Anda di halaman 1dari 38

IMPENDING EKLAMPSIA DENGAN

GAWAT JANIN + PRESBO YANG


DITATALAKSANA DENGAN SEKSIO
SESARIA + TUBEKTOMI
Rizcha Fitri Vithya Albagin 
 
Pembimbing :
dr. Febrinata Mahadika, Sp.OG
BAB I
ILUSTRASI KASUS
 Nama : Ny. DA
 Umur : 34 tahun
 Alamat : Sukajaya
 Pekerjaan : IRT
IDENTITAS  Status : Menikah
 Tanggal Masuk : 5 Juli 2021
 No. RM : 208xxx
  
 Airway : jalan nafas adekuat
 Breathing: RR 24 x/menit, SaO2 99%, dipasang oksigen
pernasal kanul 3 L/menit

PRIMARY  Circulation : Nadi 86 dpm, TD 188/126 mmHg, pasang


IVFD RL 20 gtt/menit dan berikan nifedipin tab 3 x 10 mg.
SURVEY Pasang kateter urin  100 cc, Inj. MgSO4 20% 5 cc.

 Disability: GCS 15, reflek patella (+), kejang (-)


 Exposure : Inspeksi vulva dan uretra tampak tenang.
 Keluhan utama: Pandangan mata kabur

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien merasa hamil 8 bulan anak ke-3 dengan keluhan
ANAMNESIS pandangan mata kabur sejak 5 jam SMRS. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala dan muntah-muntah, nyeri ulu hati (-).
HPHT 20 November 2010, TP 27 Agustus 2021 sesuai usia
kehamilan 34 minggu. Riwayat tekanan darah tinggi selama
kehamilan dalam 1 bulan ini.
 Riwayat Hamil Muda
Mual (+), muntah (+) tidak mengganggu aktivitas. Perdarahan (-),
keputihan(-)
 
 Riwayat Hamil Tua

ANAMNESIS Mual (-), muntah (-), perdarahan (-), keputihan (-)

 Riwayat Pemeriksaan Kehamilan


Kontrol kehamilan di bidan, sebanyak 2 kali dan dikatakan janin
dalam keadaan baik dan pernah USG di dokter spesialis
kandungan 1 kali dan dikatakan dalam keadaan baik.
 Riwayat Minum Obat
Konsumsi vitamin dari bidan.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi (-), asma (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-),
kelainan darah (-) dan alergi (-).
 
ANAMNESIS  Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), asma (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), kelainan
darah dan alergi disangkal.

 Riwayat Menstruasi
Menarche berusia 16 tahun, siklus haid teratur, lama haid 5-6 hari, ganti
pembalut 2-3 kali setiap harinya dan tidak ada keluhan nyeri pada saat haid. .
 Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, tahun 2008 saat usia 21 tahun.

 Riwayat Obstetri
1) 2009, usia 22 tahun, perempuan/prempuan, BBL 1300 gram/1200
gram, gemeli lahir spontan di klinik, ditolong bidan, sehat.
ANAMNESIS 2) 2017, usia 30 tahun, laki-laki, BBL 2800 gram, lahir spontan di
klinik, ditolong bidan, sehat.
3) Hamil ini

 Riwayat KB
KB suntik 3 bulan.
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis kooperatif
 Vital sign
 Tekanan darah : 169/98 mmHg
 Nadi: 88 dpm

PF  Pernapasan : 22 x/menit

Vital Sign  Suhu


 Gizi : baik
: 36,50 C

 TB : 150 cm
 BBSH : 52 kg
 BBH : 57 kg
 IMT : 22,1 kg/m2 (Normoweight)
Kepala & Leher
• Konj. Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Pembesaran KGB leher (-), pembesaran
tiroid (-)
• Peningkatan JVP (-)

Thoraks
Jantung : S1 dan S2 reguler, murmur(-), gallop(-)
Paru : Simetris, vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

PF Abdomen
Status Obstetri

Head to Toe Genitalia


Status Obstetri

Ekstremitas
Akral hangat, capillary refill time < 2 detik, edema
(-/-)

Pemeriksaan Kelenjar Limfe


Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe superficial
Muka : Kloasma gravidarum (-)

Mammae

 Inspeksi : papila mammae menonjol, corpus mammae simetris, tanda-tanda


radang (-), retraksi (-), areola mammae hiperpigmentasi, tidak ada retraksi dan tidak
ada menyerupai kulit jeruk.

