Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Hipoglikemia
Disusun Oleh:
dr. Putri Ayuningtyas

Dokter Pendamping:
dr. Ketut Sukrata
Dokter Pembimbing:
dr. Putri Purnama Dewi, SpPD
Tinjauan Pustaka
Definisi

Keadaan dengan kadar glukosa darah


< 60 mg/dL, atau kadar glukosa darah
< 80 mg/dL dengan gejala klinis

Paling banyak dijumpai pada


penderita diabetes

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Pada penderita diabetes dapat
terjadi karena:

Kebutuhan tubuh akan


Kelebihan obat atau
insulin yang relatif
dosis obat: terutama
menurun: gagal ginjal
insulin, atau obat
kronik, pasca
hipoglikemia oral
persalinan

Asupan makan tidak


adekuat:
Kegiatan jasmani
jumlah kalori atau berlebihan
waktu makan tidak
tepat

Sumber: Budianto A. KONSENSUS Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. 2015. Jakarta. PB PERKENI.
Etiologi
Pada pasien DM Pada pasien non-DM
Defisiensi insulin endogen  penurunan Pasien yang sakit atau dalam pengobatan
respon glukagon
Terapi DM agresif Obat, alkohol
Riwayat hipoglikemia Penyakit kritis (gagal hati, ginjal atau
jantung, sepsis)
Latihan jasmani intensitas menengah Defisiensi hormon kortisol, glukagon dan
hingga berat epinefrin
Tidur Tumor non-sel islet
Gagal ginjal Hiperinsulinisme endogen
• Insulinoma
Gagal hati
• Gangguan sel-B fungsional
Pasca persalinan pada ibu yang • Hipoglikemia akibat insulin autoimun
menggunakan terapi insulin saat hamil • Insulin sekretagog
Asupan makan tidak adekuat

Sumber: Prianonto D, Sulistianingsih DP. Hipoglikemia. Kapita Selekta Kedokteran Essentials of Medicine. 2016;790-2.
Etiologi

Sumber: Masharani U. Diabetes Mellitus and Hypoglycemia. CURRENT Medical Diagnosis and
Treatment. 54th Edition. 2015;1229-35.
Patofisiologi

86 mg/dL 68 mg/dL 50-58 mg/dL


•Inhibisi sekresi insulin •Pelepasan hormon •Awitan gejala:
endogen counterregulatory: •Otonom
glukagon & epinefrin •Neuroglikopenik
(keringat dingin, lapar,
gemetar)

43-54 mg/dL 50 mg/dL <27 mg/dL


•Perubahan luas pada •Gangguan kognitif •Neuroglikopenia berat
EEG •Penurunan kesadaran
•Disfungsi neurofisiologis •Kejang
(evoked responses) •Koma

Sumber: Prianonto D, Sulistianingsih DP. Hipoglikemia. Kapita Selekta Kedokteran Essentials of Medicine. 2016;790-2.
Faktor Predisposisi

Alkohol, obat-
Asupan obatan yang
karbohidrat meningkatkan
berkurang kerja
sulfonilurea
Peningkatan
sensitivitas
insulin

Kadar insulin
berlebihan

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Klasifikasi

Ringan
• Gejala ringan atau tidak ada gejala

Sedang
• Terdapat gejala tetapi dapat diatasi oleh pasien
sendiri

Berat
• Gejala yang timbul sangat berat sehingga
membutuhkan bantuan orang lain untuk
mengatasinya

Sumber: Prianonto D, Sulistianingsih DP. Hipoglikemia. Kapita Selekta Kedokteran Essentials of Medicine. 2016;790-2.
Manifestasi Klinis
Neurogenik (otonom) Neuroglikopenik
Gemetar Kesulitan berkonsentrasi
Palpitasi Kebingungan
Berkeringat Kelemahan
Gelisah Kantuk
Kelaparan Gangguan penglihatan
Mual Kesulitan berbicara
Perasaan tersengat Sakit kepala
Pusing

Sumber: Budianto A. KONSENSUS Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. 2015. Jakarta. PB PERKENI.
Diagnosis
Gejala yang
konsisten dengan
hipoglikemia

Kadar glukosa
Whipple's Triad
plasma rendah

Gejala mereda
setelah kadar
glukosa plasma
meningkat

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Anamnesis

 Penggunaan preparat insulin atau obat


hipoglikemik oral: dosis terakhir, waktu
pemakaian terakhir, perubahan dosis
 Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi
 Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya
 Lama menderita DM, komplikasi DM
 Penyakit penyerta: ginjal, hati, dll
 Penggunaan obat sistemik lainnya: penghambat
adrenergik beta, dll.

