DISUSUN OLEH :
plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 27 tahun
Alamat : Komplek Megantara no 14
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 178593
Tanggal masuk RS : 6 Juli 2019 pukul 17.30 WIB
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada
keluarga pasien pada tanggal 06 Juli 2019
1. Keluhan Utama
Mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS
4. Riwayat Operasi
Pasien belum pernah dioperasi sebelumnya
5. Riwayat Alergi
Riwayat Alergi makanan disangkal
Riwayat alergi obat-obatan disangkal
Riwayat alergi cuaca disangkal
6. Riwayat Perkawinan
Kawin ke-1, masih kawin, lama kawin 2 tahun
7. Riwayat Haid
Menarche: umur 15 tahun, teratur, tidak nyeri saat haid, lama haid 7 hari,
siklus 28 hari.
HPHT : 03 – 10 – 2018
Taksiran persalinan : 10 - 07 - 2019
8. Riwayat ANC
ANC teratur di Spesialis Sp.OG
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
a. Keadaan Umum : Tidak Tampak Sakit
b. Kesadaran : Kompos mentis
c. Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/m
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 37,2 oC
d. Mata : OD/OS: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik
( - / - ), discharge ( - / - ) pupil isokor
e. Telinga : sekret ( - ), bekuan darah di meatus auricularis ( - )
f. Hidung : deviasi septum ( - ), massa (-/-), sekret ( - )
g. Rongga mulut : lidah kotor ( - ), tonsil T1/T1
h. Leher : deviasi trakea ( - ), pembesaran kelenjar tiroid ( - ),
pembesaran kelenjar getah bening ( - )
i. Wajah : vulnus ( - )
j. Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V linea
midklavikularis sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S I, II regular, murmur (-), gallop(-)
Interpretasi : Jantung dalam batas normal
k. Paru : Inspeksi : statis normochest, gerakan simetris
Palpasi : fremitus taktil simetris kiri dan
kanan
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : vesikular (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Interpretasi : Paru dalam batas normal
l. Ekstremitas: ektremitas atas : akral hangat, edema (-)
ekstremitas bawah : akral hangat, edema pitting (-/-),
Status Obstretri
Pemeriksaan luar
I : cembung (+), abdomen melebar, fundus uteri diatas umbilikus, linea
nigra (+), striae gravidarum (+)
P : TFU 30 cm
Leopold I : teraba bagian besar lunak, presentasi bokong, TFU 30 cm
Leopold II : teraba bagian keras memanjang disisi kiri ibu
Leopold III : teraba bagian besar bulat keras, presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
A : DJJ 140 x / menit, teratur
Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM tanggal 06 Juli 2019
• Hb : 10,8 gr% • Eritrosit : 3,50 jt/mm3
• Ht : 32 vol% • GDS : 121 mg/dl
• Leukosit : 10.500 /mm3 • BT : 3,30’
• Trombosit : 241.000 /mm3 • CT:6’30”
• HbsAg Rapid: - • Lym/Mid/Gran: 22/7/71
SGOT/SGPT: 26/23
Ur/Cr: 38/0,84
HASIL USG:
Keterangan : janin tunggal hidup intrauterin letak oblik
Taksiran Berat janin 3500 gr
Plasenta insersi di corpus post meluas hingga kebawah
hingga Orifisium Uretri Interna
Liquor amnion jumlah cukup
Tidak nampak kelainan kongenital mayor
E. DIAGNOSIS
- G1P0A0 Hamil 37-38 minggu + Plasenta Previa Totalis
F. TATALAKSANA
- Pro - Sectio Secaria
- Ceftriaxone 1 gr IV/12 jam
- Hufabion 1 x 1 tab
-
G. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
J. FOLLOW UP
07 Juli 2019 (Hari Rawat ke-2)
S : Nyeri pada bekas Operasi
O : CM, TD : 110/70 mmHg, HR: 80 x/m, RR: 18 x/m, S: 36,8 C
Mata : CA +/+ , SI -/-
Thorax : suara napas vesikular +/+, Rh -/-, Wh -/-
S1/S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Payudara: ASI (+), puting menonjol
Abdomen : TFU 3 jari dibawah umbilikus
Ekstremitas : akral hangat, edema pitting tungkai bawah (-/-)
Otonom : BAB (-), BAK (+), Flatus (+).
A : P1A0 post SC a/i Plasenta Previa Totalis H+1
P : IVFD RL 30 tpm
Yusimox 3 x 500 mg
Mefinal 3 x 1
Hufabion 1 x 1
10 Juli 2019 (Hari rawat ke-5)
S : Nyeri luka post op berkurang, Mobilisasi (+)
O : CM, TD : 100/60mmHg, HR: 80 x/m, RR: 18 x/m, S: 36,2 C
Mata : CA -/- , SI -/-
Thorax : suara napas vesikular +/+, Rh -/-, Wh -/-,S1 S2 regular, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen : supel, BU (+) N, Nyeri post op (+)
Ekstremitas : akral hangat, edema pitting minimal pada kedua tungkai
Hasil Laboratorium:
- Hb: 9,7 gr/dl
- Lekosit: 13.700
- Eritrosit: 3,18 juta/ul
- Trombosit : 280.000/ul
- Hematokrit: 29%
- Lym/Mid/Gran: 13/6/81
A : P1A0 post SC a/i Plasenta Previa Totalis H+4
P : Aff Infus, BLPL
Yusimox 3 x 500 mg
Mefinal 3 x 500 mg
Hufabion 1 x 1
Dermafim 3 x 1 app
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
pada pemeriksaan USG dapat terjadi apabila kandung kemih terdistensi. Menurut
Prawirohardjo dan Winkjoastro (2009), terdapat 4 klasifikasi plasenta previa
yaitu;
- b) Plasenta previa parsialis : Hanya sebagian dari ostium yang tertutup oleh
plasenta.
- c) Plasenta previa marginalis : Hanya pada pinggir ostium internum yang
terdapat jaringan plasenta.
Selain itu, menurut Sujiyantini dkk (2009), penanganan pada pasien plasenta
previa dibagi 2 yaitu penanganan secara konservatif atau secara aktif.
1. Secara konservatif: Bila umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
a. Perdarahan sedikit, keadaan ibu dan anak baik maka biasanya penanganan
konservatif sampai umur kehamilan aterm. Penanganan berupa tirah baring,
hematinik, antibiotika dan tokolitik bila ada his. Bila selama 3 hari tidak ada
perdarahan pasien mobilisasi bertahap. Bila setelah pasien berjalan tetap tidak ada
perdarahan pasien boleh pulang. Pasien dianjurkan agar tidak koitus, tidak bekerja
keras dan segera kerumah sakit jika terjadi perdarahan. Nasehat ini juga
dianjurkan untuk pasien yang di diagnosis placenta previa dengan USG namun
tidak mengalami perdarahan.
b. Jika perdarahan banyak dan diperkirakan membahayakan ibu dan janin maka
dilakukan resusitasi cairan dan penanganan secara aktif. (Sujiyatini dkk, 2009).
2. Secara aktif: Bila umur kehamilan 37 minggu atau lebih.Pada kondisi ini maka
dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan, baik secara
pervaginam/perabdominal. Persalinan pervaginam diindikasikan pada plasenta
previa marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta previa lateralis
dengan pembukaan 4 cm/lebih. Pada kasus tersebut bila tidak banyak perdarahan
maka dapat dilakukan pemecahan ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk
pintu atas panggul menekan plasenta yang berdarah. Namun bila perdarahan tetap
ada maka dilakukan seksio sesaria. Persalinan dengan seksio sesarea
diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati maupun hidup, plasenta
previa letak rendah dimana pembukaan penentuan jenis plasenta previa dapat
dilakukan dengan USG dan pemeriksaan dalam atau spekulum dikamar operasi.
(Sujiyatini dkk, 2009). Prognosis pada pasien ini baik vitam, sanactionam, dan
fungsionam adalah dubia ad bonam.
KESIMPULAN
3. Dalam kasus ini pada dasarnya terdapat 2 pilihan cara persalinan, yaitu
caesaria.
DAFTAR PUSTAKA