Pembimbing:
dr. Sutrisno, Sp.OG (K) Onk
Disusun oleh:
Franzeska Desca Ayudya G4A022046
PRESENTASI KASUS
Gravida 2 Para 1 Abortus 0 Usia 30 Tahun Hamil 38 Minggu 3 Hari Janin
Tunggal Hidup Intra Uterine, Presentasi Kepala, Punggung Kiri, dalam
Persalinan Kala 1 Fase Laten; Hipertensi Gestasional
Disusun Oleh :
Franzeska Desca Ayudya G4A022046
Disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik di SMF Kebidanan & Kandungan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Pembimbing
A. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. M
2. Usia : 30 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku/bangsa : Jawa
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Alamat : Gandatapa, Sumbang
7. No. CM : 002486XX
8. Tanggal masuk : 2 Agustus 2023
B. Anamnesis
1. Teknik Anamnesis : Autoanamnesis
2. Keluhan utama : Tekanan darah tinggi saat kehamilan
3. Keluhan tambahan : Pusing
4. Riwayat Penyakit Sekarang
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan datang untuk kontrol ke poli kebidanan
RSUD Margono dengan tekanan darah tinggi (140/90). Pasien mulai
mengalami peningkatan tekanan darah sejak usia kehamilan 34 minggu.
Saat ini pasien mengeluhkan pusing yang membaik dengan beristirahat.
Keluhan lain seperti pandangan kabur dan nyeri ulu hati disangkal oleh
pasien. Pasien mulai mengeluhkan mules-mules sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan keluar cairan banyak dari jalan lahir
disangkal. Gerak janin dirasakan pasien. Keluhan nyeri BAK disangkal.
Keluhan keputihan disangkal. Riwayat penyakit kronis seperti tekanan
darah tinggi (+), kencing manis, asma, dan penyakit jantung disangkal.
Pasien sudah menerima vaksinasi COVID-19 3x (Sinovac 1, 2, Pfizer 3).
Sebelumnya, pasien di rujuk dari Puskesmas Sumbang 2 karena tekanan
darah tinggi. Pasien kontrol rutin ke RSMS sejak usia kehamilan 35
minggu selama 3 minggu sekali.
5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Lama Menstruasi : 5-7 hari
c. Siklus Menstruasi : 1x dalam 1 bulan
d. Keluhan Menstruasi : Tidak ada
e. HPHT : 06 November 2022
6. Riwayat Pernikahan
Pernikahan 1x telah berjalan 8 tahun
P/22 tahun/SMP/IRT
L/30 tahun/SD/Buruh
7. Riwayat Obstetri
a. Anak 1 : Bidan/spontan/aterm/3300/M/L/2016
b. Anak 2 : Hamil ini
8. Riwayat ANC : Bidan 7x, Sp. OG 3x
9. Riwayat Kontrasepsi : Suntik 3 bulan (2016 – 2021)
10. Riwayat Ginekologi
Perdarahan abnormal diluar siklus menstruasi (-)
Keputihan (-)
Benjolan/Massa pada organ genital dan jalan lahir (-)
11. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertensi sebelum hamil : Disangkal
b. Riwayat alergi : Disangkal
c. Riwayat kejang : Disangkal
d. Riwayat kencing manis : Disangkal
e. Riwayat penyakit jantung : Disangkal
f. Riwayat penyakit paru : Disangkal
g. Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
h. Riwayat operasi : Disangkal
12. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat serupa : Disangkal
b. Riwayat hipertensi : Disangkal
c. Riwayat asma : Disangkal
d. Riwayat alergi : Disangkal
e. Riwayat DM : Disangkal
f. Riwayat jantung : Disangkal
g. Riwayat ginjal : Disangkal
h. Riwayat Keganasan : Disangkal
13. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama suami dan satu anaknya. Pasien merupakan
seorang ibu rumah tangga. Kebutuhan sehari-hari pasien dicukupi dari
suaminya. Pasien berobat ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dengan
menggunakan BPJS PBI. Pasien makan 3x dalam sehari dengan nasi, lauk
pauk dan sayur. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman
keras.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum/ kesadaran : Baik / composmentis
2. Tanda vital
a. Tekanan darah : 142/88 mmHg
b. Denyut nadi : 85 x/menit
c. Laju pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36.4 C
e. SpO2 : 99% room air
3. Antropometri
a. BB sebelum hamil : 70 kg
b. BB saat hamil : 75 kg
c. TB : 158 cm
d. IMT sebelum hamil : 28.0 kg/m2 (overweight)
e. IMT saat hamil : 30.0 kg/m2
f. LILA : 25 cm
4. Status generalis
a. Kepala : Mesocephal
b. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
c. Hidung : Discharge (-/-), nafas cuping hidung (-)
d. Telinga : Discharge (-/-)
e. Mulut : Sianosis (-), mukosa basah (+)
f. Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran KGB
g. Toraks
1) Paru-paru
a) Inspeksi : Simetris (+), retraksi (-)
b) Palpasi : Vocal fremitus (+/+)
c) Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
d) Auskultasi : SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
2) Jantung
a) Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi
(1) Ictus cordis teraba
(2) Tidak kuat angkat
(3) Teraba pada SIC 5, 2 jari medial LMS
c) Perkusi
(1) Batas kanan atas SIC II LPD
(2) Batas kanan bawah SIC IV LPD
(3) Batas kiri atas SIC II LPS
(4) Batas kiri bawah SIC V LMS
d) Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)
h. Abdomen
1) Inspeksi : Cembung gravid, linea nigra (+), striae gravidarum
(+)
2) Auskultasi : Bising usus (sdn)
3) Perkusi : Pekak janin
4) Palpasi : Nyeri tekan (-), organomegali (sdn)
i. Ekstremitas
1) Superior : Edema (-/-), hangat (-/-), CRT <2 detik
2) Inferior : Edema (-/-), hangat (-/-), CRT <2 detik
5. Status lokalis
a. Pemeriksaan Obstetri
1) Palpasi
a) Leopold I : Teraba 1 bagian lunak, bulat, tidak
melenting (kesan bokong, presentasi kepala)
b) Leopold II : Teraba tahanan memanjang di sisi kiri ibu
dan bagian kecil di sisi kanan (kesan punggung bayi di
kanan ibu)
c) Leopold III : Teraba bagian bulat keras, melenting,
immobile (kesan kepala sudah masuk PAP)
d) Leopold IV : Jari pemeriksa membentuk sudut divergen
e) TFU : 28 cm
2) TBJ : (TFU - N) x 155 = (30-12) x 155 = 2 480 gr
3) DJJ : 12, 11, 12, regular = 140 x /menit
4) Perlimaan : 3/5
5) His : 2x/10’/20” kuat
b. Pemeriksaan Genitalia Eksterna
1) Inspeksi
a) Monspubis : Distribusi normal (+), lesi (-)
b) Labia mayor : Massa (-), lesi (-), hiperemis (-)
c) Labio minor : Massa (-), lesi (-), hiperemis (-)
d) Kelenjar Bartholin : Edema (-), hiperemis (-)
e) Introitus vagina : Bloody show (-), massa (-), luka (-)
2) Palpasi
a) Kelenjar Bartholin : Benjolan (-), nyeri tekan (-)
c. Pemeriksaan dalam
1) Vulva : Laserasi (-), peradangan (-)
2) Vagina : Licin (+), ruggae (+), massa (-)
3) Portio : Terletak mid, konsitensi lunak, teraba tipis,
pembukaan 2
4) Kulit ketuban : Utuh, presentasi kepala
5) Presentasi janin : Ubun-ubun kecil, presentasi belakang
kepala
6) Penurunan bagian terbawah janin : Setinggi spina ischiadica,
hodge 3, station 2
d. Luas panggul
1) Conjugata diagonalis : sulit dinilai, conjugata vera:sulit
dinilai
2) Linea terminalis : Teraba 1/3 bagian
3) Spina ischiadica : Tidak menonjol
4) Kelengkunagn sacrum : Cukup
5) Os Coccygeus : Mobilitas cukup
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap
Laboratorium RSMS 02 Agustus 2023
Komponen Hasil Normal
Hemoglobin 12.2 g/dL 10.9-14.9 g/dL
Leukosit 11030 /mm3 4790-11340 /mm3
Hematokrit 37 % 34-45 %
Eritrosit 103/μL 4.11-5.55 x 106/uL
Trombosit 225000 /mm3 216000-451000 /uL
MCV 80.6 fL 71.8-92.0 fL
MCH 27.2 pg 26-31.0 pg
MCHC 31.6 g/dL 30.8-35.2 g/dL
MPV 10.3 fL 9.4-12.2 fL
Hitung jenis
Basofil 0.0 % 0-1 %
Eosinofil 1.3 % 0.7-5.4 %
Batang 0.1% 3-5 %
Segmen 66.6% 0-70 %
Limfosit 25.5 % 20.4-4.6 %
Monosit 6.5 % 3.6-9.9 %
Neutrofil 66.7 % 42.5-71.0 %
PT 11.9 detik 9.9-15.1 detik
APTT 29.7 detik 25.0-31.3 detik
GDS 72
SGOT 15
SGPT 6
Ureum 11.07
Creatinin 0.61
Albumin 3.42
Natrium 138
Kalium 3.9
Kalsium 8.7
Klorida 111
LDH 199
HBsAg Non Reaktif
Urinalisis
Bakteria 1 – 10
Leukosit 2–5
Nitrit Negatif
Protein urin Negatif
2. USG
Interpretasi:
Janin tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala, biometri sesuai usia
kehamilan 35 minggu 3 hari, EFW 2689, FHR (+), FM (+), Plasenta
berinsersi di fundus, air ketuban cukup, SDP 5.8 cm
3. CTG
Interpretasi :
a. Baseline : 140 – 150 bpm
b. Variabilitas : > 5 bpm
c. Akselerasi : (+)
d. Deselerasi : (-)
e. Kesan : CTG Kategori I
E. Diagnosa
Gravida 2 Para 1 Abortus 0 Usia 30 Tahun Hamil 38 Minggu 3 Hari Janin
Tunggal Hidup Intra Uterine, Presentasi Kepala, Punggung Kiri, Sudah Masuk
Pintu Atas Panggul, Dalam Persalinan Kala 1 Fase Laten; Hipertensi
Gestasional
F. Perkembangan Pasien
Tanggal Jam Hasil Pemeriksaan Sikap/Tindakan
02/08/202 14.00 S: Kenceng-kenceng mulai - Observasi
3 teratur, keluar air ketuban (-), persalinan
keluar lendir darah (-) pervaginam
- Pengosongan
O: kandung kemih
TD: 140/80 mmHg - IVFD RL 20
N: 80 x /menit tpm
RR: 20 x/menit
S: 36.5o C
SpO2: 99% room air
Kontraksi 2x/10'/20"
DJJ 142-146 x/menit
Teraba 3/5 bagian
Pembukaan 2 cm, preskep
KK (+)
Bishop score 4
18.00 S: Kenceng-kenceng mulai - Vaginal Touche
teratur, keluar air ketuban (-), - Observasi
keluar lendir darah (+) persalinan
pervaginam
O: - Pengosongan
TD: 145/87 mmHg kandung kemih
N: 89 x /menit - IVFD RL 20
RR: 20 x/menit tpm
S: 36.5o C
SpO2: 99% room air
Kontraksi 2x10’/10”
DJJ 130 – 134 x/menit
Teraba 3/5 bagian
Pembukaan 3 cm, preskep
KK (+)
Bishop Score 5
22.00 S: Kenceng-kenceng mulai - Vaginal Touche
teratur, keluar air ketuban (-), - Observasi
keluar lendir darah (+) persalinan
pervaginam
O: - Pengosongan
TD: 142/85 mmHg kandung kemih
N: 89 x /menit - IVFD RL 20
RR: 20 x/menit tpm
S: 36.5o C
SpO2: 99% room air
Kontraksi 3x10’/40”
DJJ 140 – 144 x/menit
Teraba 2/5 bagian
Pembukaan 5 cm, preskep
KK (+)
22.30 S: Kenceng-kenceng mulai - Observasi
teratur, keluar air ketuban (-), persalinan
keluar lendir darah (+) pervaginam
- Pengosongan
O: kandung kemih
N: 90 x/menit - IVFD RL 20
DJJ: 140 – 144 x/menit tpm
His: 3x10’/40”
23.00 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (-),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 96 x/menit
DJJ: 140 – 144 x/menit
His: 3x10’/40”
23.30 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (-),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 87 x/menit
DJJ: 150 – 154 x/menit
His: 3x10’/40”
00.00 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (-),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 87 x/menit
DJJ: 150 – 154 x/menit
His: 3x10’/40”
00.30 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (-),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 87 x/menit
DJJ: 156 – 160 x/menit
His: 3x10’/40”
01.00 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (+),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 87 x/menit
DJJ: 140 – 144 x/menit
His: 3x10’/40”
01.30 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (-),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 87 x/menit
DJJ: 130 – 134 x/menit
His: 3x10’/40”
03/08/202 02.00 S: Kenceng-kenceng teratur,
3 keluar air ketuban (+) jernih,
keluar lendir darah (+)
O:
TD: 139/82 mmHg
N: 79 x /menit
RR: 20 x/menit
S: 36.5o C
SpO2: 99% room air
Kontraksi 4x10’/40”
DJJ 156 – 160 x/menit
Teraba 0/5 bagian
Pembukaan 8 cm, preskep
KK (-)
02.30 S: Kenceng-kenceng mulai
teratur, keluar air ketuban (-),
keluar lendir darah (+)
O:
N: 90 x/menit
DJJ:130 – 14 x/menit
His: 4x10’/40”
03.00 S: Kenceng-kenceng teratur, - Vaginal Touche
keluar air ketuban (+) jernih, - Pimpin
keluar lendir darah (+) persalinan
O:
TD: 139/82 mmHg
N: 79 x /menit
RR: 20 x/menit
S: 36.5o C
SpO2: 99% room air
Kontraksi 4x10’/40”
DJJ 156 – 160 x/menit
Teraba 0/5 bagian
Pembukaan 10 cm, preskep
KK (-)
03.15 Lahir bayi laki-laki, pukul - Manajemen
03.00 aktif kala III
BBL: 2990 gr - Inj oksitosin
TB: 47 cm 1amp
- Peregangan tali
APGAR 8/9/10 pusat terkendali
- Masase uteru
Para 2 Abortus 0 Usia 30 tahun partus matures spontan; hipertensi
gestasional
03/08/202 03.30 TD: 147/85 mmHg - Manajemen
3 N: 107 x/menit aktif kala IV
TFU 2 jari di bawah umbilicus - Cefixime
Kontraksi adekuat 2x200mg PO
Kandung kemih terpasang - Asam
kateter mefenamat
Perdarahan 5 cc 3x500mg PO
03.45 TD: 141/85 mmHg - Adfer 1x1 PO
N: 87 x/menit - Vit A
TFU 2 jari di bawah umbilicus 1x200.000 IU
Kontraksi adekuat PO
Kandung kemih terpasang
kateter
Perdarahan 5 cc
04.00 TD: 139/90 mmHg
N: 101 x/menit
TFU 2 jari di bawah umbilicus
Kontraksi adekuat
Kandung kemih terpasang
kateter
Perdarahan 5 cc
04.15 TD: 147/86 mmHg
N: 90 x/menit
TFU 2 jari di bawah umbilicus
Kontraksi adekuat
Kandung kemih terpasang
kateter
Perdarahan 5 cc
04.45 TD: 147/85 mmHg
N: 107 x/menit
TFU 2 jari di bawah umbilicus
Kontraksi adekuat
Kandung kemih terpasang
kateter
Perdarahan 5 cc
05.15 TD: 147/85 mmHg
N: 107 x/menit
TFU 2 jari di bawah umbilicus
Kontraksi adekuat
Kandung kemih terpasang
kateter
Perdarahan 5 cc
12.00 S: Nyeri Aff infus
O:
TD: 130/86 mmHg
N: 89 x /menit
RR: 18 x/menit
S: 36.5o C
SpO2: 99% room air
A. Anatomi Uterus
Uterus merupakan organ reproduksi wanita yang tebal dan terdiri atas
ruangan muskular dengan bagian yang terhubung dengan vagina dan tuba
fallopi. Uterus (rahim) berfungsi menerima blastokista yang berkembang dari
oosit dan menyediakan tempat untuk implantasi. Perkembangan prenatal
terjadi di dalam uterus sampai masa gestasi tuntas. Uterus juga berfungsi aktif
dalam proses kelahiran bayi (Kent, 2008).
3. Stress
Stress ialah salah satu penyebab hipertensi pada ibu hamil pada
kehamilan pertama 3,9% resiko terjadi hipertensi, kehamilan kedua 1,7%
dan kehamilan ketiga 18%. Efek kehamilan secara fisiologis seperti
perubahan suasa hati akibat adanya perubahan hormone, kelelahan, sakit
punggung, kekhawatiran yang muncul terhadap kehamilan dan persalinan
yang sering ibu primigravida yang merupakan keadaan yang menimbulkan
stress (Ningsih and Restu, 2018).
Stress merupakan faktor resiko terhadap terjadinya preeklamsia.
Stres memicu kejadian preeklamsia melalui beberapa mekanisme yaitu
Stres akan mengaktifkan hipotalamus, kemudian melepaskan rantai
peristiwa biokimia yang mengakibatkan desakan adrenalin dan non
adrenalin ke dalam sistem, dan setelah itu diikuti oleh hormon kortisol
(Husaidah, Ikhtiar, and Nurlinda, 2019).
Ibu hamil yang stress tetapi tidak mengalami preeklamsia
mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Dimana terdapat hormon
bahagia meningkat dan hormonkortisil menurun. Hal ini lah yang
membuat ibu hamil merasa tenang dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari sehingga jarang merasa khawatir. Dengan adanya dukungan dari
keluarga, keluarga dapat membantu ibu hamil untuk terhindar dari
penyakit hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia) antara lain dalam
mengatur pola makan yang sehat, mengajak olahraga bersama, menemani
dan mengingatkan untuk rutin dalam memeriksa tekanan darah. Ibu hamil
akan berfikir bahwa keluarga mereka masih peduli akan kehidupannya
terutama dalam segi kesehatan serta memberikan motivasi kepada ibu
untuk menjaga kehamilannya, dan mendampingi ibu saat memeriksakan
kehamilan. Hal tersebut tentunya akan membuat ibu hamil lebih terjaga
dan menjadi agak lebih tenang (Husaidah and Nurbaiti, 2020).
4. Obesitas
Obesitas ialah salah satu penyebab terjadi hipertensi karena faktor
gaya hidup yang tidak sehat, tidak bisa mengontrol makan atau sembarang
memakan makanan. Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah
gizi karena kelebihan kalori, kelebihan gula, dan garam yang bisa menjadi
faktor terjadinya berbagai jenis penyekit degeratif, seperti diabetes
mellitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung coroner, dan
berbagai jenis penyakit lainnya. Adapun klasifikasi IMT indeks massa
tubuh ialah (Isnaniar, Norlita, and Safitri, 2019)
Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi dalam
kurun waktu lama, yakni pengeluaran energi lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah energi yang dikomsumsi. Asupan energi yang berlebihan,
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut menyebabkan keseimbangan
energi menuju kearah positif. Kelebihan berat badan dan obesitas bukan
hanya akibat pola makan yang buruk saja. Ketimpangan dalam masukan
dan pemakaian kalori dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor- faktor
tersebut genetik, metabolik, perilaku dan lingkungan. Interaksi berbagai
faktor tersebut. Secara kronis, akan menjadi penyebab obestitas (Silaban
and Rahmawati, 2021).
Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena
kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor risiko
terjadinya.
hipertensi pada ibu hamil. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
timbunan lemak berlebih dalam tubuh. Obesitas diartikan sebagai suatu
keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di jaringan
lemak tubuh dan dapat mengakibatkan terjadinya beberapa penyakit.
Terjadinya resistensi leptin merupakan penyebab yang mendasari beberapa
perubahan hormonal, metabolik, neurologi dan hemodinamik pada
hipertensi dengan obesitas. Ibu hamil yang mempunyai IMT ≥ 30 memiliki
risiko lima kali lebih besar untuk menderita hipertensi saat hamil
dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai IMT underweight
(IMT<18,5) dan normal (IMT 18,5-24,9) (Harsiwi, 2021).
5. Riwayat Hipertensi
Salah satu penyebab tejadinya hipertensi karena ibu pernah
mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20
minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar
mengalami preeklampsi, serta menigkatkan morbiditas dan mortalitas
maternal dan neonatal lebih tinggi (Naibaho, 2021).
Hipertensi yang diderita sebelum kehamilan mengakibatkan
gangguan/ kerusakan pada organ-organ penting tubuh. Kehamilan itu
sendiri membuat berat badan naik sehingga dapat mengakibatkan
gangguan/ kerusakan yang lebih parah, yang ditunjukkan dengan edema
dan proteinuria (Utami, Utami, and Siwi 2020).
Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi
sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang
mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami
preeklampsia, srta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan
neonatal lebih tinggi (Sukmawati, 2018).
