Disusun Oleh :
MUHAMMAD IKHWAN PRASETYA (200402026)
FATIH AL MUZAHAFFAR ZIDANE UMAR (200402112)
HELVIN .S (200402013)
BIMA IKHSAN HUSADA (200402105)
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Tim penulis berharap makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian
yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
I. Inputs :
➢ Project Charter
Digunakan untuk menyediakan informasi konteks
untuk membuat ruang lingkup proyek yang akan
dikerjakan.
➢ Expert Judgment
Ahli dalam bidang masing-masing yang dapat dimintai
keterangan, masukan, pengetahuan, skill,
pengalaman, untuk membantu dalam pembuatan
project Scope management.
➢ Meeting
Tim proyek dapat membuatan suatu meeting untuk
mengembangkan project Scope management.
III. Outputs :
B. Collect Requirement
Proses mendefenisikan dan mendokumentasikan kebutuhan
Stakeholder untuk tercapainya tujuan proyek.
I. Inputs :
➢ Project charter
Digunakan untuk memberikan gambaran detail dari
produk , layanan, atau hasil proyek sehingga bisa di
tentukan requirement yang di butuhkanya.
➢ Stakeholder register
Digunakan untuk mengidentifikasi Stakeholder dan
harapanya terhadap proyek tersebut
➢ Focus groups
Mangajak Stakeholder dan para ahli untuk berkumpul
bersama agar mengetahui bagaimana harapan
mereka terhadap produk, servis atau hasil proyek.
➢ Facilitated workshops
Digunakan untuk menyamakan pendapat antar
Stakeholder , yang berbeda pendapat tentang
kebutuhan proyek itu sendiri.
➢ Observations
Pengamatan secara langsung untuk melihat keadaan
nyata , dan langkah kedepanya dalam menyelesaikan
proyek.
➢ Prototypes
Metode untuk mendapakan feedback yang cepat
dengan cara membuat rancangan kerja dari produk
yang akan dibuat sebelum benar-benar
membangunnya.
➢ Benchmarking
Untuk membandingkan akttual atau perencanaan
seperti proses dan operasi yang dapat dibandingkan
dari organisasi lain untuk meningkatkan kualitas
proyek.
➢ Context diagrams
Contoh dari model scope management yang
menggambarkan ruang lingkup produk dengan
memunculkan sistem bisnis tersebut.
➢ Document analysis
Digunakan untuk memperoleh kebutuhan dengan
cara menganalisa dan mengidentifikasi dokumen
serta informasi yang relevan dengan kebutuhan
proyek tersebut. Contoh : Persetujuan, permintaan
proposal, perencanaan bisnis dll.
III. Outputs :
➢ Requirements documentation
Mendeskripsikan bagaimana kebutuhan individu
disatukan dengan kebutuhan bisnis dari proyek.
C. Define Scope
➢ Project charter
Menyediakan informasi context untuk membuat
ruang lingkup proyek yang akan dikerjakan.
➢ Requirements documentation
Mendeskripsikan bagaimana kebutuhan individu
disatukan dengan kebutuhan bisnis dari proyek.Tidak
boleh ambigu harus jelas dan lengkap, serta dapat
diterima oeh para stakeholder.
➢ Expert judgement
Menganilisis informasi yang diperlukan untuk
membuat project scope management karena
biasanya para ahli memiliki detil teknik yang baik.
➢ Product analysis
Terdiri dari pembagian proyek, analisis sistem,
analisis kebutuhan, analisis nilai, rekayasa sistem,
rekayasa nilai, dan rekayasa sistem.Setiap bagian dari
proyek memiliki 1 atau lebih metode spesifik dalam
mendeskripsikan produk dari proyek itu sendiri.
➢ Alternatives generation
Teknik yang digunakan untuk mengembangkan
berbagi banyak pilihan yang potensial dalam rangka
untuk mengidentifikasi pendekatan yang berbeda
untuk mengeksekusi dan melakukan pekerjaan
proyek.
➢ Facilitated workshops
Bertujuan untuk meyamakan pendapat antara para
stakeholder yang saling berbeda pendapat tentang
segala macam kebutuhan proyek.
III. Outputs :
• Stakeholder register
• Requirement documentation
• Requirement tracebility matrix
D. Create WBS
Work Breakdown Structure adalah penguraian pekerjaan secara
hirarki oleh tim proyek untuk mencapai tujuan proyek dan
menciptakan rincian pekerjaan yang diperlukan, dengan masing-
masing level yang mewakili setiap detil rincian pekerjaan.
I. Inputs :
➢ Requirements documentation
Mendeskripsikan apa saja syarat yang dapat
memenuhi kebutuhan bisnis untuk proyek tersebut.
Persyaratan harus jelas (terukur dan dapat diuji),
dapat dilacak, lengkap, konsisten dan diterima oleh
para stakeholder.
➢ Decomposition
Teknik yang digunakan untuk membagi dan membagi
ruang lingkup proyek dan deliverable proyek kelebih
kecil , bagian-bagian yang lebih mudah dikelola .
Paket pekerjaan adalah pekerjaan yang ditetapkan
pada tingkat terendah dari WBS yangbiaya dan durasi
dapat diperkirakan dan dikelola . Tingkat dekomposisi
sering dipandu oleh tingkatkontrol yang diperlukan
untuk secara efektif mengelola proyek.
➢ Expert Judgement
Penilaian ahli sering digunakan untuk menganalisis
informasi yang dibutuhkan untuk menguraikan
deliverable proyek menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil dalam rangka untuk menciptakan WBS yang
efektif.
III. Outputs :
➢ 1Scope baseline
Versi yang disetujui dari Project Scope Statement,
struktur rincian kerja (WBS), dan yang terkait WBS
Dictionary, yang dapat diubah hanya melalui
prosedur pengendalian perubahan formal dan
digunakan sebagai dasar untuk perbandingan.
VALIDATE SCOPE
INPUTS
Project Management Berisi Scope Management Plan yang menentukan seberapa resmi
1.
Plan penerimaan deliverable proyek selesai akan diperoleh
Requirements Daftar semua proyek, produk, dan jenis-jenis kebutuhan untuk proyek
2.
Documentation dan produk, bersama dengan kriteria penerimaan mereka.
Requirements
3. Dokumen yang menggambarkan fase‐fase daur ulang proyek
traceability matrix
4. Verified deliverables Sudah diperiksa secara internal melalui proses Quality Control.
Termasuk tingkat kepatuhan terhadap persyaratan, jumlah dan tingkat
5.. Work performance data
ketidaksesuaian.
TOOLS & TECHNIQUES
Mengukur, memeriksa, dan memvalidasi untuk menentukan apakah
1. Inspection kerja dan kiriman memenuhi persyaratan dan kriteria penerimaan
produk.
Group decision-making Digunakan untuk mencapai kesimpulan ketika validasi dilakukan oleh tim
2.
techniques proyek dan stakeholder lainnya.
OUTPUTS
Deliverable documents yang telah divalidasi dan sudah disetujui oleh
1. Accepted deliverables
pengguna
2. Change requests Dokumen Perubahan Permintaan untuk memperbaiki kesalahan
Work performance
3. Dokumen Perkembangan hasil pekerjaan.
information
Project documents
4. Laporan Perkembangan proyek disetiap fase.
Updates
F. Control Scope
Merupakan proses pemantauan status proyek dan ruang lingkup
produk dan mengelola perubahan berdasarkan lingkupnya.
CONTROL SCOPE
INPUTS
• Scope baseline— dibandingkan dengan hasil aktual untuk
menentukan apakah permintaan perubahan diperlukan
• Scope management plan— menjelaskan bagaimana ruang lingkup
proyek akan dipantau dan dikontrol
• Change management plan— mendefinisikan proses pengelolaan
Project
1. permintaan perubahan pada sebuah proyek
Management Plan
• Configuration management plan— mendefinisikan item yang dapat
dikonfigurasi, barang-barang yang memerlukan pengendalian
perubahan formal
• Requirements management plan— menjelaskan bagaimana
persyaratan proyek akan dianalisis, didokumentasikan, dan dikelola
Persyaratan terdokumentasi dengan baik membuatnya lebih mudah untuk
Requirements
2. mendeteksi penyimpangan dalam lingkup yang disepakati untuk proyek atau
Documentation
produk
Requirements Membantu mendeteksi dampak dari setiap perubahan atau penyimpangan
3.
traceability matrix dari baseline lingkup
Work performance Jumlah permintaan perubahan yang diterima, jumlah permintaan
4.
Data perubahan diterima, jumlah kiriman selesai.
5.. OPAs Aset seluruh proses yang ada di perusahaan
• Causes of variance
• Corrective actions taken
5. OPA updates
• Lessons learned from scope control
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan :
2.1 Saran :