BEKAS SC + IUFD
Nama : Ny. A
Nama : Tn. C
Umur : 30 tahun
Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jelutung RT.26
Alamat : Jelutung RT.26
Keluhan Utama :
Pasien tidak merasakan gerakan janin sejak ± 1 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Hipertensi
DM
Asma Negatif
Hepatitis
Alergi Obat
Riwayat obstetri Riwayat Persalinan
• P1: 2016/ATERM/RUMAH
GPA : G2P1A0 SAKIT/SC/DOKTER/PR/3200GR
TD : 170/110 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,70C
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan saat hamil : 69 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Pemeriksaan Fisik
TD : 170/110 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,70C
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan saat hamil : 69 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Status Generalisata
Pasien terlentang dalam stadium narkose, dilakukan insisi dinding perut di atas
bekas SC
Dinding perut dibuka lapis demi lapis
SBR dibuka, dilebarkan secara tajam
Kepala bayi diluksir
Pukul 8.40 WIB bayi lahir perabdominal
JK: laki-laki, BB: 2600 gr, A/S: 0/0, Maserasi grade: 3
Plasenta dilahirkan perabdominal lengkap
Dilakukan pemasangan IUD
SBR dan dinding perut ditutup lapis demi lapis
Tindakan selesai
Terapi Post Operasi
Primigravida
Usia > 35 tahun
Usia < 20 tahun
Ras kulit hitam
Riwayat preeklamsia pada keluarga
Nullipara
Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
Kondisi medis khusus : diabetes gestational, diabetes tipe 1, obesitas,
hipertensi kronis, penyakit ginjal, trombofilia
Stress
Manifestasi klinis
Penegakan Diagnosa
Penatalaksanaan
Pemberian antihipertensi
Nifedipin (Ca Channel Blocker) : 10 - 20 mg per oral, diulangi setelah 30
menit, maksimum 120 mgdalam 24 jam.
Jika diastolic ≥110mmHg juga dapat diberikan metildopa, dosis efektif
minimal 2x125 mg per hari dan dosis maksimal 3gr/hari
Sikap terhadap kehamilannya
* Aktif. bila :
Ibu :
UK ≥ 37 minggu.
Ada tanda-tanda Impending Eclamsia.
Kegagalan tx konservatif, yaitu : keadaan klinik laboratorik memburuk.
Diduga solusio plasenta.
Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau pendarahan.
Janin :
tanda-tanda fetal distress.
tanda-tanda intra uterine growth restriction (IUGR).
oligohidramion.
Laboratorik :
“Sindrom HELLP” khususnya menurunnya trombosit dengan cepat.
Cara mengakhiri kehamilan dilakukan berdasar keadaan obstetrik pada waktu itu, apakah
sudah inpartu atau belum.
Manajemen persalinan
Induksi persalinan dapat dilakukan bila hasil KTG normal. pemantauan kemajuan persalinan dengan
Pemberian drip oksitosin dilakukan bila nilai skor pelvik ≥5. menggunakan partograf.
Bila perlu, dilakukan pematangan cervix dengan balon
Kemudian persalinan kala II dipersingkat dengan
kateter no. 24 diisi dengan 40 cc aquadest. Pada skor pelvik
EV/EF.
yang rendah dan kehamilan masih sangat preterm, seksio
Seksio sesaria dilakukan bila:
sesaria lebih baik dibandingkan dengan persalinan
pervaginam. (1) terjadi maternal/fetal distress;
Seksio sesaria dilakukan bila : (2) 6 jam tidak masuk fase aktif;
(1) induksi persalinan gagal (6jam setelah diinduksi tidak (3) penyimpangan partograf.
Kelainan mata
Solusio plasenta
Edema paru
Hipokalsemia
Intoksikasi Magnesium Nekrosis hati
Hipofibrinogenemia Sindroma HELLP
Hemolisis
Kelainan ginjal
Perdarahan otak
Prematuritas,
dismaturitas, sepsis,
cerebral palsy dan IUFG
Prognosis
Kematian Janin
Definisi
Janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih
atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih
Penyebab IUFD
Anamnesis
Tidak merasakan gerakan janin
Pemeriksaan Fisik
Tinggi fundus menurun, lingkar perut mengecil, BB turun
Pemeriksaan Penunjang
- DJJ (-)
- USG
Evaluasi Pada Bayi Lahir Mati
Pemeriksaan Klinis
Gambaran umum bayi
Tali Pusat
Cairan amnion
Plasenta
Selaput ketuban
Diagnosis PenyebabOtopsi
Penatalaksanaan
ANC
Bila Ibu merasakan gerakan janin menurun, tidak bergerak USG
KOMPLIKASI
Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara kematian janin
dan persalinan cukup lama.
Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
Dapat terjadi kuagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2
minggu.
ANALISA KASUS
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan :
• Diberikan MgSO4 40% 4 gram bolus IV dilanjutkan drip MgSO4 40% 6 gram
dalam RL 500 cc gtt 28 tetes/menit bertujuan untuk mencegah kejang dengan
cara kerja menghambat atau menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan
serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuskular sehingga terjadi
kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium.
• Nifedipin 4x10 mg. Obat ini bekerja menghambat influx kalsium ke dalam sel
otot polos arteri. Nifedipin bersifat lebih selektif sebagai vasodilator dan
mempunyai efek depresi jantung yang lemah jika dibandingkan dengan obat
golongan CCB lainnya.
TATALAKSANA