6. Aktivitas
Aktivitas fisik ialah seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan
peredaran darah, begitu juga bila terjadi pada ibu hamil akan mengalami
perubahan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (Egan, 2017).
Dengan melakukan Aktivitas fisik secara teratur dapat membantu
kinerja jantung menjadi lebih baik. Sesorang yang sering melakukan
aktivitas fisik biasanya memiliki tekanan darah yang lebih rendah. Mereka
yang sering melakukan aktivitas mempunyai fungsi otot dan sendi yang
lebih baik, karena organ organnya lebih kuat dan lentur (Elsanti and
Yulistika, 2016).
Aktivitas fisik yang dilakukan selama masa kehamilan dapat
membantu menjaga berat badan yang sehat. Aktivitas fisik yang teratur
juga bisa membantu mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Melakukan
aktivitas selama kehamilan juga dapat memberikan manfaat tambahan
sepertu, mengurangi keluhan kehamilan secara umum, seperti bengkak
pada kaki, nyeri punggung dan kelelahan. Bahkan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa perempuan yang berolahraga selama kehamilan
memiliki komplikasi persalinan lebih sedikit daripada tidak berolahraga
(Rihiantoro and Widodo, 2018).
H. Penegakkan Diagnosis
Penegakkan diagnosis hipertensi gestasional dapat dilakukan dengan
melakukan (Hidayat, 2014):
1. Anamnesis
a. Pada pemeriksaan ANC sebelumnya (sebelum usia kehamilan <12
minggu) tidak didapatkan tekanan darah >140/90mmHg
b. Tidak memiliki Riwayat hipertensi sebelum hamil
c. Terdapat keluarga yang mengalami hipertensi gestasional
d. Dapat disertai tanda gejala preeklampsia seperti nyeri ulu hati
e. Biasanya pada wanita usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun
f. Biasanya terjadi pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion, dan molahidatidosa
2. Pemeriksaan Fisik
a. Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan
pada keadaan umum
b. Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah
darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
c. Pada pemeriksaan janin biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang
melemah
d. Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan
edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap dapat terjadi penurunan hemoglobin,
peningkatan hematokrit, dan penurunan trombosit
b. Urinalisis untuk memastikan terjadi proteinuria atau tidak
c. Radiologi Ultrasonografi dapat ditemukan retardasi pertumbuhan
janin intrauterus
d. Kardiotografi dapat diketahui denyut jantung janin lemah
I. Diagnosis Banding
Hipertensi dalam kehamilan dapat dibedakan melalui table berikut :
J. Penatalaksanaan
Hipertensi pada kehamilan harus dikelola dengan baik agar dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu / janin, yaitu dengan
menghindarkan ibu dari risiko peningkatan tekanan darah, mencegah
perkembangan penyakit, dan mencegah timbulnya kejang dan pertimbangan
terminasi kehamilan jika ibu atau janin dalam keadaan bahaya.
Obat yang umum digunakan dalam pengobatan hipertensi pada kehamilan
adalah labetalol, methyldopa, nifedipine, clonidine, diuretik, dan hydralazine.
Labetalol adalah obat yang paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine)
mungkin aman tetapi data minimal dan tidak digunakan sebagai firstline drug.
Menurut ACC/AHA 2017 dan ESC/ESH 2018 obat antihipertensi pada
kehamilan yang direkomendasikan hanya labetalol, methyldopa dan
nifedipine, sedangkan yang dilarang adalah ACE inhibitor, ARB dan direct
renin inhibitors (Aliskiren) (Alatas 2019).
Guideline ESH/ESC 2018 menyarankan tekanan darah sistolik ≥ 140 atau
diastolik ≥ 90 mmHg tetapi pada kasus-kasus tertentu disarankan pada tekanan
darah sistolik ≥ 150 atau diastolik ≥ 95 mmHg. Pada tekanan darah sistolik ≥
170 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg pada wanita hamil dianggap emergensi
dan diperlukan rawat inap di rumah sakit (Regitz-Zagrosek, 2018). Pada
hipertensi krisis dengan kehamilan obat yang direkomendasikan labetalol IV,
nicardipine IV, magnesium. Pada pre-eklampsia yang disertai odema paru obat
yang direkomendasikan nitroglycerin infus (Williams et al., 2018).
Obat antihipertensi oral golongan ACE dan ARB yang tidak boleh
dibrikan pada kehamilan: