Perry & Potter (2006) menyusun format discharge planning sebagai berikut:
1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2005).
Menurut Slevin (1986) pengkajian discharge planning berfokus pada 4 area
yang potensial, yaitu pengkajian fisik dan psikososial, status fungsional,
kebutuhan health education dan konseling.
2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. Yaitu
mengetahui problem, etiologi (penyebab), support sistem (hal yang
mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).
3 Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD
yaitu :
a Medication (obat). Pasien sebaiknya mengetahuiobat yang harus
dilanjutkan setelah pulang.
b Environment (lingkungan). Lingkungan tempatpasien akan pulang dari
rumah sakit sebaiknyaaman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas
pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutanperawatannya.
c Treatment (pengobatan). Perawat harusmemastikan bahwa pengobatan
dapat berlanjutsetelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasiendan
anggota keluarga.
d Health Teaching (pengajaran kesehatan). Pasien yang akan pulang
sebaiknya diberitahu bagaimanamempertahankan kesehatan, termasuk
tanda dangejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatankesehatan
tambahan.
e Outpatient Referal. Klien sebaiknya mengenalpelayanan dari rumah sakit
atau agen komunitaslain yang dapat meningkatkan perawatan yang
kontinu.
f Diet Pasien. Sebaiknya diberitahu tentangpembatasan pada dietnya dan
pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4 Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana
pengajaran referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus di
dokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge
summary). Intruksi tertulis diberikan kepada pasien. Demontrasi ulang harus
memuaskan, pasien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan
melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah.
5 Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses discharge planning. Perencanaan dan
penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan
pelayanan yang sesuai. Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada enam variabel:
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlakukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapaipemulihan
c Protein
1) Dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energi.
2) Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging
tanpa lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
3) Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8
g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65%.
d Natrium
1) Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes mellitus sama dengan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama
dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.
2) Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg.
3) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
e Serat
1) Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes mellitus dianjurkan
mengonsumsi cukup serat dari kacang- kacangan, buah, dan sayuran serta
sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin,
mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.
2) Anjuran konsumsi serat adalah 25 g/hari.
f Pemanis alternatif
1) Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak
berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalah gula alkohol dan fruktosa.
2) Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol.
3) Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitungkan
kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
4) Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena
efek samping pada lemak darah.
5) Pemanis tak berkalori yang masih dapat digunakan antara lain aspartam,
sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame.
6) Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted
Daily Intake (ADI).