Anda di halaman 1dari 71

DISCHARGE PLANNING

BY
RINDAYATI, S.Kep., Ns., M.Kep
D3 KEPERAWATAN FAKULTAS VOKASI UNAIR
Pengertian
 Discharge planning is the process of identifying and preparing for a patient's
anticipated health care needs after they leave the hospital (https://www.ahrq.gov/
).

 Discharge Planning (Perencanaan pulang) adalah proses peralihan pasien dari satu
tingkat perawatan ke tingkat berikutnya. Rencana pemulangan merupakan
pemberian instruksi secara individual kepada pasien saat pulang dari rumah sakit
ke rumah (Paula R. Patel; Bechmann S., 2020).

 Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan


pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya
sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya (Rosdahl dan
Kowalski, 2008).
Issues of Concern
 Peningkatan harapan hidup Penyakit kronis
 Penatalaksanaan kondisi kronis berkorelasi dengan kualitas hidup pasien
 Pasien yang dipulangkan diharapkan dapat minum obat sesuai petunjuk,
melakukan ADL, melakukan rawat jalan: program rehabilitasi, pengujian lebih
lanjut, modifikasi gaya hidup.
 Sebelum KRS, harus dipastikan bahwa pemulangan dapat diselesaikan dengan
cara yang aman.
 Perencanaan pulang yang komprehensif dapat mencegah kekambuhan ulang.
Discuss with the patient and family five key
areas to prevent problems at home:
1. Describe what life at home will be like
2. Review medications
3. Highlight warning signs and problems
4. Explain test results
5. Make followup appointments
Pelaksanaan discharge planning yang baik

 Sejak awal pasien dirawat


 Pengkajian berkelanjutan & komprehensif
 Melibatkan multidisiplin
 Sasaran : pasien, keluarga & pelayanan
Tujuan Discharge planning

 Mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau mencapai


fungsi maksimal setelah pulang
 Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di transfer
ke rumah atau ke suatu lingkungan
 Informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk
mengkomunikasikan kebutuhan pasien dalam proses pemulangan
 Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman
 Mempromosikan tahap kemandirian pasien & keluarga
Jenis discharge planning

 Pemulangan sementara atau cuti (Conditioning Discharge)

 Pulang mutlak atau selamanya (Absolute Discharge)

 Pulang sementara (Judicial Discharge)


Manfaat Discharge planning

 Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam melakukan perawatan di


rumah
 Meningkatkan kondisi kesehatan klien
 Mengurangi angka kekambuhan
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam perawatan klien
 Menurunkan beban perawatan keluarga
 Sebagai bahan pendokumentasian keperawatan( Hester, Leimnetser)
Prinsip Discharge planning

Menurut The Royal Marsden Hospital (2004), yaitu:


 Pasien adalah fokus dari perencanaan pulang
 Kebutuhan dari pasien diidentifikasi
 Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif
 Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada
 Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan
 Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan ketika
menyusun discharge planning
Alur Discharge Planning
Keterangan gambar …..
 Tugas Kepala Ruangan
 Menerima pasien baru
 Menentukan estimasi lama perawatan
 Tugas Perawat Primer
 Membuat perencanaan pulang (Discharge Planning)
 Membuat leaflet
 Memberikan konseling
 Memberikan pendidikan kesehatan
 Melakukan tindakan berupa diskusi dan demonstrasi
 Melakukan evaluasi
 Mendokumentasikan Discharge Planning
 Melakukan follow up
 Tugas Perawat Asosiate
 Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan akhir perawatan)
Proses Pelaksanaan Discharge Planning

 Pengkajian
 Diagnosa Keperawatan
 Perencanaan
 Implementasi
 Evaluasi
Pengkajian

Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :


 Data kesehatan
 Data pribadi
 Pemberi perawatan
 Lingkungan
 Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
Diagnosa keperawatan

 Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge


planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan
keluarga.
 Yaitu mengetahui problem, etiologi (penyebab), support sistem (hal
yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).
Perencanaan

 Medication (Obat)
 Environment (Lingkungan)
 Treatment (Pengobatan)
 Health Teaching (Penkes)
 Referal Diet (Nutrisi)
Implementasi

 Pelaksanaan rencana pengajaran referal


 Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentsikan pada catatan perawat
dan ringkasan pulang (discharge summary)
 Intruksi tertulis diberikan kepada pasien
 Demontrasi dengan alat yang digunakan dirumah
Evaluasi

Enam Variabel Keberhasilan program rencana pemulangan:


 Derajat penyakit
 Hasil yang diharapkan dari perawatan
 Durasi perawatan yang dibutuhkan
 Jenis-jenis pelayanan yang diperlakukan
 Komplikasi tambahan
 Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan
Unsur Discharge Planning
Discharge Planning Association (2008), form perencanaan pemulangan berisi :
1. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru
2. Daftar nama obat
3. Pemeriksaan Laboratorium (Hasil & Rencana pemeriksaan bila ada)
4. Penkes : Gaya hidup, Diet, Aktivitas & Istirahat
5. Petunjuk perawatan khusus (Luka, kolostomi, pemakaian Insulin)
6. Jadwal kontrol berikutnya
7. Tanda bahaya dan kapan harus menghubungi dokter
8. Pengaturan perawatan lanjutan
PART 2
Discharge Planning Documentation
Kapan perencanaan pemulangan harus
didokumentasikan?
 Perencanaan harus dibuat secepat mungkin dalam proses keperawatan
 Program rencana pemulangan saat penerimaan sebelum pasien masuk untuk
pembedahan (Smeltzer dan Flores, 1986).
 Bila perencanaan pemulangan sebelum penerimaan tidak mungkin dilakukan
(pada kasus penyakit tdk terduga) maka rencana pemulangan harus dimulai saat
pasien masuk.
Pendokumentasian perencanaan pemulangan

Format pemulangan berisi:


 Pengkajian awal terhadap kebutuhan perencaan pemulangan
 Usaha untuk menempatkan pasien pada fasilitas yang tepat agar mendapatkan
perawatan yang kontinu atau untuk mengatur pasien agar mendapatkan perawatan
di rumah sesuai kebutuhan
 Data yang diberikan oleh anggota keluarga selama wawancara
Konferensi multi disiplin tentang perencanaan pemulangan pasien berisi data
perkembangan terbaru dari kondisi pasien
Alasan pendokumentasian Rencana
Penyuluhan Pasien
 Untuk mengkomunikasikan informasi kepada tim pemberi perawatan sehingga
dapat terus memberi instruksi dan memperkuat penyuluhan yang diberikan
sebelumnya
 Untuk mencegah pengulangan instruksi yang tidak perlu
 Untuk membantu perawat mengingat informasi yang telah diberikan pada pasien
 Untuk menjelaskan masalah yang telah diidentifikasi berkaitan dengan
pencapaian hasil pembelajaran dan strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut
 Untuk memenuhi persyaratan yang dikeluargan oleh lembaga pengatur
 Untuk memberi perlindungan hukum dengan menunjukkan bahwa penyuluhan
yang diperlukan tlh diberikan
Pedoman perumusan hasil

Penyuluhan berorientasi pada pedoman perumusan hasil dari perencanaan:


 Berorientasi pada pasien
 Realistik
 Dapat diukur dan diobservasi
 Jelas dan ringkas
 Dibuat secara bersama-sama
 Mempunyai batasan waktu
Contoh hasil pembelajaran pd perilaku
 Hasil harus dapat diukur, diobservasi dan mengkomunikasikan dengan jelas
perilaku yang diharapkan:
Jenis Perilaku Hasil
Kognitif Mengidentifikasi tiga faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan
memilih makanan rendah kolesterol dari daftar menu

Psikomotor Mendemostrasikan teknik yang benar penghisapan lendir pada


trakeostomi, mengikuti langkah-langkah pemantauan gula darah
secara akurat

Afektif Mendiskusikan perasaan tentang menderita epilepsi dan


mendemonstrasikan mekanisme koping yang positif untuk
berinteraksi dengan keluarga
Format penyuluhan pasien

Format penyuluhan pasien telah dibuat sedemikian rupa untuk:


 Mengumpulkan data mengenai pendidikan pasien kedalam dokumen sentral
sehingga mudah digunakan kembali
 Menciptakan konsistensi dalam pencatatan informasi
 Meningkatkan kolaborasi dan komunikasi interdisiplin
 Memberi dokumentasi yang efisien mengenai penyuluhan pasien
Komponen
Format penyuluhan pasien terdiri dari komponen berikut:
 Ringkasan faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dengan efek positif atau
negatifnya terhadap kemampuan pasien
 Strategi yang digunakan untuk mengajar pasien
 Hasil pembelajaran
 Evaluasi kemajuan pasien dalam pencapaian hasil
 Tanggal dan tanda tangan
Examples of discharge planning
documentation in hospitol
Contoh: Panduan pemulangan pasien rumah sakit berisi tentang
Pengertian

 Perencanaan pulang (Discharge planning) menurut National Council of Sosial


Servise/NCSS (2006) adalah suatu rencana pulang
pada pasien yang ditulis di lembar catatan medis yang merupakan tujuan dari
perencanaan perawatan pasien, yang akhirnya bertujuan untuk memberdayakan
klien untuk membuat keputusan dan berupaya
untuk memaksimalkan potensi hidup secara mandiri, dan untuk memberdayakan
pasien dengan melalui dukungan dan sumber-sumber yang ada dalam keluarga
atau masyarakat
Tujuan
 Mengidentifikasi kebutuhan spesifikasi untuk mempertahankan atau mencapai
fungsi maksimal setelah pulang.
 Memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan
asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi
komunikasi yang efektif
 Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk ditransfer
kerumah.
 Memperpendek AvLOS (Average Length of Stay) pasien lama perawatan.
 Meningkatkan efisiensi biaya perawatan
 Membuktikan kemandirian dan tanggung jawab dalam merawat dirinya sendiri
bila telah kembali ke rumah
 Memudahkan pemantauan kesehatan setelah pasien pulang ke rumah
Pasien yang memerlukan penanganan lanjut
setelah pulang
1. Stroke
2. Serangan jantung
3. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
4. DM dengan pengobn insulin
5. Gagal jantung kongestif
6. Emfisema
7. Demensia
8. Alzeimer
9. AIDS
10. Trauma multipel atau penyakit dengan potensi mengancam nyawa lainnya
Lanjutan….
 Pasien yang masih harus kembali dirawat dalam tempo 30 hari.
 Usia > 65 tahun
 Pasien berasal dari panti jompo
 Tinggal sendirian tanpa dukungan sosial secara langsung
 Alamat tidak diketahui atau berasal dari luar kota
 Pasien tidak dikenal tidak ada identitas atau tuna wisma
 Tidak bekerja tidak ada asuransi
 Percobaan bunuh diri
 Korban dari kasus kriminal
Tata laksana
Prosedur Discharge Planning adalah sbb:
1. Prinsip
1. Discharge Planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana sumber
sumber untuk mempertemukan kebutuhan pasien dengan pelayanan
kesehatan ditempatkan pada satu tempat.
2. Prosedur Discharge Planning harus dilakukan secara konsisten dan kualitas tinggi pada
semua pasien.
3. Rencana pemulangan pasien mempertimbangkan pelayanan penunjang dan kelanjutan
pelayanan medis.
4. Kebutuhan pemberian asuhan keperawatan juga harus dikaji.
5. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan adekuat.
6. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan merupakan hal yang utama, bila
memungkinkan RS merujuk ke fasilitas kesehatan berbadan hukum secara spesifik.
Lanjutan tatalaksana….
 Informasi tentang penyusunan pemulangan harus diinformasikan antara tim
kesehatan dengan pasien/care giver (pengasuh), dan kemampuan terakhir
disediakan dalam bentukbtertulis tentang perawatan berkelanjutan.
 Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan ketika
menyusun discharge planning.
 Discharge planning berisi:
 Diagnosa masuk, diagnosa keluar, diagnosa keperawatan
 Obat-obatan yang masih diminum
 Nasehat, aktifitas dan istirahat
 Tanggal, tempat kontrol
 Hasil pemeriksaan yang dibawa pulang
 Keadaan waktu pulang
 Fasilitas kesehatan terdekat yang bisa dihubungi
2. Karakteristik yg harus dipertimbangkan
dlm membuat rencana pemulangan ad:
 Berfokus pada pasien. Nilai, keinginan dan kebutuhan pasien
merupakan hal penting dalam perencanaan. Pasien dan keluarga harus
berpartisipasi aktif dalam hal ini.
 Kebutuhan dasar pasien pada waktu pulang harus diidentifikasi pada waktu
masuk dan terus dipantau pada masa perawatan.
 Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai keberhasilan implementasi dan
evaluasi secara periodik.
 Rencana pemulangan suatu proses yang melibatkan tim kesehatan dari berbagai
disiplin ilmu.
 Pasien harus membuat keputusan yang tertulis mengenai pemulangan pasien
3. Cara Penyampaian
 Ikut sertakan keluarga dalam proses pemulangan pasien.
 Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan ringkas.
 Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.
 Perkuat penjelasan lisan dengan intruksi tertulis.
 Motivasi pasien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan
perawatan dan pengobatan.
 Kenali tanda-tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada tim
kesehatan.
 Berikan nama dan nomor telepon fasilitas kesehatan terdekat yang dapat
dihubungi pasien
4. Asesmen Awal Pasien (Pengkajian Keperawatan)

1) Asessment terhadap:
 Kebutuhan perawatan dan medikasi terkini.
 Kemajuan fisik, mobilitas dan kondisi psikis status mental pasien.
 Kondisi rumah, sosial dan finansial.
 Siapa pengaruh utama pasien serta kebutuhan keinginannya.
 Keterlibatan keluarga dalam merawat pasien, identifikasi siapa
caregiver (pengasuh) utama pasien.
4. Lanjut asesmen….
2) Analisis hasil asesmen dengan tim multidisipliner
a. Perencanaan
1. Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkanboleh pasien dan keluarga.
2. Ikut sertakan keluarga dalam proses perencanaan pemulangan pasien.
3. Gunakan pendekatan multidisiplin dalam menyusun perencanaan dan tata laksana
pasien.
4. Perencanaan ini disusun untuk menetapkan kriteria hasil yang hendak dicapai terkait
dengan kebutuhan pemulangan.
5. Koordinator perawatan di ruangan harus memastikan pasien memperoleh perawatan
yang sesuai dan adekuat serta proses discharge planning berjalan lancar.
6. Menginformasikan pasien mengenai rencana keperawatan, pastikan bahwa kebutuhan-2
khusus pasien terpenuhi
7. Finalisasi discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien dipulangkan
dan konfirmasikan dengan pasien dan keluarga.
8. Apabila kondisi pasien berubah tiba-tiba memburuk dari yang telah
direncanakan, maka lakukan evaluasi ulang terhadap rencana pemulangan pasien.
4. Lanjut asessment….

b. Penatalaksanaan
1. Persiapan sebelum hari pemulangan pasien
2. Penatalaksanaan pada hari pemulangan
3. Evaluasi
Kriteria Pasien Pulang
 Pasien diperbolehkan pulang berdasarkan status kesehatan dan kebutuhan
pelayanan selanjutnya.
 Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasiensebaiknya
dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai
 Yang berwenang memutuskan pasien boleh pulang atau tidak adalah dokter
penangggung jawab pelayanan.
 Pastikan pasien dan keluarganya berperan aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaan pemulangan pasien.
 Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (holistic).
 Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien.
 Pertimbangkan juga aspek sosial, budaya, etnis, dan finansial pasien.
 Tentukan tempat perawatan selanjutnya
Dokumentasi

Dokumentasi pemulangan pasien berupa:


 Rencana Pemulangan Pasien/Discharge Planning
 Resume Medis Pasien Pulang
Dokumentasi Pasien Pulang pada
gangguan jiwa
Challenge

 Klien gangguan jiwa memiliki insight buruk ≥ 60 %


 Adanya stigma masyarakat
 Pelayanan kesehatan jiwa belum merata
 Status sosial ekonomi keluarga sebagian besar dibawah standar
 Tingkat pendidikan sebagian besar rendah
 Terbatasnya informasi tentang kesehatan jiwa
Langkah-langkah Discharge Planning

Assesment
 Mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data klien
 Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga harus menjadi
bagian dr unit perawatan
 Keluarga harus dilibatkan agar transisi perawatan dr RS ke rumah
dapat efektif
Standar Pengkajian VII.
Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
2. B.A.B /B.A.K
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
3. Mandi
4. Berpakaian dan berhias
5. Istirahat dan tidur
□ Tidur siang lama: …… s/d …….
□ Tidur malam lama: …… s/d …….
□ Aktivitas sebelum/sesudah tidur……
6. Penggunaan obat
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak
Perawatan lanjutan □

Sistem pendukung □

8. Aktivitas di dalam rumah Ya Tidak
 Mempersiapkan makanan □ □
 Menjaga kerapihan rumah □ □
 Mencuci pakaian □ □
 Pengaturan keuangan □ □

9. Aktivitas di luar rumah Ya Tidak


 Belanja □ □
 Transportasi □ □
 Lain-lain,
 Jelaskan…………………………………………….
VIII. Mekanisme koping

Adaptif
Maladaptif

□ Bicara dg orla □ Minum alcohol


□ Mampu menyelesaikan □ Reaksi lambat/Masalah berlebih
□ Tekhnik relaksasi □ Bekerja berlebihan
□ Olah raga □ Mencederai diri
□ Lainya :…………..
IX. Masalah Psikososial

□ Masalah dg dukungan kelompok, uraikan……….


□ Masalah berhub dg lingkungan, uraikan………….
□ Masalah dengan pendidikan, uraikan……………..
□ Masalah dengan pekerjaan, uraikan……………….
□ Masalah dengan perumahan, uraikan…………….
□ Masalah dengan ekonomi, uraikan…………………
□ Masalah dengan yan kesh, uraikan…………………
□ Masalah lainya, uraikan…………………
X. Kurang Pengetahuan, tentang :
□ Penyakit jiwa
□ Sistem pendukung
□ Faktor presipitasi
□ Penyakit fisik
□ Koping
□ Obat-obatan
□ Lainnya : …………………………………………………………..
Cara melakukan pengkajian
1. Makan :
 Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam
(suka / tidak suka, pantang), dan cara makannya
 Observasi kemampuan klien mempersiapkan makanan dan
membersihkan alat makan.
2. BAB / BAK
 Observasi kemampuan pergi, menggunakan dan membersihkan WC
 Membersihkan diri dan merapikan pakaian
3. Mandi
 Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,
gunting kuku, cukur.
 Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
4. Berpakaian
 Observasi kemampuan klien dlm mengambil, memilih dan
menggunakan pakaian
 Observasi penampilan dandanan klien
 Obsrvasi dan tanyakan frekuensi ganti pakaian
 Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien dalam mengambil,
memilih dan mengenakan pakaian
5. Istirahat dan tidur
 Observasi dan tanyakan tentang:
a. Lama dan waktu tidur siang / malam
b. Persiapan sebelum tidur mis: menyikat gigi, sholat, berdoa dll
c. Aktivitas sesudah tidur mis: merapikan tempat tidur, mandi, sholat,
menyikat gigi dll
6. Penggunaan Obat
 Observasi & tanyakan kpd klien dan keluarga ttg:
a. Frekuensi, dosis, waktu, cara pemberian
b. Reaksi obat
7. Pemulihan kesehatan
 Tanyakan kepada klien dan keluarga ttg:
a. Apa dan bagaimana pemberian perawatan lanjut
b. Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (teman, intitusi, yankes)
dan cara penggunnaanya.
8. Aktivitas di dalam rumah
 Tanyakan kemampuan klien:
a. Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
b. Merapikan rumah ( menyapu, mengepel )
c. Mencuci baju
d. Mengatur biaya kebutuhan sehari-hari
IX. Mekhanisme Koping
 Menanyakan kpd klien dan keluarga apa yang biasa dilakukan jika klien sedang
punya masalah
 Beri tanda √

X. Masalah Psikososial
 Data diperoleh dengan wawancara dengan klien dan keluarga
Diagnosa Keperawatan

 Didasarkan pada pengkajian discharge planning


 Dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga
 Keluarga merupakan bagian penting karena akan memberi dampak
thd klien
 Menentukan masalah keperawatan tsb aktual atau potensial
merupakan hal yang penting
Diagnosa keperawatan yang mungkin

Persiapan pasien pulang


□ Perubahan pemeliharaan kesehatan
□ Perilaku mencari bantuan kesehatan
□ Sindroma Defisit Perawatan Diri
□ Perubahan eliminasi urine / feces
□ Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
□ dan lain- lain
MK: Mekanisme koping

□ Kegiatan penyesuaian
□ Koping individu tidak efektif
□ Koping individu tidak efektif ( koping defensif)
□ Koping individu tidak efektif (kopingmenyangkal)
□ Dan lain-lain
MK: Data psikososial

□ Perubahan pemeliharaan kesehatan


□ Perubahan peran
□ Perilaku mencari bantuan
□ Gangguan konsep diri
□ Ketidakberdayaan
□ Keputusasaan
□ Dan lain-lain
MK: Data Kurang Pengetahuan

□ Perilaku mencari bantuan kesehatan


□ Ketidakpuasaan
□ Regimen therapiutik tidak efektif
□ Kurang pengetahuan ( specifik )
PERENCANAAN

 Memerlukan identifikasi kebutuhan yg spesifik agar program pengajaran


kpd klien baik
 Luverne & Barbara METHOD yaitu :
 Medication (obat)
 Environtment
 Treatment
 Health Teaching
 Outpatient referral
 Diet
MEDICATION (OBAT)

 Klien dan keluarga perlu diberitahu jenis obatnya dan manfaat


masing –masing obat, dosis, waktu pemberian serta efek samping
yang mungkin timbul serta upaya penanganannya
 Klien dan keluarga harus menjaga keteraturan minum obat
 Klien dan keluarga harus meminum obat sesuai aturan
ENVIRONMENT

 Klien kembali ke dalam lingkungan aman


 Lingkungan harus dikondisikan agar mampu menerima klien apa
adanya
 Lingkungan tidak mengucilkan
 Tidak membuat “stempel”, tidak kasar
 Lingkungan harus mendukung pemulihan klien gangguan jiwa
(memberi aktivitas positif)
TREATMENT

 Klien perlu kontrol secara teratur dlm wkt yg cukup lama


 Perlu didiskusikan bagaimana pengelolaan obat di rumah
 Jika klien dan keluarga tidak memungkinkan memberikan obat pe os
secara teratur apakah perlu seseorang petugas berkunjung ke rumah untuk
memberikan obat dengan cara lain (ex: injeksi dengan obat long acting )
 Klien dan keluarga juga harus di jelaskan bahwa obat-obat yang diberikan
bermanfaat bagi pemulihan gangg jiwa klien (shg tidak perlu ke orang
pintar dll)
HEALTH TEACHING
 Keluarga diberitahu apa yang terjadi pada klien ( tanda dan gejala,
fx predisposisi & presipitasi)
 Keluarga harus diajarkan bagaimana merawat klien gangguan jiwa
di rumah
 Klien dan keluarga perlu diberitahu bagaimana mempertahkan
kesehatanya.
 Klien dan keluarga perlu dijelaskan tanda-tanda munculnya gejala,
dan tindakan apa yang harus dilakukan
OUTPATIENT REFERAL

 Klien dan keluarga harus tahu kemana saja bisa control


 Keluarga perlu dijelaskan bagaimana cara membawa klien ke RS jika klien
kambuh
 Keluarga perlu dijelaskan persyaratan administrasi jika menggunakan
asuransi kesehatan (Jamkesmas, SKTM, askes dll)
DIET

 Tidak ada diet khusus bagi klien gangguan jiwa


 Namun jika gangguan jiwanya disertai penyakit fisik maka klien
perlu juga melakukan pengaturan makanannya.
IMPLEMENTASI

 Adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referal.


 Seluruh pengajaran yang dilakukan harus didokumentasikan.
EVALUASI

 Evaluasi terhadap klien dan keluarga biasanya dilakukan pada saat klien
kontrol di RS.
 Pada bulan pertama dan kedua klien perlu kontrol 2 kali sebulan, dan
selanjutnya 1 kali sebulan.
 Keberhasilan discharge planning didasarkan pada :
 Derajat penyakit
 Keteraturan kontrol dan kepatuhan minum obat
 Efek samping obat
 Kemampuan aktivitas harian klien
 Tersedianya support system
Reference
 Ataswati E., dkk., (2016) Panduan Pemulangan Pasien. Rumah Sakit Umum Daerah
Bendan kota Pekalongan
 Care Transitions from Hospital to Home: IDEAL Discharge Planning Implementation
Handbook. https://www.ahrq.gov/sites/default/files/wysiwyg/professionals/systems/
hospital/engagingfamilies/strategy4/Strat4_Implement_Hndbook_508_v2.pdf
 Iyer & Camp N.H., (2005) Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
 Keliat (2011) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. CMHN (Basic Corse). Jakarta:
ECG
 Paula R. Patel; Samuel Bechmann (2020) Discharge Planning.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557819/
 https://id.pinterest.com/pin/769974867524447853/
THANKS

Anda mungkin juga menyukai