Anda di halaman 1dari 36

Case Report Session

G3P2A0 HAMIL 39-40 MINGGU INPARTU


KALA I FASE AKTIF MEMANJANG + PEB,
JTHIU PRESKEP + GAWAT JANIN

Oleh :
MEITRI WIJAYA KUSUMA (G1A217035)

Pembimbing :
dr. Essy Octavia,Sp.OG
PENDAHULUAN

Persalinan lama ialah suatu persalinan yang sulit dan ditandai dengan
kemajuan persalinan yang lambat.
Faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan yaitu:
o kekuatan mendorong janin keluar (power),
o faktor jalan lahir (passage)
o faktor janin (passanger),
Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2010-2013 dilaporkan bahwa partus lama / macet merupakan penyebab
kematian ibu.
Identitas Pasien
Nama : Ny. MH
Umur : 36 tahun
Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Agama : Katolik
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Alamat : Simpang Rimbo
MRS : 17 Maret 2019, Pukul 13.00 WIB
Keluhan Utama



Keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 3 jam S
MRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

± 3 jam SMRS
Pasien datang dengan keluhan
keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 3
jam SMRS, keluar air-air bercampur
darah dan lendir. ± 9 jam SMRS

Keluhan juga disertai dengan nyeri perut


yang menjalar hingga ke punggung sejak,
nyeri dirasakan hilang timbul.
± 2 minggu SMRS
Pasien mengeluhkan kaki bengkak, kepala
pusing (+), pandangan kabur (-), mual dan
muntah (-). Ibu mengaku hamil 9 bulan dengan
HPHT 10 Juni 2018.
5
RPD Riwayat Obstetri

Hipertensi : (-) GPA : G3P2A0


DM : (-) HPHT : 10-06-2018
PJK : (-) TP : 17-03-2019
TB : (-) Menarche : 13 tahun
Hepatitis : (-) Siklus haid : teratur
28 hari
Lama haid : 5 hari
Riwayat Persalinan
No. Tahun Umur Jenis Penolong Penyulit Nifas JK BB Ket
Partus Kehamilan Persalinan

1. 2008 Aterm Spontan Bidan - Lk 3500gr H

2. 2011 Aterm Spontan Bidan - Lk 3400gr H

3. Ini

 Riwayat Perkawinan : Os menikah satu kali, lamanya 13 tahun


 Riwayat Kontrasepsi : Suntik KB 3 bulan
 Imunisasi TT : 1 kali
 ANC : 4 kali selama kehamilan
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : Compos Mentis
TD : 170/90 mmHg
Di IGD : 220/120 mmHg
N : 96x/menit
RR : 21 x/menit
Suhu : 36,80C
Berat badan : 78 kg
Tinggi Badan : 157 cm
Status Generalisata
Kepala : Normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut
Mata : CA-/-, SI -/-, RC +/+, Palpebra edema -/-
THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorak : Pergerakan dada simetris
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Cembung, supel, striae (+)
Ekstremitas Superior : Akral hangat +/+, edema -/-, sianosis -/-
Ekstremitas Inferior : Akral hangat +/+, edema +/+, sianosis -/-
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar

Inspeksi :
Muka : Cloasma gravidarum (-), edema (-)
Leher : Pembesaran vena jugularis (-)
Dada : Pembesaran mammae simetris, puting susu
menonjol, hiperpigmentasi areola mammae, colostrum (-)
Abdomen : Perut tampak membesar ke depan, striae
gravidarum (+), linea nigra (+), sikatrik (-)
Genital : Labia mayor/minor simetris,
pembengkakan kelenjar bartholini (-) Perdarahan (+)
minimal
Ekstremitas : Edema + / +
Status Obstetri

Pemeriksaan Luar

Palpasi :
Fundus : TFU 36 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak tidak melenting (Bokong)
Leopold II : Kanan: Teraba bagian terkecil janin
Kiri : Teraba bagian terbesar janin (Punggung)
Leopold III : Teraba bagian keras, bundar, melenting (Kepala)
Leopold IV : Sudah masuk PAP
TBJ : 3875 gram
HIS : 3x10’/35”
Auskultasi : DJJ : 137x/i
Status Obstetri

