Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

‘PERDARAHAN PADA KEHAMILAN


TRIMESTER PERTAMA’
Pembimbing:
dr. Sri Pudyastuti, Sp. OG (K)

dIisusun oleh:
Verosa Siregar

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN


RSUP PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ‘VETERAN’ JAKARTA
PENDAHULUAN

Kehamilan normal dapat menimbulkan masalah,


10-20% nya dapat berkembang menjadi
kehamilan patologis.

Angka kematian ibu didunia pada tahun 2015


yaitu mencapai 303.000 jiwa, di Asia tenggara
13.000, sedangkan di Indonesia yaitu 126 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

Penyebab tersering meliputi perdarahan (28%),


eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama
(5%), abortus (5%) dan lain lain (27%).
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y
Usia : 25 tahun
Tanggal lahir : 07 Agustus 1992
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pisangan Baru II
No. RM : 02-36-63-98
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Pasien mengaku keluar darah dari jalan lahir sejak 8 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir mulai flek flek sejak 9 Mei. Keluhan
dirasakan setelah pasien kembali ke jakarta dengan penerbangan. Flek keluar lebih
banyak pada tanggal 10 Mei, sekitar tanggal 14 Mei pasien mengaku keluar gumpalan
seperti jaringan, keluhan tersebut disertai dengan nyeri perut. Setelah keluar jaringan,
pasien mengaku darah yang keluar lebih banyak sehingga pasien merasa lemas, namun
perdarahan tersebut mulai berkurang, namun terkadang masih terdapat sedikit
perdarahan, sehingga pasien datang kerumah sakit pada tanggal 16 Mei.
• Pasien mengaku hamil 10 minggu, HPHT 7 Maret 2018. Pasien mengaku tidak pernah tes
kehamilan sebelumnya. Pasien tidak pernah melakukan kontrol kehamilan maupun USG.
• Pasien menyangkal adanya nyeri kepala, mual-muntah yang berlebihan saat hamil,
demam, batuk, namun pasien mengakui adanya sakit gigi.
Riwayat Menstruasi

• Haid pertama kali usia 15 tahun, lamanya sekitar 3-5 hari, siklus 30
hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari, nyeri haid disangkal.

Riwayat Menikah

• Pasien mengaku menikah 1 kali saat usia 23 tahun pada tahun 2016.
Suami juga menikah 1 kali berusia 26 tahun.

Riwayat Obstetri

• Pasien mengaku hamil anak pertama dan belum pernah keguguran.

Riwayat Kontrasepsi

• Pasien mengaku belum pernah menggunakan kontrasepsi dalam


bentuk apapun.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat Asma : Disangkal


• Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat Alergi Obat dan Makanan : Disangkal
• Riwayat Operasi : Disangkal
• Riwayat Trauma serupa sebelumnya : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat Asma : Disangkal


• Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat Alergi Obat dan Makanan : Disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

• Pasien bekerja sebagai karyawan sedangkan suami berkerja sebagai


wiraswasta, biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign
Tekanan darah : 118/82 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,4 º C
Sa. O2 : 98%
Kepala : normocephal
Mata : conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), mukosa hiperemis (-/-), sekret (-/-), deviasi septum (-/-)
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), perdarahan gusi (-), lidah kotor (-), faring hiperemis (-)
Leher : Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening (-), JVP dbn

Ins : Bentuk dan pergerakan dada simetris


Ins : Ictus cordis tak tampak
Pal : Fremitus taktil kanan = kiri, nyeri tekan (-)
Pal : Ictus cordiskuat angkat
Per : Sonor di seluruh lapangan paru
Per : konfigurasi jantung dalam batas normal
Ausk : Suara dasar vesikuler, ronki -/-, wheezing -
Ausk : Suara jantung I-II regular, M(-), G(-)
/-

Ins : Perut cembung, supel, distensi (-)


Edema (-/-)
Ausk : Bising usus (+) normal
Akral dingin (-/-)
Pal : Hepar & lien tidak m’besar, nyeri tekan (-)
Sianosis (-/-)
Per : Timpani
Regio genitalia
Inspeksi : Vulva-uretra tenang, perdarahan aktif negatif
Inspekulo : Portio terutup & livide, fluksus (+) tidak aktif, fluor (-)
Vaginal Touche : Portio kenyal, tertutup, tidak teraba massa adneksa,
parametrium lemas, cavum douglasi tidak menonjol, nyeri
goyang portio (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM Urinalisis 16 Mei 2018

