Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN KASUS

Sectio Caecarea Pada Plasenta Previa


disertai Anemia
Pembimbing:
dr. Filvanus Jabiy, Sp.OG

Presented by:
Adri Samudera Ramandey, S.Ked
Arklafina A Sesa, S.Ked
Rosyidah Q A’yun, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN OBGYN


RSUD DR. JOHN PIET WANANE KABUPATEN SORONG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
2023
Anamnesis Identitas
Nama : Ny. NYY
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 23 April 1984
Usia : 33 Tahun
Alamat : Km. 10
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 12 April 2023
Tanggal MRG : 12 April 2023
Tanggal KRS : 22 April 2023
Anamnesis
Keluhan Utama :
Keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dari rujukan praktek dokter mandiri ke IGD RSUD JP Wanane tanggal 12April
2023 pk. 21.34 WIB. Pasien mangatakan hamil 8 bulan hamil anak kedua. Pasien
mengeluhkan keluar darah banyak dari jalan lahir dirumah sejak 4 hari SMRS. Darah yang
keluar sekitar 2 gelas berwarna merah segar. Keluhan tidak disertainyeri. Pasien tidak merasa
kencang-kencang. Tidak keluar lendir atau air dari jalan lahir sebelum dan saat
perdarahan. Keluhan lemas (+), pusing (+), lemas (+), dan kadang sesak namun
tidak mual, muntah, dan demam. Riwayat pijat ke dukun (-). Gerakan janin masih
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi dalam kehamilan, diabetes mellitus, asma, dan alergi disangkal oleh
pasien. Pasien memiliki riwayat operasi hamil di luar kandungan (KET) tahun 2012.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan
penyakit genetik disangkal oleh pasien.
 Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mendapatkan pengobatan lain selain pengobatan yang diberikan oleh
dokter saat ini. Pasien tidak menggunakan obat-obatan kontrasepsi.
Anamnesis
Riwayat Obstetri dan Ginekologi
 HPHT : 29 Juli 2022
 HPL : 06 April 2023
 Riwayat ANC : 7 kali di dokter Sp.OG di Sorong
 Riwayat KB : -
 Riwayat Obstetri :
I. Tahun 2012KET dan di Operasi
II. Hamil Sekarang
 Menarche : Umur 13 tahun
 Siklus haid : Setiap 28 hari, lamanya 1 siklus 3-5 hari, setiap awal bulan.
 Terdapat riwayat darah tinggi pada kehamilan pertama.
 Pernikahan : 1x sudah 10 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Kondisi Umum : tampak


lemas Kepala Leher
Kesadaran : Kompos mentis
• Rambut, mata (konjungtiva
GCS : E4 V5Tanda
Tanda M6 Vital
pucat +/+, sklera ikterik -/-),
Tekanan Darah : 101/66 mmHg telinga, hidung, mulut tidak
Nadi : 88 kali/menit
tampak kelainan
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC • Perbesaran KGB & tiroid (-)
SpO2 : 98%
Pemeriksaan Fisik
Thoraks Paru Thoraks Jantung Abdomen
• Inspeksi: Iktus Kordis tidak • Inspeksi: Striae (-), scar (+)
• Inspeksi: Pengembangan
terlihat • Palpasi: Organomegali (-),
dada simetris, retraksi (-) • Palpasi: Iktus kordis teraba nyeri tekan epigastrik (-),
di ICS 5 linea midclavicula nyeri suprapubik (-)
• Palpasi: Fremitus kedua
sinistra • Perkusi: Timpani, shifting
sisi sama kuat, masa (-) • Perkusi: Batas jantung kiri di dullness (-)
ICS 5 linea midclavicula • Auskultasi: Bising usus (+)
• Perkusi: Sonor di kedua
sinistra, batas jantung kanan
lapang paru di ICS 5 linea parasternalis
dextra Ekstremitas
• Auskultasi: Vesikuler (+/+),
• Auskultasi: Bunyi jantung S1
ronkhi (-/-), wheezing (-/-) dan S2 teratur, gallop (-), Deformitas (-), edema
mur-mur (-). ekstremitas bawah (+/+).
Status Obstetri
Pemeriksaan Obstetri Luar Pemeriksaan Dalam

• Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak (bokong) Tidak dilakukan


