Anda di halaman 1dari 55

Bagian Ilmu Kesehatan Anak REFLEKSI KASUS

Fakultas Kedokteran Januari 2024


Universitas Alkhairaat
Palu

GNAPS + ENCEPALOPATI HT +

HT EMERGENCY + GIZI KURANG

Disusun Oleh :
Nurhasana H.B Jafar, S.Ked
(19 23 777 14 539)

PEMBIMBING :
dr. Christina M.R Kolondam, Sp. A

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik


Pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Nama / No Stambuk : Nurhasana H.B Jafar/ 19 23 777 14 539

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Pendidikan Dokter

Universitas : Alkhairaat

Judul : GNAPS + Encepalopati HT + HT Emergency + Gizi

Kurang

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSU Anutapura Palu
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, Januari 2024

Pembimbing Dokter Muda

dr. Christine Lister Sumampouw, Sp. A Nurhasana H.B Jafar, S.Ked

HALAMAN JUDUL i

PAGE \* MERGEFORMAT ii
HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN 1

BAB II. REFLEKSI KASUS 4

A. Identitas Pasien 4

B. Anamnesis 5

C. Pemeriksaan Fisik 9

D. Pemeriksaan Penunjang 12

E. Resume 13

F. Diagnosis 15

G. Diagnosis Banding 15

H. Terapi 15

I. Anjuran 15

J. Follow up 16

BAB III DISKUSI KASUS 23

DAFTAR PUSTAKA 32

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Glomerulonefritis Akut (GNA) merupakan keadaan atau manifestasi


utama gangguan sistemik dengan rentang penyakit minimal sampai berat sampai
berat. Glomerulonefritis poststreptokokal Akut (APSGN, acute postsreptococcal
Glomerulonefritis) merupakan penyakit ginjal pasca infeksi yang sering terjadi
pada masa kanak-kanak dan merupakan penyakit yang menyebabkan dapat
ditegakan pada sebagian besar kasus. Dapat terjadi pada setiap tingkatan usia
tetapi terutama menyerang anak-anak pada awal usia sekolah dengan awitan
paling sering terjadi pada usia 6–7 tahun. Penyakit ini jarang dijumpai pada anak–
anak usia dibawah 2 tahun.
GNAPS ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang cepat karena
respons inflamasi (reaksi hipersensitivitas tipe III) setelah infeksi streptokokus.
Kondisi ini disebabkan oleh galur spesifik streptokokus beta-hemolitikus grup A
yang disebut streptokokus nefrogenik. Penyakit ini mempengaruhi glomeruli dan
pembuluh darah kecil ginjal. Glomerulonefritis umumnya disebabkan oleh infeksi,
yang sering terjadi pada anak-anak, seperti infeki traktus respiratorius.
Glomerulonefritis dapat terjadi secara epidemik atau sporadik, paling sering pada
anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5–8 tahun. Perbandingan anak laki-laki
dan anak perempuan 2:1. WHO memperkirakan 472.000 kasus GNAPS terjadi
setiap tahunnya secara global dengan 5.000 kematian setiap tahunnya.
GNAPS paling sering muncul pada anak-anak 1 sampai 2 minggu setelah
sakit tenggorokan, atau 6 minggu setelah infeksi kulit (impetigo). Ketika
bergejala, GNAPS biasanya hadir dengan trias klasik dari gross hematuria, edema,
dan hipertensi adalah gejala yang paling sering muncul. fitur sindrom nefritik
seperti hematuria, oliguria, hipertensi, dan edema. Presentasi yang kurang umum
dapat menyerupai sindrom nefrotik dengan proteinuria yang signifikan.
Untuk mendiagnosis GNAPS dapat ditegakkan dengan melakukan
anamnesis, peneriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis
didapatkan riwayat infeksi tenggorokan atau infeksi kulit sebelumnya. Pada

1
pemeriksaan fisik kecurigaan akan adanya GNAPS bila didapatkan tekanan darah
tinggi walaupun kadang dalam batas normal, adanya edema atau sembab pada
daerah wajah terutama daerah periorbital, skin rash, atau bisa ditemukan kelainan
neurologi pada kasus hipertensi malignant.
Pada pemeriksaan darah lengkap akan ditemukan hemoglobin yang
menurun karena hemodilusi dan kelainan fungsi ginjal. Pada pemeriksaan
urinalisis akan didapatkan warna urin gelap seperti air cucian daging, berat jenis
urin meningkat, eritrosit ditemukan dalam urin, proteinuria, silinder leukosit,
silinder eritrosit, silinder granular (protein) dan silinder lemak. Proteinuria
biasanya sebanding dengan derajat hematuria dan ekskresi protein umumnya tidak
melebihi 2gr/m2 luas permukaan tubuh perhari.
Berikut ini akan dibahas refleksi kasus mengenai glomerulonephritis akut
pasca streptococuc, pada anak usia 12 tahun 6 bulan disertai dengan GNAPS +
Encepalopati HT + HT Emergency + Gizi Kurang. pada Anak yang dirawat di
Ruang Nuri Bawah RSU Anutapura Palu.

