningkat
- Triceps Meningkat Meningkat
- Radius Meningkat Meningkat
- Ulna Meningkat Meningkat
Refleks patologis
- Hoffman Ttromner (-) (-)
- Leri (-) (-).
- Meyer (-) (-)
Trofik eutrofik eutrofik
9
Klonus
- Paha (-) (-)
- Kaki (-) (-)
Refleks fisiologis
- KPR Meningkat Meningkat
- APR Meningkat Meningkat
Refleks patologis
- Babinsky (+) (+)
- Chaddock (+) (+)
- Oppenheim (-) (-)
- Gordon (-) (-)
- Schaeffer (-) (-)
- Rossolimo (-) (-)
- Mendel Bechterew (-) (-)
GAMBAR
10
FUNGSI
VEGETATIF
Miksi : terpasang kateter
Defekasi : tidak ada kelainan
Ereksi : tidak diperiksa
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : (-)
Lordosis : (-)
Gibbus : (-)
Deformitas : (-)
Tumor : (-)
Meningocele : (-)
Hematoma : (-)
Nyeri ketok : (-)
11
Kanan Kiri
Kaku kuduk (+)
Kerniq (+/+)
Lasseque (+/+)
Brudzinsky
- Neck (-)
- Cheek (-)
- Symphisis (-)
- Leg I (-)
- Leg II (-)
12
FUNGSI LUHUR Alexia : (-)
Afasia motorik : (-)
Afasia sensorik : (-)
Apraksia : (-)
Agrafia : (-)
13
Berat Jenis : 1.020 PMN Sel : 17%
MN Sel : 83% Protein : 8.7
Nonne : negatif LDH :9
Pandy : negatif Glukosa : 124.9
Klorida : 130
PEMERIKSAAN KHUSUS
Rontgen foto thoraks :
Kesan :
Tak tampak kelainan radiologis thoraks
Kesan :
Straight cervical
CT-Scan :
Kesan :
Hidrosefalus non communicans dengan edema serebri
Sinusitis frontal kanan
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologi:
Head up 30
O2 3-5 L via nasal kanul
Diet cair 1600 kkal
Farmakologi
PROGNOSIS
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI ORGAN TERKAIT (MENINGENS DAN ENCEPHALON)
Dalam pembahasan anatomi meningoencephalitis akan dibahas dua bagian
anatomi yaitu meningens dan encephalon. Meningens merupakan selaput atau
membran yang terdiri atas jaringan ikat yang melapisi dan melindungi otak.
Selaput otak atau meningens terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Durameter
Durameter dibentuk dari jaringan ikat fibrous. Secara konvensional
durameter ini terdiri atas dua lapis, yaitu endosteal dan lapisan meningeal.
Kedua lapisan ini melekat dengan rapat, kecuali sepanjang tempat-tempat
tertentu, terpisah dan membentuk sinus-sinus venosus. Lapisan endosteal
sebenarnya merupakan lapisan periosteum yang menutupi permukaan dalam
tulang cranium. Lapisan meningeal merupakan lapisan durameter yang
sebenarnya, sering disebut dengan cranial durameter. Lapisan meningeal ini
terdiri atas jaringan fibrous padat dan kuat yang membungkus otak dan
melanjutkan menjadi durameter spinalis setelah melewati foramen magnum
yang berakhit sampai segmen kedua dari os sacrum.
Lapisan meningeal membentuk septum ke dalam, membagi rongga cranium
menjadi ruang-ruang yang saling berhubungan dengan bebas dan menampung
bagian-bagian otak. Fungsi septum ini adalah untuk menahan pergeseran otak.
Adapun empat septum itu antara lain:
Falx cerebri adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit yang terletak
pada garis tengah diantara kedua hemisfer cerebri. Ujung bagian anterior
melekat pada crista galli. Bagian posterior melebar, menyatu dengan
permukaan atas tentorium cerebelli.
Tentorium cerebelli adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit yang
menutupi fossa crania posterior. Septum ini menutupi permukaan atas
cerebellum dan menopang lobus occipitalis cerebri.
Falx cerebelli adalah lipatan durameter yang melekat pada protuberantia
occipitalis interna.
Diapharma sellae adalah lipatan sirkuler kecil dari durameter, yang
mmenutupi sella turcica dan fossa pituitary pada os sphenoidalis.
Diafragma ini memisahkan pituitary gland dari hypothalamus dan chiasma
opticum. Pada bagian tengah terdapat lubang yang dilalui oleh tangkai
hypophyse.
Pada pemisahan dua lapisan durameter ini, terdapat sinus duramatris yang
berisi darah vena. Sinus venosus/duramatris ini menerima darah dari drainase
vena pada otak dan mengalir menuju vena jugularis interna. Dinding dari
sinus-sinus ini dibatasi oleh endothelium. Sinus pada calvaria yaitu sinus
sagitalis superior. Sinus sagitalis inferior, sinus transverses dan sinus
sigmoidea. Sinus pada basis crania antara lain: sinus occipitalis, sinus
sphenoidalis, sinus cavernosus, dan sinus petrosus.
Pada lapisan durameter ini terdapat banyak cabang-cabang pembuluh
darah yang berasal dari arteri carotis interna, a. maxilaris, a.pharyngeus
ascendens,a.occipitalis dan a.vertebralis. Dari sudut klinis, yang terpenting
adalah a. meningea media (cabang dari a.maxillaris) karena arteri ini
umumnya sering pecah pada keadaan trauma capitis. Pada durameter terdapat
banyak ujung-ujung saraf sensorik, dan peka terhadapa rgangan sehingga jika
terjadi stimulasi pada ujung saraf ini dapat menimbulkan sakit kepala yang
hebat.
2. Arachnoid
Lapisan ini merupakan suatu membran yang impermeable halus, yang
menutupi otak dan terletak diantara piameter dan durameter. Mebran ini
dipisahkan dari durameter oleh ruang potensial yaitu spatium subdurale dan
dari piameter oleh cavum subarachnoid yang berisi cerebrospinal fluid.
Cavum subarachnoid (subarachnoid space) merupakan suatu rongga/ruangan
yang dibatasi oleh arachnoid dibagian luar dan piameter pada bagian dalam.
Dinding subarachnoid space ini ditutupi oleh mesothelial cell yang pipih. Pada
daerah tertentu arachnoid menonjol ke dalam sinus venosus membentuk villi
arachnoidales. Agregasi ini berfungsi sebagai tempat perembesan
cerebrospinal fluid ke dalam aliran darah.
Arachnodi berhubungan dengan piameter melalui untaian jaringan fibrosa
halus yang melintasi cairan dalam cavum subarachnoid. Struktur yang
berjalan dari dan ke otak menuju cranium atau foraminanya harus melalui
cavum subarachnoid.
3. Piameter
Lapisan piameter berhubungan erat dengan otak dan sum-sum tulang
belakang, mengikuti tiap sulcus dan gyrus. Piameter ini merupakan lapisan
dengan banyak pembuluh darah dan terdiri atas jaringan penyambung yang
halus serta dilalui pemmbuluh darah yang memberi nutrisi pada jaringan saraf.
Astrosit susunan saraf pusat mempunyai ujung-ujung yang berakhir
sebagai end feet dalam piameter untuk membentuk selaput pia-glia Selaput ini
berfungsi untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang merugikan ke dalam
susunan saraf pusat.
Piameter membentuk tela choroidea, atap ventriculus tertius dan quartus
dan menyatu dengan ependyma membentuk plexus choroideus dalam
ventriculus lateralis, tertius dan quartus.
Gambar 1. Penampang melintang lapisan pembungkus jaringan otak
B. DEFINISI MENINGOENCEPHALITIS
Meningoencephalitis adalah peradangan yang terjadi pada encephalon dan
meningens. Nama lain dari meningoencephalitis adalah cerebromeningitis,
encephalomeningitis, dan meningocerebritis.
C. ETIOLOGI MENINGOENCEPHALITIS
Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau beberapa kasus yang
jarang disebabkan oleh jamur. Istilah meningitis aseptic merujuk pada meningitis
yang disebabkan oleh virus tetapi terdapat kasus yang menunjukan gambaran
yang sama yaitu pada meningitis yang disebabkan organisme lain (lyme disease,
sifilis dan tuberculosis); infeksi parameningeal (abses otak, abses epidural, dan
venous sinus empyema); pajanan zat kimia (obat NSAID, immunoglobulin
intravena); kelainan autoimn dan penyakit lainnya.
Bakteri yang sering menyebabkan meningitis bacterial sebelum
ditemukannya vaksin Hib, S.pneumoniae, dan N. meningitidis. Bakteri yang
menyebabkan meningitis neonatus adalah bakteri yang sama yang menyebabkan
sepsis neonatus.