GNAPS + ENCEPALOPATI HT +
Disusun Oleh :
Nurhasana H.B Jafar, S.Ked
(19 23 777 14 539)
PEMBIMBING :
dr. Christina M.R Kolondam, Sp. A
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Kurang
HALAMAN JUDUL i
PAGE \* MERGEFORMAT ii
HALAMAN PENGESAHAN ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Identitas Pasien 4
B. Anamnesis 5
C. Pemeriksaan Fisik 9
D. Pemeriksaan Penunjang 12
E. Resume 13
F. Diagnosis 15
G. Diagnosis Banding 15
H. Terapi 15
I. Anjuran 15
J. Follow up 16
DAFTAR PUSTAKA 32
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemeriksaan fisik kecurigaan akan adanya GNAPS bila didapatkan tekanan darah
tinggi walaupun kadang dalam batas normal, adanya edema atau sembab pada
daerah wajah terutama daerah periorbital, skin rash, atau bisa ditemukan kelainan
neurologi pada kasus hipertensi malignant.
Pada pemeriksaan darah lengkap akan ditemukan hemoglobin yang
menurun karena hemodilusi dan kelainan fungsi ginjal. Pada pemeriksaan
urinalisis akan didapatkan warna urin gelap seperti air cucian daging, berat jenis
urin meningkat, eritrosit ditemukan dalam urin, proteinuria, silinder leukosit,
silinder eritrosit, silinder granular (protein) dan silinder lemak. Proteinuria
biasanya sebanding dengan derajat hematuria dan ekskresi protein umumnya tidak
melebihi 2gr/m2 luas permukaan tubuh perhari.
Berikut ini akan dibahas refleksi kasus mengenai glomerulonephritis akut
pasca streptococuc, pada anak usia 12 tahun 6 bulan disertai dengan GNAPS +
Encepalopati HT + HT Emergency + Gizi Kurang. pada Anak yang dirawat di
Ruang Nuri Bawah RSU Anutapura Palu.
2
BAB II
REFLEKSI KASUS
A. Identitas Pasien
4. Kebangsaan: Indonesia
5. Agama: Islam
6. Alamat: Salibu
3
21. Family Tree :
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
kejang <10 menit, setelah kejang pasien seperti keadaan mengantuk atau keadaan
setengah sadar, pasien juga merasakan sakit kepala hebat yang dirasakan sejak
siang sebelum masuk rumah sakit bersifat hilang timbul, pasien kadang merasa
pusing tiba-tiba sejak 2 hari yang lalu (01/12/23), pasien juga merasa mata yang
kurang melihat sejak sore sebelum masuk rumah sakit, pasien juga bengkak pada
area wajah -/+ 5 hari dari tanggal (29/11/2023), Pasien kadang merasa sesak yang
hilang timbul sejak 2 hari yang lalu (01/12/23) sebelum masuk rumah sakit,
pasien juga muntah sebanyak 10x sejak sore sebelum masuk rumah sakit dan
muntah bersifat tidak menyembur dan tidak disertai darah, pasien juga merasakan
sakit perut bagian suprapubic yang bersifat hilang timbul -/+ 5 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien juga mengeluhkan kencing berwarna merah seperti teh
pekat sebelum masuk rumah sakit, penurunan napsu makan (-) BAB (-) Biasa
4
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah merasakan keluhan yang sama dan keluarga tidak
pernah mempunyai penyakit yang sama
4. Anamnesis Antenatal dan Riwayat Persalinan
Batuk/Pilek : Pernah
Kejang : Pernah
- Membalik 4 bulan
- Tengkurap 4 bulan
- Duduk 7 bulan
- Merangkak 5 bulan
- Berdiri 12 bulan
- Berjalan 13 Bulan
5
- Tertawa 4 bulan
- Berceloteh 4 bulan
Dasar Ulang
Imunisasi
I II III I II III
BCG +
Polio + + +
DPT + + +
Campak +
Hepatitis + + +
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun Rekomendasi IDAI Tahun 2023
6
9. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan
Keadaan sosial : Pasien saat ini tinggal bersama kedua orang tua.
