Anda di halaman 1dari 67

CRS-

G3P1A1 Gravida 31-32 Minggu dengan Eklamsia + KPSW 14 jam + Fetal


Distress + ITP

Steven, S.Ked
Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUD Raden Mattaher Jambi
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

Pembimbing:
DR. dr. Herlambang Noerjasin, Sp.OG,
KFM
PENDAHULUAN
• Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit
kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab
tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin 2
• Klasifikasi penyakit hipertensif yang mempengaruhi
kehamilan menurut Kelompok Kerja ini membagi penyakit
hipertensi menjadi empat jenis yaitu: hipertensi
gestasional, sindrom preelampsia-eklampsia, sindrom
preeklampsia yang bertumpang tindih pada hipertensi
kronis, hipertensi kronis.3
• Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita
preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh
dan koma.2,3
• Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Ketuban Pecah Sebelum
Waktu (KPSW) atau Premature Rupture Of Membrane
(PROM) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan
dengan terjadinya infeksi dan persalinan prematur. 3,4
• Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban yang
terjadi sebelum terjadinya persalinan. Namun, apabila
ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu, maka
disebut sebagi ketuban pecah dini prematur. 3,4
• Ketuban pecah dini terjadi sekitar 2,7% - 17% kehamilan dan
pada kebanyakan kasus terjadi secara spontan. Ketuban
pecah dini merupakan masalah obstetrik, dan 30% terjadi
pada kehamilan preterm. 3,4
• Gawat janin adalah suatu keadaan dimana terdapat
hipoksia pada janin (kadar oksigen yang rendah dalam
darah). Keadaan tersebut dapat terjadi baik pada
antepartum maupun intrapartum. 5,6
• Ada pun tanda dan gejala dari gawat janin adalah
Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan
ketuban pada letak kepala, Takikardi/ bradikardi/
iregularitas dari denyut jantung janin. 5,6
• Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan untuk
menurunkan risiko terjadinya gawat janin perlu
pemeriksaan dan monitoring janin yang tepat selama
kehamilan dan persalinan.7
• Immune thrombocytopenic purpura (ITP) adalah suatu
kondisi yang menyebabkan jumlah trombosit dalam
darah Anda menjadi berkurang.8
• Trombosit adalah apa yang membuat pembekuan darah
dan mereka dibutuhkan untuk membantu Anda
menghentikan perdarahan dan memar setelah cedera.8
Suami
Identitas Pasien Nama : Tn. R
Nama : Ny. A Umur : 30 tahun
Umur : 27 tahun Suku/bangsa : Indonesia
Suku/bangsa : Melayu Agama : Islam
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Satpam
Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Budiman
Alamat : Jl. Budiman RT. 06 No.15 Jambi
RT. 06 No.15 Jambi MRS : 31 Mei 2018,
Pukul 13:44 WIB (dari IGD)
No. MR : 886335
Anamnesis
• Keluhan Utama : Mau melahirkan disertai sakit kepala dan kejang
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Os mengeluh sakit kepala sejak ± 3 hari SMRS, keluar air-air (+), darah
campur lendir (-), nyeri perut menjalar ke pinggang (+), lalu berobat ke RS
Siloam dan dilakukan pemeriksaan, didapatkan tekanan darah os tinggi, lalu
pasien di periksa dan dinyatakan mengalami preeclampsia berat dan os
dirujuk ke RSUD Raden Mattaher.
• Os mengeluh tengkuknya terasa berat sejak beberapa hari terakhir ini,
demam (-), mual-muntah (-), batuk-pilek (-), kencing sedikit (+), pandangan
mata kabur (-), bengkak pada kaki (+), nyeri ulu hati(-). Riw Kejang (+)
disangkal
• Os masih merasakan gerakan janinnya dan menurut os usia kehamilannya
sudah masuk 8 bulan.

• i
• Os juga mengeluh lebam hampir di seluruh tubuh, awalnya bintik-
bintik merah semenjak hamil keluhan dirasakan memberat, os
mengatakan lebam juga pernah muncul saat kehamilan
sebelumnya. OS mengaku semenjak SMA gusinya sering berdarah
dan mudah timbul lebam tanpa sebab dan kemudian os
memeriksakan dirinya ke RS dan trombosit os saat diperiksa adalah
1000 kemudian os didiagnosa ITP dan mendapatkan transfusi,
semenjak itu os rutin kontrol ke dokter sebulan sekali. Riwayat
Hipertensi sejak kehamilan pertama (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi (-), DM (-), PJK (-)

Riwayat Obstetri
• GPA : G3P1A1
• HPHT : 15 - 10 - 2017
• TP : 22 - 7 - 2018
• UK : 31 minggu
• Menarche : Umur 14 tahun
• Siklus haid : Teratur 28 hari
• Lama haid : 7 hari.
Riwayat Persalinan

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah 1 kali pada usia 23 tahun
Riwayat Kontrasepsi : (-)
Imunisasi TT : (+)
ANC : 2 x selama kehamilan.
Status Generalisata
Kepala : Normocephale, rambut
hitam tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, reflek cahaya +/+
pupil isokor
Pemeriksaan Fisik THT : Dalam batas
TD :170/110mmHg normal
N :100x/menit Leher : pembesaran
RR : 24x/menit KGB (-), Struma (-)
Suhu :36,70C Thorak : Pergerakan dinding dada
Berat badan sebelum hamil :70 kg simetris
Berat badan saat hamil : 82 kg Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-,
Tinggi Badan :154 cm wheezing -/-
Cor : BJ I-II reguler, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen : Membesar,
bising usus (+), hepar dan lien tidak
teraba.
Ekstremitas : akral hangat,
sianosis -/-, inferior: edema (+/+).
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi :
Palpasi :
Muka : Cloasma
Leopold I : TFU 21 cm,
gravidarum (-), edema (-)
teraba bagian yang lunak, tidak
Leher : Pembesaran
melenting.
vena jugularis (-)
Leopold II : Kanan : Teraba
Dada : Pembesaran
bagian-bagian kecil janin
mammae simetris, puting susu
Kiri
menonjol,
: Teraba bagian terbesar
hiperpigmentasi areola mammae
janin
(+), colostrum (-)
Leopold III : Teraba bagian
Abdomen : Perut tampak
keras, bundar, dan melenting.
membesar ke depan, striae
Leopold IV : divergen ; 4/5.
gravidarum (+),
TBJ : (21 - 11) x 155
linea nigra (+), bekas operasi (+)
= 1550 gram
Vulva : Labia
HIS : (-)
mayor/minor simetris,
Auskultasi : DJJ = 168x/i
pembengkakan kel.bartholini (-).
Ekstremitas : Eksterimitas
Bawah: Edema (+/+)
Darah rutin (31-05-18) :
HB : 9.7 gr %
Elektrolit:
HT : 31.2 % Na=135,77 mmol/L
K= 3.95 mmol/L
Leukosit : 15.17 x 10 3/mm3 Trombosit Cl=112,07 mmol/L
: 3 x 10 3/mm3 Ca= 1.34 mmol/L
Protein urin : (+++)
GDS : 174 mg/dl
Ureum : 51.0 mg/dl
Kreatinin : 1.1 mg/dl

Diagnosis
G3P1A1 Gravida 31-32 minggu dengan eklamsia + KPSW 14
jam + Fetal Distress + ITP
Penatalaksanaan
• O2 3 L/i nasal kanul
• IVFD RL + MgSO4 15 cc (40 %) 16 gtt/i
• Observasi kemajuan persalinan, KU dan TTV serta DJJ.
• Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
• PCT Inf 3x 1g (k/p) jika T ≥ 38.5 C
• Inj. Metilprednisolon 3x 62.5 mg
• Lapor DPJP
• Rawat ICU
• Konsul Sp.PD
31 Mei 2018
Pukul 16:15 WIB
S : Os masuk dari ICU rujukan dari RS Siloam dengan G3P1A1
Gravida 31-32 minggu dengan eklamsia + KPSW 14 jam + Fetal
Distress + ITP
O : TD : 180/120 N: 94x/i S: 36.8C RR: 21x/i
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puki, DJJ : 155 x/i
L3 : Preskep
L4 : divergen 4/5
Protein : +++, HB : 9.7 g/dL
Pembukaan 1 cm, Penurunan Hodge I, His -
A : G3P1A1 Gravida 31-32 minggu dengan eklamsia + KPSW
14 jam + Fetal Distress + ITP
P : - O2 BC: 3L/i SPO2: 100%
- IVFD RL + Mgs04 14 cc (40 %) 16 gtt
- D-Cath : Produksi urine (+) diuresis (+)
- CO. Sp.PD
- Inj. Methyl 3x125 mg
Inj. Kalnex 3x500 mg
- transfusi TC 10 kolf
- Cek DR ulang post transfusi
- Cek elektrolit ulang dan DL
Pukul 22:17
S : Pembukaan lengkap, lengan bayi keluar di introitus
vagina
O : TD = 180/120 RR: 26x/i SPO2: 95 % HR= 95x/i DJJ= (-)
A : G3P1A1 Gravida 31-32 minggu dengan eklamsia + KPSW
14 jam + Fetal Distress + ITP DD/Sindrom HELLP
P : -misoprostol 2 intra anal
-Inj. Ceftriaxon 2x1 gr

Pukul 23:00
S : Bayi lahir meninggal pervaginam, perdarahan aktif
O : TD=100/70 S/N= 36.5/120
A : P2A1H0 Post partum
P : -Drip RL+Oksitosin 2 amp
- Inj. Kalnex 3x500mg
- misoprostol 3 tablet/anus
- Pasang tampon
- R/transfusi PRC 2 kolf
- perbaikan KU R/kuret
Laporan Persalinan
Follow Up
ICU
01/06/2018
S: Nyeri perut dan mual, post transfusi tc 2 kantong dan PRC
2 kantong
O: Nyeri tekan kuadran kanan dan kiri bawah abdomen
KU : sakit sedang S: 36,5 oC N; 84 x/i CA+/+
TD : 150/100 mmHg RR : 20 x/i
TFU: 2 jari dibawah pusar Konut: Baik
DR: WBC= 15.23 RBC=3.08 HGB=7.5 PLT=44
SGOT/PT=24/13
A: Post Partum pervaginam P2A1 Hari ke-1 dengan PEB+ITP
P : Terapi : O2 BC 3 L/m
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolon 3x125 mg
Kalnex 3x500 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
02/06/18
S: Nyeri perut, perdarahan jalan lahir minimal
O: Nyeri tekan kuadran kanan dan kiri bawah abdomen
KU : sakit sedang S: 36,4 oC N: 90 x/i CA+/+
TD : 150/100 mmHg RR : 22 x/i
TFU: 3 jari dibawah pusar Konut: Baik
DR: WBC= 15.23 RBC=3.08 HGB=7.5 PLT=44
A: Post Partum pervaginam P2A1Hari ke-2 dengan PEB+ITP
P : Terapi : O2 BC 3 L/m
IVFD Nacl 20 gtt/i
Albumin 130ml/jam
Inj. Metilprednisolon 3x125 mg
Kalnex 3x500 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Difenhidramin 1 amp
Dexametason 1 amp
Lasix
Koreksi 1 kantong prc, setelah transfusi PRC, transfusi TC
7 kantong
03-06-18
S: Nyeri perut, perdarahan jalan lahir minimal
O: Nyeri tekan kuadran kanan dan kiri bawah abdomen
KU : sakit sedang S: 36,7 oC N: 74 x/i CA+/+
TD : 170/100 mmHg RR : 24 x/i
TFU: 3 jari diatas simfisis Konut: Baik
DR: WBC= 10.48 RBC=2.69 HGB=6.7 PLT=65
Albumin: 3.0 Ureum: 82 Kreatinin 1.4
A: Post Partum pervaginam P2A1Hari ke-2 dengan
PEB+ITP+Anemia
P : Terapi : O2 BC 3 L/m
IVFD Nacl 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolon 3x125 mg
Kalnex 3x500 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
p.oAmlodipin 1x 10 mg
Candesartan 1x 16 mg
Ostiocal 1x5 mg
Nicardipin titrasi turunkan
Transfusi PRC 1 kolf/hari
Lasix post transfusi prc
04-06-18
S: Nyeri perut, perdarahan jalan lahir minimal
O: Nyeri tekan kuadran kanan dan kiri bawah abdomen
KU : sakit sedang S: 37 oC N: 91 x/i CA-/-
TD : 160/100 mmHg RR : 21 x/i
TFU: 2 jari diatas simfisis Konut: Baik
DR: WBC= 11.76 RBC=4.07 HGB=10.5 PLT=115
Albumin: 3.0 Ureum: 82 Kreatinin 1.4
A: Post Partum pervaginam P2A1Hari ke-3 dengan PEB+ITP
P : Terapi : O2 BC 3 L/m
IVFD Nacl 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolon 2x125 mg
Kalnex 3x500 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Ranitidin 2x1amp
p.o Amlodipin 1x 10 mg
Candesartan 1x 16 mg
Ostiocal 1x5 mg
Nicardipin=48 cc/jam = 2meq
Drip Lasix 0.5 mg/jam
05-06-18
S: Perdarahan jalan lahir minimal
O: KU : sakit sedang S: 36.4 oC N: 63 x/i
TD : 160/110 mmHg RR : 17 x/i
DR: WBC= 11.76 RBC=4.07 HGB=10.5 PLT=115
Albumin: 3.0 Ureum: 82 Kreatinin 1.4
A: Post Partum pervaginam P2A1Hari ke-4 dengan PEB+ITP
P : Terapi : O2 BC 3 L/m
IVFD Nacl 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolon 2x125 mg
Kalnex 3x500 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Ranitidin 2x1amp
p.o Amlodipin 1x 10 mg
Candesartan 1x 16 mg
Ostiocal 1x5 mg
Nicardipin=48 cc/jam = 2meq
Drip Lasix 0.5 mg/jam
06-06-18
S: -
O: KU : sakit sedang S: 36.5 oC N: 66 x/i
TD : 160/100 mmHg RR : 20 x/i
DR: WBC= 11.76 RBC=4.07 HGB=10.5 PLT=115
Albumin: 3.0 Ureum: 82 Kreatinin 1.4
A: Post Partum pervaginam P2A1Hari ke-5 dengan PEB+ITP
P : Terapi : O2 BC 3 L/m
IVFD Nacl 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolon 2x125 mg
Kalnex 3x500 mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Ranitidin 2x1amp
Lasix 3x1 amp
p.o Amlodipin 1x 10 mg
Candesartan 1x 16 mg
Ostiocal 1x5 mg
Diet diberikan rute oral lunak (1200 kkal)
Zaal Kebidanan
7/6/18
09:00 S: -
O: KU : sakit sedang S: 36.5 oC N: 66 x/i CA-/-
TD : 160/100 mmHg RR : 20 x/i
DR: WBC= 11.76 RBC=4.07 HGB=10.5 PLT=115
Albumin: 3.0 Ureum: 82 Kreatinin 1.4
A: Post Partum pervaginam P2A1Hari ke-6 dengan ITP
P : Terapi : IVFD RL 20 gtt/i
p.o Cefixime 2x1 100mg
Amlodipin 1x 10 mg
Candesartan 1x 16 mg
Metilprednisolon 2x1 8 mg
Diet diberikan rute oral lunak (1200 kkal)
15:30 USG hasil = sisa plasenta
P.o misoprostol 2x1tab

8/6/18
Mobilisasi = Pasien pulang kontrol poli R/kuretase
Gambar 3.6 Hasil USG (7/6/18)
Definisi A. EKLAMPSIA

Eklampsia:
Preeklampsia yang disertai kejang
tonik klonik disusul dengan koma,
tanpa ada penyebab lain.3

Preeklampsia:
TD ≥ 140/90 mmHg yang terjadi setelah
kehamilan 20 minggu
+
Proteinuria ≥ 2+ atau keterlibatan organ
lain3
Epidemiologi

• Di negara maju, insiden eklamsia ± 1 : 2.000


kelahiran
• Eklampsia termasuk 3 besar penyebab kematian ibu
di indonesia.13

Etiologi

 Kurangnya cairan ke otak14


 Hipoksi otak
 Edema otak
Partner

Riwayat
Penyakit

FAKTOR PREDISPOSISI

Kehamilan

Gaya Hidup
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
Anti Kejang
Dosis Awal
•4 g MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%)  larutkan
dengan 10 ml aquades  bolus IV selama 20 menit
•Akses IV sulit  berikan masing-masing 5 g MgSO4
(12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan
kanan.18

Dosis Rumatan
•6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%)  larutkan
dalam 500 ml larutan RL / Ringer Asetat  IV 28 gtt,
selama 6 jam
•Diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang
berakhir (bila eklampsia).18
Anti Hipertensi
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4 x 10-30 mg per oral Dapat menyebabkan
(short acting) hipoperfusi pada ibu &
1 x 20-30 mg per oral janin bila diberikan
(long acting / adalat secara sublingual18
OROS®)
Nikardipin 5 mg/jam, dapat dititrasi
2,5 mg/jam tiap 5 menit
hingga maksimum 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250-500 mg per oral
(dosis maksimum 2000
mg/hari)
Pengobatan Obstetri
Sikap terhadap kehamilan: aktif
 Terminasi, tanpa memandang umur kehamilan
& keadaan janin  dalam 12 jam sejak kejang
Bila sudah mencapai stabilisasi (pemulihan)
hemodinamika dan metabolisme ibu.

•Stabilisasi dicapai 4-8 jam setelah salah satu


keadaan berikut:3
Pemberian obat anti kejang terakhir
Kejang terakhir
Pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir
Penderita mulai sadar (dapat dinilai dari
Glasgow-Coma-Scale yang ↑)
B. KETUBAN PECAH DINI ATAU KETUBAN PECAH
SEBELUM WAKTU (KPSW) ATAU PREMATURE
RUPTURE OF MEMBRANE (PROM)
pecahnya selaput ketuban (amnion dan korion) tanpa
diikuti persalinan pada kehamilan aterm atau pecahnya
ketuban pada kehamilan preterm.23
Etiopatogenesis
Diagnosis
• Anamnesis3,4
• Inspekulo
• Nitrazin Test
• Ferning Test
• Pemeriksaan Dalam
• USG
• Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
C. GAWAT JANIN
Gawat janin adalah suatu keadaan dimana terdapat
hipoksia pada janin (kadar oksigen yang rendah dalam
darah). Keadaan tersebut dapat terjadi baik pada
antepartum maupun intrapartum.5,6
Patofisiologi Gawat Janin
Etiologi
Gawat janin dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal. Beberapa
penyebab yang umum dan sering terjadi: 5,6
-Kontraksi -Infeksi
-Perdarahan -Abrupsi plasenta
-Tali pusat prolaps -Hipotensi
- Masalah pernafasan janin -Posisi dan presentasi abnormal dari fetus
- Kelahiran multipel -Kehamilan prematur atau postmatur
- Distosia bahu
Tanda-tanda gawat janin:5,6
Mekonium kental berwarna
hijau terdapat di cairan
ketuban

