Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PROYEK

Disusun Oleh:

NAMA : YOGA GINTARA GINTING


NPM : 1714210183
PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO

Dosen Pengampu
ADISASTRA PENGALAMAN TARIGAN, ST., M.T

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS PANCA BUDI
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Bapak Andrian Haro selaku dosen mata kuliah
Manajemen Operasional.

Kami sebagai penulis makalah ini juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan arti yang penting
kepada pembanya. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan kritik yang membangun dalam rangka tercapainnya
kesempurnaan dalam makalah ini.

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada tahun 1969, Project Management Institute (PMI) dibentuk di Amerika Serikat. PMI
menerbitkan buku Panduan yang sering disebut dengan PMBOK Guide (Project Management
Body of Knowledge Guide), yang menggambarkan praktek manajemen proyek yang umum
untuk "hampir semua proyek dan hampir semua waktu". PMI juga menawarkan beberapa
sertifikasi seperti PMP, CAMP dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri Manajemen Proyek berkembang pada era tahun 1970-1990 an diawali
dengan semakin banyaknya berkembang proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan
profesional di bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali adalah Project
Management Institut Chapter Jakarta (yan sekarang disebut PMI - Indonesia). PMI Indonesia
didirikan pada tahun 1996 dan merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan,
konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek Indonesia dan bekerja untuk pengembangan
pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan semua stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu
cabang dari Project Management Institute (PMI), sebuah organisasi, nirlaba profesional di
seluruh dunia terkemuka.

Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah mengidentifikasi urutan langkah yang
harus diselesaikan, yang dapat juga dapat disebut "Siklus Kehidupan Proyek" (Project Life
Cycle). Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek
disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai.

2. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari manajemen proyek?

2) Bagaimana ruang lingkup manajemen proyek?

3) Apa saja macam-macam proyek?

4) Apa yang melatar-belakangi timbulnya suatu proyek?

5) Bagaimana perkembangan dalam siklus proyek?

6) Bagaimana cara mengelola konflik dan perencanaan dalam proyek?

3. Tujuan dan Manfaat

1) Untuk mengetahui dan memahami pengertian- pengertian manajemen, proyek dan


manajemen proyek, dan

2) Mengetahui kebijakan dan perencanaan proyek


3) Mengetahui kebutuhan manajer dalam sebuah proyek

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen proyek

Pengertian manajemen

• Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno “management”, yang memiliki arti
"seni melaksanakan dan mengatur”. Pengertian manajemen adalah proses merencanakan,
mengatur, memimpin, mengendalikan suatu pekerjaan atau pekerja untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.

Pengertian proyek

• Pengertian proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar
permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan
tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis
atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.

1.1. Pengertian manajemen proyek menurut para ahli

Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan,


menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.

Pengertian manajemen proyek menurut Hughes dan Cotteral (2002;8-9) manajemen proyek
adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan user
harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa diketahui.

Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge)


dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan
(knowledges), ktrampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas
proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

Pengertian manajemen proyek menurut Schawalbe (2004;8) manajemen proyek merupakan


aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk aktifitas suatu proyek dengan
maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.
Pengertian manajemen proyek menurut Wulfram I. Ervianto (2003:19) Manajemen proyek
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) samapi selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat mutu.

Pengertian manajemen proyek menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen proyek
dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya (manusia,
peralatan, bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu suatu proyek.

Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,


mengendalikan dan mengawasi sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan sehingga
mencapai sasaran dan tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Ruang Lingkup Manajemen Proyek

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah
kemampuan dalam melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer
proyek harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek adalah
aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah memenuhi kebutuhan
proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup proyek memiliki fungsi untuk
mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-
aktivitas apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek

1) Menentukan waktu proyek dimulai.

2) Perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan. Pada tahap ini, manajer proyek akan
mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol
dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana mengendalikan
perubahan akan ruang lingkup proyek.

