Pembimbing:
dr. Supratiknyo, Sp.OG
Penyusun:
Jessica Christy Budianto 201704200271
Naufal Dzaki Setyagisna 201704200304
Nova Pitaloka Ruswana 201704200310
SMF OBSGYN
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
i
SUBYEKTIF
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. N
Umur : 24 tahun
Tanggal Lahir : 26 November 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
MRS : 12 Januari 2020
Tanggal pemeriksaan : 12 Januari 2020
KRS : 13 Januari 2020
1
Diabetes mellitus : disangkal
Asma : disangkal
Penyakit jantung bawaan : disangkal
Riwayat Menstruasi :
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 30 hari, teratur
- Lama : 7 hari
- Dysmenorrhea : -
- HPHT : April 2019
- HPL : 14 Januari 2020 (sesuai USG trimester 1)
- Usia Kehamilan : 39/40 minggu
Riwayat Persalinan :
1. 4 tahun/perempuan/aterm/spontan/bidan/3400 gram
2. Hamil ini
2
Riwayat KB : Suntik 1 bulan (selama 3,5 tahun)
Riwayat Psikososial :
- Pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
OBYEKTIF
I. PEMERIKSAAN FISIK
12 Januari. 2020 di Kamar Bersalin (15.20)
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4-5-6
Tekanan Darah : 118/79 mmHg
Nadi : Frekuensi 84x/menit, Irama reguler
RR : 22x/menit
Suhu : 36,4°C
Berat Badan Sebelum Hamil : 69 kg
Berat Badan Saat Ini : 82 kg
Kenaikkan BB : 13 kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT Sebelum Hamil : 28,72 (Obesitas)
LILA : 28 cm
Kepala :
- A/I/C/D : -/-/-/- , Cloasma gravidarum (-)
- Pupil : bulat isokhor, reflek cahaya (+/+)
- Telinga : Daun telinga simetris
Sekret (-)
- Hidung : Sekret (-)
Nafas cuping hidung (-)
- Mulut : Sianosis (-)
Faring hiperemi (-)
3
Leher : Pembesaran KGB (-)
Pembesaran thyroid (-)
Deviasi trakea (-)
Thorax :
Pulmo
Inspeksi : Simetris, normochest
Palpasi : Fremitus raba normal, gerak dinding dada
simetris
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi : Vesikuler / Vesikuler, Wheezing -/-, Ronchi -/-
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kiri pada ICS 5 anterior axillary line
sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Supel, Linea Nigra (+), Striae gravidarum (+)
Auskultasi : Bising Usus sulit dievaluasi
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Redup
4
Ekstremitas :
Status Obstetri :
- HIS : 2x35 detik dalam 10 menit
- DJJ : 145x/menit (menggunakan doppler)
- Leopold 1 : TFU = 34cm ; teraba bagian besar, lunak, tidak
melenting, kesan bokong.
- Leopold 2 : teraba bagian besar janin, keras, memanjang, di sisi
kiri ibu kesan punggung. Teraba bagian kecil – kecil di sisi kanan
ibu kesan ekstremitas.
- Leopold 3 : teraba bagian besar janin, melenting, kesan kepala.
Sudah masuk PAP.
- Leopold 4 : Divergen
- VT :
Arah portio anterior
Konsistensi portio lunak
Dilatasi 4cm
Effacement : 50%
Selaput ketuban (-), lakmus (+) biru
Hodge 1
Denominator ubun-ubun kecil anterior kiri
5
Lab :
Hb: 12,4 g/dL
Leukosit: 10.490 /mm3
HCT : 37 %
Trombosit: 456.000 /mm3
HBsAg: negatif
HIV: non reaktif
NST :
Abnormal, terjadi deselerasi saat HIS
ASSESSMENT
G2P1001 usia kehamilan 39/40 minggu + Tunggal Hidup Intra Uterine +
Presentasi Kepala + Inpartu kala 1 fase aktif + Ukuran Panggul Dalam
teruji + TBJ 3565 gram
PLANNING
Planning Monitoring :
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi cortonen setiap 30 menit, his setiap 30 menit,
penurunan setiap 2 jam, bandl.
