Oleh :
051001700107
Dosen :
1
B. HUBUNGAN ANTARA UNSUR-UNSUR PROYEK
2
Hubungan Konsultan Pengawas dengan Konsultan Perencana
Sub Kontraktor hanya memiliki hubungan dengan kontraktor saja tanpa ada hubunan
dengan elemen – elemen dalam proyek selain kontraktor. Ikatan kontrak hanya terjadi
dengan Kontraktor
Planning
“Sebuah kebaikan yang tidak terencana akan kalah dengan keburukan yang terencana
dengan baik” Layaknya ungkapan Suatu kegiatan mustahil terwujud tanpa adanya sebuah
perencana yang dikemas dalam suatu program kerja. Dimana untuk membuat sebuah
program kerja pasti diperlukan pertimbangan yang matang dari segi kelemahan, kelebihan,
hambatan, serta tujuan dan manfaat dari kegiatan tersebut. Untuk sebuah kegiatan yang
nantinya dapat berjalan sukses tentunya diperlukan perencanaan dengan segala
pertimbangan yang matang.
Organizing
Jika langkah perencanaan telah selesai, kemudian hasilnya dibawa ke kelomok yang lebih
besar. Yakni mulai dengan langkah membentuk kepanitiaan (organizing committee).
Semua kegiatan tentu tidak lepas dari kepanitiaan baik panitia kecil maupun panitia yang
membutuhkan banyak SDM, dimana sebuah tim kepanitian tersebut dapat saling bekerja
sama dan memiliki satu tujuan yang jelas untuk mendukung kegiatan tersebut. Sehingga
dengan adanya kepanitiaan yang terstruktur, kegiatan dapat berjalan sistematis. Besar
kecilnya orang yang terlibat dalam kepanitiaan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan.
Disamping kekurangan SDM bisa menjadi masalah, kelebihan yang terlalu banyak juga
bisa menimbulkan masalah. Karena mengatur banyak orang lebih sulit dari pada sedikit
orang.
Actuating
Pelaksanaan dari sebuah kegiatan merupakan puncak dari hasil kerja sama sebuah
kepanitiaan, dengan harapan sebuah tim kepanitiaan dapat saling membantu dan
memberikan solusi terhadap suatu masalah yang terjadi antara panitia satu dengan yang
lain. Sehingga, dalam keadaan seperti apapun, kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan
sukses.
3
Controlling
Pengontrolan terhadap suatu kegiatan juga salah satu aspek yang amat penting saat kegiatan
tersebut berlangsung. Pengontrolan disini adalah tugas dari seorang pemimpin.
Pengontrolan dilakukan dari berbagai segi yaitu kerja serta emosi tim kepanitiaan, kondisi
kegiatan, kenyamanan peserta, waktu berlangsungnya tiap sesi dari susunan acara yang
telah dibuat, dsb. Tujuan dari adanya pengontrolan ini adalah agar kegiatan dapat berjalan
sesuai susunan acara dan konsep yang telah disepakati sebelumnya, sehingga kegiatan
tersebut membuahkan hasil yang maksimal.
D. BENTUK-BENTUK ORGANISASI.
4
E. UNSUR MANAJEMEN
Money (uang)
Perusahaan dalam menjalankan seluruh aktifitas sehari-harinya tidak akan bisa terlepas dari
biaya yang diukur dengan satuan sejumlah uang.Dengan ketersediaan uang atau dana yang
memadai maka manajemen perusahaan akan lebih leluasa dalam melakukan sejumlah
efisiensi untuk mencapai tujuan akhir perseroan yaitu memperoleh laba yang maksimal.
Pembelian bahan material atau bahan baku nilainya akan jauh lebih murah jika dilakukan
dengan pembayaran tunai begitu pula dengan jumlah atau quantity, semakin banyak
quantity yang dipesan maka secara otomatis akan mendapatkan jumlah
harga discount khusus dari vendor.
Methods (metode)
Dalam menerapkan manajemen untuk mengelola sejumlah unsur-unsur diatas dibutuhkan
suatu metode atau standard opartional prosedure yang baku. Setiap divisi di dalam
perusahaan memiliki fungsi pokok tugas atau job desk tersendiri dan masing masing divisi
tersebut saling berkaitan erat dalam menjalankan aktifitas perusahaan.
Market (pasar)
Konsumen atau pasar merupakan elemen yang sangat penting, tanpa permintaan maka
proses produksi akan terhenti dan segala aktifitas perusahaan akan vakum.
Agar dapat menguasai segmentasi pasar pihak manajemen harus memiliki strategi
pemasaran yang handal dan dapat bersaing dengan kompetitor market sejenis baik dari sisi
harga, kualitas maupun kuantitas.
5
F. SIKLUS HIDUP PROYEK
Siklus proyek konstruksi (project life cycle) terdiri dari 8 tahap (phase), yaitu
Tahap Inisiasi proyek (Initiation phase),
Tahap Studi Kelayakan Proyek (Feasibility Project)
Tahap Perencanaan dan Pengembangan (Planning-Develop phase)
Tahap Pengadaan (Procurement Phase)
Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Excecution & Controll phase)
Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase)
Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational & Maintanance)
Tahap Evaluasi Proyek (Eavaluation)
6
Tahap Pengadaan (Procurement)
Pada tahap ini merupakan tahap mengajukan suatu tender kepada pemilik proyek dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa anggaran proyek, spesifikasi,
gambar kerja, kontrak, dsb. Pada tahap ini pihak pelaksana/kontraktor akan mengajukan
dokumen tender sesuai dengan ketentuan dari penyelenggara tender tersebut. Bentuk
tender/pelelangan dapat berupa penunjukan langsung, pemilihan langsung dan pelelangan
terbuka (Umum).
Tahap Pelaksanaan dan Pengontrolan (Excecution and Controll phase)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atau implementasi dari suatu proyek yang telah
direncanakan, pada tahap ini banyak sumber daya yang akan digunakan seperti material,
mesin, uang, metode, tenaga kerja, pada tahap inilah suatu proyek dapat terealisasi setelah
memalui tahap perencanaan. Dalam siklus hidup proyek konstruksi tahap pelaksanaan
merupakan tahap yang paling kompleks akan timbulnya masalah.
Tahap Penyelesaian proyek (Closing phase),
Tahap ini terdiri dari masa perawatan dan serah terima. Proses serah terima umumnya
dibagi dua tahap, tahap pertama setelah pekerjaan konstruksi selesai dan siap digunakan
dan selanjutnya setelah masa perawatan selesai. Output dari tahap ini adalah final dokumen
yang berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar final (as built
drawing), manual operasi dan berita acara serah terima atau penyelesaian proyek yang
merupakan tahap akhir dari sebuah proyek. Pada tahap ini kualitas dari suatu hasil produk
proyek harus menjadi prioritas agar hubungan kerja sama antara pemilik dan pelaksana
proyek..
Tahap Operasional dan Pemeliharaan (Operational & Maintanance Phase)
Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah proyek selesai terealisasikan, dimana pada
tahap ini dilakukan operasional dari hasil produk tersebut sesuai fungsinya serta dilakukan
proses perawatan selama umur proyek tersebut. Tahap ini merupakan tahap yang memiliki
siklus hidup terpanjang dari semua tahapan, dimana pada tahap ini akan berlangsung suatu
proses operasional dan perawatan akan hasil produk proyek selama umur yang akan
difungsikan..
Tahap Evaluasi Proyek (Eavaluation),
Dimana pada tahap ini dilakukan suatu analisis evaluasi setelah mendekati umur dari suatu
produk proyek, pada tahap ini pula dilakukan suatu pengambilan keputusan dari hasil
evaluasi apakah akan dilakukan Perbaikan (Repair) atau dibuat baru kembali sehingga akan
kembali lagi pada tahap awal yaitu tahap inisiasi proyek. Tahap ini umumnya berupa
analisis evaluasi dari kondisi fisik produk proyek konstruksi yang telah mendekati atau
melampaui umur rencana, sehingga keputusan akan dilakukannya tindak lanjut dari produk
proyek tersebut akan diputuskan pada tahap ini. Hal ini tentunya tergantung dari kondisi
fisik produk konstruksi dan kondisi finansial pemilik, sehingga sangat mempengaruhi hasil
keputusan evaluasinya.
7
G. Bentuk / tipe kontrak konstruksi
Dalam kontrak ini, pihak kontraktor hanya menentukan harga satuan pekerjaan untuk biaya
semua jenis pekerjaan yang mungkin dikeluarkan termasuk biaya overhead dan
keuntungan. Biasanya, kontrak ini digunakan jika kuantitas aktual dan masing-masing item
pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum proyek dimulai. Pemilik dan
kontraktor akan melakukan opname atau pengukuran bersama terhadap jumlah bahan yang
terpasang untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya. Kelemahan dari jenis
kontrak ini yaitu pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga
proyek itu selesai.
Dalam kontrak ini, kontraktor akan menerima pembayaran atas pengeluarannya, ditambah
dengan biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya biaya overhead dan keuntungan
biasanya dihitung berdasarkan presentase biaya yang akan dikeluarkan kontraktor. Yang
menjadi kelemahan jenis kontrak ini hampir sama dengan jenis kontrak harga satuan
dimana pemilik tidak dapat mengetahui biaya aktual proyek yang akan dilaksanakan.
Biasanya kontrak jenis ini dipakai jika proyek tersebut harus diselesaikan dalam waktu
yang singkat sementara rencana dan spesifikasinya belum dapat diselesaikan.
Dalam kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan proyek sesuai dengan
rancangan biaya tertentu. Apabila terjadi perubahan dalam kontrak, perlu dilakukan
negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya pembayaran (baik
tambah maupun kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan
tersebut.
Kontrak jenis ini hanya bisa diterapkan apabila ada perencanaan yang telah benar-benar
selesai, dimana kontraktor sudah dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat.
Biasanya pemilik proyek dengan jumlah anggaran yang terbatas akan memilih jenis kontrak
ini karena merupakan satu-satunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti terhadap biaya
yang akan dikeluarkan.
Hasil Tender
Penunjukan
Negosiasi
8
Menurut cara penentuan harga:
Fixed price or lump sum price contract
Fixed unit price contract
Escalation contract
Cost plus fee contract
Target estimate with penalty and incentive fee contract
Lump sum
Harga satuan
Gabungan lump sum dan harga satuan
Terima jadi (turn key)
Persentase
Tahun tunggal
Tahun jamak
9
Kontrak proyek system Harga satuan
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap, untuk
Setiap satuan/unsur pekerjaan dengan Spesifikasi teknis tertentu, yang
volume Pekerjaannya masih bersifat sementara, Sedangkan pembayarannya
didasarkan Pada hasil pengukuran bersama atas volumePekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
- 10
Kontrak Proyek Sistem Pendanaan Penuh Dari Penyedia Jasa
( contractor full prefinancing)
Kontrak ini merupakan pola kerjasama antara pemilik tanah / lahan dengan investor
untuk menjadikan lahan menjadi satu fasilitas tertentu
Setelah pembangunan fasilitas selesai. Investor diberi hak untuk mengelola dan
memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu
Selama pengoperasian fasilitas harus dalam keadaan baik
Bentuk kontrak BOO. Disiini setelah dibangun , investor diberi hak untuk
Mengelola pada akhirnya memiliki sebagian fasilitas yang sudah disepakati
10