• Nyeri pinggang
• Community: Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya.
Keluarga pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah
ke bawah.
• Occupational: Pasien bekerja sebagai mahasiswa di Jakarta,
namun setelah menderita penyakit pasien berhenti kuliah
dan berdiam diri di rumah.
• Personal Habit: Pasien menggemari olahraga pencak silat
namun pasien merupakan perokok sejak masuk kuliah,
sering mengkonsumsi minuman bersoda dan sering
bergadang. Penggunaan minuman beralkohol, obat –
obatan terlarang disangkal oleh pasien. Pasien juga tidak
pernah melakukan hubungan seks di luar nikah.
• Drugs and Diet: Pasien makan tidak teratur 1 sampai 3 kali
sehari, jarang makan nasi, sayur dan buah buahan. Pasien
lebih sering mengkonsumsi mie instan dan
snack/makanan ringan.
Pemeriksaan Fisik
ABDOMEN
Kepala :Mesosefal, edema (+)
COR
Inspeksi Datar, venektasi
Keadaan Umum abdomen
:Sklera
sakit (-)
Mata
Inspeksi :Konjungtiva
IC terlihat
anemis di(-/-),
SIC V 2 jarisedang
ikterik
medial(-/-)
LMCS
Auskultasi Bising
Kesadaranusus (+) normal
Hidung :Napas Cuping
PulsasiHidung
Parasternal(-) : compos mentis
(-), Pulsasi Epigastrium (-)
Perkusi Timpani di seluruh
GCSlidah (-), Sianosis lapang
: E4V5M6 abdomen
Mulut :Atrofi papil (-), Glossitis (-),
Palpasi Supel, nyeri tekan (-)
Leher :Deviasi Tanda
Palpasi Trakea Vital
IC teraba(-),di
JVPSIC5+2V 2cmH jari 2medial
O LMCS,
Hepar Tidak
Tekanan teraba
darah pembesaran
kuat angkat (-) : 120/70 mmHg
Lien Tidak teraba pembesaran
Nadi : 64 x permenit
PULMO
Inspeksi :dindingRespiratory
Perkusi Kanan
dada simetris,
atas diRateSIC : II
20LPSD
ketinggalan x permenit
gerak (-), retraksi
EKSTREMITAS Suhu
(-)atas di SIC II :LPSS 36.4 C 0
intrakostal
Kiri
Superior Koilonikia (-), Edema (-/-), akral hangat (+/+),
Palpasi :Vocal fremitus
Kanan apex
bawah dan dibasal
SIC IV simetris
LPSD (dekstra sinistra)
sianosis (-/-), Clubbing finger (-/-)
Perkusi :Sonor diPemeriksaan
Kiri
seluruh
bawah diAntropometri
lapang SIC
paru,V, 2Batas
jari medial
paru hepar
LMCSdi SIC V LMCD
Beratvesikular
Auskult :Suara dasar Badan di kedua lapang : 62 paru,
kg wheezing (-/-),
Inferior Koilonikia
Tinggi Badan (-), Edema (-/-),: akral 162 hangat (+/+), sianosis
cm
Auskultasi
ronkhi basah
S1>S2,kasar
reguler,
(-/-),gallop
ronkhi(-), basah
murmur
halus (-)
(-/-)
(-/-), Clubbing finger (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 13.5 g/dL
Leukosit : 14.090 U/L (H)
Hematokrit : 41
Eritrosit : 5.2 x 106 /uL
Trombosit : 185.000/uL
Ureum : 79.5 mg/dL (H)
MCV : 79.4 (L)
Kreatinin : 1.24 mg/dL
MCH : 26pg/cell
MCHC : 32.7 %
Glukosa sewaktu : 82 mg/dL
RDW : 15.5% (H)
MPV : 9.3 fL (L)
Natrium : 142 mmol/L
Hitung Jenis
Kalium : 4,3 mmol/L
Basofil : 0,1%
Klorida : 112 mmol/L (H)
Eosinofil : 0,3% (L)
Batang : 10,7% (H)
Segmen : 75,6% (H)
Limfosit : 8,4% (L)
Monosit : 4,7%
Urinalisis (6/10/17)
Sedimen
Urine lengkap
Eritrosit : 1-2
Warna : Kuning
Leukosit : 0-1
Kejernihan : Jernih
Epitel : 0-1
Bau : Khas
S. Hialin : Negatif
Urobilinogen : Normal
S. Lilin : Negatif
Glukosa : Normal
S. Eritrosit : Negatif
Bilirubin : Negatif
S. Leukosit : Negatif
Berat Jenis : 1.015
Granuler Halus : Negatif
Eritrosit : 10
Granuler Kasar : Negatif
pH : 6.0
Kristal : Negatif
Protein : 30
Bakteri : 1-10
Leukosit : Negatif
Trikomonas : Negatif
Jamur : Negatif
Urinalisis (13/10/17)
Sedimen
Urine lengkap
Eritrosit : 1-2
Warna : Kuning
Leukosit : 0-1
Kejernihan : Agak keruh
Epitel : 1-2
Bau : Khas
S. Hialin : Negatif
Urobilinogen : Normal
S. Lilin : Negatif
Glukosa : Normal
S. Eritrosit : Negatif
Bilirubin : Negatif
S. Leukosit : Negatif
Berat Jenis : 1.015
Granuler Halus : Negatif
Eritrosit : 10
Granuler Kasar : Negatif
pH : 6.0
Kristal : Negatif
Protein : 30
Bakteri : 0-10
Leukosit : Negatif
Trikomonas : Negatif
Jamur : Negatif
Hasil Ro. Lumbosacral AP-Lateral
Kesan:
1. Compressi fraktura VL 2
2. Trabekulasi tulang tampak porotic
3. Penyempitan discus intervertebrae L1-2, 2-3
Diagnosis
Osteoporosis induced kortikoglukokortikoid
Hipertensi
Sindroma Nefrotik
Penatalaksanaan
Farmakologi Non-Farmakologi
- IFVD RL : aminofluid 10 tpm - Diet rendah protein
- Inj. MP 4 mg 1x1 amp (0.8-1 g/KgBB/hari)
- Inj. Furosemid 1 amp/12 jam - Diet rendah garam
- Inj. Ranitidin 2x50 mg (Konsumsi Na 2 g/hari)
- Inj. Salimun 1x25 mg - Penggunaan korset lumbal
- Inj. Bondronat 1amp/24 jam - Rehabilitasi medik
- PO Asam folat 1x1
- PO Adalat 1x1
- PO Calos 3x1
- PO Osteofel 3x1
Prognosis
Ad fungtionam : ad malam
Ad vitam : ad malam
Ad sanationam : ad malam
Definisi
Penurunan massa tulang
Kelainan mikroarsitektur jaringan tulang
Kerapuhan tulang
FRAKTUR
Prevalence of Vertebral Deformity
The Canadian Multicentre Osteoporosis Study
4
Control
3 2,3
2,6 2.5–7.5 mg/d
1,8 >7.5 mg/d
2
1 1
1
0
Hip Spine
van Staa TP, et al. J Bone Miner Res. 2000;15:993-1000.
Corticosteroid-Induced Osteoporosis
Relative Risk for Fracture by Time on Steroids
40 37
Nonvertebral Fracture Rate
35
31
30
(Per 1000 PYR)
25
20
20
15
10
5
0
<5 Years 5–10 Years >10 Years
Graphic courtesy of Dr. Jonathan Adachi.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Deformitas tulang
• Nyeri spinal
• Spasme otot
Pemeriksaan Radiologi
BMD
Bone Mineral Density (BMD)
Evaluasi risiko fraktur
Tatalaksana
Follow-Up
Evaluasi Risiko Fraktur
(BMD, FRAX)
Tatalaksana
Follow-Up
Evaluasi Risiko Fraktur
Tatalaksana
Follow-Up
Bifosfonat
Mekanisme:
Berikatan dengan permukaan tulang dan menghambat
kerja osteoklas dengan cara mengurangi produksi
proton dan enzim lisosom.
Efek samping:
- Iritasi esofagus
- Demam dan limfopenia
Teriparatide
PTH sintetik
Mekanisme kerja dengan cara meningkatkan jumlah
dan aktivitas osteoblas
Dosis: 20 µg/hari SC
Evaluasi Risiko Fraktur
Tatalaksana
Follow-Up
(Monitoring & Persistence)
Terimakasih