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Pemeriksaan Fisik

Pucat Diaforesis Tekanan darah

Frekuensi Defisit
Penurunan
denyut jantung neurologis
kesadaran
meningkat fokal transien

Penurunan
kesadaran

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Pemeriksaan Penunjang

Kadar Tes Tes


C-
gula fungsi fungsi
Peptide
darah ginjal hati

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Diagnosis Banding
Obat: sering: alkohol; kadang: kinin,
pentamidine; jarang: salisilat, sulfonamid

Hiperinsulinisme endogen: insulinoma,


autoimun, sekresi insulin ektopik

Gagal ginjal, sepsis, starvasi, gagal hati, gagal


jantung

Defisiensi endokrin: kortisol, growth hormone,


glukagon, epinefrin

Tumor non-sel: sarkoma, tumor adenokortikal,


hepatoma, leukemia, limfoma, melanoma

Pasca-prandial: reaktif (setelah operasi gaster),


diinduksi alkohol

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Tatalaksana

 Stadium permulaan (sadar)


 Gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau
sirup/permen atau gula murni (bukan pemanis
pengganti gula atau gula diet/gula diabetes), dan
makanan yang mengandung karbohidrat
 Hentikan obat hipoglikemik sementara
 Pantau glukosa darah sewaktu
 Pertahankan GD diatas 100 mg/dl (bila sebelumnya
tidak sadar)
 Cari penyebab

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Tatalaksana
 Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan
curiga hipoglikemia)
 Diberikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (= 50 mL)
bolus intravena
 Diberikan cairan dekstrosa 10% per infus, 8 jam per kolf bila
tanpa penyulit lain
 Periksa GD sewaktu (GDS), kalau memungkinkan dengan
glukometer:
 Bila GDS < 50 mg/dL: bolus dekstrosa 40% 50 mL IV
 Bila GDS < 100 mg/dL: bolus dekstrosa 40% 25 mL IV

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Tatalaksana
 Periksa GDS setiap 15 menit setelah pemberian
dekstrosa 40%:
 Bila GDS < 50 mg/dL: bolus dekstrosa 40% 50 mL IV
 Bila GDS < 100 mg/dL: bolus dekstrosa 40% 25 mL IV
 Bila GDS 100-200 mg/dL: tanpa bolus dekstrosa 40%
 Bila GDS > 200 mg/dL: pertimbangkan menurunkan
kecepatan drip dekstrosa 10%

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Tatalaksana

 Bila GDS > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-


turut, pemantauan GDS setiap 2 jam, dengan
protokol sesuai diatas. Bila GDS > 200 mg/dL:
pertimbangkan mengganti infus dengan dekstrosa
5% atau NaCl 0,9%
 Bila GDS > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-
turut masing-masing selang 2 jam, pemantauan
GDS setiap 4 jam, dengan protokol sesuai diatas.
Bila GDS > 200 mg/dL: pertimbangkan mengganti
infus dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Tatalaksana

 Bila GDS > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-


turut masing-masing selang 4 jam, pemeriksaan
GDS dapat diperpanjang sesuai kebutuhan sampai
efek obat penyebab hipoglikemia diperkirakan
sudah habis dan pasien sudah dapat makan seperti
biasa
 Bila hipoglikemi belum teratasi, dipertimbangkan
pemberian antagonis insulin, seperti: glukagon
0,5-1 mg IV/IM atau kortison, adrenal

Sumber: Alwi I, et al. Hipoglikemia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Panduan Penyakit Dalam:
Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing 2015;73-6.
Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : Ny. INS


 Umur : 57 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Dawan, Klungkung
 Pekerjaan : Pedagang
 Agama : Hindu
 Pendidikan : SD
 Status Perkawinan : Kawin
Anamnesis
Keluhan Utama

• Lemas

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke IGD RSUD Klungkung jam 03.15 pagi dalam keadaan
sadar dengan keluhan lemas sejak 1 jam SMRS. Lemas timbul mendadak,
sebelumnya pasien beraktivitas seperti biasa. Pasien juga mengeluh
gemetar dan berkeringat dingin pada seluruh tubuh. Pasien belum pernah
mengalami keluhan serupa sebelumnya. Keluhan demam, mual dan
muntah disangkal. Sebelumnya pasien makan seperti biasa, kebiasaan
makan pasien sedikit tapi sering, sehari-hari pasien makan bubur
beberapa sendok per kali makan. Pasien makan terakhir pukul 22.00 WITA
sebanyak 2 sendok bubur. Pasien memiliki riwayat kencing manis dan
darah tinggi sejak lama, sebelumnya pasien mengonsumsi obat
Glibenclamide 5 mg 1 tablet jam 06.00 dan Metformin 500 mg 2 kali dan
Captopril 25 mg 2 kali pada pagi hari jam 06.00 dan sore jam 18.00.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-)
• Riwayat HT (+) sejak lama, riwayat TD tertinggi
170/100, pasien rutin minum obat Captopril 2 x 25
mg per hari
• Riwayat DM (+) sejak lama, riwayat GD tertinggi
pasien tidak ingat, pasien rutin minum obat
Glibenclamide 1 x 5 mg dan Metformin 2 x 500 mg
per hari
• Riwayat asma (-)
Anamnesis

Riwayat Penyakit Keluarga


•Riwayat keluhan serupa dialami oleh keluarga (-)
•Riwayat HT pada keluarga (-)
•Riwayat DM pada keluarga (-)
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


