Anda di halaman 1dari 26

Bagian Ilmu Kesehatan Anak REFLEKSI KASUS

Fakultas Kedokteran 17 Maret 2022


Universitas Alkhairaat
Palu

Demam Dengue

DisusunOleh:
Indrian Saputri, S.Ked
(17 21 777 14 442)

PEMBIMBING :
dr. Dimas Bagus P.M.Ked (Ped).,Sp.A

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik


Pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama / No Stambuk : Aulia Nur Pratiwi, S.ked/ 17 20 777 14 433

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Pendidikan Dokter

Universitas : Alkhairaat

Judul : Bronchopneumonia

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSU Anutapura Palu
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, Februari 2022

Pembimbing Dokter Muda

dr. Hj. Nurhaedah Tangim , Sp.A Aulia Nur Pratiwi, S.Ked

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN 1

BAB II. REFLEKSI KASUS 3

A. Identitas Pasien 3

B. Anamnesis 4

C. Pemeriksaan Fisik 7

D. Pemeriksaan Penunjang 10

E. Resume 10

F. Diagnosis 10

G. Diagnosis Banding 10

H. Terapi 10

I. Follow up 11

DISKUSI KASUS 14

BAB III. KESIMPULAN 20

DAFTAR PUSTAKA 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Dengue adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk dan penyebab utama
penyakit virus yang ditularkan melalui artropoda di dunia.Ini juga dikenal sebagai
demam breakbone karena keparahan kejang otot dan nyeri sendi, demam pesolek,
atau demam tujuh hari karena durasi gejala yang biasa. Meskipun sebagian besar
kasus tidak menunjukkan gejala, penyakit parah dan kematian dapat terjadi.
nyamuk menularkan virus dan umum di bagian tropis dan subtropis di
dunia. Insiden demam berdarah telah meningkat secara dramatis selama beberapa
dekade terakhir. Infeksi sekarang endemik di beberapa bagian dunia. Beberapa
orang yang sebelumnya terinfeksi salah satu subspesies virus dengue mengalami
permeabilitas kapiler yang parah dan pendarahan setelah terinfeksi dengan
subspesies virus lainnya.1
Infeksi Virus Dengue (DENV) adalah ancaman kesehatan global yang dapat
membebani ekonomi lokal dan sumber daya perawatan kesehatan. Negara-negara
yang sebelumnya tidak terpengaruh semakin melaporkan wabah. Hanya beberapa
negara di Eropa dan Antartika yang sejauh ini menghindari penularan melalui
vektor virus dengue. Tingkat infeksi virus dengue yang sebenarnya mungkin
kurang dilaporkan dan banyak kasus salah diklasifikasikan. Model menunjukkan
bahwa pada tahun 2085, setengah dari populasi dunia mungkin tinggal di daerah
yang berisiko penularan dengue. Indonesia merupakan daerah endemis virus
dengue dan telah mengalami peningkatan kejadian 700 kali lipat selama 45 tahun
terakhir.2
Demam Fever adalah demam yang sembuh sendiri, biasanya berlangsung
selama 5-7 hari. Kadang-kadang melemahkan selama tahap penyakit
akut. Gambaran klinis Demam Fever bervariasi sesuai dengan usia pasien. Bayi
dan anak kecil mungkin mengalami penyakit demam yang tidak dapat dibedakan
dengan ruam makulopapular. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa
mungkin mengalami sindrom demam ringan atau penyakit berat dengan demam

1
tinggi (biasanya bifasik), sakit kepala parah, nyeri retroorbital, mialgia, artralgia,
mual, muntah, dan petekie. Leukopenia dan trombositopenia biasanya ditemukan
pada semua umur. Dalam beberapa kasus, Demam Fever dapat menyertai
komplikasi perdarahan seperti perdarahan gingiva, epistaksis, perdarahan
gastrointestinal, hematuria, dan menoragia (pada wanita).4
Secara global, biaya rata-rata per kasus demam berdarah adalah sekitar 84,73,
70,10, 51,16 dan 12,94 USD untuk kasus fatal, kasus yang dirawat di rumah sakit,
kasus rawat jalan, dan kasus di luar sektor layanan kesehatan. Perkiraan total
biaya agregat global tahunan dengue pada tahun 2013 adalah 8,9 miliar, setara
USD dengan 1,56 USD per kapita. Perkiraan ini termasuk biaya kasus non-fatal
yang dirawat di rumah sakit (4093 juta USD), kasus non-fatal rawat jalan (2987
juta USD), kasus non-medis (752 juta USD), dan kasus fatal (1055 juta
USD). Namun, sebuah penelitian pada tahun 2011 menyarankan biaya agregat
yang lebih tinggi berdasarkan analisis 95 juta kasus simtomatik yang terjadi di
108 negara.3
Untuk menegakkan diagnosis infeksi dengue perlu dilakukan pemeriksaan
kadar haemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit beserta hitung jenis dan jumlah
trombosit. Hasil pemeriksaan tergantung pada fase perjalanan penyakit. Pada awal
fase demam, hitung leukosit seringkali masih normal dapat disertai peningkatan
neutrofil. Namun pada akhir fase demam, jumlah leukosit dan neutrofil mencapai
titik terendah. Perubahan jumlah leukosit (<4.000 sel/mm 3) dan rasio antara
neutrofil dan limfosit berguna dalam memprediksi masa kritis terjadinya
perembesan plasma. Jumlah trombosit masih normal pada awal fase demam,
trombosit menurun <100.000/mm3 terjadi pada fase demam memasuki fase kritis
atau saat penurunan suhu.5

2
BAB II

REFLEKSI KASUS

A. Identitas Pasien

1. Nama Pasien: An. Ms

2. Jenis Kelamin: Laki-laki

3. Lahir pada tanggal/umur: 19-07-2015/ 6 tahun 8 bulan

4. Kebangsaan: Indonesia

5. Agama: Islam

6. Suku Bangsa: Bugis

7. Nama Ibu: Ny. F

8. Usia Ibu: 42 tahun

9. Pekerjaan Ibu: Ibu Rumah Tangga

10. Pendidikan terakhir ibu: SMA

11. Nama Ayah: Tn. AS

12. Usia Ayah: 53 tahun

13. Pekerjaan Ayah: Scurity

14. Pendidikan terakhir ayah: SMA

15. Tanggal masuk ruangan/jam: 23-02-2022/ 17.15

16. Tanggal keluar ruangan/jam: 25-01-2022/ 15.00

17. Jumlah hari perawatan:3 hari

18. Diagnosis: Demam Dengue

19. Anamnesis diberikan oleh: Orang tua pasien (Ayah dan ibu pasien)

3
20. Family Tree:

Keterangan :

Ayah

Ibu

Pasien

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama

Demam

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang anak laki-laki usia 6 tahun 8 bulan masuk Rumah Sakit

Anutapura dengan keluhan demam yang dirasakan sejak 5 yang lalu

sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan terus-menerus. Demam

menurun dengan pemberian obat penurun panas dan turun hanya beberapa

jam kemudian suhu badan naik kembali. Riwayat nyeri kepala (+),muntah

(-), mual (-), batuk (-),sesak (-), nafsu makan menurun. Bab dan Bak

lancar.

4
3. Riwayat Penyakit Dahulu

tidak ada riwayat yang sama sebelumnya

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama

5. Anamnesis Antenatal dan Riwayat Persalinan

Pasien lahir secara SC dirumah sakit dengan berat badan lahir 3000 g.

bayi langsung menangis (+), sianosis (-).

6. Penyakit yang sudah pernah dialami

 Morbili : Belum Pernah

 Varicella : Belum Pernah

 Pertussis : Belum Pernah

 Diare : pernah

 Cacingan : Belum Pernah

 Batuk/Pilek : pernah

 Lain-lain : Tidak Ada

7. Riwayat Kepandaian/Kemajuan Anak

 Membalik :4
 Tengkurap :4
 Duduk :8
 Merangkak :9
 Berdiri berpegangan : 10
 Berjalan : 12
 Tertawa :5
 Berceloteh :5

5
 Memanggil papa mama : 12
8. Anamnesis Makanan Terperinci

Usia 0-6 bulan : Air susu ibu (ASI)

Usia 6-12 bulan : Asi + MP Asi

Usia 12 – sekarang : makanan keluarga

9. Riwayat Imunisasi

Imunisasi Lengkap

Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun Rekomendasi IDAI Tahun 2020

10. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan

 Keadaan sosial : Pasien saat ini tinggal bersama kedua orang tua

 Keadaan Ekonomi : Pasien berasal dari keluarga dengan status

ekonomi menengah yang cukup mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Kebiasaan dan Lingkungan : Pasien tinggal di lingkungan rumah yang

cukup bersih dan sehat serta pemenuhan air bersih yang memadai.

6
C. Pemeriksaan Fisik

Umur : 6 tahun 8 Bulan

Berat Badan : 11 kg

Tinggi Badan : 114 cm

Status Gizi :

BB/TB = = 85% Gizi Kurang

TB/U = = 99% TB Baik

BB/U = = 85% BB Baik

1. Keadaan umum : Sakit Sedang

 Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)

 Sianosis : (-)

 Anemia : (-)

 Ikterus : (-)

2. Tanda vital

Tekanan darah :-

Denyut nadi : 90 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu Axilla : 38,7oC saat di UGD

36,8 oC saat dinuri

SpO2 : 99 %

3. Kulit

Warna : Kuning Langsat

Effloresensi : (-)

7
Pigmentasi : (-)

Edema : (-)

Lain-lain : (-)

4. Kepala

 Bentuk : Normocephal

 Rambut : Warna hitam, sulit dicabut

 Ubun-ubun besar : Tertutup

 Wajah : Sesuai usia

5. Mata

 Mata cekung : (-/-)

 Konjungtiva : Anemis (-/-), Pterigium (-/-), injectio (-/-)

 Sklera : Ikterus (-/-)

 Pupil : Bulat, isokor OD 2,5 cm/ OS 2,5 cm

6. Telinga

Bentuk : Normal

Otorrhea : (-/-)

Sekret : (-/-)

7. Hidung

Bentuk : Normal

Rinorrhea : (-/-)

Pernapasan cuping hidung: (+)

8. Mulut

Gigi : Lengkap (-), Carries (-)

8
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-), Vesikel (-), Eritema (-), Ulkus (-)

9. Tenggorokan

Tonsil : Hiperemis (-)

Pharynx : Hiperemis (-)

10. Leher

Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)

11. Thorax

Bentuk : Normothorax, Xiphosternum : (-)

Rachitic Rosary : (-) Harrison’s groove : (-)

Ruang Intercostal : Normal Napas Paradoxal :(-)

Pericordial Bulging : (-) Retraksi : (-)

12. Paru

Inspeksi : Simetris Bilateral

Palpasi :Vocal fremitus kanan=kiri, massa (-/-), krepitasi (-/-)

Deformitas (-/-), Nyeri tekan (-/-)

Perkusi : Sonor kedua lapangan paru

Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

13. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Pekak

Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-), Murmur(-)

14. Abdomen

9
Inspeksi : Tampak datar

Auskultasi : Normoperistaltik 4 kuadran

Palpasi : Pembesaran hepar (-)

Perkusi : Timpani 9 kuadran, tanda Ascites (-)

15. Anggota gerak : Akral dingin 4 extremitas, Sianosis (-), Pucat (+), Tremor

(-) ,Edema (-) 4 extremitas, Otot eutrofi, Tulang-tulang DBN, Refleks TDP

D. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Tanggal : 23/02/2022
Hasil Nilai Rujukan
WBC 1,3 x 103/uL 4,5 – 13,5 x 103
RBC 4,24 x 106/uL 4,0 – 5,2 x 106
HGB 10,6 g/dL 11,5 – 14,5 g/dL
HCT 32,2 % 32,0 – 42,0 %
MCV 75,9 fL 80,0 – 94,0fL
MCH 25,0 pg 27,0 – 31,0 pg
MCHC 32,9 g/dL 33,0 – 37,0 g/dL
PLT 102 x 103/Ul 150 – 450 x 103/uL

10
E. Resume

Seorang anak laki-laki usia 6 tahun 8 bulan masuk rumah sakit dengan

keluhan febris yang dialami sejak sabtu sore ( 5 hari ) sampai sekarang.

Febris terus-menerus. Febris menurun saat minum obat penurun panasdan

setelah beberapa jam suhu badan naik kembali. Riwayat cephalgia (+) dan

nafsu makan menurun. Bab dan Bak Lancar.

Pemeriksaan fisik ditemukan KU sakit sedang, kesadaran compos mentis,.


TTV: N. 90 x/mnt, RR. 24 x/menit, SB. Di UGD 38,7 C, diNuri 36,8 C, SpO2.
99%.
Pemeriksaan penunjang ditemukan. Pemeriksaan darah lengkap WBC: 1,3

x 103/uL, RBC: 4,24 x 106/uL, HGB: 10,6 g/dL, HCT 32,3%, MCV: 75,9 FL,

MCH 25.0 Pg, MCHC: 32.9 g/dl, PLT: 102.

Diagnosis

Demam Dengue

F. Diagnosis Banding : - Demam Berdarah dengue

G. Terapi

 IVFD Asering 20 Tpm


 Inj. Paracetamole 180 mg/6 jam
 Observasi tanda-tanda vital
 Observasi urin output

10
FOLLOW UP

Hari/Tanggal :Kamis,24 Februari 2022


Perawatan Hari : 2
S Demam hari ke 6 (+), nyeri kepala (+), nafsu makan menurun, Bab dan
Bak lancar.
O TANDATANDA VITAL
Keadaan Umum : sakit sedang
Tekanan Darah: Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 100x/menit Suhu : 36,0ºC
Pernapasan : 22x/menit SpO2 : 96%
Tekanan Darah : 90/50 mmgh
SISTEM PERNAPASAN

bronchovesikuler (+), pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,

Wheezing-/-, Rhonki+/+

SISTEM KARDIOVASKULER

Bunyi jantung I/II(+) murni reguler, murmur (-),gallop (-)

SISTEM HEMATOLOGI

Anemis (-), ikterus (-)

SISTEM GASTROINTESTINAL

kelainan dinding abdomen (-), muntah (-) organomegali (-)

SISTEM SARAF

Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, fontanela datar, kejang (-)

SISTEM GENITALIA
Anusimperforata :(-)

11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-

A
- Demam Dengue

P  IVFD Asering 20 Tpm


 Inj. Paracetamole 180 mg/6 jam
 Observasi tanda-tanda vital
 Observasi urin output

Hari/Tanggal :Jumat, 25 februari 2022


Perawatan Hari : 3
S Demam menurun, nyeri kepala (-), nafsu makan menurun (+)
Bab dan Bak lancar.
O TANDATANDA VITAL
Tekanan Darah: 80/50 mmhg
Nadi : 89x/menit Suhu : 36,4ºC
Pernapasan : 22 x/menit SpO2 : 99%
SISTEM PERNAPASAN
bronchovesikuler (+),pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,

Wheezing-/-, Rhonki-/-

SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung I/II(+) murni reguler, murmur (-),gallop (-)

SISTEM HEMATOLOGI
Anemis (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-) organomegali (-)

SISTEM SARAF
Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, fontanela datar, kejang (-)
SISTEM GENITALIA
Anusimperforata :(-)

12
A
- Demam Dengue
P - Paracetamole sirup 3x1 cth
- Apecure sirup 1x1 cth
- Edukasi banyak minum air
- Boleh pulang

13
DISKUSI KASUS
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Seorang anak laki-laki usia 6 tahun 8 bulan masuk rumah sakit dengan

keluhan febris yang dialami sejak sabtu sore ( 5 hari ) sampai sekarang. Febris

terus-menerus. Febris menurun saat minum obat penurun panasdan setelah

beberapa jam suhu badan naik kembali. Riwayat cephalgia (+) dan nafsu makan

menurun. Bab dan Bak Lancar.

Demam Fever adalah demam yang sembuh sendiri, biasanya berlangsung


selama 5-7 hari. Kadang-kadang melemahkan selama tahap penyakit
akut. Gambaran klinis Demam Fever bervariasi sesuai dengan usia pasien. Bayi
dan anak kecil mungkin mengalami penyakit demam yang tidak dapat dibedakan
dengan ruam makulopapular. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa
mungkin mengalami sindrom demam ringan atau penyakit berat dengan demam
tinggi (biasanya bifasik), sakit kepala parah, nyeri retroorbital, mialgia, artralgia,
mual, muntah, dan petekie. Leukopenia dan trombositopenia biasanya ditemukan
pada semua umur. Dalam beberapa kasus, Demam Fever dapat menyertai
komplikasi perdarahan seperti perdarahan gingiva, epistaksis, perdarahan
gastrointestinal, hematuria, dan menoragia (pada wanita).4

demam berdarah juga menyebabkan 20 hingga 25.000 kematian, terutama


pada anak-anak, dan ditemukan di lebih dari 100 negara. Epidemi terjadi setiap
tahun di Amerika, Asia, Afrika, dan Australia. Dua siklus transmisi
mempertahankan virus dengue: 1) nyamuk membawa virus dari primata non-
manusia ke primata non-manusia, dan 2) nyamuk membawa virus dari manusia ke
manusia. Siklus manusia-nyamuk terjadi terutama di lingkungan
perkotaan. Apakah virus menular dari manusia ke nyamuk tergantung pada viral
load dari makanan darah nyamuk.1

14
Vektor utama penyakit ini adalah nyamuk betina dari spesies Aedes
aegypti dan Aedes albopictus . Meskipun A. aegypti dikaitkan dengan sebagian
besar infeksi, jangkauan A. albopictus meluas, mentolerir lingkungan yang lebih
dingin, adalah pemakan yang agresif tetapi makan lebih jarang, dan mungkin
berhubungan dengan peningkatan jumlah. Jenis nyamuk ini cenderung hidup di
dalam ruangan dan aktif di siang hari. Penularan melalui perinatal, transfusi darah,
ASI, dan transplantasi organ telah dilaporkan.1

Setelah tahun 2010, usia rata-rata pasien adalah 34 tahun dibandingkan


dengan 27,2 tahun dari tahun 1990 hingga 2010. Serotipe virus dengue yang
menyebabkan wabah penyakit bervariasi dari waktu ke waktu, seperti halnya
terjadinya demam berdarah yang parah.1

Penularan dengue umumnya mengikuti dua pola - dengue epidemik dan


dengue hiperendemik. Ketika satu strain DENV bertanggung jawab untuk
pengenalan dan penularan itu disebut sebagai dengue epidemik. Epidemi dengue
lebih sering terjadi sebelum Perang Dunia II. Selama epidemi, semua kelompok
umur terkena, tetapi kejadian demam berdarah dengue relatif
rendah. Hiperendemisitas mengacu pada ko-sirkulasi berbagai serotipe DENV
dalam suatu komunitas. Epidemi periodik di suatu daerah terkait dengan
munculnya hiperendemisitas. Anak-anak lebih banyak terkena daripada orang
dewasa, dan kejadian DBD relatif lebih tinggi.1

virus dengue adalah virion 50 nm dengan tiga protein struktural dan tujuh
protein nonstruktural, amplop lipid, dan untai tunggal asam ribonukleat yang
dibatasi oleh capped positif sebesar 10,7 kb. Infeksi tidak menunjukkan gejala
pada hingga 75% manusia yang terinfeksi. Spektrum penyakit, mulai dari demam
berdarah yang sembuh sendiri hingga perdarahan dan syok, dapat
terlihat. Sebagian kecil dari infeksi (0,5% sampai 5%) berkembang menjadi
demam berdarah yang parah. Tanpa perawatan yang tepat, tingkat kematian dapat
melebihi 20%. Ini terjadi terutama pada anak-anak. Masa inkubasi khas untuk
penyakit ini adalah 4 hingga 7 hari, tetapi dapat berlangsung dari 3 hingga 10

15
hari. Gejala lebih dari dua minggu setelah terpapar tidak mungkin disebabkan oleh
demam berdarah.1

Perjalanan pasti kejadian setelah injeksi dermal virus dengue oleh gigitan
nyamuk tidak jelas. Makrofag kulit dan sel dendritik tampaknya menjadi target
pertama. Diperkirakan bahwa sel-sel yang terinfeksi kemudian pindah ke kelenjar
getah bening dan menyebar melalui sistem limfatik ke organ lain. Viremia
mungkin ada selama 24 hingga 48 jam sebelum timbulnya gejala. Interaksi
kompleks antara faktor pejamu dan virus kemudian terjadi dan menentukan
apakah infeksi akan asimtomatik, tipikal, atau berat. Demam berdarah yang parah
dengan peningkatan permeabilitas mikrovaskular dan sindrom syok diduga terkait
dengan infeksi karena serotipe virus dengue kedua dan respons imun
pasien. Namun, kasus demam berdarah yang parah memang terjadi dalam
pengaturan infeksi hanya oleh satu serotipe.1

Tiga fase demam berdarah meliputi demam, kritis, dan pemulihan. Selama
fase demam, terjadi demam tinggi mendadak sekitar 40 C yang biasanya
berlangsung dua sampai tujuh hari. Saddleback atau demam biphasic terlihat pada
sekitar 6% kasus, terutama pada pasien dengan DBD dan demam berdarah yang
parah. Ini digambarkan sebagai demam yang mereda setidaknya selama satu hari,
dan lonjakan demam berikutnya dimulai, yang berlangsung setidaknya untuk satu
hari lagi. Gejala terkait termasuk kemerahan pada wajah, eritema kulit, mialgia,
artralgia, sakit kepala, sakit tenggorokan, injeksi konjungtiva, anoreksia, mual,
dan muntah. Untuk eritema kulit, ruam makula memucat umum terjadi pada satu
sampai dua hari pertama demam dan hari terakhir demam. Atau, dalam 24 jam,
ruam makulopapular sekunder dapat berkembang.1

Defervescence mencirikan fase kritis dengan suhu sekitar 37,5 C hingga 38


C atau kurang pada hari ketiga hingga ketujuh. Hal ini terkait dengan peningkatan
permeabilitas kapiler. Fase ini biasanya berlangsung satu hingga dua
hari. Permulaan fase kritis ditandai dengan penurunan jumlah trombosit yang
cepat, peningkatan hematokrit (pasien mungkin mengalami leukopenia hingga 24
jam sebelum jumlah trombosit turun), dan adanya tanda-tanda peringatan. Ini

16
dapat berkembang menjadi syok, disfungsi organ, koagulasi intravaskular
diseminata, atau perdarahan.1

Fase pemulihan memerlukan reabsorpsi bertahap cairan ekstravaskular


dalam dua sampai tiga hari. Pasien akan menunjukkan bradikardia saat ini.1

Sindrom dengue yang diperluas mengacu pada manifestasi yang tidak biasa
atau atipikal pada pasien dengan dengue dengan keterlibatan neurologis, hati,
ginjal, dan organ terisolasi lainnya. Bisa jadi karena shock berat. Manifestasi
neurologis termasuk kejang demam pada anak kecil, ensefalitis, meningitis
aseptik, dan perdarahan intrakranial. Keterlibatan gastrointestinal dapat dilihat
dalam bentuk hepatitis, gagal hati, pankreatitis, atau kolesistitis akalkulus. Ini juga
dapat bermanifestasi sebagai miokarditis, perikarditis, ARDS, cedera ginjal akut,
atau sindrom uremik hemolitik.1

Temuan laboratorium yang umum termasuk trombositopenia, leukopenia,


peningkatan aspartat aminotransferase. Penyakit ini tergolong dengue atau dengue
berat.1

Kriteria Demam Berdarah Termasuk

 Kemungkinan dengue: Pasien tinggal di atau telah melakukan perjalanan


ke daerah endemik dengue. Gejalanya meliputi demam dan dua gejala
berikut: mual, muntah, ruam, mialgia, artralgia, ruam, tes tourniquet
positif, atau leukopenia.

 Tanda Peringatan Demam Berdarah: Sakit perut, muntah terus-menerus,


akumulasi cairan klinis seperti asites atau efusi pleura, perdarahan mukosa,
lesu, pembesaran hati lebih dari 2 cm, peningkatan hematokrit, dan
trombositopenia.

 Demam Berdarah Dengue Berat: Demam berdarah dengan kebocoran


plasma yang parah, perdarahan, disfungsi organ termasuk transaminitis
lebih dari 1000 unit internasional per liter, gangguan kesadaran, disfungsi
miokard, dan disfungsi paru

17
 Peringatan klinis sindrom syok dengue: Gejalanya meliputi peningkatan
cepat hematokrit, nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, dan tekanan
darah menyempit atau tidak ada.

Antigen virus dapat dideteksi dengan ELISA, polymerase chain reaction,


atau isolasi virus dari cairan tubuh. Serologi akan mengungkapkan peningkatan
yang nyata dalam imunoglobulin. Diagnosis pasti ditegakkan dengan kultur,
deteksi antigen, reaksi berantai polimerase, atau uji serologis.1

Perawatan / manajemen
Pengobatan DBD tergantung pada fase penyakit pasien. Mereka yang datang
lebih awal tanpa tanda-tanda peringatan dapat diobati secara rawat jalan dengan
asetaminofen dan cairan oral yang memadai. Pasien tersebut harus mendapat
penjelasan mengenai tanda bahaya dan diminta untuk segera melapor ke rumah
sakit jika mereka mengetahuinya. Pasien dengan tanda-tanda peringatan, demam
berdarah yang parah, atau situasi lain seperti bayi, orang tua, kehamilan, diabetes,
dan mereka yang hidup sendiri perlu dirawat. Mereka dengan tanda-tanda
peringatan dapat dimulai pada kristaloid IV, dan laju cairan dititrasi berdasarkan
respon pasien. Koloid dapat dimulai untuk pasien syok dan juga lebih disukai jika
pasien telah menerima bolus kristaloid sebelumnya dan tidak merespon. Transfusi
darah diperlukan dalam kasus perdarahan hebat atau perdarahan yang dicurigai
ketika pasien tetap tidak stabil, dan hematokrit turun meskipun telah dilakukan
resusitasi cairan yang memadai. Transfusi trombosit dipertimbangkan bila jumlah
trombosit turun menjadi <20.000 sel/mikroliter, dan ada risiko tinggi
perdarahan. Hindari pemberian aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid, serta
antikoagulan lainnya. Tidak ada obat antivirus yang direkomendasikan.1

Prognosis
Demam berdarah berat yang tidak diobati mungkin memiliki tingkat kematian
10% sampai 20%. Perawatan suportif yang tepat mengurangi angka kematian
menjadi sekitar 1%.

Komplikasi

18
 Cedera hati
 Kardiomiopati
 Radang paru-paru
 Orkitis
 ooforitis
 kejang
 Ensefalopati
 Radang otak

BAB III
KESIMPULAN

Demam Fever adalah demam yang sembuh sendiri, biasanya berlangsung


selama 5-7 hari. Kadang-kadang melemahkan selama tahap penyakit
akut. Gambaran klinis Demam Fever bervariasi sesuai dengan usia pasien. Bayi
dan anak kecil mungkin mengalami penyakit demam yang tidak dapat dibedakan
dengan ruam makulopapular. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa
mungkin mengalami sindrom demam ringan atau penyakit berat dengan demam
tinggi (biasanya bifasik), sakit kepala parah, nyeri retroorbital, mialgia, artralgia,
mual, muntah, dan petekie. Leukopenia dan trombositopenia biasanya ditemukan
pada semua umur. Dalam beberapa kasus, Demam Fever dapat menyertai
komplikasi perdarahan seperti perdarahan gingiva, epistaksis, perdarahan
gastrointestinal, hematuria, dan menoragia (pada wanita).4

19
Pengobatan DBD tergantung pada fase penyakit pasien. Mereka yang datang
lebih awal tanpa tanda-tanda peringatan dapat diobati secara rawat jalan dengan
asetaminofen dan cairan oral yang memadai. Pasien tersebut harus mendapat
penjelasan mengenai tanda bahaya dan diminta untuk segera melapor ke rumah
sakit jika mereka mengetahuinya. Pasien dengan tanda-tanda peringatan, demam
berdarah yang parah, atau situasi lain seperti bayi, orang tua, kehamilan, diabetes,
dan mereka yang hidup sendiri perlu dirawat. Mereka dengan tanda-tanda
peringatan dapat dimulai pada kristaloid IV, dan laju cairan dititrasi berdasarkan
respon pasien. Koloid dapat dimulai untuk pasien syok dan juga lebih disukai jika
pasien telah menerima bolus kristaloid sebelumnya dan tidak merespon. Transfusi
darah diperlukan dalam kasus perdarahan hebat atau perdarahan yang dicurigai
ketika pasien tetap tidak stabil, dan hematokrit turun meskipun telah dilakukan
resusitasi cairan yang memadai. Transfusi trombosit dipertimbangkan bila jumlah
trombosit turun menjadi <20.000 sel/mikroliter, dan ada risiko tinggi
perdarahan. Hindari pemberian aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid, serta
antikoagulan lainnya. Tidak ada obat antivirus yang direkomendasikan.1
Prognosis Demam berdarah berat yang tidak diobati mungkin memiliki
tingkat kematian 10% sampai 20%. Perawatan suportif yang tepat mengurangi
angka kematian menjadi sekitar 1%.1

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Timothy J. Schaefer ; Prasan K. Panda ; Robert W.Wolford . [Updated 2021


November 18]. Dengue Fever. In: StatPearls [Internet]. Cited on :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732/

2. PLoS Negl Trop Dis. [Updated 2019 Oktober 13]. Dengue Viral Infection In
Indonesia: Epidemiologi, Diagnostic Challenges, and Mutations From an
Observational Cohort Study. In: StatPearls [Internet]. Cited on :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6822776/
3. Alice Michie , R. Tedjo Sasmono , Allison Imrie . [Updated 2020 Juli 30].
Dengue. In: StatPearls [Internet]. Cited on :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7472303/
4. Niyati Khetarpa, Ira Khanna. [Updated 2016 Mei 18]. In: StatPearls [Internet].
Cited on : Dengue Fever:Cause, Complications and Vaccine Stategies. In:
StatPearls [Internet]. Cited on :

21
https://www.hindawi.com/journals/jir/2016/6803098/
5. Karen J.Marcdante, Robert M.Kliegman.Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi
Indonesia Kedelapan-8. Halaman 394-395.

22

Anda mungkin juga menyukai