Presented by:
Adri Samudera Ramandey, S.Ked
Arklafina A Sesa, S.Ked
Rosyidah Q A’yun, S.Ked
PT :
APTT :
Resume
Ny. NW, 33 thn hamil 38-39 minggu; MRS 12 April USG : Plasenta Previa Totalis
2023 Pemeriksaan Lab :
Keluar darah banyak dari jalan lahir ± 2 gelas, nyeri Hb : 4,5 g/dl
(-) sejak 4 hari SMRS RBC :2,49 x106/mm3
Hamil ini, HPHT 29 Juli 2022, HPL : 6 April 2023 HCT : 18,1 %
ANC 7x di dokter Sp.OG WBC : 12,1 x 103/mm3 Platelet :
TD: 150/90 mmHg, Edema tungkai (+/+), 282 x 103/mm3
Konjungtiva anemis PT :
Leopold I : teraba bagian besar, lunak, tidak APTT :
melenting kesan bokong, TFU 31 cm, HIS (+) jarang
Leopold II: Punggung kiri, DJJ 156x/menit
Leopold III: teraba bagian bulat, keras, melenting,
kesan kepala
Leopold IV: konvergen, mulai masuk PAP
VT : tidak dilakukan, fluksus (+) tidak aktif
Planning Diagnostik
Diagnosis Terapi Monitoring
G2P0A1 (Riw. KET), usia • O2 nasal canule 2-4 lpm • Keluhan pasien
33 tahun, usia kehamilan • Perbaikan KU • Jumlah perdarahan
38-39 minggu + PAP e.c • TTV
• Injeksi Asam tranexamat 500 mg/8jam/iv
Plasenta Previa + Anemia • DJJ
gravis + Preeklamsia • Injeksi Dexamethasone amp/12 jam/im
• HIS
• Injeksi Ceftriaxone 1gram/12 jam/iv
• Transfusi PRC 2 kolf, WB 1 kolf
• Konsul Sp. OG untuk rencana SC.
Edukasi
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien yaitu perdarahan akibat kondisi plasenta previa
yaitu plasenta terletak dibawah rahim
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien untuk
melihat kondisi bayi dan pengaruh kondisi pasien terhadap gangguan fungsi organ
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang terapi yang dilakukan yakni terlebih dahulu menstabilkan
kondisi/
Daftar Masalah
No. Masalah Data Pendukung
DEFINISI Istilah
Sectio caesarea primer
Sectio caesarea sekunder
Sectio sesarea merupakan suatu cara
Sectio caesarea ulang
melahirkan janin, plasenta dan selaput
Sectio caesarea histerektomi
melalui irisan pada dinding perut (laparatomi) Sectio caesarea post mortem
T a t a la k s a na U m um Tatalaksana
Khusus
a. Terapi konservatif
b.Terapi aktif
Tatalaksana Umum
Terapi Konservatif
Terapi Khusus
Anemia Pada Kehamilan
Anemia Hipoproliferatif
Menghambat invasi
Penurunan ekspresi trofoblas de dalam
Plasenta desidua
HLA-G pada desidua
hipertensi dalam
daerah plasenta
kehamilan
Kardiovaskula Geneti
r k
03 04
Antihipertensi Kortikosteroid
Penurunan insiden hipertensi berat dan • Sebagai terapi sindrom HELLP
kebutuhan terapi antihipertensi • Untuk menurunkan resiko RDS dan
tambahan mortalitas janin serta neonatal
Manajemen
Ekspetatif
Pre-Eklamsia
tanpa Gejala
Berat
Perawatan
Konservatif Pre-
Eklamsia tanpa
Gejala Berat
Manajemen
Ekspetatif
Pre-Eklamsia
Gejala Berat
Magnesium Sulfat
Relaksasi otot polos Menghambat reseptor NMDA
vasodilatasi pd perifer & uterus mencegah asfiksia dan kejang
Rekomendasi
Target <160/110 mmHg
Lini pertama, Nifedipin oral short acting, hydralazine, dan labetalol parenteral
Alternatif Nitrogilserin, metildopa, labetolol
Kortikosteroid Antenatal
penurunan mortalitas janin dan neonatal, RDS, kebutuhan ventilasi
mekanik/CPAP, kebutuhan surfaktan dan perdarahan serebrovaskular,
necrotizing enterocolitis serta gangguan pekembangan neurologis.
Rekomendasi
Diberikan pada UK 24-34 mgg
Betamethason Deksamethason
2x 12mg IM 4x 6mg IM
diberikan dengan jarak 24jam diberikan pada jarak 12 jam
Diagnosis Banding
IVFD RL 20 tpm
- Lakukan rawat inap atau tirah baring.
Injeksi Asam tranexamat 500 mg/8jam/iv - Berikan antibiotika
Injeksi Dexamethasone amp/12 jam/im - Apabila terjadi kontraksi, berikan obat-
Injeksi Ceftriaxone 1gram/12 jam/iv obatan tokolitik, yaitu: MgSO4 sebanyak 4
gram/iv
Transfusi PRC 2 kolf, WB 1 kolf - Pemberian betamethasone 12 m secara IV
Jangan VT jika tidak ada HIS yang adekuat dosis tunggal yang berfungsi untuk
Perbaikan KU membantu pematangan paru-paru janin.
- Berikan tablet Fe 60 mg per oral selama 1
SCTP
bulan
Jika diagnosis plasenta letak rendah, perdarahan - Persiapkan sarana transfuse darah
sedikit, janin presentasi kepala, maka dapat
dilakukan tindakan persalinan spontan
pervaginam. Jika tidak, maka lakukan seksio
secarea.
Penatalaksanaan setelah operasi pada kasus