Anda di halaman 1dari 8

perBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen sebgai ilmu mengelola suatu kegiatan yang bersifat kecil atau bahkan
sangat besar, mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir. Dengan menerapkan prinsip-
prinsip dasar manajemen yang sama oleh individu atau organisaasi yang berbeda, hasil akhir
proses manajmen dapat berbeda satu dengan. Ini karena ada perbedaan-perbedaan budaya,
pengalaman, lingkungan, kondisi sosial, tingkat ekonomi, karakter sumber daya manusia sert
akemampuan untuk menguasai prinsip-prinsip dasar manajemen.

Perkembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen berjalan beriringan dengan


perkembangan praktis yang terjadi sehari-hari dalam laju kemajuan implementasi prinsip-prinsip
manajemen pada masyarakat. Pengalaman selama proses implementasi memberikan suatu data
primer yang berguna untuk mengembangkan teori-teori manajemen agar menjadi lebih luas dan
mempunyai nilai tambah, sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu manajemen baik secara teoritis
maupun praktis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui jeni-jenis proyek

2. Mengetahui jenis-jenis organisasi proyek

1.3 Kegunaan Penelitian

Kegunaan teoritis, berguna untuk keilmuan dan dalam praktek. Yakni sebagai bahan
kajian mengenai manajemen proyek. Selain itu dapat menjadi salah satu referensi pihak-pihak
yang memerlukan
Secara praktis penelitian ini oleh pihak-pihak yang memerlukan untuk membantu
permasalahan yang terjadi.

1
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara garis besar tema utama dalam landasan evaluasi sitem organisasi
dalam proyek pembangunan yang didalamnya meliputi latar belakang, rumusan masalah,
kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis, serta kerangka pikiran.
BAB II KAJIAN TEORITIK
Mengkaji tentang teori-teori mengenai manajmen proyek yang digunakan untuk
mendukung perencanaan yang meliputi definisi hotel, jeni-jenis organisasi proyek, jenis dan
jenis-jenis proyek.
BAB III METODA PENELITIAN
Berisi mengenai penelitian data-data pada laporan ini, yang meliputi metoda penelitian
dan teknik pengumpulan data.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI OBJEK TERPILIH
Berisi tentang hasil data-data terpilih yang meliputi analisa hasil studi banding objek
terpilih dan evaluasi data-data hasil studi banding objek terpilih
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas tentang kesimpulan dari data-data yang diperoleh dari hasil studi banding
pada objek terpilih

2
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Definisi Manajemen Proyek

Manajemen merupakan suatu proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian


dari organisasi dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta
menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan pada
sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan berjalannya waktu.
Sedangkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha yang kompleks, tidak rutin,
dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat
memenuhi kebutuhan konsumen.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan
sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan
pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk
suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan
dan perbaikan yang berkelanjutan.

Manajemen proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya
dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek.
Didalam rangkaian kegiatan proyek konstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses yang
berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang
menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi dalam rangkaian kegitan tersebut
tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan terlibatnya banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat
menyebabkan potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.

Manajmen konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan
waktu. Manajemen material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen
3
konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal
ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana kerja proyek.
Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.

Adapun fungsi dari manajemen konstruksi yaitu :

1. Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi
kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan

3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan
opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan

4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-
masalah yang terjadi di lapangan

5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang
dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan

2.2 Aspek-aspek Dalam Manajemen Proyek

2.2.1 Manajemen Waktu Proyek

Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan


mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan
menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu
yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar
kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang manajer proyek dalam
mengendalikan waktu proyek yaitu :

1.      Mendefinisikan aktivitas proyek.

4
Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan proyek.

2.      Urutan aktivitas proyek.


Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap
aktivitas proyek.

3.      Estimasi aktivitas sumber daya proyek.


Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan
sumber daya proyek.

4.      Estimasi durasi kegiatan proyek.


Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan proyek.

5.      Membuat jadwal proyek.


Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi dengan jelas, maka seorang
manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu
menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek
hingga proyek diselesaikan.

6.      Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek.


Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu
dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan atau tidak.

Setiap proses diatas setidaknya terjadi sekali dalam setiap proyek dan dalam satu atau lebih
tahapan proyek.

2.2 Stakeholder Proyek

Agar keinginan dan kebutuhan masing-masing pihak dalam suatu proyek dapat direalisasikan
dalam suatu usaha bersama untuk pencapaian sasaran dan tujuan, perlu dilakukan identifikasi
terhadap organisasi atau individual (stakholder), baik dari internal maupun eksternal, yang akan
5
berperan mempengaruhi proyek dan harus diantisipasi selama proyek berlangsung. Stakeholder
proyek secara umum diuraikan di bawah ini :

 Manajer proyek : seseaorang yang bertanggung jawab mengelola proyek


 Pelanggan (costumer): seseorang / organisasi yang menggunakan produk proyek
 Organisasi proyek: susunan tugas dan wewenang individual
 Sponsor: penyedia sumber dana untuk proyek
 Masyarakat: sebagai konsumen

Stakeholder untuk proyek konstruksi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pemilik proyek : seseorang atau perusahaan yangg mempunyai dana, memberikan tugas
kepada seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan
2. Konsultan : seseorang atau perusahhan yang ditunjuk oleh pemilik yang memiliki
keahlian dan pengalaman merancang dan mengawasi proyek konstruksi, tersiri atas:
 Konsultan perencana : seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam merencanakan proyek konstruksi, seperti halnya perencana
arsitektur, perencana struktur, perencana mekanikal dan elektrikal, dll.

 Konsultan pengawas : perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam


pengawasan pelaksanaan proyek

 Konsultan manajemen konstruksi : perusahaan yang mewakili pemilik dalam


pengelolan proyek, sejak awal hingga akhir proyek.

3. Kontraktor : perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan pekrjaan


konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan
bertanggungjawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan
kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung
dengan negosiasi penawaran harga

6
4. Sub-kontraktor : pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui oleh pemilik untuk
mengerjakan sebagian pekerjaan kontraktor pada bagian fisik proyek yang memiliki
keahlian khusus

5. Pemasok (supplier) : pihak yang ditunjuk oleh kontraktor unutk memasok material yang
memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh pemilik

Selain itu, dapat pula ditambahkan stakeholder pada proyek infrastruktur yang pengelolaannya
lebih kompleks dan unik, berasal dari lingkungan internal dan esternal proyek, seperti organisasi
pekerja, agen pemerintah yang membuat regulasi, organisasi LSM, masyarakat sekitar lokasi
proyek, atau media massa. Peran dan keterlibatan pihak-pihak tersebut dapat memberi
keuntungan bahkan kerugian terhadap proses dan hasil akhir proyek. Oleh karena itu perlu ada
identifikasi secara cermat dan langkah-langkah antisipasi kerugian yang akan timbul bersamaan
dengan memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh.

2.3 Organisai Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki
keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas
produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan
suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya
yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan
mengorganisir sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan
efisien dengan menrapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.

Agar tujuan organisasi dapat dicapai, dapat dilakukan proses sebagai berikut :

1. Identifikasi dan pembagian kegiatan : identifikasi dan pembagian kegiatan proyek perlu
diketahui untuk menentukan volume pekerjaan, macam dan jenisnya, kebutuhan sumber daya,
7
jadwal pelaksanaan serta anggarannya sehingga dapat dilaksanakan oleh penanggung jawab
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.
2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan: agar hasilnya maksimal, pemilihan tanggung
jawab organisasi disesuaikan dengan keahlia, keterampilan dan kemampuan personel
dibidangnya sehingga sasarn dan tujuan proyek dapat tercapai.

3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab : setiap personel penanggung jawab kegiatan harus
mengetahui wewenang dan tanggung jawab pekerjaannya, dengan membuat penjabaran kerja
serta standar prosedur operasional pekerjaan yang dilakukannya.

4. Menyusun mekanisme pengendalian : karena organisasi proyek melibatkan banyak pihak,


maka agar tidak terjadi penyimpangan, mekanisme pengendalian dan koordinasi dibuat dalam
format yang dapat menggerakan organisasi dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah,
serta melakukan tindakan koreksi untuk mengatasi penyimpangan.

Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam
menyelesaikan suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :

1.      Organisasi Proyek Fungsional


Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang
terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu bagian
fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top
manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang untuk mengkoordinir
proyek.

Anda mungkin juga menyukai