3) Pendefinisian ruang lingkup proyek. Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan
didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa
depan

4) verifikasi (pemeriksaan dan pengkajian ulang) proyek serta kontrol atas perubahan yang
mungkin terjadi saat proyek tersebut dimulai. Tahap ini merupakan tahap dimana final project
scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.

5) Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek, tidak
jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol
terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan mengakibatkan
meluasnya ruang lingkup proyek.
3. Macam-Macam Proyek

Dilihat dari komponen kegiatannya, proyek dapat dibedakan menjadi :

3.1. Proyek Engineering-Konstruksi

Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan, dan konstruksi. Proyek seperti ini contohnya pembangunan gedung, jembatan, jalan
raya, fasilitas industri dan lain-lain.

3.2. Proyek Engineering-Manufaktur

Proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut
adalah hasil usaha kegiatan proyek. Kegiatan utamanya meliputi desain engineering,
pengembangan produk (product development), manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan
operasi produk yang dihasilkan. Contohnya seperti pembuatan generator listrik, mesin pabrik,
kendaraan. Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan produk
yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.

3.3. Proyek Penelitian dan Pengembangan

Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu
produk tertentu. Dalam mengejar proses akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang
berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Proyek ini dapat berupa proyek yang
meningkatkan dan memperbaiki mutu produk. Contoh : Proyek membuat robot yang difungsikan
untuk membantu pekerjaan rumah tangga, penelitian mengenai ditemukannya bibit unggul dari
suatu tanaman.

3.4. Proyek Pelayanan Manajemen

Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa
berupa : perusahaan merancang reorganisasi, ,perancangan struktur organisasi, merancang sistem
informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun perangkat keras, merancang program
efisiensi dan penghematan, serta melakukan diversifikasi, penggabungan dan pengambil alihan.

3.5. Proyek kapital


Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau
pemerintah. Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian
materiil, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas, desain mesin dan konstruksi guna
pembangunan instalasi pabrik/gedung baru.

Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah memilah-milah macam proyek berdasarkan
criteria diatas karena seringkali satu proyek mengandung macam-macam komponen kegiatan
dengan bobot(harga, atau jam, orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai contoh, proyek instalasi
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat digolongkan sebagai
proyek engineering-konstruksi. Namun bila dilihat komponen utamanya seperti ketel uap,
generator listrik, turbin uap, dan peralatan lainnya yang semuanya melibatkan engineering-
manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan manufaktur akan memiliki bobot(biaya) tidak
jauh berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan mungkin lebih. Atas dasar itulah pengelompokan
seperti diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena memang tidak terdapat batas yang jelas,
tetapi hendaknya dilihat dari komponen kegiatan yang diperkkirakan memiliki bobot terbesar.

4. Timbulnya Suatu Proyek

Timbulnya suatu proyek dapat berasal dari hal berikut:

4.1. Rencana pemerintah

Tujuannya dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat, contohnya proyek


pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, bendungan, lapangan terbang
dan lain-lain.

4.2. Permintaan pasar

Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk dalam jumlah
besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun sarana produksi baru.

4.3. Dari dalam perusahaan yang bersangkutan

Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek
menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbarui perangkat dan system kerja lama
agar lebih mampu bersaing.

4.4. Dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan


Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak manfaat dan
peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi. Misalnya, komoditi obat-
obatan dan bahan kimia yang lain

5. Perkembangan dalam Siklus Proyek

Suatu sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan. Pada
masing-masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.
Sampai saat ini belum ada keseragaman pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumlah
maupun terminologi yang dipakai. Hal ini antara lain karena banyaknya macam, ukuran, dan
kompleksitas proyek, serta latar belakang tujuan pembagian itu sendiri.

5.1. Pembagian Menurut UNIDO

Salah satu sistematika penahapan yang luas pemakaiannya adalah disusun oleh United National
Industrial Development Organization (UNIDO). UNIDO membagi siklus proyek menjadi 2
tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap implementasi. Kegiatan pada kedua tahap itu diperinci
menjadi sebagai berikut :

5.1.1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan.

b. Pengembangan ide menjadi konsep-konsep alternatif.

c. Formulasi lingkup proyek.

d. Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk investasi.

5.1.2. Tahap Implementasi

a. Penyiapan desain-engineering terinci, jadwal induk, dan anggaran.

b. Pengadaan kontrak dan pembelian.

c. Pengerjaan aplikasi, kontruksi, uji coba, dan start-up.

Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instansi yang baru selesai
dibangun.

5.2.Pembagian Menurut MRDC


Mobil Research and Development Corporation (MRDC), suatu anak perusahaan Mobil Oil-
Princeton USA yang bergerak dalam konsultasi bidang penelitian dan pengembangan termasuk
pengelolaan proyek, menyusun sistematika siklus proyek menjadi tiga tahap. Ketiga tahap
tersebut terdiri atas Front-end, Tahap 1 dan Tahap 2, dengan perincian sebagai berikut :

5.2.1. Front End

Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi lingkup gagasan (ide) yang timbul.

b. Memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin.

c. Memilih alternatif dan merumuskannya menjadi lingkup kerja pendahuluan.

d. Membuat perkiraan biaya dan jadwal pendahuluan.

e. Menyiapkan angka anggaran biaya tahap berikutnya.

5.2.2. Tahap 1

Terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Memperjelas definisi lingkup kerja.

b. Menyusun anggaran proyek dan jadwal induk;

c. Menyiapkan dokumen tender, rancangan kontrak, dan memilih calon pelaksana


(kontraktor) untuk pekerjaan Tahap 2.

5.2.3. Tahap 2

Kegiatan utama pada tahap ini terdiri dari :

a. Membuat desain-engineering terinci.

b. Melakukan pembelian atau kontrak material dan jasa.

c. Manufaktur (pabrikasi) peralatan dan konstruksi.

d. Melakukan inspeksi, uji coba, dan start-up.

6. Mengelola Konflik dalam Proyek


Sebagian besar orang yang pernah aktif dalam organisasi akan setuju pada satu hal bahwa yang
paling sulit adalah mengatur orang. Karena dalam interaksinya seringkali terjadi apa yang
dinamakan konflik. Konflik yang tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi untuk
menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian tidaklah menyimpang jika dalam
pembahasan manajemen proyek dimasukkan pembahasan tentang manajemen konflik ini.

6.1. Munculnya konflik

Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang-orang dalam tim, antar departemen,
antara user dan kontruktor, antara tim proyek dan staf fungsional.

6.1.1. Konflik antara user dan kontraktor

Konflik antara user dan kontraktor sudah akan muncul ketika keduanya terlibat untuk negoisasi
kontrak. Masing-masing pihak biasanya akan lebih mementingkan pihaknya sendiri daripada
mengembangkan kepercayaan dan saling bekerjasama untuk mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan. Hasil akhir proyek juga memungkinkan terjadinya konflik antara user dan
kontraktor.

6.1.2. Konflik dalam organisasi proyek

Didalam organisasi sendiri sangat besar peluang untuk terjadinya konflik. Peluang ini akan besar
bila kelompok-kelompok yang bekerja dalam proyek mempunyai perbedaan dalam hal tujuan
dan harapan, beberapa hal tidak jelas siapa yang harus membuat atau berwenang untuk membuat
keputusan, memang ada konflik antar individu dalam proyek.

6.2. Manfaat adanya konflik

a. Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik

b. Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam


menyelesaikan masalah.

c. Memunculkan masalah lama ke permukaan dan kesepakatan tentang adanya masalah


tersebut.

d. Memacu orang untuk menyelesaikan pandangannya.

e. Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreativitas seseorang.


f. Memberikan kesempatam kepada seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.

6.3. Konflik selama siklus hidup proyek

Penyebab utama konflik yang terjadi dalam manajemen proyek adalah 3 hal yakni penjadwalan
proyek, prioritas proyek dan tenaga kerja. Sedangkan penyebab lain adalah masalah teknis dan
trade off hasil fisik, administrasi dan organisasi, perbedaan interpersonal dan biaya. Contohnya
jika pada tahap akhir proyek banyak pekerjaan belum selesai maka jadwal akan menjadi sumber
konflik.

7. Perencanaan Proyek

Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar
tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat di
implementasikan.

Filosofi Perencanaan :

• Aman : keselamatan terjamin

• Efektif : produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan

• Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya

• Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan

7.1. Tujuan perencanaan proyek :

1) Mempermudah perumusan permasalahan proyek

2) Menentukan metode atau cara yang sesuai

3) Kelancaran kegiatan lebih terorganisir

4) Mendapatkan hasil yang optimum

Manfaat Perencanaan tersebut bagi proyek yaitu :

1) Mengetahui keterkaitan antar kegiatan

2) Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis)


3) mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus menyelesaikanya.

7.2. Tahap-tahap perencanaan proyek

Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka perusahaan harus memberi wewenang untuk
melakukan perencanaan sebagai berikut :

1) Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan‐kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan
hasil akhir proyek, waktu, biaya dan performansi (cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.) yang ditargetkan.

2) Pekerjaan‐pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek harus
diuraikan dan didaftar.

3) Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen‐departemen yang ada,


subkontraktor yang diperlukan dan manajer manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas
pekerjaan yang ada.

4) Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat yang memperlihatkan waktu tiap aktifitas
dan batas selesai.

5) Ramalan mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.

7.3. Alat-alat perencanaan

1) Work breakdown structure (WBS) untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam
proyek

2) Matriks tanggung jawab untuk menentukan organisasi proyek , orang-orang kunci dan
tanggung jawabnya.

3) Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal induk proyek, dan jadwal pekerjaan secara detail

4) Jaringan kerja (network) untuk memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai, kapan
selesai, kapan proyek secara keseluruhan akan selesai.

8. Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek

Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur unsure-unsur sumber daya
perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain dalam suatu
gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut :

a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan

b. Mengelompokkan pekerjaan

c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan

d. Mengetahui wewenang, dan tanggung jawab serta melakukan pekerjaan

e. Menyusun mekanisme koordinasi

Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur
organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan formal, bentuk bentuk struktur formal
yang terkenal adalah fungsional, produk, area dan matriks

8.1. Organisasi fungsional

Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang
terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan
dalam satu unit yang dinamakan bidang atau departemen. Dengan maksud yang sama bidang
dipecah lagi menjadi subunit yang lebih kecil.

Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain memudahkan
pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor hanya pada 1 atasan, adanya potensi
meningkatkan keterampilan dan keahlian individu serta kelompok untuk menjadi spesialis pada
bidangnya, konsentrasi perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang bersangkutan,
penggunaan sumberdaya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan yang sejenis dan
berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja personil serta biaya jadwal dan mutu produk.

Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain
cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran (output) masing-maisng bidang. Hal ini dapat
mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh, sulit mengkoordinasi dan
mengintegrasikan pekerjaan yang multidisiplin dan melibatkan banyak pihak di luar organisasi
dan kurangnya jalur komunikasi horizontal.

BAB 3

KESIMPULAN
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengendalikan dan mengawasi sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan sehingga
mencapai sasaran dan tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah kemampuan dalam melakukan
manajemen ruang lingkup proyek, yang memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta
mengendalikan aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang
tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.

Timbulnya suatu proyek dapat berasal dari (1)rencana pemerintah, yang tujuannya
dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat, (2)permintaan pasar, (3)dari dalam
perusahaan yang bersangkutan, serta (4)dari Kegiatan penelitian dan pengembangan. Suatu
sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan. Pada
perkembangannya seringkali terjadi apa yang dinamakan konflik. Konflik yang tidak dikelola
dengan baik sangat berpotensi untuk menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Penyebab
utama konflik yang terjadi dalam manajemen proyek adalah 3 hal yakni penjadwalan proyek,
prioritas proyek dan tenaga kerja. Selain konflik, perencanaan juga termasuk perkembangan bagi
proyek manajemen. Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan
administratif agar dapat di implementasikan.

Anda mungkin juga menyukai