Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI KASUS

PARA 0 ABORTUS 1 USIA 23 TAHUN POST LAPARATOMI


EKSPLORASI ATAS INDIKASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU,
POST SALPHINGEKTOMI DEXTRA ATAS INDIKASI RUPTUR TUBA

Pembimbing :

dr. Budi Irawan, Sp.OG

Disusun Oleh:

Dwika Akbar Indrawan (G1A014059)


Yupita Maya Sari (G4A016061)
Sofyan Hardi (G4A016062)

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui Presentasi Kasus dengan judul :

PARA 0 ABORTUS 1 USIA 23 TAHUN POST LAPARATOMI


EKSPLORASI ATAS INDIKASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU,
POST SALPHINGEKTOMI DEXTRA ATAS INDIKASI RUPTUR TUBA

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian


di Bagian Obstetri dan Ginekologi Program Profesi Dokter
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh :

Dwika Akbar Indrawan (G1A014059)


Yupita Maya Sari (G4A016061)
Sofyan Hardi (G4A016062)

Purwokerto, Agustus 2018

Mengetahui,
Dokter Pembimbing,

dr. Budi Irawan, Sp. OG

2
I. PENDAHULUAN

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan di mana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium cavum uteri1. Kehamilan ektopik
dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut
sebagai kehamilan ektopik terganggu2.

Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama


di ampula dan isthmus3. Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun
uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah
penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul,
pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat
kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin
dan tindakan aborsi4.

Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari
implantasi. Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat
tersebut dan berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif,
infertilitas, dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka
mortalitas dan morbiditas ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan
cepat4.

Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita


terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya
kecenderungan pada kalangan wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang
cukup lanjut menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda5.

Kehamilan ektopik terganggu menyebabkan keadaan gawat pada reproduksi


yang sangat berbahaya6. Berdasarkan data dari The Centers for Disease Control
and Prevention menunjukkan bahwa kehamilan ektopik di Amerika Serikat
meningkat drastis pada 15 tahun terakhir. Menurut data statistik pada tahun 1989,
terdapat 16 kasus kehamilan ektopik terganggu dalam 1000 persalinan6. Menurut
hasil penelitian yang dilakukan Cuningham pada tahun 1992 dilaporkan kehamilan
ektopik terganggu ditemukan 19,7 dalam 100 persalinan5.
Dari penelitian yang dilakukan Budiono Wibowo di RSUP Cipto
Mangunkusumo (RSUPCM) Jakarta pada tahun 1987 dilaporkan 153 kehamilan
ektopik terganggu dalam 4007 persalinan, atau 1 dalam 26 persalinan. Ibu yang
mengalami kehamilan ektopik terganggu tertinggi pada kelompok umur 20-40
tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Frekuensi kehamilan ektopik yang berulang
dilaporkan berkisar antara 0% sampai 14.6%1. Laporan kasus ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kehamilan ektopik terganggu dengan modalitas USG
transabdominal dan transvaginal beserta dengan diagnosa bandingnya.

4
II. LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. R
Umur : 23 tahun
Tanggal Lahir : 10-10-1994
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Alamat : Jambu 03/10 Wangon

Tanggal masuk RSMS : 10 Agustus 2018


Tanggal periksa : 11 Agustus 2018

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah
2. Keluhan Tambahan
Ngeflek
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSMS mengaku hamil mengeluh keluar darah seperti flek dari jalan
lahir. Keluhan ngeflek dirasakan sejak tanggal 28 Juli 2018. Kemudian pasien datang
ke bisan dan diberikan obat penguat untuk kandungannya. Kemudiian pada tanggal 6
Agustus 2018 pasien mengeluh BAK nya bercampur dengan darah, namun darah tidak
terlalu banyak. Selian itu pasien juga mulai merasa perut bagian kanan bawah terasa
nyeri. Keluhan nyeri perut tersebut dirasakan secara perlahan dan semakin lama
semakin nyeri. Keluhan dirasa semakin memberat ketika pasien sedang ke capaian.
Kemudian pasien berobat ke bidan terdekat. Bidan menyarankan pasien utuk
memeriksakan diri ke RS Fatmawati Jakarta untuk dilakukan USG dan pemeriksaan
laboratorium. Setelah dilakukan USG diketahui bahwa terdapat kehamilan diluar
5
rahim. Pasien yang sedang bekerja di Jakarta memutuskan untuk pulang ke banyumas
dan memeriksakan diri ke RSMS.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertensi sebelum hamil : disangkal
b. Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat alergi : disangkal
d. Riwayat kejang : disangkal
e. Riwayat kencing manis : disangkal
f. Riwayat penyakit jantung : disangkal
g. Riwayat penyakit paru : disangkal
h. Riwayat penyakit ginjal : disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat hipertensi : disangkal
b. Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat kencing manis : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat penyakit ginjal : disangkal
f. Riwayat penyakit kandungan : disangkal

6. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Lama haid : ± 6 hari
c. Siklus haid : teratur / 28 hari
d. Dismenorrhea : tidak ada
e. Jumlah darah haid : normal (1-2 kali ganti pembalut/ hari)
7. Riwayat Menikah
Pasien menikah sebanyak satu kali, pernikahan selama 4 bulan.

8. Riwayat Obstetri
P0A1
I : usia kehamilan 13 minggu / laparatomi dan salpingektomi
9. Riwayat ANC
Pasien rutin kontrol kehamilan ke bidan sesuai waktu yang dijadwalkan.

6
10. Riwayat KB
Pasien mengaku belum pernah menggunakan KB
11. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat Operasi : tidak ada
b. Riwayat Kuret : tidak ada
c. Riwayat Keputihan : tidak ada
12. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang SPG yang tinggal di Jakarta bersama suami pasien.
Pasien pulang ke Banyumas semenjak pasien sakit. Kebutuhan hidup sehari-hari diakui
tercukupi oleh penghasilan suami dan pasien. Pasien berobat ke Rumah Sakit Margono
Soekarjo dengan menggunakan BPJS-PBI.
C. PEMERIKSAAN FISIK 31/01/2018
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : GCS E4M6V5
Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
N : 99 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,0 0C
Status Gizi : BB saat hamil 51 kg, TB: 155, BMI: 21,25

1. Status Generalis
a. Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala : mesocephal, simetris
Mata : simetris, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+
normal, isokor, diameter 3/3 mm, edema palpebra -/-
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : sianosis (-), lidah kotor (-/-)
b. Pemeriksaan leher
Trakea : deviasi (-)
Gld Tiroid : dbn
Limfonodi Colli : dbn
c. Pemeriksaan Toraks

7
1) Paru
Inspeksi : dada simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi intercostal (-), pulsasi
epigastrium (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = paru kiri, ketinggalan gerak (-)
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler, RBH (-/-), RBK (-/-), Wh (-/-)
2) Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis pada dinding dada sebelah kiri
atas.
Palpasi : Teraba ictus cordis tampak SIC V 2 jari medial LMCS, ictus cordis
kuat angkat (-)
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2, regular, murmur (-), gallop (-)
d. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar, kassa (+), rembes (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (+)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
e. Pemeriksaan ekstermitas
Superior : edema (-/-), jari tabuh (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-)
Inferior : edema (-/-), jari tabuh (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-)
2. Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi : Datar, kassa (+), rembes (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (+)
Perkusi : Timpani
Status Genitalia

8
Status Genitalia Eksterna
Mons pubis : Distribusi rambut pubis merata
Labia mayora : Massa (-), hiperemis (-)
Labia minora : Massa (-), hiperemis (-)
Introitus vagina : Fluksus (-), fluor albus (-), massa (-),hiperemis (-), pembesaran
kelenjar bartholini (-), perdarahan pervaginam (-)
Orifisium uretra eksterna: Dalam batas normal

D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Darah Lengkap (10/08/2018):
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Darah Lengkap
Hemoglobin 12.2 11.7 – 15.5 g/dl
Leukosit 9090 3600 – 11.000/µl
Hematokrit 36 35 - 47 %
Eritrosit 4.2 3,8 – 5,2/ µl
Trombosit 298.000 150.000 – 450.000
MCV 87,5 79,0 – 99,0 fL
MCH 29,4 27,0 – 31,0 pg
MCHC 33,0 33,0 – 36,0 %
Hitung Jenis
Basofil 0,1 0–1%
Eosinofil 0,0 2–4%
Batang 0,7 3–5%
Segmen 75,5 50 – 70 %
Limfosit 19,8 25 – 40 %
Monosit 3,9 2–8%
Uji Koagulasi
PT 10,4 9,3 – 11,4 detik
APTT 38,9 29 – 40 detik
Imunologi
Tes kehamilan Positif Negatif

2. Pemeriksaan Darah Lengkap (11/08/2018):

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


Darah Lengkap
Hemoglobin 11.4 11.7 – 15.5 g/dl
Leukosit 10660 3600 – 11.000/µl
Hematokrit 35 35 - 47 %
Eritrosit 3.9 3,8 – 5,2/ µl

9
Trombosit 276.000 150.000 – 450.000
MCV 88.9 79,0 – 99,0 fL
MCH 29.4 27,0 – 31,0 pg
MCHC 33.0 33,0 – 36,0 %
Hitung Jenis
Basofil 0,1 0–1%
Eosinofil 0,3 2–4%
Batang 1,0 3–5%
Segmen 75,5 50 – 70 %
Limfosit 18,3 25 – 40 %
Monosit 4,8 2–8%

E. Pemeriksaan Ultrasonography (USG)


1. USG 10/08/2018

10
Ekspertisi USG:
Tampak uterus ukuran 7,59 x 4,19 x x5,16 cm
Kontur reguler, tekstur homogen
EL : 1,06 cm
Tampak gambaran Gestasional Sac di Tuba dextra
Vaskularisasi meningkat

F. Follow-Up Pasien

Tanggal Tanda Vital Keadaan umum dll


Jam
10-08-18 TD: 110/70 mmhg Diperiksa oleh dr. Apdhika (residen)
12.42 N: 99 x/m S: Nyeri perut kanan bawah
VK IGD RR: 20 x/m O:
S: 36,4 C VT : Flucsus (+) Flour albus (-)
V/U/U tak ada kelainan
Portio licin, OUE tertutup,
CUT sebesar telor ayam
AP/CO tak ada kelainan
A : G1P0A0 Usia 24 Tahun Hamil 13 Minggu Susp kehamilan
ektopik terganggu
P:
USG
18.00 Instruksi DPJP (dr. Budi Irawan, Sp.OG)
Laparatomi Cito
19.25 Operasi dimulai
20.00 Operasi selesai
11-08-18 TD: 110/70 mmhg S: Nyeri bekas operasi (+),
Teratai N: 80 x/m O: KU/Kes: Baik/CM
06.05 RR: 20 x/m A : P0A1 usia 24 tahun post laparatomi eksplorasi H+1 atas indikasi
S: 36.6 C kehamilan ektopik terganggu; post salphingektomi dextra atas
indikasi ruptur tuba graviditas dextra
P:
RL 20 tpm IVFD
Ketorolac 3x30 mg IV
Tramadol 3x50 mg IV
Asam Tranexamat 3x500 mg IV

11
12/08/2018 TD: 120/80 S: Nyeri bekas operasi (+),
N: 73 O: KU/Kes: Baik/CM
RR: 20 A : P0A1 usia 24 tahun post laparatomi eksplorasi H+1 atas indikasi
S: 36.7 kehamilan ektopik terganggu; post salphingektomi dextra atas
indikasi ruptur tuba graviditas dextra
P:
RL 20 tpm IVFD
Cefadroxil 3x500 mg tab PO
Asam tranexamat 3x500 mg tab PO
Adfer 1x1 tab PO
TD: 110/80 mmhg S: Nyeri bekas operasi (+) berkurang
N: 80 x/m O: KU/Kes: Baik/CM
RR: 20 x/m A : P0A1 usia 24 tahun post laparatomi eksplorasi H+1 atas indikasi
S: 36.6 C kehamilan ektopik terganggu; post salphingektomi dextra atas
indikasi ruptur tuba graviditas dextra
P:
RL 20 tpm IVFD
Cefadroxil 3x500 mg tab PO
Asam tranexamat 3x500 mg tab PO
Adfer 1x1 tab PO

G. Diagnosis Akhir
P0A1 usia 24 tahun post laparatomi eksplorasi atas indikasi kehamilan ektopik
terganggu; post salphingektomi dextra atas indikasi ruptur tuba graviditas dextra.

12

Anda mungkin juga menyukai