2
BAB II

REFLEKSI KASUS

A. Identitas Pasien

1. Nama Pasien: An. F

2. Jenis Kelamin: Laki-Laki

3. Lahir pada tanggal/umur: 03-06-2011/ 12 tahun 6 bulan

4. Kebangsaan: Indonesia

5. Agama: Islam

6. Alamat: Salibu

7. Suku Bangsa: Kaili

8. Nama Ibu: Ny. R

9. Usia Ibu: 42 tahun

10. Pekerjaan Ibu: IRT

11. Pendidikan terakhir ibu: SMP

12. Nama Ayah: Tn. S

13. Usia Ayah: 45 tahun

14. Pekerjaan Ayah: Swasta

15. Pendidikan terakhir ayah: SMA

16. Tanggal masuk ruangan/jam: 03-12-2023 / 19.27 WITA

17. Tanggal keluar ruangan/jam: 09-12-2023

18. Jumlah hari perawatan: 5 hari

19. Diagnosis: GNAPS + Encepalopati HT + HT Emergency

20. Anamnesis diberikan oleh: Orang tua pasien (ibu pasien)

3
21. Family Tree :

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama

Kejang dan Bengkak di wajah -/+ 5 Hari

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
kejang <10 menit, setelah kejang pasien seperti keadaan mengantuk atau keadaan
setengah sadar, pasien juga merasakan sakit kepala hebat yang dirasakan sejak
siang sebelum masuk rumah sakit bersifat hilang timbul, pasien kadang merasa
pusing tiba-tiba sejak 2 hari yang lalu (01/12/23), pasien juga merasa mata yang
kurang melihat sejak sore sebelum masuk rumah sakit, pasien juga bengkak pada
area wajah -/+ 5 hari dari tanggal (29/11/2023), Pasien kadang merasa sesak yang
hilang timbul sejak 2 hari yang lalu (01/12/23) sebelum masuk rumah sakit,
pasien juga muntah sebanyak 10x sejak sore sebelum masuk rumah sakit dan
muntah bersifat tidak menyembur dan tidak disertai darah, pasien juga merasakan
sakit perut bagian suprapubic yang bersifat hilang timbul -/+ 5 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien juga mengeluhkan kencing berwarna merah seperti teh
pekat sebelum masuk rumah sakit, penurunan napsu makan (-) BAB (-) Biasa

4
3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah merasakan keluhan yang sama dan keluarga tidak
pernah mempunyai penyakit yang sama
4. Anamnesis Antenatal dan Riwayat Persalinan

Selama masa kehamilan ibu pasien rutin melakukan kunjungan antenatal


care (ANC). Tidak ada keluhan selama kehamilan. Pasien lahir dari ibu
dengan G5P5A0. Lahir secara normal di klinik, lahir langsung menangis,
Siamosi(-), dengan BBL 2,500 gram, PBL 48 cm.
5. Penyakit yang sudah pernah dialami

 Morbili : Belum Pernah

 Varicella : Belum Pernah

 Pertussis : Belum Pernah

 Diare : Belum Pernah

 Cacingan : Belum Pernah

 Batuk/Pilek : Pernah

 Kejang : Pernah

 Lain-lain : Tidak Ada

6. Riwayat Kepandaian/Kemajuan/Perkembangan Anak Pertama kali :

- Membalik 4 bulan

- Tengkurap 4 bulan

- Duduk 7 bulan

- Merangkak 5 bulan

- Berdiri 12 bulan

- Berjalan 13 Bulan

5
- Tertawa 4 bulan

- Berceloteh 4 bulan

- Memanggil mama 20 bulan

7. Anamnesis Makanan Terperinci

Usia 0 – 6 bulan : Asi + Susu Formula


Usia 6 - 12 bulan : Susu Formula + MPASI (Bubur Sun dan Bubur Saring)
Usia 12 - 24 bulan : Makanan keluarga, setiap hari pasien makan 3 kali
sehari dengan nasi + sayur + ikan/ayam/telur/daging.
Usia 24 bulan - sekarang : Makanan keluarga, setiap hari pasien makan 3
kali sehari dengan nasi + sayur + ikan/ayam/telur/daging.
8. Riwayat Imunisasi

Imunisasi pasien lengkap

Dasar Ulang
Imunisasi
I II III I II III

BCG +

Polio + + +

DPT + + +

Campak +

Hepatitis + + +

Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun Rekomendasi IDAI Tahun 2023

6
9. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan
 Keadaan sosial : Pasien saat ini tinggal bersama kedua orang tua.
 Keadaan Ekonomi : Pasien berasal dari keluarga dengan status
ekonomi menengah yang cukup mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 Kebiasaan dan Lingkungan : Pasien tinggal di lingkungan rumah yang
cukup bersih dan sehat, sanitasi yang memadai, pemenuhan air bersih yang
memadai.
C. Pemeriksaan Fisik
Umur : 12 tahun 6 bulan
Berat Badan : 34 kg
Tinggi Badan : 136 cm
Status Gizi : Menggunakan Cards Girls CDC 2 to 20 years
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)

7
An. F

TB/U

BB/TB

BB/U

PEMERIKSAAN AWAL

1. Keadaan umum : Sakit Berat

8
 Kesadaran : Compos Mentis GCS (E2M4V2)
 Sianosis : (-)
 Anemia : (-)
 Ikterus : (-)
2. Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 154/101 mmHg
Denyut nadi : 105x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu Axilla : 36,6 oC
SpO2 : 96%
5. Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (+)
6. Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (+/+)
 Palpebra : Edema (+/+)
 Sklera : Ikterus (-/-)

9
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/ Oculi sinistra
± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
14. Jantung

10
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar , Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema extremitas
(-), Otot eutrofi
Tulang : Intake
17. Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)

D. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Minggu, 03 Desember 2023
Hasil Nilai Rujukan
WBC 17,2 x 103/Ul 4,8 – 10,8 x 103
RBC 4,7 x 106/Ul 4,7 – 6,1 x 106
HGB 12,4 g/Dl 14 – 18 g/dl
HCT 37 % 42 – 52 %
MCV 78.9 Fl 80 – 99 Fl
MCH 26,4 pg 27 – 31 pg
MCHC 33,4 g/Dl 33 – 37 g/Dl
PLT 533 x 103/Ul 150 – 450 x 103/Ul
RDW 13,8 % 11,5-14,5%
PDW 9,2.2 fL 9-13fL
MPV 8 fL 7,2-11,1fL
LYM% 3,4 % 19-48 %

11
LYM# 0,6 x 103/Ul 1-3,7 103/Ul
GDS 105 60-199 /dL

Ureum creatinin
Minggu, 03 Desember 2023
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
CREATININ 0,92 mg/dl 0,50-0,90
UREUM 29mg/dl 10.0- 50.0 mg/dl

URIN LENGKAP
Minggu, 03 Desember 2023
NILAI
NO PEMERIKSAAN URINE HASIL
RUJUKAN
1. PH 5,0 4,8 – 8,0
2. BJ 1,020 1,003 – 1,022
4. PROTEIN + Negatif
5. UROBILINOGEN Negatif Negatif
6. BILIRUBIN Negatif Negatif
7. KETON + Negatif
8. NITRIT Negatif Negatif
9. BLOOD +3 Negatif
10. Leukosit Negatif Negatif
11. SEDIMEN
1. Leukosit 2-3 0-5/LPB
2. Eritrosit TAK TERHITUNG 0-3LPB
3. Kristal Ca. Oxalat Negatif Negatif
4. Kristal Asam Urat Negatif Negatif
5. Granula Negatif Negatif

12
6. Epitel Sel + Negatif
13. Bakteri Negatif Negatif

E. Resume

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun masuk rumah sakit dengan


keluhan kejang <10 menit, setelah kejang pasien seperti keadaan
mengantuk atau keadaan setengah sadar, pasien juga merasakan sakit
kepala hebat dirasakan sejak siang sebelum masuk rumah sakit dengan
durasi hilang timbul, pasien kadang merasa pusing tiba-tiba, pasien juga
merasa mata yang kurang melihat sejak sore sebelum masuk rumah sakit,
pasien juga bengkak pada area wajah -/+ 5 hari dari tanggal (29-11-2023),
Pasien kadang merasa sesak yang hilang timbul sejak 2 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, pasien juga muntah sebanyak 10x sejak sore
sebelum masuk rumah sakit dan muntah bersifat tidak menyembur dan
tidak disertai darah, pasien juga merasakan sakit perut bagian epigastirium
yang bersifat hilang timbul, pasien juga mengeluhkan kencing berwarna
merah seperti teh pekat sebelum masuk rumah sakit, Riwayat suka tahan
kencing (+), penurunan napsu makan (+)
Pemeriksaan fisik ditemukan KU sakit Berat, kesadaran compos mentis
status Gizi Kurang, TTV: Tekanan darah :154/101 mmHg, N : 105 x/mnt, RR: 22
x/menit, SB: 36,6oC, SpO2: 96%. Pemeriksaan kepala : Palpebra udem (+/+).
Pemeriksaan thoraks: normothoraks, pergerakan dada simetris bilateral, vesikuler
(-/-), Whz (+/+), Rhk (+/+), BJ I/II murni regular. Pemeriksaan abdomen: tampak
cembung (-) Asites (-), Pembesaran hepar dan lien (-) nyeri tekan (+) region
hypogastic, peristaltik (-) kesan normal. Ekstremitas: akral hangat, udem
anasarkal (-) pulsasi kuat angkat. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah

13
lengkap didapatkan WBC17,2 x 103/Ul, RBC 4,7 x 106/Ul, HGB 12,4 g/Dl, HCT
37 %, MCV 78.9 Fl, MCHC 33,4, pemeriksaan ureum kreatinin 0,92 mg/dl, 29
mg/dl masih dalam batas normal, Pemeriksaan urin lengkap Protein +, Keton +,
Blood +3, dan eritrosit takterhitung, dan dari hasil pengukuran Antopometri di
dapatkan pada pasien ini mengalami gizi kurang dengan hasilnya hitung nya di
dapatkan BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG), TB/U : 135/151X 100 = 89
(PENDEK), BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)

F. Diagnosis

- GNAPS

- Encepalopati HT

- HT Emergency

- Gizi Kurang

G. Diagnosis Banding :

- Sindrom Nefrotik

H. Terapi

- IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV


- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Bed rest
- Kebutuhan kalori 2160 kkal

14
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

I. Anjuran

1. Cek Asto

FOLLOW UP

Hari/Tanggal : 03 Desember 2023


Perawatan Hari PH : 1 (ICU)
S Kejang (-), Sakit Kepala (+), Edema Palpebra (+), Kencing merah (+)
O 1. Keadaan umum : Sakit Berat
 Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
 Sianosis : (-)
 Anemia : (-)
 Ikterus : (-)
2. Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)

15
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 154/101 mmHg
Denyut nadi : 105 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,6 oC
SpO2 : 96%
5. Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (+)
6. Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (+/+)
 Palpebra : Edema (+/+)
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)

16
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi

17
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
- IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
P - Bed rest
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

Hari/Tanggal : 04 Desember 2023


Perawatan Hari PH : 2 (ICU)
S Kejang (-), Sakit Kepala (+), Edema Palpebra (-), Kencing merah (+)
O 1. Keadaan umum : Sakit Berat
 Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
 Sianosis : (-)
 Anemia : (-)
 Ikterus : (-)
2. Gizi :

