Anda di halaman 1dari 22

Makalah Asuhan Keperawatan Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan

Kelompok 1 Kelas 3 B
Disusun oleh :

Zuazzycailma Syafa'ah / 151911913127

Mahajjatul Aliyahh Putri / 151911913130

Rahmat Bustani / 151911913128

Rania Iqlima Altas / 151911913131

Ayu Maulidatun Nisa / 151911913134

Aulia Nadya Avianti A. / 151911913135

Afitta Dina Febriani / 151911913137

Danis Muhammad Mirza / 151911913138

Andita Sahliya Lizami / 151911913139

Sayyid Gaza A. / 151911913140

Nazila Rahmawati / 151911913142

D3-Keperawatan Gresik

Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga 2019/2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, makalah yang berjudul Auhan Keperawatan telah terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai proses pembelajaran tetang
pendokumentasian asuhan keperawatan.

Dalam penyususnan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang membantu baik
langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
Dokumentasi Keperawatan Bapak Abd Nasir, S.Kep.Ns;M.Kep.

Penulis menyadarai bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki, maka dari itu penulis mengharapkan masukan yang bersifat
membangun umumnya untuk pengembangan profesi perawat dan khususnya kepada penulis.

15 September 2020

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
BAB II ISI..................................................................................................................3
A. Pengkajian......................................................................................................3
B. Analisis Data..................................................................................................6
C. Diagnosa Keperawatan...................................................................................6
D. Intervensi/Perencanaan..................................................................................7
E. Implementasi dan Evaluasi............................................................................9
F. Catatan Perkembangan...................................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri
yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda bahwa sistem
imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011). Demam bukan merupakan
penyakit melainkan reaksi yang menggambarkan adanya suatu proses dalam tubuh.
Saat terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi sedang memerangi infeksi sehingga terjadi
demam atau menunjukan adanya proses inflamasi yang menimbulkan demam
(Arifianto, 2012).
Protokol Kaiser Permanente Appointment and Advice Call Center
mendefinisikan demam yaitu temperatur rektal diatas 38°C, aksilar 37,5°C dan diatas
38,2°C dengan pengukuran membrane tympani. Sedangkan dikatakan demam tinggi
apabila suhu tubuh >41°C (Kania, 2010). Demam pada anak terjadi ketika suhu tubuh
anak diatas 38°C (Arifianto, 2012). American Academy of Pediatrics (AAP)
menyebutkan bahwa demam sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu 5-11 tahun
yang disebabkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu, radang tenggorokan, common
cold (selesma) dan diare. Disamping itu juga anak usia sekolah merupakan kelompok
rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi pada anak usia
sekolah menempati posisi cukup tinggi, yaitu dari 100 anak yang melakukan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, hanya 10 anak yang terbebas dari karies gigi
yang biasanya menyebabkan rasa sakit/nyeri serta demam (Depkes RI, 2000, Susanto,
2007).
Penyakit menular yang biasanya terdapat di lingkungan sekolah antara lain
demam berdarah dengue, campak, rubella (campak jerman), cacar air, gondongan dan
demam thypoid (tifus abdomalin) (Mufidah F, 2012).
Penyebab demam menurut Valita (2008) yaitu demam yang berhubungan
dengan infeksi sekitar 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4% dengan
penyakit metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain. Penyebab demam terbanyak di
Indonesia adalah penyakit infeksi, dimana penyakit infeksi menjadi penyebab demam
sebesar 80%, yaitu infeksi saluran kemih, demam tifoid, bakteremia, tuberkulosis
serta otitis media. Penyebab tersebut akan menimbulkan dampak apabila tidak
diberikan penanganan yang tepat pada demam tersebut (Pediatri, 2008).
Peningkatan suhu tubuh pada anak sangat berpengaruh terhadap fisiologis
organ tubuh anak, karena luas permukaan tubuh anak relatif kecil dibandingkan pada
orang dewasa, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan organ tubuh pada anak.
Peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, letargi,
penurunan nafsu makan sehingga asupan gizi berkurang termasuk kejang yang
mengancam kelangsungan hidup anak, lebih lanjut dapat mengakibatkan
terganggunya tubuh kembang anak. Banyaknya dampak negatif dari demam tersebut
maka demam harus segera ditangani (Reiga, 2010).

1
Dampak demam bagi anak usia sekolah jika tidak mendapatkan penanganan
lebih lanjut antara lain mengganggu proses belajar karena anak biasanya tidak masuk
sekolah, dampak klinis berupa dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan neurologis,
kejang demam hingga kematian (Valita, 2008).

B. Tujuan
1. Mengenali penyakit demam.
2. Dapat membuat pendokumentasian asuhan keperawatan dengan baik dan benar.
3. Mengetahui pengkajian dari kasus asuhan keperawatan.
4. Mengetahui diagnosa keperawatan dari kasus asuhan keperawatan.
5. Mengetahui intervensi keperawatan dari kasus asuhan keperawatan.
6. Mengetahui implementasi dari kasus asuhan keperawatan.
7. Mengetahui evaluasi dari kasus asuhan keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada An. R usia toddler (2tahun 8bulan)


Dengan Kejang Demam diruang CMT Anak
BLUD RS Sekarwangi Kab. Sukabumi
Kasus semu :
An. R usia toddler (2tahun 8bulan) dirawat Dengan Kejang Demam diruang CMT
AnakBLUD RS Sekarwangi Kab. Sukabumi.dia datang dengan ibunya.

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : An. R
Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 13 Agustus 2011
Umur : 2 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Diagnasa medis : Kejang Demam
No. RM : 429607
Tanggal masuk : 16 Juni 2014 pukul 15.06 Wib
Tanggal di kaji : 17 Juni 2014

Identitas orangtua/penanggung jawab


Nama : Ny. T
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Bantar muncang RT 05 RW 06 Sekarwangi, Cibadak

2. Keluhan Utama
Ibu klien mengeluhkan anaknya panas tinggi (39C)
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya panas tinggi, suhu badan pada saat pertama dirawat
39C, panas turun pada saat pagi hari dan meningkat pada sore dan malam. Pada
saat panas tinggi diserti dengan kejang-kejang dengan waktu kurang lebih 5 menit.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan sebelumnya anaknya blum pernah memiliki riwayat penyakit
yang sama dan belum pernah dirawat di rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan keluarga

3
Pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak
ada yang memiliki riwayat yang sama dengan klien, baik penyakit bawaan ataupun
turunan.
d. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Purtumbuhan dan perkembangan klien sesuia dengan umurnya.

e. Riwayat imunisasi
Pada saat lahir klien imunisasi HB1 kali, DPT 2 kali pada usia 2, 3, 4 bulan, HB 2
dan 3 pada usia 2, 3 bulan, BCG 1 kali pada usia 1 bulan, polio 4 kali pada usia 1,
2, 3, dan 4 bulan, dancampak pada usia 9 bulan.

4. Pola kebiasaan sehari-hari


No. Kebiasaan sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit
1. Pola Nutrisi :
a. Frekuensi 3x sehari 3x sehari
b. Jenis Nasi, lauk pauk Bubur, lauk pauk, buah
c. Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis
d. keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2. Pola Eleminasi :
Eleminasi Urin
a. Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu
b. Jumlah Tidak tentu Tidak tentu
c. Bau Khas urine (pesing) Khas urine (pesing)
d. Warna Kuning jernih Kuning
Eleminasi Alvi
a. Frekuensi 2x sehari 2x sehari
b. Jumlah Padat, berampas Lembek, berampas
c. Bau Khas feses Khas feses
d. keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
3. Pola istirahat tidur :
a. Jumlah jam tidur siang 2 jam Tidak tentu
b. Jumlah jam tidur 6-8 jam 5-6 jam
malam Di bimbing untuk Di bimbing untuk
c. Pengantar tidur berdoa berdoa
Tidak ada keluhan
d. keluhan Tidak ada keluhan
4. Pola personal hygiene :
a. Mandi 2x sehari Di lap air hangat
b. Mengganti pakaian 2x sehari Tidak tentu
c. Toileting Belum diajarkan Delum di ajarkan
d. Tingkat ketergntungan Ketergantungan penuh Ketergantungan penuh

5. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum : pada ekstremitas bawah (sinistra) terpasang infus line
WIDA 2A
Kesadaran : Compos Metris
Tanda-tanda vital : Suhu 39c