Pemeriksaan Dalam :

Portio : Tipis
Pendataran : 80 %
Pembukaan :8
Ketuban :+
Presentasi : Kepala
Petunjuk : UUK
Penurunan : Hodge 1
Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin (17 Maret 2019)


Kimia Darah (17 Maret 2019)
Code Hasil Satuan Nilai Normal
GDS : 105 mg/dl
9
WBC 19,83 10 /L 4-10

RBC 4,44 1012 /L 3,5-5,5

Hb 13,4 g/dL 11-16

HCT 38,8 % 35-50 Urin Rutin (17 Maret 2019)


PLT 292 109 /L 100-300 Protein : Negatif
DIAGNOSIS

G3P2A0 Hamil 39-40 Minggu Inpartu


Kala I Fase Aktif + PEB, JTHIU Preskep
PENATALAKSANAAN

Di IGD

IVFD RL 20 tetes per menit


Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gram
Inj. MgSO4 4 gr Boka-Boki lanjut maintenance 1gr/jam selama 6 jam
Nifedipin 10 mg
Methyldopa 250 mg
Observasi kemajuan persalinan
FOLLOW UP

Tanggal Follow up

17-03-2019 S : Pasien mengeluh nyeri perut hilang timbul


15.00 WIB
O : TD : 170/90 mmHg HR : 90 x/i
RR : 20x/i S : 36,7 ºC
HIS : 2x10’/35”
Auskultasi : DJJ : 142 x/i

Pemeriksaan dalam
 Portio : Tipis
 Pendataran : 100%
 Pembukaan : 10
 Ketuban :-
 Presentasi : Kepala
 Petunjuk : UUK
 Penurunan : Hodge 2

A : G3P2A0 Hamil 39-40 minggu inpartu kala I fase aktif + PEB, JTHIU Preskep

P : Observasi kemajuan persalinan


- IVFD RL 500 cc + MgSO4 40% 6gr drip 1gr/jam 27 tpm
- Nifedipin 4x10 mg
FOLLOW UP

Tanggal Follow Up
17-03-2019 S : Pasien mengeluh nyeri perut hilang timbul
17.00 WIB
O : TD : 160/90 mmHg HR : 92 x/i
RR : 20x/i S : 36,7 ºC
HIS : 2x10’/30”
Auskultasi : DJJ : 105 x/i

Pemeriksaan dalam
 Portio : Tipis
 Pendataran :%
 Pembukaan : 10
 Ketuban : Hijau keruh
 Presentasi : Kepala
 Petunjuk : UUK
 Penurunan : Hodge 2

A : G3P2A0 Hamil 39-40 minggu inpartu kala I fase aktif memanjang + PEB, JTHIU
Preskep + Gawat Janin

P : SC CITO Jam 18.00 WIB


-IVFD RL 500 cc + MgSO4 40% 6gr drip 1gr/jam 27 tpm
-Nifedipin 4x10 mg
Laporan Operasi SC Instruksi Post Op SC
• Pasien dalam posisi terlentang dengan spinal • IVFD RL+ Oxytosin 20 tpm
anastesi • Inj. Ceftriaxone 1x2 gr iv  selama 3 hari
• Dilakukan tindakan asepsis antisepsis pada lapangan • Ketoprofen sup 3x1
operasi • Inj. Metronidazol 3x500 mg  selama 3
• Lapangan operasi diperkecil dengan duk steril hari
• Dilakukan insisi pfanennstiel
• Dilakukan insisi pada segmen bawah Rahim
• Pukul 18.35 WIB bayi lahir dengan :
Jenis kelamin : Laki-laki
BB : 3500 gram
PB : 52 Cm
A/S : 5/6
• Plasenta dilahirkan secara manual utuh
• Cavum utari dibersihkan dengan kasa betadin
• Uterus dijahit lapis demi lapis
• Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
• Jam 19.35 WIB operasi selesai
• Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya.
Tanggal Follow Up

18-03-2019 S : Os mengeluh nyeri perut bekas operasi


O : KU: sedang
TD: 130/80 N: 77 x/menit
S: 36,5ºc RR: 20 x/menit
A : P3A0 post op SC hari 1 a/i gawat janin
P:
IVFD RL 20tpm + drip oxytosin 1 amp
Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gram
Inf Metronidazol 3x500 mg
Ketoprofen sup 3x1 tube
Inj. Lasix 1 ampul (extra)
19-03-2019 S : Nyeri bekas operasi (+)
O: Ku : Baik
TD : 120/80 mmHg N : 72 x/menit
S : 36,5ºc RR : 20x/menit
A : P3A0 post op SC hari 2 a/i gawat janin
Follow Up Post Op P :
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gram
Inf Metronidazol 3x500 mg
Ketoprofen sup 3x1 tube
20-03-2019 S : Nyeri bekas operasi (+)
O : Ku : Baik
TD : 120/80 mmHg N : 72 x/menit
S : 36,5ºc RR : 20x/menit
A : P3A0 post op SC hari 3 a/i gawat janin
P :
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gram
Inf Metronidazol 3x500 mg
Ketoprofen sup 3x1 tube
Sore BLPL
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Persalinan lama merupakan persalinan abnormal atau sulit.


Persalinan lama (distosia) diartikan sebagai persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan lebih dari 18
jam pada multipara
Etiologi

Faktor Janin (Passanger)


Faktor Kekuatan Ibu • Presentasi muka Faktor Jalan Lahir (Passage)
(Power) • Presentasi bokong • Panggul ginekoid
Kelainan his (inersia uteri, • Letak lintang • Panggul antropoid
hiperkonstriksi uteri, • Panggul Android
incoordinate uterine
action)
Klasifikasi

Kala II

Fase Aktif • Malposisi janin


• CPD
• Penggunaan sedatif
• KPD

Fase Laten  Serviks belum matang


 Posisi janin abnormal
 CPD
 Persalinan disfungsional
 Pemberian sedatif

23
Diagnosis
Kriteria diagnostik kelainan persalinan akibat persalinan lama

Pola Persalinan Nulipara Multipara


Persalinan Lama (protraction disorders)
Pembukaan < 1,2 cm/jam < 1,5 cm/jam
Penurunan < 1,0 cm/jam < 2,0 cm/jam
Persalinan macet (arrest disorders)
Tidak ada pembukaan > 2 jam > 2 jam
Tidak ada penurunan > 1 jam > 1 jam
Gejala Klinis pada ibu

• Gelisah
• Letih
• Suhu badan meningkat
• Berkeringat
• Nadi cepat dan lemah
• Pernapasan cepat dan meteorismus
• Cincin retraksi patologis
• Edema vulva, edema serviks
• His hilang atau lemah.
Gejala pada janin

 Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negatif.


 Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
 Kaput suksedaneum yang besar.
 Moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang tengkorak
saling bertumpang tindih satu sama lain.
 Kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death (IUFD).
Tatalaksana
Tekanan darah diukur tiap 4 jam

Denyut jantung janin dicatat setiap setengah


jam

Dianjurkan untuk puasa


infus glukosa 5 % dan larutan NaCl isotonik
secara intravena bergantian
Pantau pembukaan dengan pemeriksaan
dalam

Simptomatik
Penanganan Khusus
Induksi persalinan

Operatif

Medikamentosa
KOMPLIKASI IBU CINCIN RETRAKSI PATOLOGIS
Tipe yang paling sering adalah cincin retraksi
patologis Bandl, yaitu pembentukan cincin
retraksi normal yang berlebihan.
03
INFEKSI INTRAPARTUM
Bakteri di dalam cairan amnion menembus
amnion dan menginvasi desidua serta
pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia
dan sepsis pada ibu dan janin.
02 FISTULA

04
tekanan yang berlebihan >> gangguan
sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang akan
jelas dalam bebrapa hari setelah melahirkan
dengan munculnya fistula vesikovaginal,
vesikovaginal, atau rektovaginal.
01
05 CEDERA OTOT-OTOT DASAR PANGGUL
RUPTUR UTERI Saat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat
Apabila disproporsi antara kepala janin dan panggul tekanan langsung dari kepala janin serta
sedemikian besar sehingga kepala tidak cakap dan tekanan dari bawah akibat upaya mengejan
tidak terjadi penurunan segmen bawah uterus ibu. Gaya ini meregangkan dan melebarkan
menjadi sangat teregang. dasar panggul sehingga terjadi perubahan
fungsional dan anatomik otot, saraf dan
jaringan ikat
Komplikasi janin
Kaput • Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan sering terjadi
kaput suksedaneum yang besar di bagian terbawah kepala
Suksedaneum janin.

Molase • Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang


tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain di sutura-
Kepala Janin sutura besar.

• Fraktur dapat terjadi pada upaya paksa persalinan spontan


Fraktur atau bahkan sektio sesaria. Fraktur yang membentuk
tengkorak cekunganbila tidak ditangani secara bedah dapat
menyebabkan kematian neonatus.
PREEKLAMPSIA BERAT

“Definisi”
Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan/diatas
usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ. Jika hanya didapatkan
hipertensi saja, kondisi tersebut tidak dapat disamakan dengan peeklampsia, harus
didapatkan gangguan organ spesifik akibat preeklampsia tersebut.
Penegakkan Diagnosis Preeklampsia Berat

Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau diastolic ≥110 mm Hg


Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari 100.000 / mikroliter)
Gangguan fungsi hati seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar enzim hati yang abnormal (dua kali dari
konsentrasi normal), nyeri kuadran kanan atas persisten yang parah atau nyeri epigastrik yang tidak responsif
terhadap pengobatan dan tidak diperhitungkan dengan diagnosis alternatif, atau keduanya
Insufisiensi ginjal progresif (konsentrasi kreatinin serum lebih besar dari 1,1 mg/dL atau dua kali lipat dari
konsentrasi kreatinin serum tanpa adanya penyakit ginjal lainnya)
Edema paru
Gangguan otak atau penglihatan onset baru

32
PENATALAKSANAAN PEB
SIKAP TERHADAP PENYAKITNYA

Sikap terhadap penyakitnya, yaitu pemberian obat-obat atau terapi medisinalis :


 Pemberian obat antikejang : MgSO4
 Diuretikum
 Pemberian antihipertensi : Nifedipin

SIKAP TERHADAP KEHAMILANNYA

1. Aktif (aggressive management): berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi


bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
2. Konservatif (ekspektatif): berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan
dengan pemberian pengobatan medikamentosa.21
GAWAT JANIN

Suatu keadaan dimana terdapat hipoksia


pada janin (kadar oksigen yang rendah
dalam darah)

Kriteria gawat janin.


• denyut jantung janin di atas 160
kali/menit atau di bawah 100
kali/menit,
• denyut jantung tidak teratur, atau
• keluarnya mekonium yang kental pada
awal persalinan.
Etiologi Gawat Janin

1. Kontraksi
2. Infeksi
3. Perdarahan
4. Abrupsi Plasenta
TATALAKSANA GAWAT JANIN

Tindakan berikut harus dicatat dalam rekam medis:

1. Reposisi pasien
2. Hentikan stimulansia uterus dan koreksi hiperstimulasi uterus
3. Pemeriksaan vaginal
4. Koreksi hipotensi ibu yang berhubungan dengan anestesi regional
5. Pemberitahuan tenaga anestesi dan perawat untuk kebutuhan persalinan darurat
6. Monitor denyut jantung janin – dengan monitor janin elektronik atau auskultasi – di
ruang operasi sebelum menyiapkan kelahiran per abdominal
7. Adanya tenaga kompeten yang hadir untuk resusitasi dan penanganan neonatus
8. Pemberian oksigen ke ibu

Anda mungkin juga menyukai