Takikardi/ bradikardi/
iregularitas dari denyut
jantung janin

Asidosis janin
Tatalaksana
1. Reposisi pasien
2. Hentikan stimulansia uterus dan koreksi hiperstimulasi uterus
3. Pemeriksaan vaginal
4. Koreksi hipotensi ibu yang berhubungan dengan anestesi regional
5. Pemberitahuan tenaga anestesi dan perawat untuk kebutuhan
persalinan darurat
6. Monitor denyut jantung janin – dengan monitor janin elektronik
atau auskultasi – di ruang operasi sebelum menyiapkan kelahiran
per abdominal
7. Adanya tenaga kompeten yang hadir untuk resusitasi dan
penanganan neonatus
8. Pemberian oksigen ke ibu 5,26,27
Resusitasi intrauterus 5,26,27
• Meningkatkan arus darah uterus dengan cara :
hindarkan tidur terlentang, kurangi kontraksi
uterus, pemberian infus.
• Tingkatkan arus darah tali pusat dengan
mengubah posisi tidur ibu miring ke kiri
• Tingkatkan pemberian oksigen 4-6 liter/menit
Tindakan Definitif 5,26,27
• Bisa dilakukan secara pervaginam atau seksio sesarea,
tergantung kepada syarat pada saat itu.
• Bayi yang depresif harus segera dibantu dalam
pernapasannya dengan cara pemompaan inspirasi
dengan tekanan 25-30 cm air selama 15 detik, yaitu 4-5
napas yang pertama. Bila ternyata pernapasan belum
normal, perlu dilakukan intubasi. Bila denyut jantung
kurang dari 60x/menit, maka pijatan jantung perlu
dilakukan yaitu sebanyak 30-40x/menit.
D. Immune thrombocytopenic purpura (ITP)
1. Definisi
Immune thrombocytopenic purpura (ITP) adalah suatu kondisi
yang menyebabkan jumlah trombosit dalam darah Anda
menjadi berkurang.8

2. Epidemiologi
ITP terjadi baik pada laki-laki maupun pada perempuan.
Diperkirakan terjadi pada 3.3/ 100.000 dewasa/tahun. Insiden
pada dewasa meningkat seiring dengan bertambahnya usia,
antara usia 18 sampai 65 tahun dan pada perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan laki-laki(2,6:1) 28
3. Etiologi
Penyebab ITP adalah kelainan autoimun sehingga
penghancuran trombosit dalam sistem retikuloendotelial
meningkat.29

4. Patofisiologi
Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan otoantibodi
terhadap glikoprotein yang terdapat pada membran
trombosit. Sehingga terjadi penghancuran terhadap
trombosit yang diselimuti antibodi (antibody-coated
platelets) oleh makrofag yang terdapat pada limpa dan
organ retikuloendotelial lainnya. 29
5. Gambaran Klinis
Gambaran klinis ITP bervariasi antara setiap pasien.
Beberapa pasien dengan perdarahan mayor
memerlukan perhatian segera, sementara yang lain
dapat dengan perdarahan mukokutaneus atau
subkutaneus ringan.28
6. Diagnosis
• Pada umumnya pasien ITP tampak sehat, namun tiba tiba
mengalami perdarahan pada kulit (petekie atau purpura) atau pada
mukosa hidung (epistaksis).
• Perlu juga dicari riwayat tentang penggunaan obat atau bahan lain
yang dapat menyebabkan trombositopenia. Riwayat keluarga
umumnya tidak didapatkan.10,11
• Pada pemeriksaan fisik biasanya hanya didapatkan bukti adanya
perdarahan tipe trombosit (platelet-type bleeding), yaitu petekie,
purpura, perdarahan konjungtiva, atau perdarahan mukokutaneus
lainnya.
• Pengembangan diagnosis pasien berdasarkan pada riwayat medis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan
peripheral blood smear. 28,29
7. Pengobatan
• Sebagian besar wanita dengan ITP dalam kehamilan
tidak memerlukan pengobatan.
• Semua pengobatan untuk ITP dapat memiliki efek
samping dan dokter Anda tidak akan merekomendasikan
pengobatan kecuali Anda memiliki gejala perdarahan
atau jumlah trombosit Anda sangat rendah (biasanya di
bawah 20, atau di bawah 50 saat Anda mendekati
tanggal kelahiran tafsiran).
• Tata laksana ITP meliputi tindakan suportif dan terapi
farmakologis.8,29
Tabel 3.2 Penatalaksanaan berdasarkan atas jumlah platelet.28

Jumlah Platelet (x109/L) Pengobatan


>50 Tidak memerlukan pengobatan
30-50 Tidak memerlukan pengobatan, atau
Prednisone (1-1,5 mg/kg/hari) untuk
pasien yang mempunyai resiko tinggi
untuk mengalami perdarahan (contoh:
hipertensi, faktor pola hidup,
penggunaan obat yang bersamaan,
trauma kepala atau jadwal untuk
operasi)

<30 Prednisone (1-1.5 mg/kg/hari)


Perdarahan atau Pengobatan darurat:
Perdarahan yang Transfusi platelet intravena
mengancam nyawa imunoglobulin (Ivig; 1g/kg/hari)
methylprednisolone (1 g/hari selama
tiga hari)
8. Prognosis
• Secara keseluruhan prognosis dari pasien sangat
bervariasi,sangat tergantung pada individunya dan tidak
ada jalan untuk memprediksi perjalanan penyakitnya.
• Pada sekitar 30% dewasa cenderung berkembang
menjadi ITP kronis, jarang terjadi kesembuhan spontan
dan 5% meninggal akibat perdarahan.28


KASUS TEORI
A -- Os mengeluh sakit kepala Hal ini sesuai dengan kriteria PEB
N sejak ± 3 hari SMRS, keluar air- dan Eklampsia dimana Eklampsia
air (+)± 14 jam SMRS, darah selalu didahului oleh preeklampsia
A campur lendir (-), nyeri perut berat. Kriteria preeklampsia adalah
tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
L menjalar ke pinggang (+), lalu pada usia kehamilan > 20 minggu
berobat ke RS Siloam dan disertai dengan salah satu atau
I dilakukan pemeriksaan, lebih dari tanda di bawah ini:3
S didapatkan tekanan darah os -Tes celup urin menunjukkan
tinggi, lalu pasien di periksa dan proteinuria ≥ 2+ atau pemeriksaan
A dinyatakan mengalami protein kuantitatif menunjukkan
preeclampsia berat dan os hasil ≥ 5 g/24 jam.
dirujuk ke RSUD Raden -Trombositopenia (< 100.000
K Mattaher, Riw Kejang (+) sel/uL), hemolisis mikroangiopati
-Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri
disangkal dan pada
A abdomen kuadran kanan atas
pemeriksaan fisik didapatkan -Sakit kepala, skotoma penglihatan
S kedua tungkai edema dan -Pertumbuhan janin terhambat,
Hipertensi (170/110 mmhg),
U oligohidramnion
kemudian dari pemeriksaan lab -Edema paru dan/atau gagal
S didapatkan proteinuri +++ jantung kongestif
-Oliguria (≤ 500 ml/24 jam), kreatinin
≥ 1,2 mg/dl
TEORI
Dan untuk keluhan pasien
keluar air-air hal ini sesuai
dengan gejala klinis KPSW
dimana Ketuban pecah dini atau
Ketuban Pecah Sebelum Waktu
(KPSW) atau Premature Rupture
Of Membrane (PROM) adalah
pecahnya selaput ketuban
(amnion dan korion) tanpa
diikuti persalinan pada
kehamilan aterm atau pecahnya
ketuban pada kehamilan
preterm.5 Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada
kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm. Dimana usia
kehamilan pasien pada kasus
ini menurut HPHT adalah 31
minggu. 3,4
-Os juga mengeluh lebam Hal ini sesuai dengan Immune
hampir di seluruh tubuh, thrombocytopenic purpura (ITP)
awalnya bintik-bintik merah adalah suatu kondisi yang
semenjak hamil keluhan menyebabkan jumlah trombosit
dirasakan memberat, os dalam darah Anda menjadi
mengatakan lebam juga pernah berkurang. Trombosit adalah
muncul saat kehamilan apa yang membuat pembekuan
sebelumnya. OS mengaku darah dan mereka dibutuhkan
semenjak SMA gusinya sering untuk membantu Anda
berdarah dan mudah timbul menghentikan perdarahan dan
lebam tanpa sebab dan memar setelah cedera. Jika
kemudian os memeriksakan Anda tidak memiliki cukup
dirinya ke RS dan trombosit os trombosit dalam darah Anda,
saat diperiksa adalah 1000 Anda cenderung memar sangat
kemudian os didiagnosa ITP mudah. Disebutkan Jika Anda
dan mendapatkan transfusi, didiagnosis dengan ITP
semenjak itu os rutin kontrol ke sebelum Anda hamil, Anda
dokter sebulan sekali. dari mungkin menemukan bahwa
pemeriksaan lab saat pasien kehamilan Anda akan membuat
masuk IGD platelet pasien ITP menjadi lebih baik atau lebih
adalah 3x10 9/L buruk.8
Dan ITP terjadi baik pada laki-
laki maupun pada perempuan.
Diperkirakan terjadi pada 3.3/
100.000 dewasa/tahun. Insiden
pada dewasa meningkat seiring
dengan bertambahnya usia,
antara usia 18 sampai 65 tahun
dan pada perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan
laki-laki(2,6:1). Hal ini juga
sesuai dengan kasus di mana
pasien seorang perempuan dan
berumur 27 tahun.28
Elektrolit: (31-5-18) Hal ini sesuai dengan gejala dan
Na=135,77 mmol/L (135-148) tanda preeklamsia yaitu terdapat
K= 3.95 mmol/L (3.5-5.3) lesi khas pada ginjal dimana
Cl=112,07 mmol/L (98-110) kelainan pada ginjal biasanya
dijumpai proteinuria akibat retensi
Ca= 1.34 mmol/L (1,19-1,23) garam dan air. Retensi garam dan
Ureum : 51.0 mg/dl air terjadi karena penurunan laju
Kreatinin: 1.4 mg/dl filtrasi natrium di glomerulus akibat
spasme arteriol ginjal. Pada pasien
preeklampsia terjadi penurunan
ekskresi kalsium melalui urin
karena meningkatnya reabsorpsi di
tubulus sehingga terjadi
hiperkalsemia.3

Pada sebagian besar wanita hamil


dengan preeklampsia, penurunan
ringan sampai sedang laju filtrasi
glomerulus tampaknya terjadi
akibat berkurangnya volume
plasma sehingga kadar kreatinin
plasma hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan kadar normal
selama hamil (sekitar 0,5 ml/dl).3
-Pasien mendapatkan Terapi Hal ini sesuai dengan Terapi
IVFD RL + Mgs04 14 cc (40 %) Eklamsia ,Obat antikejang. Pilihan
16 gtt dan Inj. Methyl 3x125 mg, pertama ialah magnesium sulfat.2
p.o Amlodipin 1x 10 mg dan Pemberian MgSO4 pada dasarnya
rencana transfusi TC 10 kolf sama seperti pemberiannya pada
preeklampsia berat juga anti
pada saat masuk ICU
hipertensi direkomendasikan pada
preeklampsia dengan hipertensi
berat atau tekanan darah sistolik ≥
160 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg dimana tensi darah pasien
adalah160/100 mmHg.15 dan sesuai
dengan tatalaksana menurut NHS
yang mana akan tidak
merekomendasikan pengobatan
kecuali Anda memiliki gejala
perdarahan atau jumlah trombosit
Anda sangat rendah (biasanya di
bawah 20, atau di bawah 50 saat
Anda mendekati tanggal kelahiran
tafsiran),
Dalam kehamilan biasanya
diberikan ketika Anda mendekati
tanggal persalinan Anda, sehingga
jumlah trombosit Anda cukup tinggi
bagi Anda untuk memiliki
persalinan pervaginam normal atau
operasi caesar8, jika diperlukan di
mana trombosit pasien saat masuk
ICU adalah 17 x109/L sehingga
sudah sesuai dimana pada pasien
ini diberikan transfusi tc dan Obat
yang paling umum digunakan untuk
mengobati ITP menurut jumlah
platelet pada pasien ini adalah
metilprednisolon, yang merupakan
jenis steroid, juga pemberian
kortikosteroid pada persalinan
preterm berfungsi sebagai
pematangan paru. 8,19
-DJJ Pasien saat dirujuk adalah Hal ini sesuai dengan salah satu
170-178 ireguler dan didiagnosa Tanda-tanda gawat janin:
pasien ditambahkan fetal distress Takikardi/ bradikardi/ iregularitas
dari denyut jantung janin
dan salah satu faktor resiko
kejadian gawat janin adalah riwayat
hipertensi ibu.5,6

-Bayi lahir pervaginam Laki-Laki Hal ini sesuai dengan dimana


BB: 1500 gram PB: 40 cm. Anda tidak mungkin mengalami
gejala perdarahan kecuali
jumlah trombosit Anda di bawah
20 atau bahkan 10. Aman untuk
melakukan sebagian besar
operasi selama jumlah
trombosit Anda lebih dari 50.8
Dimana trombosit pada pasien
ini adalah 17x109/L sehingga
tidak aman untuk disectio
caesarea.
1.
DAFTAR PUSTAKA
Rozikhan. Faktor-faktor risiko terjadinya preeklampsia Berat di rumah sakit dr. H. Soewondo Kendal
(Tesis). Semarang: Universitas diponegoro; 2007.
2. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro, Gulardi H. Ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo. 4 nd ed.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
3. Cunningham FG. Obstetri Williams Ed 23 Vol 2. Jakarta: EGC; 2016.
4. Soewarto S. Ketuban Pecah Dini. In Prawirohardjo S.(ed.) Ilmu Kebidanan. Bagian Ketiga: Patologi
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir. Edisi Keempat. Cetakan Kedua. Jakarta. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009. Pp 677
5. Cleveland. Fetal Distress. Cleveland Departement of patient education and health information.2007.
diunduh 03 desember 2015:URL: http://www.cleveland clinic.org/health/healthinfo/docs
6. World health organization. Fetal distress in labour.2003. diunduh 03 desember 2015 : URL:
http://www.WHO.Int/reproductive health/impac/symptoms/fetal distress.
7. Suryaningsih Anik. Faktor Risiko Terjadi Fetal Distress Pada Persalinan Post Term.
8. Hall S, Pavord S. Immune thrombocytopenic purpura (ITP) in Pregnancy. Oxford University Hospitals NHS
Foundation Trusts. 2016
9. Coutin AS, Grouzar V, Henkens M, dan Marguard T. Pregnancy-induced hypertension and preeclampsia in
Obstetric in remote settings. Edisi ke-satu. Paris: Medecins Sans Frontierest-Medical department; 2007.
10. Bagian obstetric dan ginekologi FK UNPAD. Obstetri patologi. Bandung: Elstar offset; 1984.
11. Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar. Jakarta: JNPK-KR; 2008.
12. Saifudin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, dan Waspodo D. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
13. Winda A. Analisis Faktor Risiko Terhadap Luaran Maternal dan Perinatal pada Kasus Eklampsia di RSUP
dr. Kariadi di Tahun 2011-2012. Semarang: Jurnal Media Medika Muda; 2013
14. Sofian A. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Ed 3 Jilid 1. Jakarta:
EGC; 2013.
15. POGI. Panduan Praktik Klinik Hipertensi Dalam kehamilan. Jakarta: POGI; 2016.
16. Prasetiyo I. Eklampsia. Pati: SMF Obstetri & Ginekologi; 2016.
17. Williams KP, Galerneau F (2015) Pathophysiology of Eclampsia. Clinics Mother Child Health 12:
197.
18. Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan Ed I. Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
19. Ketua Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Hipertensi Kehamilan. Pustanserdik e-
Learning Materi pembekalan Calon Peserta PPDS. 16 Nov 2016. Kementrian Kesehatan.
20. Siswosudarmo, R. Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UGM.
Yogyakarta. PT Pustaka Cendekia. 2010.
21. Practice Guidelines ACOG Guidelines on Premature Rupture of Membranes Am Fam
Physician. 2008 Jan 15;77(2):245-246. Diunduh dari
http://www.greenjournal.org/content/vol109/issue4/
22. Norwitz, E. Schorge. At a Glance Obstetri dan Ginekologi Edisi Kedua. Gangguan Volume
Cairan Amnion. Jakarta. Penerbit Erlangga. 2007. Hal. 100-101.
23. Standar Profesi. Ketuban Pecah Dini. Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unsri/RSUP DR.
Mohhammad Hoesin Palembang. 2007.
24. Odunsi K, Rinaudo P. 2006. Premature Rupture of the Fetal Membranes. Vol.2. No 4. Yale-
New Haven Hospital: England. (http://hygeia.org/poems17.htm, diakses 20 Maret 2013).
25. Parry and Strauss III. 2012. Premature Rupture of Fetal Membrane. New England Journal of
Medicine, 338:10. Online 5 March 2009. Diunduh dari www.nejm.org
26. Wibowo B, Rachimadi T. Ilmu kebidanan Edisi ke- 2. Jakata:.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadjo. 2008
27. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2011
28. Adriana V, Herawati S, Yasa WPS, 2013. Laporan Kasus ITP.RSUP Sanglah Denpasar:FK
UNUD.
29. Setyoboedi B, Ugrasena IDG. Purpura Trombositopenik Idiopatika pada Anak (patofisiologi, tata
laksana serta kontroversinya). Sari Pediatri. 2004;6(1):16-22.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai