A. Discharge Planning
yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang
needs to maintain his present level of well-being or move to the next level of
care”.
11
12
dengan fasilitas kesehatan yang ada atau yang telah ditentukan serta bekerjasama
dengan pelayanan sosial yang ada di komunitas, sebelum dan sesudah pasien
kesehatan di rumah sakit dimana rentang waktu pasien untuk menginap semakin
pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier,
2004).
khusus yaitu tanda dan gejala penyakit pasien (Potter & Perry, 2005 dalam
pasien (Potter & Perry, 2006). Program yang dilakukan oleh perawat ini, tidak
13
selalu sama antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. Hal ini bisa
klien tertentu, mulai dari mereka masuk sampai pulang (Potter & Perry, 2005:96).
untuk memaksimalkan potensi klien untuk hidup secara mandiri, atau agar klien
masyarakatnya”.
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Potter & Perry, 2006).
penting dalam proses perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah
Menurut Rice (1992) dalam Potter & Perry (2005:93), setiap pasien yang
Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi tentang semua
Discharge planning atau rencana pemulangan tidak hanya melibatkan pasien tapi
bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama (The Royal Marsden
antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi komunikasi yang efektif
Secara lebih terperinci The Royal Marsden Hospital (2004) dalam Siahaan
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
pemulangan.
menerima pasien.
rumah
dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir
dari hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat
terdekat.
pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari perawat
dan juga dari pasien. Menurut Notoadmodjo (2003) dalam Waluyo (2010:17-18),
informasi kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat
dimengerti pasien.
baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan
pasien.
sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi
(1997), Suliha dkk (2002) dan Machfoedz dkk (2005) yang dikutip oleh Waluyo
tingkat pendidikan.
19
pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk
kesehatan.
informasi terganggu.
yang mungkin muncul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia
di masyarakat.
juga akan menurunkan lama waktu rawat yang pada akhirnya akan
kesehatan atau hanya pada kebutuhan fisik pasien. Lebih luas, perencanaan
Pasien, keluarga, dan care giver dilibatkan dalam membuat perencanaan. Hal
pasien dipindahkan.
yang efektif adalah keterlibatan pasien dan keluarga, kolaborasi antara tim
kesehatan, dan dukungan dari care giver/pendamping pasien. Hal lain yang tidak
menyatakan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada sebuah form perencanaan
b. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping
akan diadakannya.
g. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisa
lain) beserta dengan nama dan nomor telepon setiap institusi yang
Kesamaan tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di
rawat sampai dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien
menurut Potter & Perry (2005:102) secara lebih lengkap dapat di urut sebagai
berikut:
dari gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
dapat mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan, langkah,
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji
sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang dijalani). Pasien mungkin dapat
k. Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu
pengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini
mungkin).
pulang ke rumah.
diperlukan.
o. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih
telah ditandatangani dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk
p. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa
perlu membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke
kantor tersebut.
berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
26
s. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan
mekanika tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke
diperhatikan.
t. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain.
kendaraan tersebut.
Petugas pendaftaran
Tindak lanjut
Menyediakan leaflet, tanyakan apakah
pasien sudah paham, pastikan sistem
Melaporkan kepada rujukan sudah dibuat
lingkungan perawatan
selanjutnya (nursing
home, home care)
diantarkan pulang sampai ke mobil atau alat transportasi lainnya (The Royal
aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 dalam Potter &
Perry, 2006).
terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian
1983 dalam Potter & Perry, 2005:90). Discharge planning membantu proses
transisi pasien dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat
untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat
B. Kepuasan Pasien
1. Pengertian Kepuasan
Puas berasal dari kata satisfaction yaitu kata dari bahasa Latin, yaitu satis
yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau melakukan.
Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk dan jasa yang sanggup
memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup
(Irawan, 2009:2-3). Kepuasan merupakan persepsi terhadap produk atau jasa yang
telah memenuhi harapan dari konsumen/pasien. Karena itu, pasien tidak akan puas
puas akan diperoleh jika persepsi pasien sama atau lebih dari yang diharapkan
(Irawan, 2009:3).
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang
expectation”, yaitu perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
diharapkannya.
kesamaan pandangan bahwa kepuasan adalah suatu tanggapan atau respon yang
timbul dari membandingkan harapan dengan kenyataan yang diterima dari suatu
2. Teori Kepuasan
dengan yang sesungguhnya diperoleh pasien dari produk atau jasa yang dibeli
31
tersebut. Produk atau jasa yang dibeli akan berfungsi sebagai berikut (Sumarwan,
2004):
a. Produk atau jasa berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, hal ini disebut
b. Produk atau jasa berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut
tidak memberikan rasa puas, dan produk tersebut pun tidak mengecewakan
c. Produk atau jasa berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang
Pengalaman Produk
dan Jasa
Konfirmasi Harapan:
Fungsi Produk dan
Jasa Tidak Berbeda
dengan Harapan
rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan yang seutuhnya pada
pengguna jasa tersebut. Untuk bisa memberikan kepuasan yang optimal kepada
pelanggan yang dalam hal ini adalah pasien di rumah sakit, ada 10 prinsip
pasien.
konsumen akan kinerja sebuah produk atau jasa, dan kenyataan yang dia terima
setelah mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen akan puas jika kinerja produk
akan tidak puas jika kinerja produk ternyata tidak sesuai dengan harapannya
(Santoso, 2005:3).
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi pasien terhadap kualitas
poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau
b. Kualitas pelayanan
Konsumen dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh
c. Faktor emosional
Pasien merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap dirinya
bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai
lebih tinggi.
d. Harga
mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.
Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi
e. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya
Menurut Utama (2005) dan Rachmadi (2008) yang dikutip oleh Waluyo
rumah sakit terhadap pasien, jenis atau diagnosa penyakit yang berhubungan
dengan keparahan penyakit, lama perawatan, dan alasan memilih rumah sakit.
a. Jenis kelamin
dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki cenderung
melihat produk dari sisi kualitas dan fungsinya, sedangkan perempuan lebih
b. Umur
Umur adalah masa hidup pasien yang didasarkan pada tanggal lahir atau
pernyataan pasien, dan biasanya dinyatakan dalam tahun. Prasetyo & Ihalauw
mempunyai selera dan minat yang berbeda pada suatu produk termasuk
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
berbeda dengan hasil penelitian Supardi (2005) dalam Waluyo (2010:25) yang
petani dan yang tidak bekerja. Dengan demikian pekerjaan bukan merupakan
Pasien yang memiliki status ekonomi baik atau tinggi memilih kelas
selama dirawat. Hal ini berarti pula mereka memiliki harapan dan tuntutan
ekonomi rendah pada umumnya memiliki harapan dan tuntutan yang lebih
Menurut Potter & Perry (1997) dalam Waluyo (2010:27), berat ringannya
Lokasi rumah sakit yang strategis yaitu lokasi yang mudah dijangkau oleh
dalam Waluyo (2010:27) menjelaskan bahwa lokasi rumah sakit yang strategis
sering kali menjadi alasan bagi pasien dalam memilih pelayanan rumah sakit
karena jarak rumah sakit dengan tempat tinggalnya dekat dan mudah
pasien. Salah satu faktor tersebut adalah kualitas pelayanan atau jasa yang
bahwa kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien terdiri dari
langsung).
a. Reliability (keandalan)
dijanjikan dengan segera, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan, akurat dan
membutuhkan.
c. Assurance (jaminan)
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya,
pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang ditunjukkan pada saat
d. Emphaty (kepedulian)
berkomunikasi dengan baik dan benar. Perawat perlu menunjukkan sikap dan
perawat. Rasa percaya yang dimiliki pasien dapat membantu pasien dalam
40
tindakan.
penampilan kerja perawat yang rapi. Terkait dengan hal tersebut, bukti
perubahan dari sistem layanan kesehatan tidak mungkin tepat sasaran dan berhasil
tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien. Hal itu terjadi karena hasil
kepuasan pasien:
dengan pasien.
b. Ghost Shopping
Metode ini dilakukan dengan cara pihak rumah sakit menghubungi para
konsumen atau pasien yang telah berhenti menggunakan atau beralih ke rumah
sakit lain, untuk memperoleh informasi penyebab hal tersebut. Informasi ini
d. Survei Kepuasan
langsung pada para konsumen. Konsumen atau pasien juga dapat diminta
sakit dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk atau jasa yang
dimiliki, sehingga dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang
berbagai cara tetapi pada umumnya dilakukan melalui kuesioner dan wawancara.
Adapun penggunaan kuesioner adalah cara yang paling sering digunakan karena
tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan obyektif. Dengan hasil
membandingkan dengan standar kerja, dan memutuskan apa yang harus dilakukan
konsumen/pasien.
prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan mereka menuju mutu
pelayanan.
43
d. Pengukuran memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu
Menurut Azwar (1996) dalam Putra (2012:27), didalam situasi rumah sakit
diikuti oleh pasien yang merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit.
b. Terciptanya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang puas
tersebut akan memberitahukan kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara
pelayanan yang memuaskan seperti yang selama ini mereka dengar akan
perusahaan asuransi akan lebih menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang
e. Didalam rumah sakit yang berusaha mewujudkan kepuasan pasien akan lebih
Salah satu aspek dari tujuh dimensi pelayanan keperawatan yang dapat
yang diperlukan oleh pasien (Potter & Perry, 2005:87). Hal serupa juga
diungkapkan oleh Suryawati dkk (2006) dalam Yosafianti & Alfiyanti (2010:114),
pemberian dan penjelasan obat, respon perawat terhadap keluhan pasien serta
sikap dan ketrampilan perawat. Oleh karena itu komunikasi dan pemberian
satu aspek yang harus diperhatikan dalam memenuhi kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan.
45
aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi khusus yaitu tanda dan gejala penyakit
pasien (Potter & Perry, 2005 dalam Herniayatun dkk, 2009:128). Oleh karena itu,
pelaksanaan discharge planning di suatu rumah sakit akan menjadi salah satu