Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Zulhamdi (1803120145)
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
2019
Project Scope Management
Project Scope Management pada dasarnya berkaitan dengan pendefinisian semua pekerjaan
proyek dan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi tujuan dari proyek tersebut.
Project scope management meliputi dari 2 hal yaitu ruang lingkup proyek dan produk. Ruang
lingkup produk berkaitan dengan karakteristik produk, layanan atau hasil dari proyek yang
dikerjakan. Sedangkan ruang lingkup proyek meliputi pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan
untuk membuat atau memberikan sebuah produk, layanan atau hasil dari proyek dengan fitur dan
atau fungsi tertentu. Proses biasanya mengatur atau mengelola ruang lingkup proyek yang
bervariasi dan biasanya didefinisikan sebagai bagian dari siklus hidup proyek. Dalam project scope
management ada 5 proses yang dilakukan adalah :
1. Collect Requirements
Proses mendefinisikan dan mendokumentasikan keinginan stakeholders untuk memenuhi
tujuan proyek
2. Define Scope
Proses mengembangkan/membuat penjelasan secara detail atau rinci mengenai proyek dan
produk
3. Create WBS
Proses membagi project deliverables dan pekerjaan proyek ke bagian yang lebih kecil lagi
dan lebih mudah mengelola komponen-komponennya
4. Verify Scope
Proses menyusun penerimaan deliverables proyek yang telah selesai
5. Control Scope
Proses mengawasi status dari ruang lingkup proyek dan produk dan mengatur/mengelola
perubahan dengan ruang lingkup dasar/baseline
I. Collection Requirement (Mengumpulkan persyaratan/kebutuhan)
Proses untuk mendefinisikan dan melakukan dokumentasi terhadap keinginan stakeholder.
Hal tersebut berguna untuk untuk menemukan kebutuhan produk, termasuk kuantitas dan kebutuhan
dokumen dan harapan sponsor, customer, dan stakeholder lainnya. Permintaan tersebut butuh untuk
dianalisis, dicatat pada detail yang cukup untuk dipastikan ketika proyek tersebut berjalan. Collect
requirement adalah mendefinisikan dan mengatur harapan customer.
Membuat WBS adalah proses membagi project deliverables dan pekerjaan proyek ke
bagian yang lebih kecil lagi dan lebih mudah mengelola komponen-komponennya. The WBS atau
work breakdown structure adalah deliverable-oriented hirarki dekomposisi pekerjaan yang harus
dijalankan oleh tim proyek untuk mencapai tujuan proyek dan menciptakan hasil yang diperlukan,
dengan tingkatan semakin menurun dari WBS mewakili semakin rinci definisi pekerjaan proyek
tersebut. WBS mengatur dan mendefinisikan total ruang lingkup proyek dan merepresentasikan
pekerjaan yang telah ditentukan/dispesifikasikan dalam project scope statement yang disetujui.
Dalam WBS , tingkatan terendah adalah Work Packages, dimana work packages bisa dijadwalkan ,
diestimasikan biayanya, diawasi dan dikontrol. Hal ini mengacu pada pengerjaan produk atau
deliverables/hasil proyek bahwa hasil tersebut adalah hasil usaha dan bukan untuk usaha itu sendiri.
1. Menggunakan fase dari siklus hidup proyek sebagai level paling atas dalam
dekomposisi, dengan produk dan hasil proyek masuk dalam level setelahnya
2. Menggunakan tujuan/hasil utama sebagai level pertama tingkat dekomposisi
3. Menggunakan subproyek yang mungkin dikembangkan oleh tim lain tim selain
proyek seperti kontrak kerja. Dan penjual memberikan dukungan kontrak WBS
sebagai bagian dari kontrak kerja
WBS dapat dikerjakan dengan berbagai metode seperti fishbone diagram, diagram
organisasi atau metode lainnya. Namun jika dekomposisi berlebihan dapat mengarah ke
usaha nonproduktif manajemen, ketidakefisienan sumber daya dan mengurangi
efisiensi performansi dalam pekerjaan. Namun dekomposisi ini tidak cocok jika
digunakan untuk proyek atau subproyek yang akan dicapai jauh dimasa yang akan
datang.
Verifikasi ruang lingkup adalah proses menyusun penerimaan deliverables proyek yang
sudah selesai. Dalam verifikasi, terdapat tinjauan deliverables dengan pelanggan atau sponsor untuk
meyakinkan bahwa mereka telah memenuhi kepuasan dan memperoleh penerimaan deliverables
dari pelanggan atau sponsor. Verifikasi ruang lingkup fokus pada penerimaan deliverables.
Gbr. Model verifikasi ruang lingkup
Control scope (mengontrol), proses pemantauan status proyek ,ruang lingkup produk dan
mengelola perubahan ruang lingkup proyek.
PT. Universal Broker Indonesia ingin mengubah sistem lama dalam penjualan saham
menjadi sistem trading online. Kemudian manajemen merencanakan proyek online trading system
selama 135 hari oleh 14 orang. Dalam proyek tersebut dilakukan dalam 6 tahapan yaitu planning,
initiation, design, coding, testing dan implementation. Dalam pelaksanaannya diperlukan
manajemen ruang lingkup yakni untuk mengembangkan dan membatasi ruang lingkup proyek yang
akan dikembangkan. Setelah menentukan tim proyek , maka selanjutnya tim proyek menyiapkan
dokumen yang diperlukan, perjanjian proyek atau project charter dan organizational process
(kebijakan yang dibuat, prosedur proyek) sebagai input untuk menentukan ruang lingkup proyek
tersebut. Kebijakan dari perusahaan tersebut ada 2 yaitu mengganti sistem lama dengan sistem
online yang lebih berkembang atau tetap menggunakan sistem lama yang secara offline. Dokumen
yang dibutuhkan adalah petunjuk pengajuan server, surat persetujuan pembelian server, dll. Lalu
produk yang akan dibuat dianalisa apakah layak dan menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Dan
meminta penjelasan informasi dari stakeholder sebagai owner. Setelah itu ruang lingkup dihasilkan
yakni : trading (meliputi jual,beli,perubahan dan pembatalan) dan online trading (informasi
saham,pembatalan,jual,beli dan portofolionya. Lalu dibuatlah WBS :
Online
trading
system
135 hari
7 hari
2 hari 50 hari 11 hari 102 hari 10 hari
1 Meeting
3 Buy modul 10 internal test 7 Training
1 collect data
35 Hardware
5 external test
50 komunikasi
Setelah WBS selesai dibuat menghasilkan kamus WBS yaitu jadwal atau estimasi waktu
yang diperlukan unruk menyelesaikan proyek dimana proses-proses tersebut ada yang dapat
dikerjakan secara bersamaan dengan jumlah pekerja sebanyak 14 orang.
Sistem yang ada sudah terpasang semua dan mengecek apakah terdapat error atau tidak
Sistem dapat digunakan sesuai dengan keinginan owner dan bertanggung jawab kepada
pimpinan proyek
Setelah deliverables ada, dilakukan verifikasi untuk memastikan apakah deliverables yang
telah selesai dapat diterima oleh pelanggan, dalam hal ini PT. Universal Broker Indonesia. Jika
belum maka perlu adanya change request yang akan membuat dokumen yang ada menjadi
update/terkini. Jika sudah sesuai maka akan masuk ke tahap close project dimana deliverables dapat
diterima oleh pelanggan. Kemudian jika ada change request akan masuk ke proses perform
integrated change control untuk dikelola kembali change request untuk dikerjakan kembali dan
disesuaikan dengan dokumen terkini agar deliverables atau produk dapat diterima kemudian selama
proses berlangsung, ruang lingkup tersebur dikontrol dan diawasi agar tetap sesuai dengan tujuan
proyek/deliverablesnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu proyek adalah suatu usaha yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa yang unik. Sementara diartikan bahwa setiap proyek memiliki tanggal
mulai dan selesai yang tertentu. Unik diartikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan
adalah berbeda dari produk atau jasa sejenis lainnya. Tidak ada dua proyek yang 100%
sama. Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, 'tools and
techniques' pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek
terpenuhi. Sehingga dalam setiap hal yang akan dikerjakan harus terjadwal antara
keuntungan dan estimasi waktu yang digunakan agar suatu proyek dapat selesai tepat pada
waktunya