Disusun Oleh:
Dosen Pengampu
ADISASTRA PENGALAMAN TARIGAN, ST., M.T
Puji dan syukur, kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Bapak Andrian Haro selaku dosen mata kuliah
Manajemen Operasional.
Kami sebagai penulis makalah ini juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan arti yang penting
kepada pembanya. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan kritik yang membangun dalam rangka tercapainnya
kesempurnaan dalam makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada tahun 1969, Project Management Institute (PMI) dibentuk di Amerika Serikat. PMI
menerbitkan buku Panduan yang sering disebut dengan PMBOK Guide (Project Management
Body of Knowledge Guide), yang menggambarkan praktek manajemen proyek yang umum
untuk "hampir semua proyek dan hampir semua waktu". PMI juga menawarkan beberapa
sertifikasi seperti PMP, CAMP dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri Manajemen Proyek berkembang pada era tahun 1970-1990 an diawali
dengan semakin banyaknya berkembang proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan
profesional di bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali adalah Project
Management Institut Chapter Jakarta (yan sekarang disebut PMI - Indonesia). PMI Indonesia
didirikan pada tahun 1996 dan merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan,
konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek Indonesia dan bekerja untuk pengembangan
pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan semua stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu
cabang dari Project Management Institute (PMI), sebuah organisasi, nirlaba profesional di
seluruh dunia terkemuka.
Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah mengidentifikasi urutan langkah yang
harus diselesaikan, yang dapat juga dapat disebut "Siklus Kehidupan Proyek" (Project Life
Cycle). Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek
disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai.
2. Rumusan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian manajemen
• Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno “management”, yang memiliki arti
"seni melaksanakan dan mengatur”. Pengertian manajemen adalah proses merencanakan,
mengatur, memimpin, mengendalikan suatu pekerjaan atau pekerja untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
Pengertian proyek
• Pengertian proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar
permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan
tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis
atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Pengertian manajemen proyek menurut Hughes dan Cotteral (2002;8-9) manajemen proyek
adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan user
harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa diketahui.
Pengertian manajemen proyek menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen proyek
dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya (manusia,
peralatan, bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu suatu proyek.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah
kemampuan dalam melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer
proyek harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek adalah
aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah memenuhi kebutuhan
proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup proyek memiliki fungsi untuk
mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-
aktivitas apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek
2) Perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan. Pada tahap ini, manajer proyek akan
mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol
dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana mengendalikan
perubahan akan ruang lingkup proyek.
3) Pendefinisian ruang lingkup proyek. Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan
didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa
depan
4) verifikasi (pemeriksaan dan pengkajian ulang) proyek serta kontrol atas perubahan yang
mungkin terjadi saat proyek tersebut dimulai. Tahap ini merupakan tahap dimana final project
scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5) Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek, tidak
jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol
terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan mengakibatkan
meluasnya ruang lingkup proyek.
3. Macam-Macam Proyek
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan, dan konstruksi. Proyek seperti ini contohnya pembangunan gedung, jembatan, jalan
raya, fasilitas industri dan lain-lain.
Proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut
adalah hasil usaha kegiatan proyek. Kegiatan utamanya meliputi desain engineering,
pengembangan produk (product development), manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan
operasi produk yang dihasilkan. Contohnya seperti pembuatan generator listrik, mesin pabrik,
kendaraan. Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan produk
yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu
produk tertentu. Dalam mengejar proses akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang
berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Proyek ini dapat berupa proyek yang
meningkatkan dan memperbaiki mutu produk. Contoh : Proyek membuat robot yang difungsikan
untuk membantu pekerjaan rumah tangga, penelitian mengenai ditemukannya bibit unggul dari
suatu tanaman.
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa
berupa : perusahaan merancang reorganisasi, ,perancangan struktur organisasi, merancang sistem
informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun perangkat keras, merancang program
efisiensi dan penghematan, serta melakukan diversifikasi, penggabungan dan pengambil alihan.
Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah memilah-milah macam proyek berdasarkan
criteria diatas karena seringkali satu proyek mengandung macam-macam komponen kegiatan
dengan bobot(harga, atau jam, orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai contoh, proyek instalasi
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat digolongkan sebagai
proyek engineering-konstruksi. Namun bila dilihat komponen utamanya seperti ketel uap,
generator listrik, turbin uap, dan peralatan lainnya yang semuanya melibatkan engineering-
manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan manufaktur akan memiliki bobot(biaya) tidak
jauh berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan mungkin lebih. Atas dasar itulah pengelompokan
seperti diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena memang tidak terdapat batas yang jelas,
tetapi hendaknya dilihat dari komponen kegiatan yang diperkkirakan memiliki bobot terbesar.
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk dalam jumlah
besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun sarana produksi baru.
Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek
menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbarui perangkat dan system kerja lama
agar lebih mampu bersaing.