 GCS : E4V3M6
 Tekanan Darah : 130/60 mmHg
 Nadi : 68x/menit, reguler
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36˚C
 SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik
Mata konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks
cahaya langsung +/+, pupil isokor 3 mm
THT faring hiperemis (-), atrofi papil lidah (-)
Leher pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-), JVP meningkat (-)
Pulmo Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : fremitus normal/normal
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, murmur (-) gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Inspeksi : distensi (-), caput meducae (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas Kuku tangan: koilonychia -/-
Telapak tangan: eritema palmaris -/-
Akral dingin pada ke-4 ekstremitas
Edema (-) pada ke-4 ekstremitas
CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap

Parameter Hasil Nilai Rujukan Unit

Leukosit 7.6 4.6 – 10.2 10e3/uL


Eritrosit 4.00 3.80 – 6.50 10e3/uL
Hemoglobin 10.5 11.5 – 18.0 g/dL
Hematokrit 32.1 37 – 54 %
MCV 80.3 80 – 100 fL
MCH 26.3 27 – 32 pg
MCHC 32.7 31 – 36 %
RDW-CV 13.8 11.5 – 14.5 %
Trombosit 431 150 – 400 10e3/uL
MPV 7.1 7.8 – 11.0 fL
Lymp% 26.1 20 – 40 %
MID% 8.1 1.7 – 9.3 %
Gran% 66 77 – 100 %
Pemeriksaan Penunjang

Ureum, Creatinine, Gula Darah Sewaktu

Parameter Hasil Nilai Normal Unit

Ureum 48 10 – 50 mg/dL
Creatinine 2.33 0.7 – 1.3 mg/dL
GDS 42 80 – 200 mg/dL
Diagnosis

• Hipoglikemia et causa OAD

Tatalaksana

• MRS
• Dekstrose 40% 2 flakon (50 mL) bolus IV
• Maintenance IVFD D10% 20 tpm
• Tunda Glibenclamide dan Metformin
• Evaluasi GDS
Follow Up
22 November 2018
Pukul 03.45 Pukul 08.00 Pukul 12.00
S Pasien mengatakan S Pasien mengatakan S Pasien mengatakan
masih lemas, namun masih lemas namun tidak ada keluhan
sudah membaik sudah membaik

O KU: baik, kesadaran O KU: baik, kesadaran O KU: baik, kesadaran


compos mentis compos mentis compos mentis, GCS
GCS E4V5M6 GCS E4V5M6 E4V5M6
TD: 130/70 mmHg TD: 120/70 mmHg TD: 130/80 mmHg
N: 78x/menit N: 74x/menit N: 80x/menit
R: 20x/menit R: 20x/menit R: 20x/menit
S: 36,3C S: 36,4C S: 36,3C
GDS: 99 mg/dl GDS: 67 mg/dl GDS: 109 mg/dl
A Hipoglikemia et A Hipoglikemia et A Hipoglikemia et
causa OAD causa OAD causa OAD
P Maintenance IVFD P Bolus D40% 1 flakon, P Maintenance IVFD
D10% 20 tpm cek GDS ulang D10% 20 tpm
Pembahasan
Kasus Teori

Pada anamnesis, pasien datang Keluhan yang dialami pasien dan


dengan keluhan lemas sejak 1 jam pemeriksaan fisik yang didapatkan
SMRS. Pasien juga mengeluh gemetar sesuai dengan gejala hipoglikemia
dan berkeringat dingin pada seluruh
tubuh. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan penurunan kesadaran
pada pasien dengan GCS E4V3M6,
dan akral dingin pada ke-empat
ekstremitas

Pada pemeriksaan penunjang gula GDS pasien sesuai dengan definisi


darah sewaktu (GDS), didapatkan hipoglikemia yaitu kadar gula darah
kadar GDS pasien 42 mg/dL. dibawah 60 mg/dL atau dibawah 80
mg/dL dengan gejala klinis
Kasus Teori
Menurut riwayat penyakit pasien, Sesuai dengan teori, kasus
pasien adalah penderita diabetes hipoglikemia paling sering terjadi
melitus sejak lama, rutin pada pasien diabetes
mengonsumsi obat antidiabetik

Sebelum mengalami keluhan, pasien Salah satu penyebab terjadinya


terakhir mengonsumsi hanya 2 hipoglikemia pada pasien diabetes
sendok bubur adalah asupan karbohidrat yang
kurang
Kasus Teori
Penanganan pertama pada pasien Pada penanganan hipoglikemia,
adalah pemberian dekstrose 40% dilakukan pemberian larutan
sebanyak 2 flakon secara bolus IV dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=
50 mL) bolus intravena

Pasien mengeluh lemas, gemetar, Kriteria diagnosis trias Whipple


keringat dingin, didapatkan GDS terpenuhi yaitu:
pasien 42 mg/dL, dan kesadaran • Gejala yang konsisten dengan
pasien pulih setelah dilakukan hipoglikemia
tatalaksana • Kadar glukosa plasma rendah
• Gejala mereda setelah kadar
glukosa plasma meningkat

Anda mungkin juga menyukai