Planning Edukasi :
- Mobilisasi (miring kiri)
- Minum atau makan manis secukupnya
- Segera laporkan bila ada keluhan keluar cairan dari jalan lahir atau
timbul rasa ingin mengejan
- Jangan mengejan sebelum dipimpin
III. Observasi
6
12 Januari 2020
Pukul Observasi
Kala I 15.50 HIS : 2x10 menit
fase Lama : 30 detik
aktif DJJ : 138x/menit, reguler (doppler)
16.20 HIS : 2x10 menit
Lama : 30 detik
DJJ : 138x/menit (doppler)
16.50 HIS : 3x10 menit
Lama : 45 detik
DJJ : 135x/menit (doppler)
17.20 HIS : 3x10 menit
Lama : 47 detik
DJJ : 138x/menit (doppler)
17.50 HIS : 3x10 menit
Lama : 50 detik
DJJ : 138x/menit (doppler)
18.20 HIS : 3x10 menit
Lama : 50 detik
DJJ : 135x/menit (doppler)
VT: portio anterior/dilatasi 10 cm/effacement
100%/ ketuban -/ hodge 4/ denominator ubun-
ubun kecil
18.27 Bayi lahir spontan, ketuban jernih, langsung
KALA II menangis, lilitan 1x, longgar. Laki-laki, PB :51 cm,
BBL : 3200 gram, LK : 33 cm, LD : 32 cm, AS 7-8
Palpasi abdomen -> tidak ada bayi kedua
Ruptur perineum grade 2 arah jam 6 ±1,5 cm,
pada sikatrik sebelumnya. Dilakukan hecting
ruptur perineum dengan benang catgut 2-0.
KALA III 18.35 Injeksi Oxytocin 10 IU. Placenta lahir spontan
7
& IV lengkap, dilakukan masase, kontraksi uterus
keras.
TFU: setinggi pusat
Perdarahan ± 200 cc.
Tekanan darah : 130/80 mmHg.
Nadi : 96x/menit
Suhu : 36°C
RR: 20x/min
18.50 Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi: 96 x/menit
Suhu: 36,5 °C
Tinggi Fundus: Setinggi pusat
Kontraksi: Keras
Kandung kemih: Kosong
Pendarahan: -
19.05 Tekanan Darah: 120/70 mmHg
Nadi: 92 x/menit
Tinggi Fundus: Setinggi pusat
Kontraksi: Keras
Kandung kemih: Kosong
Pendarahan: -
19.20 Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi: 90 x/menit
Tinggi Fundus: Setinggi pusat
Kontraksi: Keras
Kandung kemih: Kosong
Pendarahan: -
19.35 Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi: 94 x/menit
Tinggi Fundus: Setinggi pusat
Kontraksi: Keras
8
Kandung kemih: 380 cc
Pendarahan: 100 cc
20.05 Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi: 88 x/menit
Suhu : 36,7°C
Tinggi Fundus: Setinggi pusat
Kontraksi: Keras
Kandung kemih: Kosong
Pendarahan: -
20.35 Tekanan Darah: 115/75 mmHg
Nadi: 88 x/menit
Tinggi Fundus: 2 jari dibawah pusat
Kontraksi: Keras
Kandung kemih: Kosong
Pendarahan: 20 cc
ASSESSMENT
GIIP1001 UK 39/40 + Tunggal Hidup Intrauterine + Letak kepala +
Inpartu Kala I fase aktif + UPD teruji + TBJ 3565 gram
PLANNING
Planning Terapi
- Erythromycin 3 x 500 mg
- Ferrous sulfat 2 x 1
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Injeksi Vitamin K dan vaksinasi Hepatitis B 0 bayi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien
- Tanda-tanda vital
9
- Observasi lochea, involusi uterus
- ASI
Planning Edukasi
- Mobilisasi
- Diet tinggi protein dan serat
- Inisiasi menyusui dini
- Bila ada keluhan penurunan kesadaran, pusing, mual, segera
laporkan
- Pasien dapat dipindahkan ke ruang nifas
IV. Follow Up
13 Januari 2020 (Ibu)
Subjektif : Pasien mengatakan perut masih terasa sedikit mules, masih keluar
darah sedikit dari jalan lahir. Keluhan pusing, mual dan muntah
disangkal. BAK bias, BAB belum.
Objektif :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4-5-6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : Frekuensi 89x/menit, reguler
RR : 20x/menit
Suhu : 36,1°C
Kepala : A-/I-/C-/D-
Status Obstetri = Fluksus (+); TFU : 2 jari di bawah umbilicus;
Kontraksi Uterus : Keras; ASI keluar sedikit
Assesment
10
P2002 + Post Partum spontan belakang kepala hari-1
Planning
Planning Terapi
- Erythromycin 3 x 500 mg
- Ferrous sulfat 2 x 1
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
Planning Edukasi
- Pasien boleh pulang
- Mobilisasi
- Diet tinggi protein dan serat
- Bila ada keluhan penurunan kesadaran, pusing, mual, muntah,
atau keluar darah/cairan berbau dari vagina segera pergi ke
fasilitas kesehatan terdekat
- Kontrol 1 minggu untuk jahitan
- Imunisasi untuk bayi
- Metode keluarga berencana yang akan dipakai
11
BAB (+), BAK (+)
Pemeriksaan Penunjang
Hb: 18,6 g/dL
Leukosit :13,850/mm3
Hematokrit: 52,7 %
Trombosit : 318,000/mm3
CRP Kuantitatif : 0,1 mg/L
Assesment
Neonatus aterm + berat badan lahir cukup + sesuai masa kehamilan
Planning
Observasi tanda-tanda vital
Monitoring Input (ASI) dan output (BAB dan BAK)
Tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan tali pusat
12
18 1
13
14
B
AB 2
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
kapas atau kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.
Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakan kedua sarung
tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).
3
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(Pada saat ada HIS, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman).
13) Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran :
a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan
untuk meneran.
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (tidak maminta ibu berbaring terlentang).
d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu.
f) Menganjurkan asupan cairan per oral.
g) Menilai DJJ setiap 5 menit.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60
menit (1jam)untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak
mempunyai keinginan meneran.
i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi
yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan
ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut
dan beristirahat diantara kontraksi.
j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
setelah 60
menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan
handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15) Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong bayi.
4
16) Membuka partus set.
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Menolong kelahiran bayi Lahirnya Kepala
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan
yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, biarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat
saat kepala lahir.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
kassa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:
a) Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya.
21)Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan. Lahirnya bahu
5
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir
25) Menilai bayi selintas dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian
meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di
tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan
resusitasi.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan
kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin IM.
27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan
memasang klem kesua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
dan memotong tali pusat di Antara dua klem tersebut.
29) Mengeringkan bayi, menganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan
bernafas, ambil tindakan yang sesuai.
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
Oksitosin
31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
6
32) Memberitahu kepada ibu baha ia akan disuntik.
Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin
10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
Penegangan Tali Pusat Terkendali
34) Memindahkan klem pada tali pusat.
35) Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan
uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikut mulai.
a) Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota
keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit.
1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M.
2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
7
3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan servick ibu dengan
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps
disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput
yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
Menilai Perdarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput
ketubanl engkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik
atau tempat khusus.
a) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Melakukan prosedur pasca persalinan
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
8
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air desinfeksitingkat tinggi dan mengeringkan
dengan kain yang bersih dan kering.
44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali
pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan
dengan simpul mati yang pertama.
46) Melepaskan klem bedah dan dan meletakkanya kedalam larutan klorin
0,5 %.
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian
kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya
bersih atau kering.
48) Menganjurkan ibu untuk memualai pemberian ASI.
49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervagina.
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesia local dan menggunakan teknik yang
sesuai.
50) Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pascapersalinan.
9
a) Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
pertama pascapersalinan.
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
Kebersihan dan Keamanan
53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai.
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang di inginkan.
57) Mendekontaminasi daerah yang di gunakan untuk melahirkan dengan
larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,
membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
10