• Leopold II : Teraba bagian keras, rata di sisi kiri ibu
(punggung di kiri)
• Leopold III : Teraba bagian bulat, keras (kepala)
• Leopold IV : Konvergen 4/5
• TFU : 31 cm
• LP : 101 cm
• HIS : 2x10 (15-20 detik)
• DJJ : 13-12-14 52 + 48 + 56 = 156x/10 menit
• Anak kesan : Tunggal, hidup
• Gerakan janin : Baik, dirasakan oleh ibu
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap GDA Rapid test USG
Hb : 4,5 g/dl Blood glukose: 98 gr/dl  HBsAg: Plasenta Previa Totalis
RBC :2,49 x106/mm3 Negatif
HCT : 18,1 %  HIV: Negatif
MCV : 64,7 fL  Swab Antigen:
MCH : 18,1 pg Negatif
MCHC : 28,0 g/dl
WBC : 12,1 x 103/mm3
Platelet : 282 x 103/mm3

PT :
APTT :
Resume
 Ny. NW, 33 thn hamil 38-39 minggu; MRS 12 April  USG : Plasenta Previa Totalis
2023  Pemeriksaan Lab :
 Keluar darah banyak dari jalan lahir ± 2 gelas, nyeri  Hb : 4,5 g/dl
(-) sejak 4 hari SMRS  RBC :2,49 x106/mm3
 Hamil ini, HPHT 29 Juli 2022, HPL : 6 April 2023  HCT : 18,1 %
 ANC 7x di dokter Sp.OG  WBC : 12,1 x 103/mm3 Platelet :
 TD: 150/90 mmHg, Edema tungkai (+/+), 282 x 103/mm3
Konjungtiva anemis  PT :
 Leopold I : teraba bagian besar, lunak, tidak  APTT :
melenting kesan bokong, TFU 31 cm, HIS (+) jarang
 Leopold II: Punggung kiri, DJJ 156x/menit
 Leopold III: teraba bagian bulat, keras, melenting,
kesan kepala
 Leopold IV: konvergen, mulai masuk PAP
 VT : tidak dilakukan, fluksus (+) tidak aktif
Planning Diagnostik
Diagnosis Terapi Monitoring
G2P0A1 (Riw. KET), usia • O2 nasal canule 2-4 lpm • Keluhan pasien
33 tahun, usia kehamilan • Perbaikan KU • Jumlah perdarahan
38-39 minggu + PAP e.c • TTV
• Injeksi Asam tranexamat 500 mg/8jam/iv
Plasenta Previa + Anemia • DJJ
gravis + Preeklamsia • Injeksi Dexamethasone amp/12 jam/im
• HIS
• Injeksi Ceftriaxone 1gram/12 jam/iv
• Transfusi PRC 2 kolf, WB 1 kolf
• Konsul Sp. OG untuk rencana SC.

Edukasi

• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien yaitu perdarahan akibat kondisi plasenta previa
yaitu plasenta terletak dibawah rahim
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien untuk
melihat kondisi bayi dan pengaruh kondisi pasien terhadap gangguan fungsi organ
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang terapi yang dilakukan yakni terlebih dahulu menstabilkan
kondisi/
Daftar Masalah
No. Masalah Data Pendukung

1. Plasenta previa S: Keluar darah dari jalan lahir


O: PPV: ±1000cc
2. Anemia gravis S: Merasa lemas, sesak
O: Konjungtiva pucat (+/+)
3. Preeklamsia S: Rasa pusing
O: TD: 150/100 mmHg, edema pada ekstremitas
bawah
SOAP
12 April 2023 – 22 April 2023
Tinjauan Pustaka
Sectio Caecarea

DEFINISI Istilah
 Sectio caesarea primer
 Sectio caesarea sekunder
Sectio sesarea merupakan suatu cara
 Sectio caesarea ulang
melahirkan janin, plasenta dan selaput
 Sectio caesarea histerektomi
melalui irisan pada dinding perut (laparatomi)  Sectio caesarea post mortem

dan dinding uterus (histeretomi).  Operasi porro


Menghindari kematian ibu dan bayi terutama bila terdapat
Indikasi kontraindikasi selama persalinan atau bila persalinan pervaginam
menghadapi hambatan atau beresiko
Indikasi Ibu
 Panggul sempit absolut Indikasi janin:
 Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan  Kelainan letak
obstruksi
 Disproporsi sefalo pelvik, yaitu  Gawat janin
ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan
panggul Kontraindikasi:
 Stenosis serviks atau vagina
 Janin mati
 Ruptura uteri mengancam
 Plasenta Previa  Ibu syok, anemia berat sebelum
 Partus lama
diatasi
 Partus tidak maju
 Preeklampsia dan eklampsia  Kelainan kongenital berat
 Sudah pernah SC dua kali (SC yang ketiga
 Kelainan pembekuan darah
kalinya).
Jenis-Jenis Operasi Sectio
 Sectio caesarea klasik atau korporal  SC diikuti Histerektomi dengan indikasi:
menurut Sanger - Atonia uteri
Insisi memanjang pada segmen atas uterus. - Mioma uteri yang besar dan atau banyak
 Sectio caesarea transperitoneal profunda - Plasenta Acreta
Insisi melintang konkaf pada segmen bawah - Solusio Plasenta (uterus Couvelaire)
uterus kira-kira 10 cm. - Infeksi intrauterine berat
 Sectio caesarea ekstraperitoneal - Carsinoma uteri yang masih dapat
Membuka uterus secara ektraperitoneal dioperasi
melalui kavum Retzii
Plasenta Previa

DEFINISI & INSIDEN


Multipara
Implantasi plasenta pada segmen bawah rahim 
Usia diatas 30 tahun
menutupi sebagian / seluruh ostium uteri
internum, ditandai perdarahan pervaginam tanpa Kehamilan ganda

nyeri pada kehamilan trimester terakhir Uterus yang bercacat


ETIOLOGI
Multiparitas, usia lanjut, cacat rahim

Radang atau atrofi Perempuan


perokok

Vaskularisasi MSAFP (maternal


desidua yang tidak serum alpha-
memadai fetoprotein) ↑
Klasifikasi
PATOFISIOLOGI
Usia Kehamilan Lanjut

Melebarnya istmus uteri Perubahan Serviks


terbentuk segmen bawah rahim (efficement &
diatation)
Plasenta yang berimplantasi Tapak plasenta terlepas
pelepasan tapak plasenta laserasi

Perdarahan ante partum


Manifestasi Klinis
Perdarahan tanpa nyeri
timbul pada akhir trimester
kedua keatas

Perdarahan berulang tanpa


sebab yang jelas dan
berlangsung lebih banyak Bagian terendah janin sangat
tinggi karena plasenta terletak
pada segmen bawah rahim
Diagnosis
 Terjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 28 minggu.
 Sifat perdarahan
Anamnesis • Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba
• Tanpa sebab yang jelas
• Dapat berulang, darah berwarna merah segar

Pemeriksaan Fisik Dijumpai perdarahan pervaginam encer sampai bergumpal,


Inspeksi pada perdarahan yang banyak ibu tampak anemis.

 Keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok


 Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik
sampai koma
 Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
Pemeriksaan Fisik Ibu
• Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas
normal, turun, atau meningkat
• Akral dingin, pucat
• Tampak anemis
Diagnosis
 Pemeriksaan palpasi abdomen
• Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai
dengan umur kehamilan
• Karena plasenta di segmen bawah rahim, maka dapat
Pemeriksaan khusus
dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian
terendah masih tinggi.
 Pemeriksaan denyut jantung janin
 Pemeriksaan dalam Tidak disarankan
 USG
Pemeriksaan Penunjang
 MRI
Tatalaksana

T a t a la k s a na U m um Tatalaksana
Khusus

a. Terapi konservatif
b.Terapi aktif
Tatalaksana Umum
Terapi Konservatif
Terapi Khusus
Anemia Pada Kehamilan

DEFINISI & INSIDEN

 Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi


kebutuhn fisiologis tubuh.
 Berdasarkan WHO, anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar
hemoglobin (Hb) <11 g/dL.
 Center of disease control and prevention mendefinisikan anemiaKondisi
dengan kadar Hb<11 g/Dl pada trimester pertama dan ketiga, Hb <10,5
g/dL pada trimester kedua, serta <10 g/dL pada pasca persalinan.
Tabel Nilai normal Hb, Eritrosit, dan Hematokrit 7
Faktor Risiko
Sangat berpengaruh terhadap resiko anemia pada ibu hamil. Selain
Asupan Nutrisi kurangnya zat besi, kurangnya kadar asam folat dan vitamin B12
masih sering terjadi pada ibu hamil.