4
Nadi 110x/menit
Respirasi rate 32x/menit
Tekanan darah 110/80 mmHg
b. Antropometi
Berat badan sebelum sakit 14 kg, saat sakit 15 kg
Tinggi badan : 94 cm
Lingkar kepala : 49 cm
Lingkar dada : 46 cm
LILA : 14 cm

c. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, warna hitam,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
d. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva an anemis, sclera putih, distribusi bulu mata dan
alis mata merata, pupil mengecil pada saat diberi cahaya, kelopak mata tidak
cekung.
e. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada peradangan.
f. Mulut dan tenggorokan
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah bersih tidak kotor.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat nyeri, gerakan bebas.
h. Telinga
Bentuk simetris kiri dan kanan, dapat mendengar saat perawat atau keluarga
memanggil, tes wiber dan rinne (+), tidak ada nyeri tekan, telinga bersih.
i. Dada/thorak
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola nafas teratur, pergerakan dada
simetris kiri dan kanan, S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.
j. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada kembung, tidak terdapat nyeri tekan,
kebersihan kulit terjaga, turgor kulit < 3 detik, bising usus 12x/menit.
k. Genitourania
Berjenis kelamin laki-laki, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri.
l. Ekstremitas atas dan bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap, CRT < 2 detik, terdapat
refleks plantar, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, ekstremitas nawah 5/5.

6. Data psikologi anak


Klien dapat memberikan respon tersenyum atau menangis kepada perawat atau
keluarganya.

5
7. Pemeriksaan penunjang
Tanggal/hari Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Senin, 16/6/2014 HB 12,2 Gr% L : 13 - 16
Leukosit 13.200 mm3 4.000 - 11.000
Trombosit 324.000 mm3 150.000 - 400.000
Hemaktrokit 36% 40 - 45

8. Pengobatan / therapy
WIDA 2A 16 tpm
Paracetamol 3 x 1 via oral
Diazepam 2,7 mg via IV digunakan bila anak kejang
Cefotaxime 2 x 66 mg via IV

B. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Ibu klien mengatakan Proses infeksi Hipertermi
anaknya panas tinggi 
DO : Teraba panas, suhu 39c Merangsang hipotalamus

Penagturan suhu tubuh
terganggu

Penaikan suhu tubuh
2. DS : Ibu klien mengatakan Kejang Resiko cidera
anaknya demam dan disertai  berulang
dengan kejang-kejang. Kerja otot tidak terkendali
DO : Kejang berlangsung 
lamanya kurang lebih 5 menit Dapat terjadi trauma

Resiko cidera berulang
3. DS : Ibu klien mengatakan Hipertemi Kurangnya
kurang paham dengan penyakit  pengetahuan dan
anaknya Kurang pemajanan kecemasan orangtua
DO : Keluarga sering bertanya informasi terhadap penyakit.
tentang pengobatan dan 
perawatan penyakit anaknya Kurang pengetahuan
tentang penyakit

Kecemasan orangtua

C. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
2. Resiko ceidera berulang berhubungan dengan kejang
3. Kecemasan orangtua berhubungan dengan pengetahuan terhapat penyakit

6
D. Intervensi / Perencanaan
Tgl No. PERENCANAAN Ttd
DX Tujuan Intervensi Rasional
17/6 1. Tupan : setelah 1. Observasi TTV 1. Mengetahui
/14 dilakukan tindakan 2. Berikan kompres suhu tubuh
keperawatan selama hangat klien
3x24 jam masalah 3. Ajarkan kompres 2. Kompres
teratasi. yang benar pada hangat dapat
Tupen : setelah keluarga menyebabkan
dilakukan tindakan 4. Anjurkan kepada fase dilatasi
keperawatan selama keluarga untuk sehingga dapat
2x24 jam maslah klien perpakaian menurunkan
teratasi sebagian. yang mudah suhu tubuh
Kriteria hasil : menyerap keringat 3. Keluaarga
Suhu tubuh dalam 5. Anjurkan anak agar dapat mandiri
batas normal 36,5- tidak memakai dalam
37c selimut melakukan
6. Kolaborasi dengan kompres
dokter pemberian sehingga
antipiretik dan pencegahan
cairan Infus awal terjadinya
kejang demam
4. Memberikan
rasa nyaman,
mudah
menyerap
keringat, dan
tidak
merangsang
terjadinya
peningkatan
suhu tubuh
5. Memberikan
rasa nyaman
dan tidak
merangsang
terjadinya
peningkatan
suhu tubuh
6. Antipiretik dan
pemberian
cairan Iv dapat
menurunkan
panas tubuh.

7
17/6 2. Tupan : Setelah 1. Observasi 1. Mengetahui
/14 dilakukan tindakan kesadaran klien gejala awal
keperawatan selama dan aktifitas klien terjadinya
3x24jam masalah 2. Bantu klien dalam resiko cidera
teratasi. melakukan 2. Memenuhi
aktifitas kebutuhan yang
Tupen : Setelah 3. Ajarkan kepada tidak bisa
dilakukan tindakan keluarga dilakukan
keperawatan selama penggunaan restain secara mandiri
2x24jam masalah 3. Meminimalkan
teratasi sebagian. resiko cidera
Kriteria hasil :
Klien tidak cidera
dalam melakukan
aktifitas
GCS E4V5M6
Klien sudah bisa
melakukan aktifitas
sesuai pertumbuhan
dan
perkembangannya
18/6 3. Tupan : setelah 1. Kaji pengetahuan 1. Mengetahui
/14 dilakukan tindakan orangtua tentang kebutuhan
keperawatan selama penyakit anaknya keluarga akan
1x24jam masalah 2. Beri dukunga pada pengetahuan
teratasi keluarga bahwa sehingga dapat
Tupen : Setelah anaknya akan mengurangi
dilakukan tindakan sembuh jika kecemasan
keperawatan selama disiplin dalam 2. Memberikan
1x30 menit masalah melakukan harapan,
teratasi sebagian. perawatan menurunkan
Kriteria hasil : 3. Beri kesempatan kecemasan,
Kecemasan orangtua pada keluarga mentaati
berkurang untuk anjuran
Keluarga dapat mengungkapkan pengobatan
paham tentang perasaannya 3. Mengurangi
penyakit anaknya 4. Beri pendidikan beban psikologi
kesehatan tenatng dan
perawatan yang menyalurkan
diberikan aspek emosional
secara efektif
dan cepat
4. Dapat
meningkatkan
pengetahuan
orangtua
sehingga
mengurangi
kecemasan

8
E.

8
F. Implementasi dan Evaluasi
DX. Tgl/jam Implementasi Evaluasi Ttd/nama
1. 17/6/14 1. mengobservasi TTV S : ibu klien mengatakan
10.30 mencakup suhu, nadi, suhu tubuh anaknya panas
respirasi rate, dan tekanan O : klien tampak rewel
darah Suhu 39c, RR 32x/menit,
11.30 2. memberikan kompres N 110x/menit, TD 110/80
hangat mmHg
11.40 3. mengajararkan kompres IV terpasang dikaki sebelah
hangat yang ebnar pada kanan WIDA 2A 16 tpm
keluarga A : masalah belum teratasi
12.15 4. memberi tahu agar klien P : intervensi dilanjutkan
tidak dipakaikan selimut
dan pakaian yang tebal
5. berkolaborasi dalam
pemberian antipiretik dan
pemberian cairan IV

2. 10. 40 1. mengobservasi kesadaran S : ibu klien mengatakan


klien anaknya masih rewel
12.10 2. membantu klien dalam O : kesadaran klien compos
melakukan aktifitas metris, GCS E4M5V5, klien
dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan

1. 18/6/14 1. mengobservasi TTV S : ibu klien mengatakan


10.10 mencakup suhu, nadi, badan anaknya tidak terlalu
respirasi rate, dan tekanan panas dari sebelumnya
darah O : klien tampak tenang
2. memberikan kompres Suhu 37,6c, RR 28x/menit,
hangat N 90x/menit, TD 100/80
5. berkolaborasi dalam mmHg
pemberian antipiretik dan IV terpasang dikaki sebelah
pemberian cairan IV kanan WIDA 2A 16 tpm
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan

9
2. 10.15 1. mengobservasi kesadaran S : ibu klien mengatakan
klien anaknya tidak terlalu rewel
12.10 2. membantu klien dalam O : kesadaran klien compos
melakukan aktifitas metris, GCS E4M5V5, klien
dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan

3. 09.00 1. mengkaji pengetahuan S : ibu klien mengatakan


orangtua tentang penyakit kurang paham tentang
09.25 anaknya penyakit anaknya
2. memberi dukungan O : keluarga sering
kepada keluarga bahwa menanyakan tentang
anaknya akan sembuh jika pengobatan dan perawatan
disiplin dalam mengikuti penyakit anaknya
perawatan A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

1. 19/6/14 1. mengobservasi TTV S : ibu klien mengatakan


08.40 mencakup suhu, nadi, badan anaknya tidak terlalu
respirasi rate, dan tekanan panas dari sebelumnya
darah O : klien tampak tenang
2. memberikan kompres Suhu 35,7c, RR 30x/menit,
hangat N 87x/menit, TD 100/80
5. berkolaborasi dalam mmHg
pemberian antipiretik dan IV terpasang dikaki sebelah
pemberian cairan IV kanan WIDA 2A 16 tpm
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

2. 09.00 1. mengobservasi kesadaran S : ibu klien mengatakan


klien anaknya tidak rewel
09.45 2. membantu klien dalam O : kesadaran klien compos
melakukan aktifitas metris, GCS E4M6V5, klien
dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

10
3. 10.30 1. memberikan pendidikan S : ibu klien mengatakan
kesehatan tentang paham tentang penyakit
perawatan yang anaknya
diberikan O : keluarga tidak
menanyakan tentang
pengobatan dan perawatan
penyakit anaknya
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

G. Catatan Perkembangan
No. DX Tgl Catatan Perkembangan TTd/nama
1. 17/6/ S : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya panas
2014 O : klien tampak rewel
Suhu 39c, RR 32x/menit, N 110x/menit, TD 110/80
mmHg
IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A 16 tpm
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I : 1. Mengobservasi TTV
Respon : Suhu 39c, RR 32x/menit, N 110x/menit, TD
110/80 mmHg
2. Memberikan kompres hangat
Respon : suhu 38,2c
3. mengajarkan kompres hangat yang benar pada
orangtua klien
Respon : keluarga klien paham dengan apa yang
diajarkan
4. memberi tahu agar klien tidak dipakaikan pakaian yang
tebal dan selimut
Respon : ibu klien tidak lagi memakaikan pakaian yang
tebal dan selimut
5. berkolaborasi dalam pemberian cairan IV (WIDA 2A
16 tpm)
Respon : terpasang IV di kaki kanan klien
E : masalah belum teratasi yang ditandai dengan
DS : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya masih
teraba panas
DO : klien tampak rewel, suhu 38,2c
R : intervensi 1. 2, dan 5 lanjutkan

11
2 S : ibu klien mengatakan anaknya masih rewel
O : kesadaran klien compos metris, GCS E4M5V5, klien
dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I : 1. Mengobservasi keadaan klien
Respon : kesadaran klien penuh (compos metris), GCS
E4M5V5, klien dapat menjawab pertanyaan yang
ditanyakan oleh perawat dan keluarganya
2. membantu klien dalam melakukan aktifitas
Respon :
E : masalah belum teratasi yang ditandai dengan
DS : ibu klien mengatakan anaknya rewel
DO : kesadaran klien penuh (compos metris)
R : intervensi 1 dan 2 dilanjutkan

1. 18/6/ S : ibu klien mengatakan badan anaknya tidak terlalu


2014 panas dari sebelumnya
O : klien tampak tenang
Suhu 37,6c, RR 28x/menit, N 90x/menit, TD 100/80
mmHg
IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A 16 tpm
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
I : 1. mengobservasi TTV mencakup suhu, nadi, respirasi
rate, dan tekanan darah
Respon : Suhu 37,6c, RR 28x/menit, N 90x/menit, TD
100/80 mmHg
2. memberikan kompres hangat
Respon : suhu 37,5c
5. berkolaborasi dalam pemberian antipiretik dan
pemberian cairan IV
Respon : IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A
16 tpm
E : masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan
DS : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya tak teraba
panas seperti sebelumnya
DO : suhu tubuh klien 37,5c
R : intervensi 1, 2, dan 5 dilanjutkan

12
2. S : ibu klien mengatakan anaknya tidak terlalu rewel
O : kesadaran klien compos metris, GCS E4M5V5, klien
dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I : 1. mengobservasi kesadaran klien
Respon : kesadaran klien compos metris
2. membantu klien dalam melakukan aktifitas
Respon :
E : masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan
DS : ibu klien mengatakan anaknya tak lagi rewel
DO : kesadaran klien compos metris
R : intervensi 1 dan 2 dilanjutkan

3. S : ibu klien mengatakan kurang paham tentang penyakit


anaknya
O : keluarga sering menanyakan tentang pengobatan dan
perawatan penyakit anaknya
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : 1. mengkaji pengetahuan orangtua tentang penyakit
anaknya
Respon : keluarga klien sedikit paham dengan penyakit
anaknya

2. memberikan dukungan kepada keluarga bahwa


anaknya akan sembuh jika disiplin dalam mengikuti
perawatan
Respon : keluarga klien tidak terlalu sering lagi
menanyakan tentang penyakit anaknya
R : intervensi 1 di lanjutkan

13
1 19/6/ S : ibu klien mengatakan badan anaknya tidak terlalu
2014 panas dari sebelumnya
O : klien tampak tenang
Suhu 35,7c, RR 30x/menit, N 87x/menit, TD 100/80
mmHg
IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A 16 tpm
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
I : 1. mengobservasi TTV mencakup suhu, nadi, respirasi
rate, dan tekanan darah
Respon : Suhu 35.7c, RR 30x/menit, N 87x/menit, TD
100/80 mmHg
2. memberikan kompres hangat
Respon : suhu 35,7c
5. berkolaborasi dalam pemberian antipiretik dan
pemberian cairan IV
Respon : IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A
16 tpm
E : masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan
DS : ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak demam
lagi
DO : suhu tubuh klien 35,7c
R : intervensi di hentikan klien pulang

2. S : ibu klien mengatakan anaknya tidak rewel


O : kesadaran klien compos metris, GCS E4MdV5, klien
dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
I : 1. mengobservasi kesadaran klien
Respon : kesadaran klien compos metris
2. membantu klien dalam melakukan aktifitas
Respon :
E : masalah teratasi yang ditandai dengan
DS : ibu klien mengatakan anaknya tak lagi rewel
DO : kesadaran klien compos metris
R : intervensi di hentikan klien pulang

14
3. S : ibu klien mengatakan paham tentang penyakit
anaknya
O : keluarga klien tidak lagi menanyakan tentang
perawatan penyakit anaknya
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
I : 1. mengkaji pengetahuan orangtua tentang penyakit
anaknya
Respon : keluarga klien paham dengan penyakit anaknya
2. memberikan dukungan kepada keluarga bahwa
anaknya akan sembuh jika disiplin dalam mengikuti
perawatan
Respon : keluarga klien tidak lagi menanyakan tentang
penyakit anaknya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
yang diberikan
Respon : keluarga klien paham dengan apa yang telah
dijelaskan
E : masalah teratasi yang ditandai dengan
DS : ibu klien paham dengan apa yang dijelaskan
DO : keluarga klien tampak paham dengan apa yang
dijelaskan
R : intervensi dihentikan klien pulang

15
15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri
yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda bahwa sistem
imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011). Demam bukan merupakan
penyakit melainkan reaksi yang menggambarkan adanya suatu proses dalam tubuh.
Saat terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi sedang memerangi infeksi sehingga terjadi
demam atau menunjukan adanya proses inflamasi yang menimbulkan demam
(Arifianto, 2012).
Protokol Kaiser Permanente Appointment and Advice Call Center
mendefinisikan demam yaitu temperatur rektal diatas 38°C, aksilar 37,5°C dan diatas
38,2°C dengan pengukuran membrane tympani. Sedangkan dikatakan demam tinggi
apabila suhu tubuh >41°C (Kania, 2010). Demam pada anak terjadi ketika suhu
tubuh anak diatas 38°C (Arifianto, 2012). American Academy of Pediatrics (AAP)
menyebutkan bahwa demam sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu 5-11 tahun
yang disebabkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu, radang tenggorokan, common
cold (selesma) dan diare. Disamping itu juga anak usia sekolah merupakan kelompok
rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi pada anak usia
sekolah menempati posisi cukup tinggi, yaitu dari 100 anak yang melakukan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, hanya 10 anak yang terbebas dari karies gigi
yang biasanya menyebabkan rasa sakit/nyeri serta demam (Depkes RI, 2000,
Susanto, 2007).

B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang pendokumentasian
asuhan keperawatan. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta:


DPP PPNI.

____.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Cetakan II.Jakarta: DPP PPNI.

____.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Cetakan II.Jakarta: DPP PPNI.

17

Anda mungkin juga menyukai