PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. M
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
3.2 ANAMNESA
Keluhan Utama :
Keluar air – air dari kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang ke RS pukul 11.30 wib dengan keluhan keluar air – air dari
kemaluan yang dialami ± 1 hari SMRS, os mengeluh keluar air – air di waktu
pagi, awalnya sedikit-sedikit, kemudian siangnya dirasakan sangat banyak dan
sekarang masih merembes. Keluar air-air berwarna putih bening dan tidak
berbau. Os mengakui adanya perut mules yang hilang timbul, tidak terus-
terusan, dengan frekuensi jarang, tidak nyeri. Rasa mules muncul setelah
keluar cairan jernih dari kemaluan.
2
Riwayat Penyakit Terdahulu : DM (-), HT (-), Asma (-)
Riwayat KB :-
Riwayat Kehamilan : G2 P0 A1
HPHT : ?-05-2019
TTP : 28-02-2020
Status present
Suhu : 36,5℃
Berat badan : 64 kg
3
Status Generalisata
b. Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-),
Palpasi : fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
c. Ektremitas
Atas : Akral hangat (+), edema (-)
Bawah : Akral hangat (+), edema (-)
d. Status obstetri
Inspeksi : perut membesar
Palpasi
- Leopold I : TFU 32 cm.
- Leopold II
Kanan : teraba keras dan memanjang (punggung janin)
disebelah kanan.
Kiri : teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas)
- Leopold III : Bagian terbawah teraba keras
(kepala)
- Leopold IV : hodge II
DJJ : 140
HIS : (-)
4
Pemeriksaan dalam : Pembukaan 8 cm, pendataran
100%, ketuban merembes warna jernih, lendir dan darah
(-)
Tes Nitrazin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perasat valsava : Tidak dilakukan pemeriksaan
3.5 RESUME
5
3.6 Diagnosis
G2P0A1 hamil aterm (38 minggu) inpartu kala 1 fase aktif jth presentasi
kepala + KPD 1 hari
3.7 Rencana
Drip oxytocin ½ amp dalam RL gtt xx macro
Observasi kemajuan persalinan
Persalinan pervaginam
Ivfd RL 20 gtt/i
Cefadroxil 2x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
SF 1x1
6
FOLLOW UP
7
BAB IV
DISKUSI KASUS
Anamnesis
Pada kasus, berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan yang sesuai
dengan teori ,yaitu pasien mengeluhkan keluar air-air dari jalan lahir ± 1 hari
SMRS. Cairan berwarna jernih dan tidak berbau, his belum teratur serta belum
ada pengeluaran lendir dan darah. Sebelumnya os sempat melakukan
pemeriksaan dengan usg di dokter sp.og.
Teori Kasus
Keluar cairan banyak tiba -tiba dari Pasien datang dengan keluhan
jalan lahir
keluar cairan dari kemaluan
Warna cairan diperhatikan.
Riwayat keluar air ketuban dari jalan
Belum ada pengeluaran lendir
lahir ± 1 hari yang lalu
dan darah
Cairan yang keluar jernih dan tidak
His belum teratur atau belum
berbau
ada
Adanya perut mules yang hilang timbul,
tidak terus-terusan, dengan frekuensi
jarang, tidak nyeri. Rasa mules muncul
setelah keluar cairan jernih dari
kemaluan
8
36,5 ºC. Denyut nadinya juga dalam batas normal, yaitu 80 kali per menit.
Berdasarkan teori, pemeriksaan fisik pada kasus KPD ini penting
untuk menentukan ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada ibu. Hal ini terkait
dengan penatalaksanaan KPD selanjutnya dimana risiko infeksi ibu dan janin
meningkat pada KPD.
Teori Kasus
Tanda-tanda infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi:
Suhu ibu >38 ºC Suhu ibu 36,5 ºC
Nadi cepat. Nadi 80 x/i
Teori Kasus
Pemeriksaan dengan spekulum Tidak dilakukan pemeriksaan
tampak keluar cairan dari OUE dengan spekulum.
Tampak cairan keluar dari vagina Riwayat keluar air ketuban
Cairan yang keluar diperiksa Cairan jernih, pH tidak diperiksa
warna,bau dan pHnya. dengan kertas Lakmus
Air ketuban yang keruh dan
berbaumenunjukkan adanya
proses infeksi
9
10
4.4 Pemeriksaan Dalam
Pada kasus, pasien ini hanya dilakukan pemeriksaan dalam pada saat
pertama kali datang untuk menentukan ada tidaknya pembukaan. Pada saat di
lakukan pemeriksaan dalam pada pasien ini pembukaan portio masih 1 cm,
dengan konsistensi tebal lunak.
Teori Kasus
Pemeriksaan dalam dilakukan : Pemeriksaan dalam dilakukan :
Seminimal mungkin untuk Saat pertama kali datang. Untuk
mencegah infeksi. memantau kemajuan persalinan.
KPD sudah dalam persalinan.
KPD yang dilakukan induksi
persalinan.
4.5 Penatalaksanaan
Pada kasus ini, keluar air ketuban dari jalan lahir atau dalam hal ini pecahnya
ketuban ± 1 hari ini, ada tanda-tanda inpartu pada pemeriksaan dalam dan
pasien diobservasi. Kebanyakan literatur sepakat mengambil 2 faktor yang
harus dipertimbangkan dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap pasien
KPD, yaitu umur kehamilan dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada ibu.
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu. Waktu
pemberian antibiotik hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD
ditegakkan. Beberapa literatur menyarankan bersikap aktif (induksi persalinan)
segera diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan pasien akan
menjadi inpartu dengan sendirinya. Induksi dilakukan dengan memperhatikan
bishop score, jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya jika < 5, dilakukan
pematangan serviks, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
11
Teori Kasus
Pemberian antibiotik profilaksis Pasien diberikan antibiotik
dapat menurunkan infeksi pada injeksi ceftriaxone 3 x 1gr
ibu Skor pelvic < 5.
Bila skor pelvik < 5, lakukan
pematangan serviks, kemudian
induksi.
Bila skor pelvik > 5, induksi
persalinan
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14