18
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 130/97 mmHg
Denyut nadi : 100 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu Axilla : 36,3 oC
SpO2 : 99%
5. Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (-)
6. Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Palpebra : Edema (-/-)
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)

19
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)

20
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang

- IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV


- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
P - Bed rest
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

21
Hari/Tanggal : 05 Desember 2023
Perawatan Hari PH : 3 (Ruangan Nuri Bawah)

22
Kejang (-), Sakit Kepala (+) Hilang timbul, Edema Palpebra (-),
S
Kencing merah (+)
O 1. Keadaan umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
 Sianosis : (-)
 Anemia : (-)
 Ikterus : (-)
2. Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 136/89 mmHg
Denyut nadi : 74 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,4 oC
SpO2 : 99%
5. Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (-)
6. Mata
 Mata cekung : (-/-)

23
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Palpebra : Edema (-/-)
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai

24
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A - HT Emergency
- Gizi Kurang

P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV


- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram

25
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

Hari/Tanggal : 06 Desember 2023


Perawatan Hari PH : 4 (Ruangan Nuri Bawah)
Kejang (-), Sakit Kepala (+) Hilang Timbul, Edema Palpebra (-),
S
Kencing merah (-)
O 1. Keadaan umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
 Sianosis : (-)
 Anemia : (-)
 Ikterus : (-)
2. Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
3. Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
4. Tanda vital
Tekanan darah : 151/100 mmHg
Denyut nadi : 72 x/menit
Respirasi : 22 x/menit

26
Suhu Axilla : 36,9 oC
SpO2 : 98%
5. Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (-)
6. Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Palpebra : Edema (-/-)
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
7. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
8. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
9. Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
10. Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
11. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)

27
Kaku Kuduk : (-)
12. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal : (-)
13. Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (-/-), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
14. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
15. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
16. Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
A - Encepalopati HT
- HT Emergency
- Gizi Kurang
P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV

28
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

Hari/Tanggal : 07 Desember 2023


Perawatan Hari PH : 5 (Ruangan Nuri Bawah)
Kejang (-), Sakit Kepala (+) Hilang Timbul, Edema Palpebra (-),
S
Kencing merah (-)

29
O - Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
- Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
- Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
-
- Tanda vital
Tekanan darah : 163/119 mmHg
Denyut nadi : 110 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,7 oC
SpO2 : 99 %
- Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (-)
- Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Palpebra : Edema (-/-)

30
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
- Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
- Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
- Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
- Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
- Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
- Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal :
- Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-),

31
Wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
- Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
A - Encepalopati HT
- HT Emergency
- Gizi Kurang
P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Inj Ondancetron 1 amp/kg/12 jam/IV
- Inj Diazepam 5 mg/ bila kejang (Injeksi Pelan-pelan)
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram

32
- Vitamin D: 15 mikrogram
Hari/Tanggal : 08 Desember 2023
Perawatan Hari PH : 6 (Ruangan Nuri Bawah)
S Kejang (-), Sakit Kepala (-), Edema Palpebra (-), Kencing merah (-)
- Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
- Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
- Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
O
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
-
- Tanda vital
Tekanan darah : 130/76 mmHg
Denyut nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,7 oC
SpO2 : 99 %
- Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut

33
 Wajah : Edema (-)
- Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Palpebra : Edema (-/-)
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
- Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
- Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
- Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
- Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
- Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
- Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal :
- Paru .

34
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
- Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
P - IVFD D5 1/4 8 tpm/24 jam/IV
- Inj Paracetamol 35 mg/8 jam/IV
- Inj Ceftriaxone 1x2mg/12 jam/IV
- Inj furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Captropril 3 X 12,5 mg
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram

35
- Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

Hari/Tanggal : 09 Desember 2023


Perawatan Hari PH : 7 (Ruangan Nuri Bawah)
S Kejang (-), Sakit Kepala (-), Edema Palpebra (-), Kencing merah (-)

36
O - Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
- Gizi :
BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG)
TB/U : 135/151X 100 = 89 (PENDEK)
BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)
- Kulit :
- Efloresensi : (-)
- Pigmentasi : (-)
- Jaringan Parut : (-)
- Lapisan Lemak : (-)
- Turgor : < 2 detik
- Tonus : Normotonus
-
- Tanda vital
Tekanan darah : 116/78 mmHg
Denyut nadi : 100 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Axilla : 36,4 oC
SpO2 : 99 %
- Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
 Wajah : Edema (-)
- Mata
 Mata cekung : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Palpebra : Edema (-/-)

37
 Sklera : Ikterus (-/-)
 Pupil : Bulat, isokor. Oculi dextra ±2,5 cm/
Oculi sinistra ± 2,5 cm
- Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : (-/-)
Sekret : (-/-)
- Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-)
Pernapasan cuping hidung: (-)
- Mulut
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Bibir : Kering (-)
Gigi : Caries (-)
- Tenggorokan
Tonsil : T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
- Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
Kaku Kuduk : (-)
- Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
Ruang Inter costal :
- Paru .
Inspeksi : simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), Rhonki (-/-),

38
Wheezing (-/-).
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I & II murni reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Tympani
- Anggota gerak : Akral Hangat ke 4 extremitas, edema (-),
Otot eutrofi
Tulang : Intake
Genitalia : Tidak terdapat kelainan (-)
- GNAPS
- Encepalopati HT
A
- HT Emergency
- Gizi Kurang
- Furosemid 40 mg/2x1
- Captropril 3 X 12,5 mg
- Diet rendah garam 1 g, kg/ hari, Protein 1-2 gr, kb/hr
- Observasi Tanda Vital
- Kebutuhan kalori 2160 kkal
- Karbohidrat: 220 gram
P - Protein: 25 gram
- Lemak: 50 gram
- Kalsium: 1.000 miligram
- Zat besi: 10 miligram
- Vitamin A: 450 RE
- Vitamin C: 45 miligram
- Vitamin D: 15 mikrogram

39
DISKUSI
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis glomerulonephtritis akut pasca
streptokokus (GNAPS), Encepalopati HT, HT Emergency, dan Gizi Kurang
dari hasil anamnesis, Pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil anamnesis di dapatkan gejala berupa keluhan buang air kecil
berwarna kemerahan seperti teh pekat, kencing berwarna merah pekat
seperti teh pada pasien GNAPS diakibatkan oleh kerusakan membran
basalis glomerulus dimana eritrosit gagal difiltrasi sehingga eritrosit ikut
keluar bersama urin.
Dari pemeriksaan fisik juga di dapatkan tekanan darah TD 154/101 mmHg
yang, Hal ini berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persentil
untuk jenis kelamin dan umur. Umumnya terjadi dalam minggu pertama
dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain.
Keadaan hipertensi emergensi adalah kondisi yang mengancam jiwa di mana

kerusakan organ target yang terjadi terjadi sebagai akibat dari peningkatan
tekanan darah. Edema paru, kejadian iskemik jantung, gagal ginjal akut, diseksi
aorta, eklampsia, retinopati, dan ensefalopati adalah kondisi yang dapat timbul
sebagai akibat cedera organ akibat hipertensi.
Pada juga didpatkan edema palpebra dan wajah edema yang ada

40
disebabkan oleh setidaknya 2 mekanisme yaitu penurunan konsentrasi
protein plasma dan peningkatan permeabilitas dinding kapiler yang
diakibatkan oleh gangguan fungsi glomerulus.
Pada hasil pemeriksaan urin di dapatkan Pemeriksaan urin lengkap Protein
+, Keton +, Blood +3, dan eritrosit takterhitung Secara kualitatif proteinuria
berkisar antara negatif sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan ++
+. Bila terdapat proteinuria +++ harus dipertimbangkan adanya gejala
sindrom nefrotik atau hematuria makroskopik. Secara kuantitatif
proteinuria biasanya kurang dari 2 gram/ m2 LPB/24 jam, tetapi pada
keadaan tertentu dapat melebihi 2 gram/ m2 LPB/24 jam. Hilangnya
proteinuria tidak selalu bersamaan dengan hilangnya gejala-gejala klinik,
sebab lamanya proteinuria bervariasi antara beberapa minggu sampai
beberapa bulan sesudah gejala klinik, menghilang. Sebagai batas 6 bulan,
bila lebih dari 6 bulan masih terdapat proteinuria disebut proteinuria
menetap yang menunjukkan kemungkinan suatu glomerulonefritis kronik
yang memerlukan biopsi ginjal untuk membuktikannya.
Pemeriksaan ureum kreatinin 0,90 mg/dl, 29 mg/dl masih dalam batas
normal.

Pada pasien ini juga diberikan pengobatan berupa antibiotik ceftriaxone


dosis 1 gr/ 24 jam /IV,. Pengobatan antibiotic pada GNAPS bertujuan untuk
eredikasi infeksi kuman streptokokus yang menyerang tenggorokan atau
kulit sebelumnya. Pemberian antibiotic ini tidak mempenagaruhi beratnya
glomerulonephritis, melaikan mengurangi menyebarnya infeksi streptokokus
yang mungkin masih ada. Meskipun demikian, pengobatan antibiotic hanya
bila terbukti ada infeksi streptokokus yang masih ada. Meskipun demikian,
penggunaa antibiotic dapat mencegah penyebaran bakteri. Beberapa klinisi
memberikan antibiotic hanya bila terbukti ada infeksi yang masih aktif,
namun sebagian ahli lainnya tetap menyarankan pemberian antibiotik untuk
menghindarkan terjadinya penularan yang meluas.

41
Pada pasien ini juga diberikan pengobatan anti hipertensi yaitu antara
furosemid 6,5 mg/12 jam/IV furosemid dilakukan untuk mengurangi retensi
cairan berlebih dan mengurangi edema pada pasien .

Komplikasi yang sering di jumpai : Ecelopaty Hipertensi, Gangguan ginjal


akut (Acute kidney injury/AKI), Edema paru Pada pasien ini tidak di
dapatkan gejala yang mengarah ke komplikasi, yaiu hipertensi Berat,
Penurunan Fungsi Ginjal, dan penumpukan cairan di paru.
Glomerulonefritis Akut (GNA) merupakan suatu istilah untuk
menunjukkan gambaran klinis akibat perubahan perubahan struktur dan
faal dari peradangan akut glomerulus. Gambaran klinis yang menonjol
adalah kelainan dari urin (proteinuria, hematuria, silinder eritrosit),
penurunan LFG disertai oligouri, bendungan sirkulasi, hipertensi, dan
sembab. Meskipun penyakit ini dapat mengenai semua umur, tetapi GNA
paling sering didapatkan pada anak berumur 2–10 tahun Glomerulonefritis
akut (GNA) adalah suatu proses histopatologis berupa proliferasi dan
inflamasi glomerulus akibat proses imunologik.
Faktor genetik diduga berperan dalam terjadinya penyakit dengan
ditemukannya HLA-D dan HLA- DR. Periode laten antara infeksi
streptokokus dengan kelainan glomerulus menunjukkan proses imunologis
memegang peran penting dalam mekanisme penyakit. Diduga respon yang
berlebihan dari sistim imun pejamu pada stimulus antigen dengan produksi
antibodi yang berlebihan menyebabkan terbentuknya kompleks Ag-Ab
yang nantinya melintas pada membran basal glomerulus. Disini terjadi
aktivasi sistim komplemen yang melepas substansi yang akan menarik
neutrofil. Enzim lisosom yang dilepas netrofil merupakan faktor responsif
untuk merusak glomerulus. Hipotesis lain adalah neuraminidase yang
dihasilkan oleh streptokokus akan mengubah IgG endogen menjadi
autoantigen. Terbentuknya auto-antibodi terhadap IgG yang telah berubah
tersebut, mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi,

42
kemudian mengendap dalam ginjal. Pada kasus ringan, pemeriksaan
dengan mikroskop cahaya menunjukkan kelainan minimal. Biasanya
terjadi proliferasi ringan sampai sedang dari sel mesangial dan matriks.
Pada kasus berat terjadi proliferasi sel mesangial, matriks dan sel endotel
yang difus disertai infiltrasi sel polimorfonuklear dan monosit, serta
penyumbatan lumen kapiler. Istilah glomerulonefritis proliferatif eksudatif
endokapiler difus digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi
penyakit ini. Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai
mulai dari yang halus sampai kasar yang tipikal di dalam mesangium dan
di sepanjang dinding kapiler. Endapan imunoglobulin dalam kapiler
glomerulus didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig A yang
dapat dilihat dengan mikroskop imunofluoresen. Mikroskop elektron
menunjukkan deposit padat elektron atau humps terletak di daerah
subepitelial yang khas dan akan beragregasi menjadi Ag-Ab kompleks.
Pada di Diagnosis Banding dengan Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik didefinisikan sebagai penyakit glomerular yang
terdiri dari beberapa tanda dan gejala yaitu proteinuria masif (rasio protein
kreatinin >3,5 gram/hari), disertai edema, hipoalbuminemia (albumin
serum 200 mg/dL), dan lipiduria. Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
glomerulonefritis primer atau idiopatik yang merupakan penyebab
sindrom nefrotik paling sering dan sekunder akibat infeksi seperti pada
glomerulonefritis pasca infeksi streptokokus atau infeksi virus hepatitis B,
akibat obat seperti obat antiinflamasi nonsteroid, dan akibat penyakit
sistemik seperti lupus eritematosus sistemik dan diabetes melitus.
Berdasarkan penyebabnya, sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
glomerulonefritis primer dan sekunder oleh karena infeksi, keganasan,
penyakit jaringan ikat, obat atau toksin dan akibat penyakit sistemik.
Penyebab sindrom nefritik yang paling sering pada anak yaitu
glomerulonefritis lesi minimal, sedangkan pada dewasa penyebab sindrom
nefrotik sering dihubungkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, amiloidosis atau lupus eritematosus sistemik.

43
Patofisisologi :
1. Proteinuria
Proteinuria ada tiga jenis yaitu glomerular, tubular dan overflow.
Kehilangan protein pada sindrom nefrotik termasuk dalam proteinuria
glomerular. Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
terhadap protein akibat rusaknya glomerulus. Proteinuria pada penyakit
glomerular disebabkan oleh meningkatnya filtrasi makromolekul melewati
dinding kapiler glomerulus. Hal ini disebabkan oleh kelainan pada podosit
glomerular. Dalam keadaan normal membran basal glomerulus
mempunyai mekanisme penghalang untuk mencegah kebocoran protein.
2. Hipoalbuminemia
Konsentrasi albumin plasma ditentukan oleh asupan protein, sintesis
albumin hati dan kehilangan protein melalui urin. Pada sindrom nefrotik,
kelainan ini disebabkan karena proteinuria masih yang mengakibatkan
penurunan tekanan onkotik plasma. Agar tekanan onkotik tetap bertahan,
maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin. Peningkatan sintesis
albumin hati tidak berhasil menghalangi timbulnya hipoalbuminemia.2
Diet tinggi protein dapat meningkatkan sintesis albumin hati, namun dapat
mendorong peningkatan ekskresi albumin melalui urin.
3. Edema

44
Edema pada sindrom nefrotik memiliki teori underfill dan overfill. Teori
underfill menyatakan hipoalbuminemia adalah faktor terjadinya edema
pada sindrom nefrotik. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan
tekanan onkotik plasma yang berakibat cairan bergeser dari intravaskuler
ke jaringan interstisium dan terjadi edema. Akibat dari penurunan tekanan
onkotik dan bergeser cairan plasma terjadi hipovolemia, dan ginjal
melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan air.

Pada pasien setelah di lakukan pengukuran mengunakan tes


Anopometri didapatkan gizi kurang dengan menggunakan pengukuran
chart CDC Gizi Kurang adalah keadaan gizi Anak yang ditandai dengan
kondisi kurus, berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan. Gizi
kurang merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya dibawah rata-rata. Pengukuran status gizi dapat dilakukan
dengan pengukuran antropometik untuk menilai Berat Badan (BB) sesuai

45
Tinggi Badan (TB) menggunakan chart WHO atau CDC. Gizi kurang
menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar gizi.

Kebutuhan kalori idealnya ditentukan secara individual menggunakan kalorimetri


indirek, namun hal tersebut mahal dan tidak praktis. Kebutuhan nutrien tertentu
secara khusus dihitung pada kondisi klinis tertentu. Untuk kemudahan praktek
klinis, kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan kondisi dan status gizi pasien.
Pada pasien ini masuk dalam kondisi tidak sakit kritis dan gizi baik/kurang.
Dimana kebuthan kalori ditentukan berdasarkan berat badan ideal dikalikan RDA
menurut usia tinggi (height age). Usia-tinggi ialah usia bila tinggi badan anak
tersebut merupakan P50 pada grafik. Kebutuhan nutrien tertentu secara khusus
dihitung pada kondisi klinis tertentu. Berdasarkan perhitungan target BB-ideal:

Umur Tinggi badan Energi


(kkal/kgBB/Hari)

0-6 bulan 120

6-12 bulan 110


BB-ideal 1-3 tahun 100
pasien =34 Kg 4-6 tahun 90
Usia tinggi = 7-9 tahun 80
12 tahun 10-12 tahun Laki laki: 60-70
perempuan: 50-60
RDA menurut usia tinggi =
90
12-18 tahun Laki laki: 50-60
Maka perempuan: 40-50 didapatkan
kebuthan kalori pasien yaitu :
24 X 90 = 3.060 Kkal

Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk menghindari sindrom
refeeding. Jalur pemberian makan secara oral, jenis preparat sesuai usia anak yaitu
makanan keluarga

46
Prognosis pada pasien ini ialah Dubia ad malam karena di perberat dengan
penyakit penyerta yaitu Encepalopati HT, HT Emergency, Selain itu pasien juga
mengalami Gizi Kurang

BAB III
PENUTUP

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
kejang <10 menit, setelah kejang pasien seperti keadaan mengantuk atau keadaan
setengah sadar, pasien juga merasakan sakit kepala hebat dirasakan sejak siang
sebelum masuk rumah sakit dengan durasi hilang timbul, pasien kadang merasa
pusing tiba-tiba, pasien juga merasa mata yang kurang melihat sejak sore sebelum

47
masuk rumah sakit, pasien juga bengkak pada area wajah -/+ 5 hari dari tanggal
(29-11-2023), Pasien kadang merasa sesak yang hilang timbul sejak 2 hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien juga muntah sebanyak 10x sejak sore
sebelum masuk rumah sakit dan muntah bersifat tidak menyembur dan tidak
disertai darah, pasien juga merasakan sakit perut bagian epigastirium yang bersifat
hilang timbul, pasien juga mengeluhkan kencing berwarna merah seperti teh pekat
sebelum masuk rumah sakit, Riwayat suka tahan kencing (+), penurunan napsu
makan (+)
Pemeriksaan fisik ditemukan KU sakit Berat, kesadaran compos mentis
status Gizi Kurang, TTV: Tekanan darah :154/101 mmHg, N : 105 x/mnt, RR: 22
x/menit, SB: 36,6oC, SpO2: 96%. Pemeriksaan kepala : Palpebra udem (+/+).
Pemeriksaan thoraks: normothoraks, pergerakan dada simetris bilateral, vesikuler
(-/-), Whz (+/+), Rhk (+/+), BJ I/II murni regular. Pemeriksaan abdomen: tampak
cembung (-) Asites (-), Pembesaran hepar dan lien (-) nyeri tekan (+) region
hypogastic, peristaltik (-) kesan normal. Ekstremitas: akral hangat, udem
anasarkal (-) pulsasi kuat angkat. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah
lengkap didapatkan WBC17,2 x 103/Ul, RBC 4,7 x 106/Ul, HGB 12,4 g/Dl, HCT
37 %, MCV 78.9 Fl, MCHC 33,4, pemeriksaan ureum kreatinin 0,92 mg/dl, 29
mg/dl masih dalam batas normal, Pemeriksaan urin lengkap Protein +, Keton +,
Blood +3, dan eritrosit takterhitung, dan dari hasil pengukuran Antopometri di
dapatkan pada pasien ini mengalami gizi kurang dengan hasilnya hitung nya di
dapatkan BB/U : 34/45 X 100 = 75 (BB KURANG), TB/U : 135/151X 100 = 89
(PENDEK), BB/TB : 34/43X 100 = 79 (GIZI KURANG)

Selama masa kehamilan ibu pasien rutin melakukan kunjungan antenatal


care (ANC). Tidak ada keluhan selama kehamilan. Pasien lahir dari ibu dengan
G5P5A0. Lahir secara normal di klinik, lahir tidak langsung menangis, warna
kulit kebiruan, dengan BBL 3.200 gram.. Riwayat imunisasi lengkap sesuai
dengan jadwal pemberian imunisasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
tahun 2023.

48
GNAPS adalah suatu bentuk peradangan glomerulus yang secara
histopatologi menunjukkan proliferasi & Inflamasi glomeruli yang didahului oleh
infeksi group A β-hemolytic streptococci (GABHS) dan ditandai dengan gejala
nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut.
GNAPS glomerulonefritis akut terbanyak yang terjadi pada anak. Tercatat
sebanyak 472.000 kasus baru GNAPS setiap tahunnya dengan jumlah kematian
5.000 jiwa per tahun.
GNAPS ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang cepat karena
respons inflamasi (reaksi hipersensitivitas tipe III) setelah infeksi streptokokus.
Kondisi ini disebabkan oleh galur spesifik streptokokus beta-hemolitikus grup A
yang disebut streptokokus nefrogenik. Penyakit ini mempengaruhi glomeruli dan
pembuluh darah kecil ginjal. GNAPS paling sering muncul pada anak-anak 1
sampai 2 minggu setelah sakit tenggorokan, atau 6 minggu setelah infeksi kulit
(impetigo). Ketika bergejala, GNAPS biasanya hadir dengan trias klasik dari gross
hematuria, edema, dan hipertensi adalah gejala yang paling sering muncul. fitur
sindrom nefritik seperti hematuria, oliguria, hipertensi, dan edema. Presentasi
yang kurang umum dapat menyerupai sindrom nefrotik dengan proteinuria yang
signifikan.
Keadaan hipertensi emergensi adalah kondisi yang mengancam jiwa di
mana kerusakan organ target yang terjadi terjadi sebagai akibat dari peningkatan
tekanan darah. Edema paru, kejadian iskemik jantung, gagal ginjal akut, diseksi
aorta, eklampsia, retinopati, dan ensefalopati adalah kondisi yang dapat timbul
sebagai akibat cedera organ akibat hipertensi. Ensefalopati hipertensi adalah jenis
hipertensi emergensi yang jarang ditemui. Ini ditandai dengan tanda-tanda edema
serebral yang terjadi setelah episode hipertensi parah. Kondisi ini biasanya
didiagnosis secara retrospektif setelah gejala menghilang secara dramatis dengan
menurunkan tekanan darah pasien, dan penyebab lain penyakit neurologis telah
dikesampingkan. Gejala ensefalopati hipertensi termasuk onset bertahap sakit
kepala, mual, dan muntah, diikuti oleh gejala neurologis seperti gelisah, bingung,
kejang, dan berpotensi koma. Jika hipertensi segera diobati, gejala ensefalopati
biasanya reversibel.

49
Gizi Kurang adalah keadaan anak yang ditandai dengan kondisi kurus,
berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai
dengan -3 standar deviasi pada Anak usia 6-59 bulan. Gizi kurang merupakan
status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya dibawah rata-
rata. Pengukuran status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometik
untuk menilai Berat Badan (BB) sesuai Tinggi Badan (TB) menggunakan chart
WHO atau CDC. Gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi. Diketahui bahwa sekitar 17 % atau 98
juta anak dibawah umur lima tahun di Negara berkembang menderita gizi kurang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ebeledike C, Ahmad T. Pneumonia Pediatrik. [Diperbarui 2023 16 Januari].


Di: StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls;
2023Januari-.Tersediadari:

50
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/#
2. Nur S, Albar H, Daud D. IDENTIFIKASI FAKTOR PROGNOSTIK
GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKKUS PADA
ANAK. JST Kesehatan. 2015;5(1):82-89.
3. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca
Strwptokokus. Badan penerbit ikatan dokter anak indonesia; 2012
4. Heryudarini, H. Basuki Faridah, D. Gambaran Jumlah dan Jenis Leukosit
Pada Pasien Diare di Rumah Sakit Umum Daerah Curup. Politeknik
Kesehatan Bengkulu. 2018. Available from :
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/2161/1/KTI%20Full
%20DEWI.pdf
5. Sudarman, S. Aswadi. Masniar. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gizi
Kurang Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan
Kecamatan Mariso Kota Makassar. JURNAL Promotif Preventif, Vol. 1
No. 2 Februari 2019, Hal 30 - 4. Available from :
http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/158/100
6. Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia epidemiology, pathophysiology, and
etiology in low- and middle-income countries. Ann N Y Acad Sci. 2019
Aug;1450(1):15-31. doi: 10.1111/nyas.14092. Epub 2019 Apr 22. PMID:
31008520; PMCID: PMC6697587.
7. Tapia C, Bashir K. Sindrom Nefrotik. [Diperbarui 2023 29 Mei]. Di:
StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023
Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
8. Salim SA, Masnadi NR, Amelin F. Analisis faktor yang berhubungan
dengan kejadian hipetensi pada pasien glomerulonefritis akut pasca
streptococcus. Baiturrahmah Medical Journal. 2021;1(1
9. Nur S, Albar H, Daud D. IDENTIFIKASI FAKTOR PROGNOSTIK
GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKKUS PADA
ANAK. JST Kesehatan. 2015;5(1):82-89.
10. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca
Strwptokokus. Badan penerbit ikatan dokter anak indonesia; 2012

51
11. Khairin, Rawla P, Padala SA, Ludhwani D. Poststreptococcal
Glomerulonephritis. Statpearls.
12. Geetha D. Poststreptococcal Glomerulonephritis. Medscape.
13. Turner J, Parsi M, Badireddy M. Anemia. [Diperbarui 2023 Agustus 8]. Di:
StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023
Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/
14. Yogiantoro, M.Hipertensi essensial. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta : Internal Publishing. 2009:
1079. 2.
15. Manning L,Robinson TG,Anderson CS, 2014. Control of blood pressure in
hypertensive neurological emergencies. Current hypertension reports. 3.
16. Miller JB,Suchdev K,Jayaprakash N,Hrabec D,Sood A,Sharma S,Levy PD,
2018. New Developments in Hypertensive Encephalopathy. Current
hypertension reports.
17. Park E, Abraham MK. 2014. Altered mental status and endocrine diseases.
Emergency medicine clinics of North America.
18. PAPDI. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.” (2014).
19. PPK PAPDI. “Penatalaksanaan Bidang Ilmu Penyakit Dalam.” (2015).
20. Tapia, Carolina. and Khalid Bashir. “Nephrotic Syndrome.” StatPearls,
StatPearls Publishing, 15 May 2022.
21. Turner, Neil N., et al., eds. Oxford textbook of clinical nephrology. Oxford
University Press, 2015.

52

Anda mungkin juga menyukai