Darah Perifer 16 Mei 2018 Warna Kuning muda


Lengkap Kejernihan Agak keruh
Hb 11 g/dL Leukosit 25-50/ LPB
Ht 31.8% Eritrosit Penuh
Eritrosit 3.820.000 /L Silinder Negatif
Leukosit 15.200 /uL Epitel +1 sel epitel gepeng
Trombosit 405.000 /uL Kristal Negatif
MCV 83.2 fl Bakteri Negatif
MCH 28.8 pg Berat jenis 1.025
MCHC 34.6 g/dL pH 5.5
RDW 13.3% Albumin Negatif
Masa perdarahan 3 menit Glukosa Negatif
Masa pembekuan 11menit Keton Negatif
GDS 87 mg/dL Darah / Hb +3
Bilirubin Negatif
Urobilinogen 3.4
Nitrit Negatif
Leukosit esterase +1
Tes kehamilan Positif
ULTRASONOGRAFI
• Uterus antefleksi, ukuran 9x6x8 cm ~ dalam batas normal
• Tampak gambaran hipohiperekoik ukuran 4x2x3 cm ~ sisa konsepsi
• Kedua ovarium dalam batas normal
RESUME
Pasien wanita usia 25 tahun mengaku hamil 10 minggu, mengeluh keluar flek flek,
gumpalan dan perdarahan sejak 8 hari sebelum masuk rumah sakit
Status lokalis pada inspeksi tidak didapatkan adanya perdarahan aktif. Pada
inspekulo didapatkan portio terutup & livide, fluksus (+) tidak aktif. Pada vaginal touche
ditemukan portio kenyal, tertutup, tidak teraba massa adneksa, parametrium lemas, cavum
douglasi tidak menonjol, nyeri goyang portio (-).
Pada pemeriksaan ulttrasonografi ditemukan adanya sisa konsepsi berukuran
4x2x3 cm.
Assesment • Sisa konsepsi pada G1P0A0 hamil 10 minggu

• Laminaria 1x12 jam

Planning •


Kuretase
Mobilisasi bertahap
Diet tinggi kalori tinggi protein

• IVFD RL 20 tpm
• Injeksi ceftriaxone 2 gram

Farmakologi •


Cefixime tab 200 mg 2x1
Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
Hemobion tab 360 mg 1x1
• Methergin 0,125 mg 3x1
FOLLOW UP
16 MEI 2018 (PRE-OP)
S O A P
Lemas, Tampak sakit sedang Sisa konsepsi - IVFD RL 20 tpm
perdarahan GCS : E4V5M6 pada G1P0A0 - Injeksi Ceftriaxone
aktif tidak Tanda Vital : hamil 10 2x1 amp
ada, BAB dan  TD : 110/70 mmHg minggu
BAK dalam  N : 90 x/ menit Laminaria 1x12 jam
batas normal  RR : 18 x/ menit  Kuretase
 S : 36,5 oC
 Sat O2 : 97%
FOLLOW UP
17 MEI 2018
S O A P
Nyeri luka Tampak sakit sedang P0A1 post - IVFD RL 20 tpm
bekas operasi, GCS : E4V5M6 kuretase a/i sisa - Cefixime tab 200 mg 2x1
perdarahan Tanda Vital : konsepsi - Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
aktif  TD : 110/70 - Hemobion tab 360 mg 1x1
(-), demam (-),  N : 80 x/ menit - Methergin 0,125 mg 3x1
pusing (-), mual  RR : 20 x/ menit - Mobilisasi bertahap
(-), muntah (-)  S : 36.6 oC - Diet tinggi kalori tinggi protein
 Sat O2 : 98%
FOLLOW UP
18 MEI 2018 (H+1)

S O A P
Nyeri luka Tampak sakit sedang P0A1 post Pulang:
bekas operasi, GCS : E4V5M6 kuretase a/i sisa - Cefixime tab 200
perdarahan Tanda Vital : konsepsi (H+1) mg 2x1
aktif (-), demam  TD : 110/70 - Asam mefenamat
(-), pusing (-),  N : 80 x/ menit tab 500 mg 3x1
mual (-),  RR : 18 x/ menit - Hemobion tab 360
muntah (-)  S : 36.8 oC mg 1x1
 Sat O2 : 99% - Methergin tab
0.125 mg 3x1
ABORTUS

Kehamilan Mola
Ektopik hidatidosa
ABORTUS
DEFINISI
Bahasa latin: Aboriri yang berarti keguguran.
Abortus didefinisikan sebagai ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan.
Batasannya yaitu usia kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gram

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS (2014) Williams Obstetrics 24th Ed. New York: Mc Graw Hill Education
EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian abortus sulit ditetapkan, sekitar 15-20%


kehamilan yang diketahui secara klinis menjadi abortus
spontan dan 80% terjadi pada trimester pertama.

Data dari beberapa studi menunjukan bahwa


setelah satu kali abortus spontan, pasangan punya
risiko 15% untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan bila 2 kali risikonya akan meningkat
25%. Beberapa studi meramalkan bahwa risiko
abortus setelah 3 kali abortus spontan yaitu 30-45%

Bennett VR & Brown LK (1997) Myles textbooks for Midwifes 13th Ed. Edinburgh
Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
KLASIFIKASI
Abortus spontan

• Abortus iminens
• Abortus insipens
• Abortus inkomplit
• Abortus komplit
• Missed abortion
• Septic abortion

Abortus berulang

Abortus provokatus

• Abortus medisinalis
• Abortus kriminalis

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kippehan M (2014) Women’s health and Gynecologic Disease, New York: Elsevier
FAKTOR RISIKO

FAKTOR FETAL FAKTOR MATERNAL


• Infeksi
• Penyakit terdahulu
• Obat-obatan
• Imunologis

Faktor lingkungan
Faktor lain

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS (2014) Williams Obstetrics 24th Ed. New York: Mc Graw Hill Education
ABORTUS IMINENS
Anamnesis

• Perdarahan pervaginam, mulas/nyeri perut

Pemeriksaan Fisik

• Ostium uteri terutup, besar uterus sesuai usia kehamilan

Pemeriksaan Penunjang

• USG: Hasil konsepsi baik


• Tes kehamilan (+)

Tatalaksana

• Bed rest hingga perdarahan berhenti dan tidak berhubungan seksual ± 2


minggu
• Tokolitik
• Derivat progesteron

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
ABORTUS INSIPIENS
Anamnesis

• Perdarahan pervaginam >> sesuai pembukaan serviks, mulas >>

Pemeriksaan Fisik

• Serviks mendatar, ostium uteri terbuka, besar uterus sesuai usia kehamilan

Pemeriksaan Penunjang

• USG: Gerak janin dan detak jantung janin abnormal, lepasnya plasenta
• Tes kehamilan (+)

Tatalaksana

• Perbaiki keadaan umum dan hemodinamik


• Evakuasi hasil konsepsi dan kuretase
• Uterotonik
• Antibiotik pasca prosedur

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
ABORTUS INKOMPLIT
Anamnesis

• Perdarahan pervaginam  syok, nyeri perut

Pemeriksaan Fisik

• Ostium uteri terbuka, teraba sisa jaringan dalam kavum uteri

Pemeriksaan Penunjang

• USG: Sisa jaringan (+)


• Tes kehamilan (+)

Tatalaksana

• Perbaiki keadaan umum dan hemodinamik


• Manual  Kuretase
• Uterotonik
• Antibiotik pasca prosedur

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
ABORTUS KOMPLIT
Anamnesis

• Perdarahan pervaginam, nyeri perut (+) ringan

Pemeriksaan Fisik

• Ostium uteri terutup, besar uterus tidak sesuai usia kehamilan

Pemeriksaan Penunjang

• USG: Tidak perlu dilakukan jika secara klinis memadai


• Tes kehamilan (+) 7-10 hari pasca abortus

Tatalaksana

• Bed rest
• Evaluasi keadaan umum dan hemodinamik

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
MISSED ABORTION
Anamnesis

• Tidak merasakan pertumbuhan janin, tanda kehamilan menghilang, perdarahan (+)/(-)

Pemeriksaan Fisik

• Uterus lebih kecil dari usia kehamilan, DJJ (-)

Pemeriksaan Penunjang

• USG: Uterus mengecil, tanda kehamilan (-)


• Tes kehamilan (+) 7-10 hari pasca kematian janin

Tatalaksana

• < 12 minggu: Buka serviks dengan laminaria  keluarkan hasil konsepsi dilatasi dan kuretase
• >12 minggu: Induksi (IVFD NaCl + Oksitosin 10 U, 20 tpm), tidak berhasil penderita diistirahatkan,
ulangi maksimal 3 kali

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
SEPTIC ABORTION
Anamnesis

• Demam, perdarahan pervaginam berbau, upaya abortus tanpa peralatan steri

Pemeriksaan Fisik

• Tekanan darah menurun, RR meningkat, HR meningkat, Suhu tinggi


• Uterus teraba membesar dan lembut, nyeri tekan (+)

Pemeriksaan Penunjang

• Px Lab: Leukositosis

Tatalaksana

• Antibiotik hingga 2 hari bebas demam


• Kuretase 6 jam setelah pemberian antibiotik adekuat
• Histerektomi bila perlu

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
ABORTUS BERULANG

Anamnesis

• Riwayat abortus ≥3 kali

Etiologi

• Serviks inkompeten  Fiksasi serviks (melingkari kanalis


serviks dengan benang sutera yang tebal 
SHIRODKAR/McDonald)
• Imunologis (kegagalan lymphsite trophoblast cross reactive)
 Tranfusi leukosit / heparinisasi

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
KEHAMILAN ANEMBRIONIK
Definisi

• Kehamilan patologis dimana mudigah tidak


terbentuk sejak awal, namun kantong gestasi
tetap terbentuk

Diagnosis

• USG 7-8 minggu, diameter kantong gestasi 2,5


cm  ulangi 2 minggu kemudian  tetap 
kehamilan anembrionik

Tatalaksana

• Terminasi kehamilan  dilatasi dan kuretase

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
DIAGNOSIS BANDING

Kehamilan ektopik

Penyakit trofoblastik

Servisitis

Laserasi vagina saat koitus / trauma

Perdarahan traktus urinaria

Perdarahan subkorionik

Keganasan serviks atau vagina


Kippehan M (2014) Women’s health and Gynecologic Disease, New York: Elsevier
Mukhopadyay S, Morris E & Arulkumaran S (2014) Algorithm for Obstetrics and Gynecologic. United Kingdom: Oxford University Press
KEHAMILAN EKTOPIK
DEFINISI
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan dengan pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri.
Sekitar 95% kehamilan ektopik berada di saluran tuba

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS (2014) Williams Obstetrics 24th Ed. New York: Mc Graw Hill Education
FAKTOR RISIKO
Riwayat

High Risk
penyakit
radang Riwayat

Moderate Risk
panggul infeksi
Pembedahan genital, Merokok
terutama

Low Risk
tuba
yang Berhubungan
Riwayat seksual
kehamilan berulang
pertama kali
ektopik Infertilitas saat usia <18
sebelumnya Berhubungan tahun
Tumor atau seksual lebih Usia >35
kelainan dari satu tahun
kongenital pasangan
tuba dalam satu Ligasi tuba
waktu Fertilisasi in
vitro

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS (2014) Williams Obstetrics 24th Ed. New York: Mc Graw Hill Education
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

• Amenore
• Nyeri perut
• Perdarahan pervaginam setelah nyeri perut

PEMERIKSAAN FISIK

• Nyeri goyang portio (+)


• Cavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium (DPL)
• Kuldosentesis Massa
Darah heterogen di adneksa
segar berwarna merah, yang membeku dalam beberapa menit
Kantung ekstrauterin kosong dengan cincin hiperekoik (Doughnut/Bagel sign)
• Laparoskopi  darah vena atau arteri
Kantung ekstrauterine berisi embio dengan atau tanpa detak jantung
Darah tua berwarna cokelat-hitam, tidakretrouterina)
membeku atau terdapat bekuan kecil
• USG Cairan bebas
kecil
di kavum Douglasi
hematokel
(Hematokel
retrouterina
Kavum uteri berisi debris dan cairan eksudat (Intrauterine pseudosac)
• hCG: >1000 U  KE

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS (2014) Williams Obstetrics 24th Ed. New York: Mc Graw Hill Education
Mukhopadyay S, Morris E & Arulkumaran S (2014) Algorithm for Obstetrics and Gynecologic. United Kingdom: Oxford University Press
METOTREKSAT
Metotreksat 1 mg/kgBB IV dan faktor sitrovorum 0,1 mg/kgBB IM, berselang seling
setiap hari selama 8 hari.

Kontraindikasi penggunaan metotreksat yaitu:


• Hipersensitivitas terhadap metotreksat
• Ibu menyusui
• Immunodefisiensi
• Alkoholik atau penderita gangguan fungsi hati
• Penyakit pulmonar
• Ulkus peptikum
• Difungsi ginjal

Kippehan M (2014) Women’s health and Gynecologic Disease, New York: Elsevier
PROGNOSIS
Kematian akibat kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis
dan persediaan darah yang cukup. Akan tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian
dapat tinggi.
Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersifat bilateral,
sebagian perempuan menjadi steril setelah mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang
lain.
Angka kehamilan ektopik berulang berkisar 0-14,6%

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
MOLA HIDATIDOSA
DEFINISI
Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir selalu vili korialis mengalami perubahan degenerasi hidrofik.
Di Asia, insidens mola hidatidosa komplit tertinggi di Indonesia yaitu 1 dari 77
kehamilan dan 1 dari 57 persalinan.

Faktor risiko:
• Usia ibu
• Riwayat kehamilan mola sebelumnya
• Faktor geografik dan etnis
• Usia ayah

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mukhopadyay S, Morris E & Arulkumaran S (2014) Algorithm for Obstetrics and Gynecologic. United Kingdom: Oxford University Press
Kippehan M (2014) Women’s health and Gynecologic Disease, New York: Elsevier
DIAGNOSIS

• Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin


Anamnesis • Mual dan muntah hebat
• Nyeri perut

Pemeriksaan
• Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
• Tidak ditemukan janin intrauteri
Fisik •

Serviks terbuka
Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)

Pemeriksaan • Snow flake pattern


Penunjang
Beckmann CRB, Ling FW, Barzansky BM, Herbert WNP, Laube DW, Smith RB (2010) Obstetrics and Gynecology Sixth edition. Philadeplhia: Lippincot Williams
& Wilkins, a Wotters Kluwer Health
Mukhopadyay S, Morris E & Arulkumaran S (2014) Algorithm for Obstetrics and Gynecologic. United Kingdom: Oxford University Press
TATALAKSANA

Perbaiki keadaan umum dan


hemodinamik

Vakum kuretase dan


histerektomi

Kemoterapi (jika perlu)

Mukhopadyay S, Morris E & Arulkumaran S (2014) Algorithm for Obstetrics and Gynecologic. United Kingdom: Oxford University Press
FOLLOW UP
Pemeriksaan kadar hCG dilakukan tiap minggu hingga diperoleh 3 kali kadar negatif,
kemudian 6 kali kadar hCG normal yang diperiksa sebanyak 6 kali disertai pemeriksaan
panggul. Jika kadar hCG meningkat, maka perlu dilakukan pemeriksaan foto thoraks.

Prawirohardjo S & Hanifa W (2008) Ilmu Kandungan Edisi II, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
INDIKASI KEMOTERAPI
• Pola kadar hCG mengalami regresi abnormal (peningkatan kadar hCG >10% atau kadar
hCG menetap 3 kali pemeriksaan dalam 2 minggu)
• Terjadi rebound hCG
• Diagnosis histologi koriokarsinoma atau placental site in throphoblastic tumor
• Terdapat metastasis
• Kadar hCG tinggi (>20.000 mIU/ml selama lebih dari 4 minggu pasca evakuasi)
• Kadar hCG meningkat secara menetap enam bulan pasca evakuasi

Kippehan M (2014) Women’s health and Gynecologic Disease, New York: Elsevier
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai