Pembimbing:
dr. Sutrisno, Sp.OG (K) Onk
Disusun Oleh :
Franzeska Desca Ayudya G4A022046
PRESENTASI KASUS
P1A0 (AH 1 AT 12 Tahun) Abnormal Uterine Bleeding e.c. Leiomyoma;
Riwayat kuret 2x (RS Aprillia Cilacap 2022 & 2023)
Disusun Oleh :
Franzeska Desca Ayudya G4A022046
Disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik di SMF Kebidanan & Kandungan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Ny. K
2. Nomor RM : 02248577
3. Usia : 31 Tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Ujungmanik RT 06/03 Kawunganten
6. Pekerjaan : Juru masak
7. Pendidikan : SMK
8. Agama : Islam
9. Tanggal Masuk : 17 Juli 2023
B. ANAMNESIS
1. Teknik Anamnesis : Autoanamnesis
2. Keluhan Utama : Keluar darah kehitaman menggumpal dari jalan
lahir
3. Keluhan Tambahan : Nyeri perut bagian bawah, nyeri pinggang
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli kebidanan dan kandungan pada 17/07/2023
untuk kontrol yang ke-2 dengan diagnosis AUB. Pasien masih
mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir berupa darah kehitaman
menggumpal yang membasahi 4 pampers sejak 1 hari sebelum datang ke
poli. Pasien mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir diluar siklus
menstruasi dengan durasi lama dan banyak sejak Oktober 2021. Saat itu
pasien mengeluhkan perdarahan keluar dari jalan lahir selama 2 minggu
berupa darah kehitaman dan bisa membasahi 7 pampers. Keluhan
perdarahan juga disertai nyeri perut dibagian bawah dan nyeri pinggang.
Keluhan keluarnya darah sempat berhenti selama 10 hari, namun setelah
itu keluhan tersebut kembali muncul. Pasien tidak berobat ke fasilitas
kesehatan maupun membeli obat secara mandiri untuk meredakan
keluhannya. Keluhan keluar darah dari jalan lahir dengan intensitas yang
banyak diluar siklus menstruasi terus dirasakan oleh pasien hingga pasien
memutuskan untuk berobat pertama kali pada bulan Mei 2022 ke RS
Aprilia Cilacap dan dilakukan tindakan kuretase pertama kali. Pasien
kemudian mendapatkan obat untuk menghentikan perdarahan, pereda
nyeri, dan pil KB. Namun, seiring berjalannya waktu pasien merasa obat
yang diminum tidak memberikan efek signifikan hingga perdarahan
masih terus keluar. Pasien kemudian menjalani kuretase yang kedua kali
pada Mei 2023. Setelah tindakan kuretase yang kedua, keluhan
perdarahan masih tetap dirasakan oleh pasien hingga akhirnya pasien
dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo. Pasien akan dilakukan tindakan
kuretase yang ketiga dan direncanakan untuk dilakukan tindakan
histerektomi pada September 2023.
5. Riwayat Menstruasi
Menstruasi rutin tiap bulan, teratur dengan durasi 7-9 hari, ganti pembalut
3-4 kali/hari.
6. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1x pada tahun 2010 saat itu pasien berusia 18 tahun dan
suami berusia 23 tahun.
7. Riwayat Obstetri
P1A0 (AH 1 AT 12 tahun)
8. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak menggunakan kontrasepsi
9. Riwayat Ginekologi
Pasien mengakui keluhan pertama dirasakan pada tahun 2021, riwayat
kuretase 2x pada 2022 dan 2023 di RSU Aprilia Cilacap.
10. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Keluhan Serupa : Diakui, sejak Oktober 2021
b. Riwayat Hipertensi : Disangkal
c. Riwayat Diabetes : Disangkal
d. Riwayat Alergi : Disangkal
e. Riwayat Trauma : Disangkal
f. Riwayat Operasi : Disangkal
g. Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
h. Riwayat konsumsi obat : Disangkal
i. Riwayat keputihan : Disangkal
11. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Keluhan Serupa : Disangkal
b. Riwayat Hipertensi : Disangkal
c. Riwayat Diabetes : Disangkal
d. Riwayat Alergi : Disangkal
e. Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
12. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang juru masak di salah satu rumah makan di Bali.
Pasien merupakan lulusan SMK. Pasien jarang berolahraga. Pasien makan
3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur/buah. Pasien tidak merokok dan
tidak meminum minuman keras. Pasien berobat menggunakan BPJS PBI.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : E4V5M6 (Compos mentis)
3. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 123/72 mmHg
b. Nadi : 118 x/menit, regular
c. Suhu : 36.4 C
d. Respiratory Rate : 20 x/menit, reguler
e. Saturasi : 99 % room air
4. Antropometri
a. BB : 70 kg
b. Tinggi Badan : 157 cm
c. IMT : 28.3kg/m2 (Overweight)
5. Kepala : Mesosepal
6. Mata : CA(-/-), SI (-/-), pupil bulat isokor 3mm/3mm.
7. Hidung : NCH (-/-), discharge (-/-)
8. Telinga : Discharge (-/-)
9. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid dbn
10. Thorax
a. Paru
1) Inspeksi : simetris, retraksi (-), jejas (-)
2) Palpasi : focal fremitus ka=ki, krepitasi (-)
3) Perkusi : sonor seluruh lapang paru
4) Auskultasi : SDV (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
b. Jantung
1) Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
2) Palpasi : Iktus kordis di SIC V linea midclavicular
sinistra.
3) Auskultasi : S1>S2, regular, suara tambahan (-)
11. Abdomen
a. Inspeksi : datar, jejas trauma (-)
b. Auskultasi : BU menurun
c. Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen, pekak alih (-),
pekak sisi (-)
d. Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muscular (-), pekak
samping (-), pekak pindah (-)
12. Ekstremitas
a. Superior : Edema (-/-), Akral dingin, CRT <2 detik
b. Inferior : Edema (-/-), akral dingin, CRT <2 detik
13. Genitalia
a. Genitalia Eksterna
1) Mons Pubis : Distribusi rambut merata, lesi (-)
2) Labia Mayor : massa (-), lesi (-), hiperemis (-)
3) Labia Minor : massa (-), lesi (-), hiperemis (-)
4) Introitus Vagina : fluor albus (-), massa (-)
b. Genitalia Interna (VT)
1) Vulva/vagina tidak ada kelainan
2) Portio bentuk dan ukuran normal
3) Parametrium lemas
4) Corpus uteri teraba massa ukuran 10x6x4 cm, permukaan rata,
mobile
5) Adneksa tidak teraba massa
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lab Darah Lengkap (17/07/23)
Komponen Hasil Normal
Hemoglobin 9.0 g/dL L 10.9-14.9 g/dL
Leukosit 12410 /mm3 H 4790-11340 /mm3
Hematokrit 28.7 % L 34-45 %
Eritrosit 4.12 103/μL N 4.11-5.55 x 106/uL
Trombosit 773000 /mm3 H 216000-451000 /uL
MCV 69.5 fL L 71.8-92.0 fL
MCH 21.7 pg L 26-31.0 pg
MCHC 31.3 g/dL N 30.8-35.2 g/dL
MPV 6.8 fL L 9.4-12.2 fL
Hitung jenis
Basofil 0.0 % N 0-1 %
Eosinofil 1.3 % N 0.7-5.4 %
Batang 0.1% L 3-5 %
Segmen 66.6% N 0-70 %
Limfosit 25.5 % N 20.4-4.6 %
Monosit 6.5 % N 3.6-9.9 %
Neutrofil 66.7 % N 42.5-71.0 %
PT 13.3 detik N 9.9-15.1 detik
APTT 27.6 detik N 25.0-31.3 detik
E. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Kerja
P1A0 (AH 1 AT 12 Tahun) Abnormal Uterine Bleeding e.c. Leiomyoma;
Riwayat kuret 2x (RS Aprillia Cilacap 2022 & 2023)
2. Diagnosis Banding
- Polip
- Adenomyosis
- Endometriosis
F. PLANNING
1. Medikamentosa
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Asam traneksamat 3x1 gr
- GnRh
- PKK
2. Non Medikamentosa
- Pro kuretase
- Pro Histerektomi
G. EDUKASI
1. Edukasi kepada pasien mengenai keluhan, faktor risiko, pencegahan ,
tatalaksana dan prognosis dari penyakit yang diderita.
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai rencana tindakan
selanjutnya yakni kuretase.
3. Edukasi kepada pasien mengenai komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit yang diderita pasien.
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
Quo ad fungtionam : dubia
III. TINJAUAN PUSTAKA
C. Klasifikasi AUB
1. Klasifikasi AUB berdasarkan jenis perdarahan (POGI, 2013):
a. Perdarahan uterus abnormal akut: didefinisikan sebagai perdarahan
haid yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk
mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat
terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat sebelumnya.
b. Perdarahan uterus abnormal kronik: merupakan terminologi untuk
perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan.
Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang segera
seperti PUA akut.
c. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan perdarahan
haid yang terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat
terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap
siklus. Istilah ini ditujukan untuk menggantikan terminologi
metroragia.
2. Klasifikasi AUB berdasarkan penyebab perdarahan menurut FIGO (Munro
et al., 2011):
Terdapat 9 kategori utama yang disusun berdasarkan akronim “PALM-
COEIN”
a. Kelompok “PALM” merupakan kelompok kelainan struktur penyebab
AUB yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan dan atau
pemeriksaan histopatologi.
b. Kelompok “COEIN” merupakan kelompok kelainan non struktur
penyebab AUB yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau
histopatologi.
AUB terkait dengan penggunaan hormon steroid seks eksogen, AKDR,
atau agen sistemik atau lokal lainnya diklasifikasikan sebagai “iatrogenik”.
Gambar 3.1 PALM-COEIN
a. Polip (PUA-P)
Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal
mungkin tunggal atau ganda, berukuran mulai dari beberapa milimeter
sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari kelenjar, stroma,
dan pembuluh darah endometrium.
b. Adenomiosis (PUA-A)
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium,
menyebabkan uterus membesar, difus, dan secara mikroskopik tampak
sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium,
dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami
hipertrofi dan hiperplasia.
c. Leiomioma uteri (PUA-L)
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan
myometrium. Berdasarkan lokasinya, leiomioma dibagi menjadi:
submukosum, intramural, subserosum.
d. Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan
dari kelenjar endometrium. Gambaran dari hiperplasi endometrium
dapat dikategorikan sebagai: hiperplasi endometrium simpleks non
atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium kompleks non atipik
dan atipik.
e. Coagulopathy (PUA-C)
Terminologi koagulopati digunakan untuk merujuk kelainan
hemostasis sistemik yang mengakibatkan PUA.
f. Ovulatory dysfunction (PUA-O)
Kegagalan terjadinya ovulasi yang menyebabkan ketidakseimbangan
hormonal yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan uterus
abnormal.
g. Endometrial (PUA-E)
Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan
siklus haid teratur akibat gangguan hemostasis lokal endometrium.
h. Iatrogenik (PUA-I)
Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan
obat-obatan hormonal (estrogen, progestin) ataupun non hormonal
(obat-obat antikoagulan) atau AKDR.
i. Not yet classified (PUA-N)
Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit
dimasukkan dalam klasifikasi (misalnya adalah endometritis kronik
atau malformasi arteri-vena).
E. Penatalaksanaan AUB
Pemilihan terapi pada AUB akut tergantung pada kondisi umum,
etiologi yang diduga, pertimbangan fertilitas pada masa mendatang, dan
riwayat medis pasien. Dua tujuan utama dalam penanganan AUB akut
ialah, mengontrol episode perdarahan berat dan mengurangi kehilangan
darah haid pada siklus berikutnya. Terapi medis dipertimbangkan pada
terapi awal tetapi beberapa situasi dapat memerlukan penanganan operatif.
Penelitian mengenai penanganan AUB akut terbatas dan hanya satu terapi
yaitu estrogen equine kojugasi (EEK) intravena yang disetujui oleh FDA
Amerika Serikat untuk terapi AUB akut. Berikut penatalaksanaan dari
AUB (Wantania, 2016):
1. Penanganan medis
Penanganan hormonal dipertimbangkan sebagai lini pertama terapi
medis pada pasien dengan AUB akut tanpa kelainan perdarahan yang
sudah diketahui atau dicurigai. Pilihan penanganan termasuk EEK
intravena, pil kontrasepsi kombinasi (PKK), dan progestin oral.
Kombinasi PKK dan progestin oral dalam regimen dosis multipel
sering digunakan pada AUB akut.
Obat antifibrinolitik seperti asam traneksamat merupakan terapi
efektif pada pasien dengan AUB kronis. Direkomendasikan untuk
menggunakan asam traneksamat oral maupun intravena pada terapi
AUB akut. Ketika episode akut perdarahan sudah terkontrol, pilihan
terapi jangka panjang dapat dipertimbangkan untuk mencegah AUB
kronis. Terapi jangka panjang efektif termasuk pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan levonogestrel, asam
traneksamat, dan obat NSAID. Pasien dengan kelainan perdarahan
umumnya memberikan respon terhadap terapi hormonal maupun non-
hormonal. Konsultasi dengan seorang hematologis direkomendasikan
pada pasien-pasien tersebut terutama bila perdarahan sulit dikontrol
atau ginekologis tidak memahami pilihan terapi pada pasien dengan
kelainan perdarahan. Desmopressin dapat membantu mengangani
AUB akut pada pasien dengan penyakit von Willebrand jika pasien
tersebut sebelumnya memberikan respon terhadap agen tersebut.
Faktor VIII rekombinan dan faktor von Willebrand juga tersedia serta
dapat diperlukan untuk mengontrol perdarahan hebat. Faktor defisiensi
spesifik lainnya juga dapat diperlukan. Pasien dengan kelainan
perdarahan atau kelainan fungsi platelet sebaiknya menghindari
pemakaian obat Non Steroid Anti-Inflammatory Drugs (NSAID)
karena efek agregasi platelet dan interaksi dengan obat-obat yang
memengaruhi fungsi hati dan produksi faktor pembekuan.
2. Penanganan operatif
Penanganan operatif didasarkan pada stabilitas pasien, tingkat
perdarahan, kontraindikasi penanganan medis, dan kondisi medis yang
ada. Penanganan operatif termasuk dilatasi dan kuretase, ablasi
endometrial, embolisasi arteri uterina, dan histerektomi.
Gambar 3.2. Tata Laksana AUB
DAFTAR PUSTAKA
Khan, R., Sherwani, R. K., Rana, S., Hakim, S., & Jairajpuri, Z. S. 2016. Clinco-
Pathological Patterns in Women with Dysfunctional Uterine Bleeding. Iran
J Pathol. Vol.11(1): 1 – 32.
Munro, M. G., Critchley, H. O., Broder, M. S., Fraser, I. S., & FIGO Working
Group on Menstrual Disorders. 2011. FIGO classification system (PALM-
COEIN) for causes of abnormal uterine bleeding in nongravid women of
reproductive age. IJOG. 113 (1): 1 – 20.