Suatu sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan. Pada
masing-masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.
Sampai saat ini belum ada keseragaman pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumlah
maupun terminologi yang dipakai. Hal ini antara lain karena banyaknya macam, ukuran, dan
kompleksitas proyek, serta latar belakang tujuan pembagian itu sendiri.
Salah satu sistematika penahapan yang luas pemakaiannya adalah disusun oleh United National
Industrial Development Organization (UNIDO). UNIDO membagi siklus proyek menjadi 2
tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap implementasi. Kegiatan pada kedua tahap itu diperinci
menjadi sebagai berikut :
Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instansi yang baru selesai
dibangun.
5.2.2. Tahap 1
5.2.3. Tahap 2
Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang-orang dalam tim, antar departemen,
antara user dan kontruktor, antara tim proyek dan staf fungsional.
Konflik antara user dan kontraktor sudah akan muncul ketika keduanya terlibat untuk negoisasi
kontrak. Masing-masing pihak biasanya akan lebih mementingkan pihaknya sendiri daripada
mengembangkan kepercayaan dan saling bekerjasama untuk mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan. Hasil akhir proyek juga memungkinkan terjadinya konflik antara user dan
kontraktor.
Didalam organisasi sendiri sangat besar peluang untuk terjadinya konflik. Peluang ini akan besar
bila kelompok-kelompok yang bekerja dalam proyek mempunyai perbedaan dalam hal tujuan
dan harapan, beberapa hal tidak jelas siapa yang harus membuat atau berwenang untuk membuat
keputusan, memang ada konflik antar individu dalam proyek.
Penyebab utama konflik yang terjadi dalam manajemen proyek adalah 3 hal yakni penjadwalan
proyek, prioritas proyek dan tenaga kerja. Sedangkan penyebab lain adalah masalah teknis dan
trade off hasil fisik, administrasi dan organisasi, perbedaan interpersonal dan biaya. Contohnya
jika pada tahap akhir proyek banyak pekerjaan belum selesai maka jadwal akan menjadi sumber
konflik.
7. Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar
tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat di
implementasikan.
Filosofi Perencanaan :
Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka perusahaan harus memberi wewenang untuk
melakukan perencanaan sebagai berikut :
1) Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan‐kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan
hasil akhir proyek, waktu, biaya dan performansi (cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.) yang ditargetkan.
2) Pekerjaan‐pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek harus
diuraikan dan didaftar.
4) Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat yang memperlihatkan waktu tiap aktifitas
dan batas selesai.
1) Work breakdown structure (WBS) untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam
proyek
2) Matriks tanggung jawab untuk menentukan organisasi proyek , orang-orang kunci dan
tanggung jawabnya.
3) Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal induk proyek, dan jadwal pekerjaan secara detail
4) Jaringan kerja (network) untuk memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai, kapan
selesai, kapan proyek secara keseluruhan akan selesai.
Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur unsure-unsur sumber daya
perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain dalam suatu
gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut :
b. Mengelompokkan pekerjaan
Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur
organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan formal, bentuk bentuk struktur formal
yang terkenal adalah fungsional, produk, area dan matriks
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang
terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan
dalam satu unit yang dinamakan bidang atau departemen. Dengan maksud yang sama bidang
dipecah lagi menjadi subunit yang lebih kecil.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain memudahkan
pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor hanya pada 1 atasan, adanya potensi
meningkatkan keterampilan dan keahlian individu serta kelompok untuk menjadi spesialis pada
bidangnya, konsentrasi perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang bersangkutan,
penggunaan sumberdaya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan yang sejenis dan
berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja personil serta biaya jadwal dan mutu produk.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain
cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran (output) masing-maisng bidang. Hal ini dapat
mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh, sulit mengkoordinasi dan
mengintegrasikan pekerjaan yang multidisiplin dan melibatkan banyak pihak di luar organisasi
dan kurangnya jalur komunikasi horizontal.
BAB 3
KESIMPULAN
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengendalikan dan mengawasi sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan sehingga
mencapai sasaran dan tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah kemampuan dalam melakukan
manajemen ruang lingkup proyek, yang memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta
mengendalikan aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang
tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Timbulnya suatu proyek dapat berasal dari (1)rencana pemerintah, yang tujuannya
dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat, (2)permintaan pasar, (3)dari dalam
perusahaan yang bersangkutan, serta (4)dari Kegiatan penelitian dan pengembangan. Suatu
sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan. Pada
perkembangannya seringkali terjadi apa yang dinamakan konflik. Konflik yang tidak dikelola
dengan baik sangat berpotensi untuk menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Penyebab
utama konflik yang terjadi dalam manajemen proyek adalah 3 hal yakni penjadwalan proyek,
prioritas proyek dan tenaga kerja. Selain konflik, perencanaan juga termasuk perkembangan bagi
proyek manajemen. Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan
administratif agar dapat di implementasikan.