Keadaan Ekonomi : Pasien berasal dari keluarga dengan status
ekonomi menengah yang cukup mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kebiasaan dan Lingkungan : Pasien tinggal di lingkungan rumah yang
cukup bersih dan sehat, sanitasi yang memadai, pemenuhan air bersih yang
memadai.
C. Pemeriksaan Fisik
Umur : 12 tahun 6 bulan
Berat Badan : 34 kg
Tinggi Badan : 136 cm
Status Gizi : Menggunakan Cards Girls CDC 2 to 20 years
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
7
An. F
TB/U
BB/TB
BB/U
PEMERIKSAAN AWAL
8
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E2M4V2)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
2. Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 154/101 mmHg
Denyut nadi : 105x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu Axilla : 36,6 oC
SpO2 : 96%
5. Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (+)
6. Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Palpebra : Edema (+/+)
Sklera : Ikterus (-/-)
9
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/ Oculi sinistra
± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
14. Jantung
10
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar , Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema extremitas
(-), Otot eutrofi
Tulang : Intake
17. Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
D. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Minggu, 03 Desember 2023
Hasil Nilai Rujukan
WBC 17,2 x 103/Ul 4,8 – 10,8 x 103
RBC 4,7 x 106/Ul 4,7 – 6,1 x 106
HGB 12,4 g/Dl 14 – 18 g/dl
HCT 37 % 42 – 52 %
MCV 78.9 Fl 80 – 99 Fl
MCH 26,4 pg 27 – 31 pg
MCHC 33,4 g/Dl 33 – 37 g/Dl
PLT 533 x 103/Ul 150 – 450 x 103/Ul
RDW 13,8 % 11,5-14,5%
PDW 9,2.2 fL 9-13fL
MPV 8 fL 7,2-11,1fL
LYM% 3,4 % 19-48 %
11
LYM# 0,6 x 103/Ul 1-3,7 103/Ul
GDS 105 60-199 /dL
Ureum creatinin
Minggu, 03 Desember 2023
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
CREATININ 0,92 mg/dl 0,50-0,90
UREUM 29mg/dl 10.0- 50.0 mg/dl
URIN LENGKAP
Minggu, 03 Desember 2023
NILAI
NO PEMERIKSAAN URINE HASIL
RUJUKAN
1. PH 5,0 4,8 – 8,0
2. BJ 1,020 1,003 – 1,022
4. PROTEIN + Negatif
5. UROBILINOGEN Negatif Negatif
6. BILIRUBIN Negatif Negatif
7. KETON + Negatif
8. NITRIT Negatif Negatif
9. BLOOD +3 Negatif
10. Leukosit Negatif Negatif
11. SEDIMEN
1. Leukosit 2-3 0-5/LPB
2. Eritrosit TAK TERHITUNG 0-3LPB
3. Kristal Ca. Oxalat Negatif Negatif
4. Kristal Asam Urat Negatif Negatif
5. Granula Negatif Negatif
12
6. Epitel Sel + Negatif
13. Bakteri Negatif Negatif
E. Resume
13
lengkap didapatkan WBC17,2 x 103/Ul, RBC 4,7 x 106/Ul, HGB 12,4 g/Dl, HCT
37 %, MCV 78.9 Fl, MCHC 33,4, pemeriksaan ureum kreatinin 0,92 mg/dl, 29
mg/dl masih dalam batas normal, Pemeriksaan urin lengkap Protein +, Keton +,
Blood +3, dan eritrosit takterhitung, dan dari hasil pengukuran Antopometri di
dapatkan pada pasien ini mengalami gizi kurang dengan hasilnya hitung nya di
dapatkan BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG), TB/U : 135/151X 100 = 89
(PENDEK), BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
F. Diagnosis
- GNAPS
- Encepalopati HT
- HT Emergency
- Gizi Kurang
G. Diagnosis Banding :
- Sindrom Nefrotik
H. Terapi
14
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram
I. Anjuran
1. Cek Asto
FOLLOW UP
15
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 154/101 mmHg
Denyut nadi : 105 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,6 oC
SpO2 : 96%
5. Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (+)
6. Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Palpebra : Edema (+/+)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
16
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
17
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
- IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
P - Bed rest
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram
18
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 130/97 mmHg
Denyut nadi : 100 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu Axilla : 36,3 oC
SpO2 : 99%
5. Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (-)
6. Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Palpebra : Edema (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
19
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
20
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
21
Hari/Tanggal : 05 Desember 2023
Perawatan Hari PH : 3 (Ruangan Nuri Bawah)
22
Kejang (-), Sakit Kepala (+) Hilang timbul, Edema Palpebra (-),
S
Kencing merah (+)
O 1. Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
2. Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 136/89 mmHg
Denyut nadi : 74 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,4 oC
SpO2 : 99%
5. Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (-)
6. Mata
Mata cekung : (-/-)
23
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Palpebra : Edema (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
24
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A - HT Emergency
- Gizi Kurang
25
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram
26
Suhu Axilla : 36,9 oC
SpO2 : 98%
5. Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (-)
6. Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Palpebra : Edema (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
27
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
A - Encepalopati HT
- HT Emergency
- Gizi Kurang
P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
28
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram
29
O - Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
- Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
- Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
-
- Tanda vital
Tekanan darah : 163/119 mmHg
Denyut nadi : 110 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,7 oC
SpO2 : 99 %
- Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (-)
- Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Palpebra : Edema (-/-)
30
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
- Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
- Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
- Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
- Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
- Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
- Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal :
- Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
31
Wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
- Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
A - Encepalopati HT
- HT Emergency
- Gizi Kurang
P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
32
- Vitamin D: 15 mikrogram
Hari/Tanggal : 08 Desember 2023
Perawatan Hari PH : 6 (Ruangan Nuri Bawah)
S Kejang (-), Sakit Kepala (-), Edema Palpebra (-), Kencing merah (-)
- Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
- Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
- Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
O
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
-
- Tanda vital
Tekanan darah : 130/76 mmHg
Denyut nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,7 oC
SpO2 : 99 %
- Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
33
Wajah : Edema (-)
- Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Palpebra : Edema (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
- Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
- Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
- Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
- Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
- Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
- Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal :
- Paru .
34
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
- Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Captropril 3 X 12,5 mg
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
35
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram
36
O - Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
- Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
- Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
-
- Tanda vital
Tekanan darah : 116/78 mmHg
Denyut nadi : 100 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,4 oC
SpO2 : 99 %
- Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Edema (-)
- Mata
Mata cekung : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Palpebra : Edema (-/-)
37
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
- Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
- Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
- Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
- Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
- Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
- Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal :
- Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
38
Wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
- Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
- Furosemid 40 mg/2x1
- Captropril 3 X 12,5 mg
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
P - Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram
39
DISKUSI
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis glomerulonephtritis akut pasca
streptokokus (GNAPS), Encepalopati HT, HT Emergency, dan Gizi Kurang
dari hasil anamnesis, Pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil anamnesis di dapatkan gejala berupa keluhan buang air kecil
berwarna kemerahan seperti teh pekat, kencing berwarna merah pekat
seperti teh pada pasien GNAPS diakibatkan oleh kerusakan membran
basalis glomerulus dimana eritrosit gagal difiltrasi sehingga eritrosit ikut
keluar bersama urin.
Dari pemeriksaan fisik juga di dapatkan tekanan darah TD 154/101 mmHg
yang, Hal ini berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persentil
untuk jenis kelamin dan umur. Umumnya terjadi dalam minggu pertama
dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain.
Keadaan hipertensi emergensi adalah kondisi yang mengancam jiwa di mana
kerusakan organ target yang terjadi terjadi sebagai akibat dari peningkatan
tekanan darah. Edema paru, kejadian iskemik jantung, gagal ginjal akut, diseksi
aorta, eklampsia, retinopati, dan ensefalopati adalah kondisi yang dapat timbul
sebagai akibat cedera organ akibat hipertensi.
Pada juga didpatkan edema palpebra dan wajah edema yang ada
40
disebabkan oleh setidaknya 2 mekanisme yaitu penurunan konsentrasi
protein plasma dan peningkatan permeabilitas dinding kapiler yang
diakibatkan oleh gangguan fungsi glomerulus.
Pada hasil pemeriksaan urin di dapatkan Pemeriksaan urin lengkap Protein
+, Keton +, Blood +3, dan eritrosit takterhitung Secara kualitatif proteinuria
berkisar antara negatif sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan ++
+. Bila terdapat proteinuria +++ harus dipertimbangkan adanya gejala
sindrom nefrotik atau hematuria makroskopik. Secara kuantitatif
proteinuria biasanya kurang dari 2 gram/ m2 LPB/24 jam, tetapi pada
keadaan tertentu dapat melebihi 2 gram/ m2 LPB/24 jam. Hilangnya
proteinuria tidak selalu bersamaan dengan hilangnya gejala-gejala klinik,
sebab lamanya proteinuria bervariasi antara beberapa minggu sampai
beberapa bulan sesudah gejala klinik, menghilang. Sebagai batas 6 bulan,
bila lebih dari 6 bulan masih terdapat proteinuria disebut proteinuria
menetap yang menunjukkan kemungkinan suatu glomerulonefritis kronik
yang memerlukan biopsi ginjal untuk membuktikannya.
Pemeriksaan ureum kreatinin 0,90 mg/dl, 29 mg/dl masih dalam batas
normal.
41
Pada pasien ini juga diberikan pengobatan anti hipertensi yaitu antara
furosemid 6,5 mg/12 jam/IV furosemid dilakukan untuk mengurangi retensi
cairan berlebih dan mengurangi edema pada pasien .
42
kemudian mengendap dalam ginjal. Pada kasus ringan, pemeriksaan
dengan mikroskop cahaya menunjukkan kelainan minimal. Biasanya
terjadi proliferasi ringan sampai sedang dari sel mesangial dan matriks.
Pada kasus berat terjadi proliferasi sel mesangial, matriks dan sel endotel
yang difus disertai infiltrasi sel polimorfonuklear dan monosit, serta
penyumbatan lumen kapiler. Istilah glomerulonefritis proliferatif eksudatif
endokapiler difus digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi
penyakit ini. Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai
mulai dari yang halus sampai kasar yang tipikal di dalam mesangium dan
di sepanjang dinding kapiler. Endapan imunoglobulin dalam kapiler
glomerulus didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig A yang
dapat dilihat dengan mikroskop imunofluoresen. Mikroskop elektron
menunjukkan deposit padat elektron atau humps terletak di daerah
subepitelial yang khas dan akan beragregasi menjadi Ag-Ab kompleks.
Pada di Diagnosis Banding dengan Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik didefinisikan sebagai penyakit glomerular yang
terdiri dari beberapa tanda dan gejala yaitu proteinuria masif (rasio protein
kreatinin >3,5 gram/hari), disertai edema, hipoalbuminemia (albumin
serum 200 mg/dL), dan lipiduria. Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
glomerulonefritis primer atau idiopatik yang merupakan penyebab
sindrom nefrotik paling sering dan sekunder akibat infeksi seperti pada
glomerulonefritis pasca infeksi streptokokus atau infeksi virus hepatitis B,
akibat obat seperti obat antiinflamasi nonsteroid, dan akibat penyakit
sistemik seperti lupus eritematosus sistemik dan diabetes melitus.
Berdasarkan penyebabnya, sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
glomerulonefritis primer dan sekunder oleh karena infeksi, keganasan,
penyakit jaringan ikat, obat atau toksin dan akibat penyakit sistemik.
Penyebab sindrom nefritik yang paling sering pada anak yaitu
glomerulonefritis lesi minimal, sedangkan pada dewasa penyebab sindrom
nefrotik sering dihubungkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, amiloidosis atau lupus eritematosus sistemik.
43
Patofisisologi :
1. Proteinuria
Proteinuria ada tiga jenis yaitu glomerular, tubular dan overflow.
Kehilangan protein pada sindrom nefrotik termasuk dalam proteinuria
glomerular. Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
terhadap protein akibat rusaknya glomerulus. Proteinuria pada penyakit
glomerular disebabkan oleh meningkatnya filtrasi makromolekul melewati
dinding kapiler glomerulus. Hal ini disebabkan oleh kelainan pada podosit
glomerular. Dalam keadaan normal membran basal glomerulus
mempunyai mekanisme penghalang untuk mencegah kebocoran protein.
2. Hipoalbuminemia
Konsentrasi albumin plasma ditentukan oleh asupan protein, sintesis
albumin hati dan kehilangan protein melalui urin. Pada sindrom nefrotik,
kelainan ini disebabkan karena proteinuria masih yang mengakibatkan
penurunan tekanan onkotik plasma. Agar tekanan onkotik tetap bertahan,
maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin. Peningkatan sintesis
albumin hati tidak berhasil menghalangi timbulnya hipoalbuminemia.2
Diet tinggi protein dapat meningkatkan sintesis albumin hati, namun dapat
mendorong peningkatan ekskresi albumin melalui urin.
3. Edema
44
Edema pada sindrom nefrotik memiliki teori underfill dan overfill. Teori
underfill menyatakan hipoalbuminemia adalah faktor terjadinya edema
pada sindrom nefrotik. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan
tekanan onkotik plasma yang berakibat cairan bergeser dari intravaskuler
ke jaringan interstisium dan terjadi edema. Akibat dari penurunan tekanan
onkotik dan bergeser cairan plasma terjadi hipovolemia, dan ginjal
melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan air.
45
Tinggi Badan (TB) menggunakan chart WHO atau CDC. Gizi kurang
menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar gizi.
Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk menghindari sindrom
refeeding. Jalur pemberian makan secara oral, jenis preparat sesuai usia anak yaitu
makanan keluarga
46
Prognosis pada pasien ini ialah Dubia ad malam karena di perberat dengan
penyakit penyerta yaitu Encepalopati HT, HT Emergency, Selain itu pasien juga
mengalami Gizi Kurang
BAB III
PENUTUP
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
kejang <10 menit, setelah kejang pasien seperti keadaan mengantuk atau keadaan
setengah sadar, pasien juga merasakan sakit kepala hebat dirasakan sejak siang
sebelum masuk rumah sakit dengan durasi hilang timbul, pasien kadang merasa
pusing tiba-tiba, pasien juga merasa mata yang kurang melihat sejak sore sebelum
47
masuk rumah sakit, pasien juga bengkak pada area wajah -/+ 5 hari dari tanggal
(29-11-2023), Pasien kadang merasa sesak yang hilang timbul sejak 2 hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien juga muntah sebanyak 10x sejak sore
sebelum masuk rumah sakit dan muntah bersifat tidak menyembur dan tidak
disertai darah, pasien juga merasakan sakit perut bagian epigastirium yang bersifat
hilang timbul, pasien juga mengeluhkan kencing berwarna merah seperti teh pekat
sebelum masuk rumah sakit, Riwayat suka tahan kencing (+), penurunan napsu
makan (+)
Pemeriksaan fisik ditemukan KU sakit Berat, kesadaran compos mentis
status Gizi Kurang, TTV: Tekanan darah :154/101 mmHg, N : 105 x/mnt, RR: 22
x/menit, SB: 36,6oC, SpO2: 96%. Pemeriksaan kepala : Palpebra udem (+/+).
Pemeriksaan thoraks: normothoraks, pergerakan dada simetris bilateral, vesikuler
(-/-), Whz (+/+), Rhk (+/+), BJ I/II murni regular. Pemeriksaan abdomen: tampak
cembung (-) Asites (-), Pembesaran hepar dan lien (-) nyeri tekan (+) region
hypogastic, peristaltik (-) kesan normal. Ekstremitas: akral hangat, udem
anasarkal (-) pulsasi kuat angkat. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah
lengkap didapatkan WBC17,2 x 103/Ul, RBC 4,7 x 106/Ul, HGB 12,4 g/Dl, HCT
37 %, MCV 78.9 Fl, MCHC 33,4, pemeriksaan ureum kreatinin 0,92 mg/dl, 29
mg/dl masih dalam batas normal, Pemeriksaan urin lengkap Protein +, Keton +,
Blood +3, dan eritrosit takterhitung, dan dari hasil pengukuran Antopometri di
dapatkan pada pasien ini mengalami gizi kurang dengan hasilnya hitung nya di
dapatkan BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG), TB/U : 135/151X 100 = 89
(PENDEK), BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
48
GNAPS adalah suatu bentuk peradangan glomerulus yang secara
histopatologi menunjukkan proliferasi & Inflamasi glomeruli yang didahului oleh
infeksi group A β-hemolytic streptococci (GABHS) dan ditandai dengan gejala
nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut.
GNAPS glomerulonefritis akut terbanyak yang terjadi pada anak. Tercatat
sebanyak 472.000 kasus baru GNAPS setiap tahunnya dengan jumlah kematian
5.000 jiwa per tahun.
GNAPS ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang cepat karena
respons inflamasi (reaksi hipersensitivitas tipe III) setelah infeksi streptokokus.
Kondisi ini disebabkan oleh galur spesifik streptokokus beta-hemolitikus grup A
yang disebut streptokokus nefrogenik. Penyakit ini mempengaruhi glomeruli dan
pembuluh darah kecil ginjal. GNAPS paling sering muncul pada anak-anak 1
sampai 2 minggu setelah sakit tenggorokan, atau 6 minggu setelah infeksi kulit
(impetigo). Ketika bergejala, GNAPS biasanya hadir dengan trias klasik dari gross
hematuria, edema, dan hipertensi adalah gejala yang paling sering muncul. fitur
sindrom nefritik seperti hematuria, oliguria, hipertensi, dan edema. Presentasi
yang kurang umum dapat menyerupai sindrom nefrotik dengan proteinuria yang
signifikan.
Keadaan hipertensi emergensi adalah kondisi yang mengancam jiwa di
mana kerusakan organ target yang terjadi terjadi sebagai akibat dari peningkatan
tekanan darah. Edema paru, kejadian iskemik jantung, gagal ginjal akut, diseksi
aorta, eklampsia, retinopati, dan ensefalopati adalah kondisi yang dapat timbul
sebagai akibat cedera organ akibat hipertensi. Ensefalopati hipertensi adalah jenis
hipertensi emergensi yang jarang ditemui. Ini ditandai dengan tanda-tanda edema
serebral yang terjadi setelah episode hipertensi parah. Kondisi ini biasanya
didiagnosis secara retrospektif setelah gejala menghilang secara dramatis dengan
menurunkan tekanan darah pasien, dan penyebab lain penyakit neurologis telah
dikesampingkan. Gejala ensefalopati hipertensi termasuk onset bertahap sakit
kepala, mual, dan muntah, diikuti oleh gejala neurologis seperti gelisah, bingung,
kejang, dan berpotensi koma. Jika hipertensi segera diobati, gejala ensefalopati
biasanya reversibel.
49
Gizi Kurang adalah keadaan anak yang ditandai dengan kondisi kurus,
berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai
dengan -3 standar deviasi pada Anak usia 6-59 bulan. Gizi kurang merupakan
status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya dibawah rata-
rata. Pengukuran status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometik
untuk menilai Berat Badan (BB) sesuai Tinggi Badan (TB) menggunakan chart
WHO atau CDC. Gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi. Diketahui bahwa sekitar 17 % atau 98
juta anak dibawah umur lima tahun di Negara berkembang menderita gizi kurang.
DAFTAR PUSTAKA
50
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/#
2. Nur S, Albar H, Daud D. IDENTIFIKASI FAKTOR PROGNOSTIK
GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKKUS PADA
ANAK. JST Kesehatan. 2015;5(1):82-89.
3. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca
Strwptokokus. Badan penerbit ikatan dokter anak indonesia; 2012
4. Heryudarini, H. Basuki Faridah, D. Gambaran Jumlah dan Jenis Leukosit
Pada Pasien Diare di Rumah Sakit Umum Daerah Curup. Politeknik
Kesehatan Bengkulu. 2018. Available from :
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/2161/1/KTI%20Full
%20DEWI.pdf
5. Sudarman, S. Aswadi. Masniar. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gizi
Kurang Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan
Kecamatan Mariso Kota Makassar. JURNAL Promotif Preventif, Vol. 1
No. 2 Februari 2019, Hal 30 - 4. Available from :
http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/158/100
6. Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia epidemiology, pathophysiology, and
etiology in low- and middle-income countries. Ann N Y Acad Sci. 2019
Aug;1450(1):15-31. doi: 10.1111/nyas.14092. Epub 2019 Apr 22. PMID:
31008520; PMCID: PMC6697587.
7. Tapia C, Bashir K. Sindrom Nefrotik. [Diperbarui 2023 29 Mei]. Di:
StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023
Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
8. Salim SA, Masnadi NR, Amelin F. Analisis faktor yang berhubungan
dengan kejadian hipetensi pada pasien glomerulonefritis akut pasca
streptococcus. Baiturrahmah Medical Journal. 2021;1(1
9. Nur S, Albar H, Daud D. IDENTIFIKASI FAKTOR PROGNOSTIK
GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKKUS PADA
ANAK. JST Kesehatan. 2015;5(1):82-89.
10. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca
Strwptokokus. Badan penerbit ikatan dokter anak indonesia; 2012
51
11. Khairin, Rawla P, Padala SA, Ludhwani D. Poststreptococcal
Glomerulonephritis. Statpearls.
12. Geetha D. Poststreptococcal Glomerulonephritis. Medscape.
13. Turner J, Parsi M, Badireddy M. Anemia. [Diperbarui 2023 Agustus 8]. Di:
StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023
Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/
14. Yogiantoro, M.Hipertensi essensial. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta : Internal Publishing. 2009:
1079. 2.
15. Manning L,Robinson TG,Anderson CS, 2014. Control of blood pressure in
hypertensive neurological emergencies. Current hypertension reports. 3.
16. Miller JB,Suchdev K,Jayaprakash N,Hrabec D,Sood A,Sharma S,Levy PD,
2018. New Developments in Hypertensive Encephalopathy. Current
hypertension reports.
17. Park E, Abraham MK. 2014. Altered mental status and endocrine diseases.
Emergency medicine clinics of North America.
18. PAPDI. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.” (2014).
19. PPK PAPDI. “Penatalaksanaan Bidang Ilmu Penyakit Dalam.” (2015).
20. Tapia, Carolina. and Khalid Bashir. “Nephrotic Syndrome.” StatPearls,
StatPearls Publishing, 15 May 2022.
21. Turner, Neil N., et al., eds. Oxford textbook of clinical nephrology. Oxford
University Press, 2015.
52