 Palpasi : corpus mammae nyeri (-), benjolan (-), areola mammae tidak
mengeluarkan ASI, teraba kenyal

Abdomen
PF  Inspeksi : tampak membuncit sesuai usia kehamilan preterm, striae gravidarum

Status Obstetri (+).

 Palpasi : TFU pertengahan processus xyphoideus – umbilikus.

- Leopold I : Teraba massa bulat, keras, melenting, kesan kepala.

- Leopold II : Teraba tahanan memanjang di bagian kiri dan bagian terkecil


janin disebelah kanan, kesan punggung kiri.

- Leopold III : Teraba massa kurang bulat, lunak, tidak melenting, kesan
bokong

- Leopold IV : Konvergen, 5/5


 TFU 25 cm, TBJ klinis 1860 gram, kepala 5/5, HIS tidak ada.
DJJ: - 15 menit ke-1: 166 x/menit.
- 15 menit ke-2: 170 x/menit
- 15 menit ke-3: 164 x/menit

PF Pemeriksaan Genitalia
Status Obstetri  Genitalia eksterna
Inspeksi : vulva / muara uretra tenang, perdarahan aktif (-)
 Genitalia interna
Inspekulo : portio licin, livide, OUE tertutup, fluksus (-) ,fluor albus(-)
VT : tidak dilakukan
Laboratorium

Darah Rutin (05/07/21) Kimia Klinik (05/07/21) Elektrolit Urinalisis


(05/07/21) (05/07/21)
Hb : 13,7 g/dL SGOT : 18 U/L Na+ : 126 mmol/L  Warna : Kuning
Ht : 40% SGPT : 15 U/L K+ : 3,1 mmol/L  Kejernihan: Keruh
Leukosit : 9.500 /µL GDS: 81 mg/dL Ca2+ : 0,96 mmol/L Protein : positif (3+)
Glukosa : negatif
Trombosit : 197.000 /µL Ureum : 31 mg/dL Lactat : 1,70 mmol/L Nitrit : negatif
Eritrosit : 4.460.000 /µL Kreatinin: 1,0 mg/dL Bilirubin : negatif
PP Darah
Keton
: negatif
: negatif

Hemostasis Serologi Imunologi


(05/07/21) (05/07/21) (05/07/21)
CT : 4 menit HIV : non reaktif HBsAg : negative
BT : 3 menit Syphilis : negative
G3P2A0 gravid 34 minggu belum inpartu
JTH presbo + impending eklampsia
DIAGNOSIS dengan gawat janin
 Awasi Hemodinamik Ibu
- Observasi KU, TTV, HIS
- Observasi tanda impending eklampsia dan eklampsia

- Observasi tanda keracunan MgSO4

TATALAKSA  O2 pernasal kanul 3 L/menit

NA  MgSO4 loading dose 4gr dalam 15-20 menit dilanjutkan IVFD


RL 500cc ditambah MgSO4 40% maintenance dose 2gr/jam
LANJUTAN  Inj. Dexamethasone 1 x 12 mg iv
 Nifedipin 3 x 10 mg
 Miring kiri
 Pro SC dan tubektomi
TANGGAL DAN WAKTU
6 Juli 2021, Jam 12.00 WIB  

DIAGNOSIS PRA OPERASI : G3P2A0 gravid 34 minggu belum inpartu, JTH presbo, dengan PEB + Impending Eklampsia + Gawat Janin

DIAGNOSIS PASCA OPERASI : P3A0 post caesarean tubektomi pumeroy ai impending eclampsia dengan gawat janin + presbo

- Pasien terlentang dimeja operasi dalam spinal anestesi


- Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya dengan larutan betadin 10% didaerah abdomen diperluas ke daerah genitalia eksterna dan 1/3 proksimal femur bagian
depan dan dalam.
- Daerah operasi diperkecil dengan menutupkan duk steril. Duk pertama dipasang mulai setinggi simpisis pubis sampai kebawah menutupi ujung kaki, duk kedua dipasang setinggi pusat
sampai menutupi kepala, dua buah duk dipasang di kiri dan kanan linea mediana inferior
- Dilakukan insisi pfanensteil selebar 10 cm pada bekas insisi lama, dinding abdomen dibuka lapis demi lapis
- Dilakukan insisi pada SBR
- Ketuban dipecahkan
- Dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki 1700 gr, 45 cm AS 8/9, BS ~ 34 minggu. Plasenta dilahirkan  plasenta mudah lepas.
- Kontraksi uterus (+)  plasenta dikeluarkan lengkap, dengan berat 300 gr.
- Dilakukan tubektomi pumeroy
- Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
- Tindakan selesai.
- Perdarahan intra operatif 600cc

INSTRUKSI PERAWATAN PASCA OPERASI


- Observasi TTV, perdarahan, tanda impending eklampsia, tanda intoksikasi MgSO4
- IVFD RL + drip Oxytocin 2 amp gtt 20
- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gram
- Inf. Metronidazole 3 x 500 mg
- Inj. Ketorolac 3% 3 x 1 amp
6 Juli 2021 7 Juli 2021 8 Juli 2021
S Pandangan mata kabur (+), Pandangan mata kabur (+), Pandangan mata kabur (-),
mual (+), muntah (+), nyeri mual (-), muntah (-), nyeri mual (-), muntah (-), nyeri
kepala (-), nyeri bekas operasi kepala (-), nyeri bekas operasi kepala (+), nyeri bekas operasi
(+) (+) ↓
O TD: 130/100 mmHg TD: 140/90 mmHg TD: 180/100 mmHg
St. Lokalis :
Abdomen : Tampak luka bekas Abdomen : Tampak luka bekas Abdomen : Tampak luka bekas
operasi tertutup verban, operasi tertutup verban, operasi tertutup verban,
rembesan darah (-) supel, BU rembesan darah (-) supel, BU rembesan darah (-) supel, BU
(+) (+) (+)

A P3A0 post caesarean + P3A0 post caesarean + P3A0 post caesarean +


tubektomi ai impending tubektomi ai impending tubektomi ai impending

FOLLOW UP eclampsia dengan gawat janin +


presbo
eclampsia dengan gawat janin +
presbo, POD 1 hari
eclampsia dengan gawat janin +
presbo, POD 2 hari
P • Observasi KU, Kes, TTV, • Observasi KU, Kes, TTV,  Boleh pulang
tanda eklampsia tanda eklampsia  Diberikan obat pulang:
• IVFP RL + Oxytocin 2 • IVFP RL + Oxytocin 2 - Cefixime tab 2 x 200 mg
- Asam mefenamat tab 3 x
amp gtt 20 amp gtt 20
500 mg
• Inj. Cefotaxime 2 x 1gr • Inj. Cefotaxime 2 x 1gr - Paracetamol tab 3 x 500 mg
• Inf. Metronidazole 3 x • Inf. Metronidazole 3 x - Dopamet tab 3 x 500 mg
500 mg 500 mg - Amlodipine tab 1 x 10 mg
• Inj. Ketorolac 3 x 1 • Inj. Ketorolac 3 x 1  Rutin kontrol tekanan darah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proteinuria (-)  HT kronis
HIPERTENSI Proteinuria (+)  Preeklampsia superimposed

DALAM 0 mgg 20 mgg 40 mgg


KEHAMILAN Proteinuria (-)  HT gestasional
Proteinuria (+)  Preeklampsia
• Ringan : ≥ 140/90 mmHg
• Berat : ≥ 160/110 mmHg
• Impending eclampsia
• Eklampsia : +kejang
Preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.
Proteinuria berat ditetapkan bila ekskresi protein dalam
PEB urin ≥ 5 g/24 jam atau tes urin dipstik ≥ positif 2.

-
Definisi Terbagi atas:
 PEB dengan impending eclampsia
PEB tanpa impending eclampsia
 Primigravida
 Primipaternitas
 Umur yang ekstrim
 Jarak antar kehamilan
PEB  Hiperplasentosis
-  Riwayat pernah mengalami preeklampsia
Risk Factors  Riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia
 Kehamilan multipel
 Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
 Obesitas
PEB
-
PATOFISIOLO
GI
PEB
-
PATOFISIOLO
GI
PEB
-
PATOFISIOLO
GI
 Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110
mmHg.
 Proteinuria > 5 g/24 jam atau > 1+ dalam pemeriksaan
kualitatif
 Trombositopenia berat
 Gangguan fungsi ginjal
PEB  Oliguria produksi urin < 500 cc/ 24 jam
-  Gangguan fungsi heparEdema paru dan sianosis

Kriteria Dx  Gangguan visus dan


 Nyeri epigastrium (akibat teregangnya kapsula Glisson)
 Hemolisis mikroangiopatik
 Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan
sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Intrauterine Growth
Restriction (IUGR) atau didapatkan absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV).
 Solusio plasenta
 Hipofibrinogenemia
 Hemolisis
 Perdarahan otak
 Kelainan mata
PEB  Edema paru-paru
-  Nekrosis hati
KOMPLIKASI  Sindroma HELLP
 Kelainan ginjal
 Komplikasi lain: Pneumonia aspirasi dan DIC (disseminated
intravascular coagulation).
 Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin.
1. Pemberian MgSO4
 Loading dose: initial dose: 4 gram MgSO4 intravena, (40% dalam 10
cc) selama 10 – 15 menit.
 Maintenance dose: 1-2 g/jam selama 24 jam.
 Pemberian ulang 2 g bolus dapat dilakukan apabila terjadi kejang
berulang.

PEB Syarat-syarat pemberian MgSO­­4:

-  Tersedia antidotum : Ca glukonas 10% = 1 gr (10% dalam 10 cc)


diberikan intravena 3 menit

MEDIKAMENT  Refleks patella (+) kuat

OSA  Frekuensi pernapasan > 16 x/menit, tidak ada tanda-tanda distress napas
 Urine output > 25 cc / jam

2. Pemberian Antihipertensi

3. Kortikosteroid
 PEB + gejala-gejala subjektif berupa nyeri
IMPENDING kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,

EKLAMPSIA nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif


tekanan darah.
BAB III
PEMBAHASAN
Case Teori
• Dx Impending eclampsia • Kriteria diagnosis
PEMBAHASAN dari:
• pandangan mata yang mata
impending eklamsia yaitu
PEB + nyeri kepala hebat
- kabur, nyeri kepala, dan muntah.
• TD:188/126 mmHg
occipital atau frontal, mata
kabur, photophobia, mual
Impending • PP: proteinuria +3. muntah, nyeri epigastrium dan
kenaikan progresif tekanan
Eklampsia darah.
Case Teori

PEMBAHASAN • Faktor risiko: gemeli • Ibu dengan riwayat


- kehamilan kembar berisiko
2x lebih besar mengalami
Impending preeklampsia.
Eklampsia
Case Teori
• MgSO4 :lini pertama eklampsia
• MGSO4 direkomendasikan
• Diberikan MgSO4 sebagai profilaksis pada pasien
PEB.
• Indikasi utama pemberian
• Diberikan nifedipin 10 mg
PEMBAHASAN antihipertensi pada kehamilan:
untuk keselamatan ibu dalam
- mencegah penyakit
serebrovaskular.
Impending • Antihipertensi direkomendasikan
pada PEB dengan tek. sistolik ≥
Eklampsia 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg.
• Antihipertensi pilihan pertama
adalah nifedipin oral short acting,
hidralazine dan labetalol
parenteral.
Case Teori

PEMBAHASA •Dx Gawat Janin dari:


•DJJ:
• Dikatakan Gawat Janin
bila ditemukan DJJ > 160
N •15 menit ke-1: 166 x/menit.
•15 menit ke-2: 170 x/menit
x/menit atau < 100 x/menit.

- • 15 menit ke-3: 164 x/menit

Gawat Janin
Case Teori

• Penyebab gawat janin: • Preeklamsia dapat menyebabkan


preeklampsia kegawatan janin seperti sindroma
distres napas.
PEMBAHASA • Terjadi spasme pembuluh darah
N disertai dengan retensi garam dan
air  arteriola dalam tubuh
- mengalami spasme  TD↑
(sebagai usaha mengatasi
Gawat Janin kenaikan tekanan perifer agar
oksigen jaringan dapat tercukupi)
 aliran darah ke plasenta ↓ 
gangguan pertumbuhan janin dan
karena kekurangan oksigen
terjadi gawat janin.
Case Teori
• Dilakukan resusitasi intrauterin • Resusitasi intrauterin selama 20
berupa pemberian oksigen dan menit untuk memperbaiki aliran
posisi pasien miring ke kiri. darah uterus dan memperbaiki
aliran darah umbilikus dengan
cara:
PEMBAHASA • ­Miringkan ibu ke kiri untuk
memperbaiki sirkulasi plasenta
N • Hentikan infus oksitosin (bila

- sedang diberikan)
• Kecepatan infus cairan-cairan
Gawat Janin intravaskular hendaknya
dinaikkan untuk meningkatkan
aliran darah arteri uterin
• Beri oksigen 6 – 8 liter/menit
Case Teori
• Dilakukan terminasi kehamilan • Beberapa kriteria terminasi
secara seksio sesarea pada pasien kehamilan pada PEB diantaranya
dikarenakan PEB dengan PEB dengan impending eklampsia,
impending eklampsia pada usia usia kehamilan 34 minggu, dan
kehamilan 34 minggu, presentasi gawat janin.
bokong dan terdapat gawat janin • Terminasi seksio sesarea
(perabdominal) untuk mencegah
PEMBAHASA komplikasi yang lebih buruk
terhadap maternal dan neonatal,
N karena pada preeklampsia terjadi
peningkatan resistensi vaskular
- perifer, sehingga jika dilakukan
terminasi pervaginam akan berisiko
Seksio Sesarea terjadi perdarahan di otak saat ibu
mengejan.
• Gawat janin dan presentasi bokong
merupakan salah satu indikasi
terminasi perabdominal untuk
mengurangi angka asfiksia
neonatorum.
Case Teori

• Tubektomi pumeroy dilakukan • Kontap tubektomi atau Metode


pada pasien sebagai pilihan Operasi Wanita (MOW) :: tindakan
kontrasepsinya karena pasien penutupan kedua tuba  sel telur
sudah memiliki cukup anak (3 tidak dapat melewati tuba  sel
orang), dan agar pasien tidak telur tidak dapat bertemu dengan
hamil lagi, karena akan berisiko sperma  tidak terjadi kehamilan.

PEMBAHASA mengalami PEB berulang


• Dilakukan jika seorang ibu sudah

N mempunyai anak lebih dari tiga,


tidak ingin punya anak lagi, dan

- berusia di atas 35 tahun.

Tubektomi • Wanita dengan riwayat


preeklampsia pada kehamilan
sebelumnya memiliki risiko 5 – 8 x
untuk mengalami preeklampsia lagi
pada kehamilan selanjutnya.
Click icon to add picture

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai