A. KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
a. Hepatitis virus acut adalah penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik dan acut
(Kapita Selekta Kedokteran,2000).
b. Hepatitis dapat didefinisikan sebagai penyakit peradangan hati acut meskipun istilah hepatitis
sering digunakan dalam hubungamnya dengan hepatitis virus,penyakit ini dapat disebabkan keadaan
toksik pada hati,virus dan bakteri (Perawatan medical Bedah,Barbara C Long tahun 1996).
c. Hepatitis merupakan istilah umum untuk setiap inflamasi hati, keadaan ini dapat disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri dan parasit maupun non infeksi (akibat obat dan proses autoimmune)
2. ETIOLOGI
A. Infeksi
i. Infeksi virus
Amoeba
B. Non infeksi
a. Drug-induced hepatitis
b. Autoimune hepatitis
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik bervariasi, dari yang tidak bergejala (asimptomatik) sampai dengan yang memberikan
gejala (simptomatik) sangat berat.
1) Demam
3) Mual muntah
5) Ikterus
4. PATOFISIOLOGI
Hepatitis terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh virus RNA, baik itu virus HAV, HBV, cidera
agent, fisik atau kimia (non virus). Virus menginfeksi dalam tubuh selama 6 sampai 8 minggu. Antibody
immunoglobulin B melawan hepatitis untuk berkembang selama bertahun-tahun, sehingga
menghasilkan kekebalan terhadap penyakit ini. Dengan masuknya virus ke dalam hati dapat merusak sel
parenkim hati (nekrosis) sangat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh (karbohidrat, lemak, protein)
terganggu sehingga asupan nutrisi kurang dengan adanya virus dalam hati, mempengaruhi metabolisme
bilirubin sehingga menimbulkan ikterus.
5. INSIDEN
Hepatitis A merupakan tipe hepatitis lazim di dunia yang disebabkan oleh infeksi virus. Jumlah kasus
hepatitis A adalah 40 % dari semua kasus hepatitis. Penyakit hepatitis A endemic diantara pengguna obat
intra vena (iv). Hegenitas yang buruk diduga sebagai penyebab rokok penyebaran infeksi (penyakit).
Hepatitis A diantara kelompok pengguna obat intra vena kira-kira 50% dari populasi dunia terinfeksi virus
hepatitis B dan 20 % dari semua kasus hepatitis virus menurut hasil laporan ( DS) adalah hepatitis C.
6. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, maupun pemeriksaan penunjang.
Anamnesis meliputi lama keluhan, riwayat demam, riwayat kontak dengan penderita hepatitis, riwayat
minum, obat, riwayat diare. Pemeriksaan fisis : bisa ditemukan adanya ikterus yang dapat dilihat pada
sclera dan mukosa mulut. Pada perabaan abdomen terkadang dapat ditemukan pembesaran hepar
dengan konsistensi kenyal, permukaan licin. Jika ditemukan pembesaran hepar konsistensi keras dan
berbenjol-benjol perlu diperkirakan adanya hepatoma.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium : dapat ditemukan adanya peningkatan bilirubin terutama bilirubin direct (bilirubin 2)
peningkatan transminasi serum (SGOT, SGPT).
2) Radiology
a) USG abdomen : merupakan pemeriksaan yang sangat berguna dalam mendiagnosis pasien ikterus.
b) CT Scan
3) Biopsi hati
Metode ini sangat berguna untuk menegakkan diagnosis penyakit hepatoseluler kronik atau sirosis hati.
8. TERAPI
a. Tirah baring
c. Suportif
d. Anti virus
e. Antibiotik
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Makanan / cairan
Tanda : asites
e. Neuro sensoris
f. Nyeri / kenyamanan
nyeri tekan pada kuadran kanan atas. Mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruritus).
g. Pernapasan
lesi makulopapular,
eksaserbasi jerawat,
angioma jarring-jaring,
eritema palmar,
splenomegali, p
i. Seksualitas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi :
1. Observasi, kaji, dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) karakter nyeri (menetap,hilang timbul).
R/ Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan (perbaikan
penyakit,terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi.
R/ Membantu dalam menghilangkan cemas dan memusatkan kembali perhatian yang dapat
menghilangkan nyeri.
Intervensi :
R/ Turah baring lama dapat menurunkan kemampuan,ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas
yang mengganggu periode istirahat.
R / Untuk mengganti/mengimbangi makanan yang masuk dan mengganti sel-sel yang rusak
Intervensi :
1. Awasi masukan dan haluaran,bandingkan berat badan harian,catat kehilangan melalui usus
contoh muntah dan diare.
Intervensi :
1. Lakukan tehnik isolasi untuk infeksi enteric dan pernafasan sesui kebijakan rumah sakit termasuk
cuci tangan efektif.
R / Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang terpajan,tergantung tipe hepatitis dan
periode inkubasi.
R/ Berguna untuk untuk pasien hepatitis aktif kronis dan pencegahan hepatitis bacterial atau
mencegah/membatasi infeksi sekunder.
Intervensi :
3. Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.Batasi mengangkat
berat,latihan keras/olahraga.
R / Pasien perlu memahami terntang perlunya istirahat adekuat lanjutan dalam mencegah
kekambuhan.
4. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan atau lebih lama sesuai toleransi
individu.