Pada kondisi hiperglikemi, transfrin yang mengakomodasi


Diabetes Gestasional peningkatan kebutuhan besi janin mengalami hiperglikosilasi
sehingga tidak bisa berfungsi optimal.

Kebutuhan besi pada kehamilan multipel lebuh tinggi dibandingkan


Kehamilan Multipel dengan kehamilan tunggal.

Disebabkan oleh multifaktoral, seperti akibat penyakit infeksi,


Kehamilan Remaja genetik, atau belum tercukupinya status nutrisi yang optimal.

Kondisi infeksi dan inflamasi dapat memicu keadaan defisiensi besi.


Inflamasi dan Infeksi
Infeksi seperti cacing, tuberculosis, HIV, malaria, maupun penyakit
dalam kehamilan lain.
Jenis-Jenis Anemia Pada Kehamilan

Anemia karena perdarahan

Anemia Hipoproliferatif

Anemia Akibat Proses Inflamasi

Anemia karena Penyakit Ginjal


Tatalaksana
WHO merekomendasikan pada ibu hamilSuplementasi besi dan
asam folat
Rekomendasi Tatalaksana ABD pada
kehamilan di Asia-Pasifik
Hipertensi Dalam Kehamilan

DEFINISI & INSIDEN


 15 % dari penyulit kehamilan
 Tiga penyebab tertinggi mortalitas
PreeklamsiaSuatu kondisi spesifik pada dan morbiditas ibu bersalin
 Menjadi masalah yang belum
kehamilan dengan keterlibatan gangguan
terpecahkan
multisistem organ yang terjadi setelah usia  Morbiditas janin dari seorang
wanita penderita hipertensi dalam
kehamilan 20 minggu, pada ibu hamil yang
kehamilan berhubungan secara
sebelumnya normotensi, dengan atau langsung terhadap penurunan
aliran darah efektif pada sirkulasi
tanpa  proteinuria.
uteroplasental
Definisi
Hipertensi
dalam
Kehamilan
Faktor Risiko
Epidemiologi

Prevalensi preeklampsia di Negara


maju adalah 1,3%-6%, sedangkan
di Negara berkembang adalah
1,8%-18%.
Insiden preeklampsia di
Indonesia sendiri
adalah 128.273/tahun atau • Termasuk 3 besar penyebab kematian ibu di
sekitar 5,3% Indonesia
Patofisiologi

Kelainan Iskemia plasenta, Intoleransi


vaskularisasi radikal bebas, dan imunologik antara
plasenta disfungsi endotel ibu dan janin

Adaptasi Defisiensi Inflamasi


kardiovaskularori gizi
genetik
Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Normal

Lumen arteri spiralis Penurunan TD, penurunan


Invasi trofoblas ke dalam
mengalami distensi dan resistensi vascular, peningkatan
lapisan otot arteria spiralis
dilatasi aliran darah utero-plasenta

Perfusi jaringan pada


Preeklamsia janin meningkat

Invasi trofoblas ke dalam Invasi trofoblas ke dalam Invasi trofoblas ke dalam


lapisan otot arteria spiralis lapisan otot arteria spiralis lapisan otot arteria spiralis

Invasi trofoblas ke dalam Invasi trofoblas ke dalam Invasi trofoblas ke dalam


lapisan otot arteria spiralis lapisan otot arteria spiralis lapisan otot arteria spiralis
Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi
Endotel
Radikal hidroksil mengandung
Menghasilkan radikal asam lemak tidak jenuh yang
Iskemia dan hipoksia
bebas, salah satunya diubah menjadi peroksida
pada plasenta
radikal hidroksil lemak

Peroksida lemak merusak


• Gangguan metabolisme Disfungsi endotel membrane sel, nukleus, dan
prostaglandin protein sel endotel
• Agregasi trombosit pada daerah
endotel yang mengalami kerusakan
• Glomerular endotheliosis
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Peningkatan produksi bahan-
bahan vasopressor
• Peningkatan faktor koagulasi
Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin

Menghambat invasi
Penurunan ekspresi trofoblas de dalam
Plasenta desidua
HLA-G pada desidua
hipertensi dalam
daerah plasenta
kehamilan

Merangsang Reaksi inflamasi


produksi
sitokin
Adaptasi Kardiovaskular & Genetik

Kardiovaskula Geneti
r k

• Normalpembuluh darah refrakter Genotipe ibu lebih menentukan


terhadap bahan vasopresor, karena terjadinya hipertensi dalam
dilindungi oleh sintesis kehamilan secara familial
prostaglandin pada sel endotel
• Preeklampsiakehilangan daya
refrakterpembuluh darah sangat
peka terhadap bahan vasopresor
Defisiensi Inflamasi
Gizi
Asam lemak tak jenuh • Debris trofoblassebagai sisa
• Menghambat produksi proses apoptosis dan nekrotik
tromboksan trofoblas akibat reaksi stress
• Menghambat aktivasi trombosit oksidatif
• Mencegah vasokonstriksi • Preeklampsiapeningkatan stress
pembuluh darah oksidatifproduksi apoptosis dan
nekrotik trofoblas meningkataktivasi
sel endotel dan makrofagreaksi
inflamasi
Hipertensi Gestasional
Diagnosis
• TD ≥140/90mmHg, yang diukur minimal 2x
dalam 4 jam, Jika tidak ada proteinuria
• terjadi pada wanita riwayat normotensive • Hemotologik :
Trombositopenia
Pre-Eklamsia <100.000/μl, DIC, Hemolisis
• Ginjal : Kreatinin serum >1,1
• Hipertensi Gestasional mg/dl, atau ≥
• Pada usia kehamilan 20mgg/lebih 90 μmol/L
• Proteinuria (300 mg/24 jam atau • Liver : Konsentrasi
tes urin dipstik ≥ +1 transaminase 2x normal /
nyeri epigastric / regio
Pre-Eklamsia Berat kanan abdomen
• Tanda Pre-Eklamsia, namun TD ≥160/100mmHg • Edema Paru
• Tidak respon pada pengobatan / • Neurologis : Stroke,
• Nyeri kepala berat rekuren, visual scotoma,
Nyeri Kepala, gangguan
mual & muntah, nyeri epigastric, oliguria virus
• Peningkatan kreatinin, / liver transaminase / • Uteroplasenta :
platelet count ↓, / Oligohidramnion, FGR
fetal growth failure, / pemeriksaan doppler
abnormal
Tatalaksana
01 02
Manajemen Ekspetatif/ Magnesium Sulfat
Aktif Untuk mencegah dan mengurangi
angka kejadian eklamsia, serta
Memperbaiki luaran perinatal dengan
mengurangi morbiditas dan mortalitas
mengurangi morbiditas neonatal &
maternal serta perinatal
memperpanjang usia kehamilan tanpa
membahayakan ibu

03 04
Antihipertensi Kortikosteroid
Penurunan insiden hipertensi berat dan • Sebagai terapi sindrom HELLP
kebutuhan terapi antihipertensi • Untuk menurunkan resiko RDS dan
tambahan mortalitas janin serta neonatal
Manajemen
Ekspetatif
Pre-Eklamsia
tanpa Gejala
Berat
Perawatan
Konservatif Pre-
Eklamsia tanpa
Gejala Berat
Manajemen
Ekspetatif
Pre-Eklamsia
Gejala Berat
Magnesium Sulfat
Relaksasi otot polos Menghambat reseptor NMDA
vasodilatasi pd perifer & uterus mencegah asfiksia dan kejang

Lini pertama pre-eklamsia berat dan eklamsia


Pilihan utama dibandingkan fenitoin dan diazepam untuk mencegah kejang

Efek Samping Magnesium sulfat


flushing, nausea, muntah, kelemahan otot, ngantuk, iritasi
lokasi injeksi
Monitoring
Produksi Urin, Reflek patella, RR, saturasi oksigen
Bila masih kejang

• 2g iv bolus (MgSO4 20%) 10cc (jika


tersedia M gSO4 40%, berikan 5cc
diencerkan dengan 5cc aquabidest).

• Berikan selama 2 – 5 menit, dapat


Syarat Pemberian Magnesium
diulang 2 kali.
Sulfat
• Jika masih kejang kembali beri
• Harus tersedia antidotum
MgSO4  Ca glukonas diazepam
• Refleks patella (+) kuat. MgSO4 dihentikan
• Frekuensi pernapasan >16x/mnt,
• tidak ada tanda-tanda • Ada tanda-tanda intoksikasi
distress napas. • Setelah 24 jam pasca
persalinan atau 24 jam
• Urin sekurang-kurangnya 150 cc/
setelah kejang terakhir.
6 jam.
Antihipertensi
European Society of Cardiology Guidelines 2010
Antihipertensi pada TD ≥ 140/90 mmHg pada
Hipertensi Gestasional, hipertensi kronik superimposed, hipertensi dengan
gejala kerusakan organ subklinis usia kehamilan berapapun

Rekomendasi
Target <160/110 mmHg
Lini pertama, Nifedipin oral short acting, hydralazine, dan labetalol parenteral
Alternatif Nitrogilserin, metildopa, labetolol

Nifedipin Oral short acting Metildopa


Vasodilator arteriolar ginjal selektif, Bekerja di SSP, menurunkan tonus
natriuertik, meningkatkan produksi simpatis dan TD arteri, safety margin luas
urin
Dosis
Dosis 250-500 mg oral 2-3x/hr
10mg, diulang 15-30 mnt, Dosis maks 3g/hr
dosis maks 30 mg Atau 250-500mg IV tiap 6 jam
Dosis maks 1g tiap 6jam
Kortikosteroid

Kortikosteroid pada sindrom HELLP


dapat memperbaiki kadar trombosit, SGOT,
SGPT, LDH, tekanan darah arteri rata –rata dan produksi urin.

Pemberian kortikosteroid sebagai terapi sindrom HELLP masih belum dapat


direkomendasikan sampai didapatkan bukti yang nyata

Kortikosteroid Antenatal
penurunan mortalitas janin dan neonatal, RDS, kebutuhan ventilasi
mekanik/CPAP, kebutuhan surfaktan dan perdarahan serebrovaskular,
necrotizing enterocolitis serta gangguan pekembangan neurologis.

Rekomendasi
Diberikan pada UK 24-34 mgg
Betamethason Deksamethason
2x 12mg IM 4x 6mg IM
diberikan dengan jarak 24jam diberikan pada jarak 12 jam
Diagnosis Banding

Hipertensi Hipertensi Kronis


Hipertensi Kronis
Gestasiona dengan Superimposed
l Pre-Eklamsia
Komplikasi Pada Perinatal &
Neonatal
Pada Ibu Short term Complication
● Fetal growth restriction
● Peningkatan resiko hipertensi ● Oligohydramnions
● Penyakit jantung iskemik ● Intrauterine fetal death
● Stroke ● Preterm birth
● DVT ● Low Apgar Score
● Mikroalbuminuria
● Gangguan ginjal Long-term Complication
● Resiko kematian pada wanita ● Cerebral Palsy
dengan PE lebih tinggi ● Low IQ
● Hearing loss
● Visual Impairment
● Insulin Resistance, DM
● HT, Coronary artery disease
Prognosis
Pembahasan
Plasenta Previa
 Penegakan diagnosis  USG
 Adapun tanda dan gejala sebagai berikut:
- Adanya perdarahan tanpa nyeri yang biasanya terjadi dimulai dari
kehamilan usia >22 minggu
- Sifat darah Merah segar
- Terjadi syok hipovolemik
- Tidak ada kontraksi uterus
- Pada pemeriksaan palpasi bagian terendah janin tidak masuk PAP
- Pada pemeriksaan DJJ kondisi janin bisa normal atau terjadi gawat janin
AnamnesisPasien mengeluhkan keluhan yang mengarah ke plasenta
previa:
 Hamil 38-39 minggu dengan keluhan perdarahan jalan lahir.
Perdarahan dari jalan lahir sejak 4 hari SMRS. Perdarahan tidak disertai
nyeri. Darah yang keluar adalah berupa darah segar. Pasien
mengatakan merasakan lemas, pusing, lemas, dan kadang sesak.
Kehamilan anak kedua dengan 1x abortus akibat kehamilan di luar
kandungan.
Pemeriksaan obstetri Leopold IV didapatkan konvergen 4/5.
Teori dan Kasus
Anemia Gravis Pada Ibu Hamil
Anamnesis:
 Didapatkan pasien mengeluh sesak dan lemas.
 Sebelumnya pasien mengalami perdarahan yang keluar dari jalan lahir tiba-tiba dan
terjadi hilang timbul.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat (+/+). Pemeriksaan Hb
didapatkan HB: 4,5 g/dL.
Beberapa faktor risiko terjadinya anemia pada ibu hamil adalah asupan nutrisi, diabetes
gestasional, kehamilan multiple, kehamilan remaja,inflamasi dan infeksi.
Adapun jenis anemia pada kehamilan, yaitu anemia karena perdarahan, anemia
hipoproliferatif, anemia akibat proses inflamasi,dan anemia karena penyakit ginjal.
Penatalaksanaan Sebelum operasi pada kasus

 IVFD RL 20 tpm
- Lakukan rawat inap atau tirah baring.
 Injeksi Asam tranexamat 500 mg/8jam/iv - Berikan antibiotika
 Injeksi Dexamethasone amp/12 jam/im - Apabila terjadi kontraksi, berikan obat-
 Injeksi Ceftriaxone 1gram/12 jam/iv obatan tokolitik, yaitu: MgSO4 sebanyak 4
gram/iv
 Transfusi PRC 2 kolf, WB 1 kolf - Pemberian betamethasone 12 m secara IV
 Jangan VT jika tidak ada HIS yang adekuat dosis tunggal yang berfungsi untuk
 Perbaikan KU membantu pematangan paru-paru janin.
- Berikan tablet Fe 60 mg per oral selama 1
 SCTP
bulan
Jika diagnosis plasenta letak rendah, perdarahan - Persiapkan sarana transfuse darah
sedikit, janin presentasi kepala, maka dapat
dilakukan tindakan persalinan spontan
pervaginam. Jika tidak, maka lakukan seksio
secarea.
Penatalaksanaan setelah operasi pada kasus

• Jika trejadi perdarahan pada saat


 Transfusi 1 kolf
dilakukan persalinan dengan seksio
 Injeksi Oxitosin 1 amp/IM sesarea, maka tindakan yang harus
 Injeksi Oxitosin 2 amp drips dalam 500cc dilakukan adalah:
• Jahit lokasi perdarahan
RL/IV
• Pasang infus drip oksitosin 10 unit
 Injeksi Metergin 1amp/IV dalam cairan RL atau NaCL 0,9% 60
 Pasang tampon tpm.
• Jika perdarahan terjadi pasca seksio
 Pro ICU
sesarea, maka segera lakukan
penanganan ligase arteri dan/atau
histerektomi.
Kesimpulan
Refrensi
1. Fairley-Hamilton D. Lecture notes obstetrics and gynaecology. 2 nd ed. USA : Blackwell Publishing ;
2004.
2. Pernoll ML. Benson and pernoll’s handbook of obstetrics and gynaecology. 10 thed. USA. McGraw-
Hill ; 2001.
3. Brown-Paterson S. Obstetric Emergencies. In : Edmonds DK. Dewhurst’s textbook of obstetrics and
gynaecology. 7th ed. UK: Blackwell Publishing; 2018.
4. Arquette N. Holcraft CJ, Thrid-trimester bleeding. In : Fortner KB, Szymanski LM, Fox HE, Wallach
EE. Editors. Jhons hopkins manual of gynaecology and obstetrics. 3 rd ed. USA. Lippincot Williams
and Wilkins; 2007.
5. Londok THM, Lengkong RA, Suparman E. Karakteristik perdarahan antepartum dan perdarahan
postpartum. Jurnal e-Biomedik, Volume 1, Nomor 1; Maret 2013
6. Lidia AP, Siti M. Obstetri dan Ginekologi. Guepedia;Jakarta: 2019.
7. Noryono W, Rima I, Rabbania H. Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;Jakarta: 2021.
Refrensi
1. American College of Obstetricians and Gynecologist. Gestational Hypertension and Preeklampsia.
ACOG Practice Bulletin: Vol. 133, No.1 January 2019
2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia.
3. Duckitt K, Harrington D. Risk factors for preeklampsia at antenatal booking: systematic review of
controlled studies. BMJ. 2005;330:549-50.
4. Kemekes RI. Turunkan angka kematian ibu melelaui deteksi dini dengan pemenuhan USG di
Puskesmas. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI. 2023.
5. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS POGI Cab.Makassar, Sistem penilaian Modifikasi Flamm-
Geiger dalam memprediksi keberhasilan persalinan percobaan pasca seksio sesarea, Makassar
2015
6. Cunningham, Mac Donald P, Grant. Seksio Sesarea dan Histerektomi Sesarea, Obstetri. Williams,
edisi 23, EGC 2012 : 592-618.
7. Cunningham, Mac Donald P, Grant, Induksi dan Augmentasi Persalinan, Obstetri, Williams, edisi 23,
cetakan pertama, EGC 2012, : 516-525.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai