Anda di halaman 1dari 26

‘ALGORTIHMS FOR THE TREATMENT OF

MOTOR PROBLEMS IN PARKINSON’S


DISEASE

Pembimbing:
Dr. Tan Yosephine, Sp. S

disusun oleh:
Verosa Siregar

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU SARAF


RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ‘VETERAN’ JAKARTA
IDENTITAS JURNAL
Judul

• Algorithms for the treatment of motor problems in Parkinson’s disease

Penulis

• E. Dietrichs1, P. Odin2,3
• 1Department of Neurology, Oslo University Hospital and University of
Oslo, Oslo, Norway
• 2Department of Neurology, Skane University Hospital, University of
Lund, Lund, Sweden
• 3Department of Neurology, Klinikum-Bremerhaven, Bremerhaven,
Germany

Publikasi

• Acta Neurologica Scandinavica. Januari 2017;136:378-385


Abstrak
Beberapa strategi yang berbeda cukup strategis sebagai upaya untuk
perawatan medis gangguan motorik pada penyakit Parkinson. Banyak pedoman
dan ulasan berbasis bukti telah tersedia, namun tidak ada dokumentasi atau
konsensus yang mendukung hanya satu strategi pengobatan. Jurnal ini
menyajikan dua algoritma yang mungkin berguna untuk memutuskan pemberian
terapi yang efektif pada pasien dengan penyakit Parkinson di berbagai tahapan
penyakitnya. Algoritma pertama menyarankan satu cara untuk mengobati
penyakit Parkinson dari onset awal gejala motorik. Algoritma ini sebagian besar
berdasarkan pada rekomendasi pengobatan dari negara negara Skandinavia dan
Jerman. Algoritma lainnya dimaksudkan sebagai bantuan untuk memilih
perangkat alat bantu yang dapat digunakan pada penyakit Parkinson tahap lanjut.
Tidak ada data komparatif yang cukup untuk merekomendasikan satu jenis
pengobatan, baik pada penyakit Parkinson tahap awal maupun tahap lanjut yang
disertai komplikasi motorik. Perawatan individual diperlukan bagi setiap pasien.
Algoritma saat ini hanya merupakan alternatif untuk membantu keputusan
pengobatan.
Pendahuluan
• Gangguan neurodegeneratif yang menyebabkan kematian di
neuron dopaminergik substansia nigra, selain itu juga di
Definisi beberapa nukleus neuron batang otak dan korteks serebri.

• Tremor
• Rigiditas Postural Instability
Diagnosis • Akinesia/bradikinesia

• TERAPI DOPAMINERGIK
Tatalaksana
Terapi Fluktuasi
dopaminergik motorik

Jurnal ini menyajikan satu strategi pengobatan yang mungkin dapat digunakan
sebagai terapi gangguan motorik pada penyakit Parkinson. Pedoman ini ditulis
dengan referensi khusus sebagai rekomendasi perawatan dari negara negara
Skandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia) dan Jerman, namun juga disertai
pendapat pribadi dari penulis.
Terapi Terapi
Terapi
komplikasi
inisial simptomatik
motorik

Terapi
Terapi
perangkat
lanjutan
tambahan
Terapi Inisial
DATATOP(Selegiline)
• Selegiline dapat menunda kebutuhan levodopa pada awal
Parkinson terdiagnosis, tetapi kebanyakan peneliti menafsirkan ini
sebagai efek gejala yang disebabkan oleh penggunaan MAO-
inhibitor yang menunda eliminasi dopamin dari sinaps
dopaminergik.
• Pasien yang menerima plasebo membutuhkan dosis levodopa
yang lebih tinggi daripada pasien yang menerima selegiline.

ADAGIO(Rasagiline)
• Tidak ada konsensus international yang menggunakan rasagiline
sebagai obat neuroprotektif.
• Studi lanjutan, selama 3 tahun gagal untuk menunjukan manfaat
jangka panjang dari pengobatan rasagiline pada awal Parkinson
terdiagnosis.
REKOMENDASI
Pedoman Jerman dan Swedia memberi prioritas
tinggi terhadap MAO-inhibitor sebagai salah satu
opsi untuk perawatan awal. Namun, pedoman di
Jerman menekankan bahwa efek modifikasi
penyakit MAO-inhibitor masih belum jelas

Rekomendasi dosis awal:


Selegiline 1x10 mg/hari
Rasagiline 1x1 mg/hari

Rekomendasi:
KI relatif: Usia tua (>75 tahun)
Obat-obatan ini tidak boleh diperkenalkan jika
hanya diindikasikan untuk memodifikasi penyakit
Terapi Simptomatik

Levodopa, agonis dopamin dan MAO-inhibitor

Fluktuasi motorik lebih sering terjadi pada monoterapi agonis


dopamin dibandingkan monoterapi dengan levodopa.
Terjadinya fluktuasi motorik tampaknya tertunda ketika
pengobatan dimulai dengan kombinasi agonis dopamin dan
levodopa, namun kombinasi ini hanya ditambahkan ketika
pengobatan yang lebih kuat dibutuhkan.

Efek samping agonis dopamin:


Halusinasi, somnolen dan edema tungkai
Retroperitoneal, pleuropulmonary, dan fibrosis katup jantung
Gangguan kontrol impuls/ Impulse Control Disorder (ICD)
seperti perjudian, perilaku seksual kompulsif
Impulse Control Disorder

Weintraub et al (2010)

• Pasien Parkinson yang menggunakan


agonis dopamin (17,9%)
• Agonis dopamin tanpa levodopa (7,4%)
• Agonis dopamin dengan levodopa (4,6%)
• Levodopa saja (1,2%)
REKOMENDASI
Levodopa adalah satu satunya obat dengan
prioritas tertinggi untuk terapi awal dalam pedoman
Swedia yang terbaru, namun Jerman
merekomendasikan penggunaan dosis yang efektif
serendah mungkin.

Jika terapi simptomatik awal dari waktu ke waktu


tidak cukup, maka dianjurkan untuk meningkatkan
dosis, baik pengobatan yang sudah dimulai
dengan agonis dopamin atau dengan levodopa.

Jika efek yang memuaskan masih tidak tercapai


dengan satu obat dopaminergik, terapi kombinasi
levodopa dan agonis dopamin dianjurkan.
Terapi Komplikasi Motorik
REKOMENDASI

• MAO-inhibitor mencegah kerusakan dopamin dan Cathecol-O-Methyl-


transferase (COMT) inhibitor mengurangi metabolisme levodopa dan
memperpanjang waktu paruhnya diplasma. Kedua terapi ini dapat
memperpanjang efek levodopa dan dapat digunakan untuk melawan
fluktuasi motorik lainnya.

• Jika pasien sudah menggunakan MAO-inhibitor ketika komplikasi


motorik berevolusi, maka dianjurkan untuk menambahkan COMT-
inhibitor.

• Efek amantadine sebagai anti diskinetik telah didokumentasikan


dengan baik sehingga amantadine direkomendasikan untuk melawan
fluktuasi motorik dan diskinesia.
Terapi Perangkat Tambahan

Perangkat tambahan
Apomorphine
Deep Brain Stimulation LCIG pump
pump

STN-DBS GPi-DBS
Efek Samping
• Infeksi implan (5,6%)

DBS •


Hematoma intraserebral pra/pasca operasi (0-1,3%)
Gg. Keseimbangan dan gaya berjalan (8,2-13,7%)
Gg. Kepribadian dan fungsi kognitif

LCIG • Penyisipan alat dan nyeri perut (dianggap serius pada


17% pasien)

• Komplikasi kulit di tempat infus

Apo •


Perubahan neuropsikiatrik
Somnolen
Hipotensi ortostastik
REKOMENDASI
Data setelah penggunaan terapi 6 bulan dari
penelitian prospektif terbaru menunjukan peningkatan yang
signifikan dalam kualitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan, namun hanya 100 dari 142 pasien tetap
menjalankan pengobatan apomorphine.
Infus apomorphine memiliki efek yang baik pada
fluktuasi motorik dan diskinesia, tetapi ¾ dari pasien
dihentikan dalam 4 tahun pertama, dengan alasan utama
penghentian karena efek terapi yang menurun
Terapi Lanjutan
Pilihan terapi lanjutan mungkin paling baik
dilakukan oleh tim profesional tenaga kesehatan dengan
pengalaman dari semua 3 terapi perangkat tambahan.
Penting untuk memutuskan pengobatan mana yang
paling memungkinkan untuk meringankan masalah dan
mengembalikan kemampuan fungsional pasien.
Pasien harus mendapat informasi mengenai semua
pilihan terapi yang tersedia
Kesimpulan

Penting untuk memperlakukan setiap pasien secara individual.


Fokus harus diletakan pada gejala motorik maupun non-motorik yang paling
mengganggu disetiap tahapan penyakit. Algoritma yang disajikan hanya
dimaksudkan sebagai dukungan dan hanya mencantumkan satu proses
pengambilan keputusan alternatif untuk menangani masalah motorik dan
oleh karena itu harus diterapkan dengan hati hati.
Penting juga untuk diingat bahwa obat hanya satu bagian dari
terapi pengobatan Parkinson. Informasi, dukungan sosial, latihan fisik dan
latihan keseimbangan mungkin penting. Selain itu, pendekatan multidisiplin
telah direkomendasikan. Kolaborasi profesional kesehatan, pasien,
keluarga dan pengasuhnya dapat memberikan pendekatan individual yang
terbaik. Rehabilitasi berbasis tim harus dipertimbangkan pada setiap
pasien.
CRITICAL APPRAISAL
Judul dan pengarang
No Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1. Jumlah kata dalam judul < +
12 kata
2. Deskripsi judul Menggambarkan isi utama penelitian,
cukup menarik, tanpa singkatan, tidak
digarisbawahi, tidak diakhiri tanda
titik, tidak ditulis di antara tanda kutip.

3. Daftar penulis sesuai +


aturan jurnal
4. Korespondensi penulis +
5. Tempat dan waktu +
penelitian dalam judul
6. Subyek penelitian -
Abstrak
No Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)

1. Abstrak 1 paragraf +

2 Secara keseluruhan informatif +

3. Tanpa singkatan selain yang baku +

4. Kurang dari 250 kata + (149)

5. Tidak menuliskan kutipan pustaka +


Jurnal ini menyajikan Belum membahas
satu strategi mengenai terapi non-
pengobatan yang motorik karena jenis
mungkin dapat terapi tersebut masih
digunakan sebagai dalam penelitian dan
terapi gangguan data yang didapatkan
motorik pada juga masih terlalu
penyakit Parkinson. sedikit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai