Keluhan utama:
•Kenceng-kenceng
Riwayat Haid
•Menarche : 13 tahun
•Lama menstruasi : 7 hari
•Siklus menstruasi : 28 hari
ANAMNESIS
Riwayat Obstetrik
• Hamil I : sekarang
• HPHT : 1 April 2017
• HPL : 8 Januari 2018
• UK : 38+1 minggu
Riwayat Perkawinan
• Menikah 1x, telah menikah ketika berusia 22 tahun, usia pernikahan 1
tahun.
Riwayat KB
• Tidak pernah memakai KB sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan Umum: Baik, CM, gizi kesan
cukup
Tanda vital
Tek. Darah : 174/115 mmHg
Frek. Napas : 20x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,50 C
PEMERIKSAAN FISIK
Konjungtiva pucat (-/-)
Cor/pulmo dbn Sklera Ikterik (-/-)
Abdomen :
supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal,
intrauterine, memanjang, presentasi
kepala punggung kanan, His (+)
3x/10’/40”, DJJ (+) 142 x/menit reguler,
kepala masuk panggul < 2/3 bagian, TFU :
27 cm
Genital:
v/u tenang, dinding vagina dbn, portio lunak
mendatar di tengah, diameter: 8 cm, eff: 75%,
preskep, kepala turun di Hodge II, kulit ketuban
dan penunjuk sudah dapat dinilai, ubun-ubun
kecil pukul 11, air ketuban (-), lendir darah (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah (25 Desember 2017)
P1A0, 23 tahun
Keluhan : tidak ada
KU : baik, composmentis
Vital sign : Tekanan darah : 130/85 mmHg RR : 20x/mnt Nadi : 88 x/mnt Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+)
Genital : darah (-), lochia (+)
Diagnosis : Post vacum ekstraksi a/i PEB pada primipara hamil aterm
Terapi : Protap PEB : O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1 gr/jam selama 24 jam
Nifedipine 3x10 mg jika TD ≥ 160/110 mmHg
Awasi KU/VS/ tanda impending eklampsia
Amoxicillin 500 mg/ 8 jam per oral
Asam mefenamat 500 mg/ 8 jam per oral
Etabion 2x1
27 Desember 2017 pukul 06.00
P1A0, 23 tahun
Keluhan : tidak ada
KU : baik, composmentis
Vital sign : Tekanan darah : 130/80 mmHg RR : 20x/mnt Nadi : 88 x/mnt Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+)
Genital : darah (-), lochia (+)
Diagnosis : Post vacum ekstraksi a/i PEB pada primipara hamil aterm
Terapi : Protap PEB : O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1 gr/jam selama 24 jam
Nifedipine 3x10 mg jika TD ≥ 160/110 mmHg
Awasi KU/VS/ tanda impending eklampsia
Amoxicillin 500 mg/ 8 jam per oral
Asam mefenamat 500 mg/ 8 jam per oral
Etabion 2x1
Hasil Laboratorium 27 Desember 2017 pukul 09.00
Teori genetik
Teori inflamasi
PATOFISIOLOGI
Penurunan kadar
angiotensin II dan Hipovolemia
peningkatan
kepekaan vaskuler
intravaskuler
Vasokonstriksi
pembuluh
darah
FAKTOR RESIKO
PASANGAN
MATERNAL
kromosom 20 th yang pernah
• Mola hidatidosa • Ras kulit hitam menikahi wanita
• Hidrops fetalis • Riw preeklamsia yang kemudian
pada kehamilan hamil dan
• Kehamilan ganda
sebelumnya mengalami
• Donor oosit atau preeklamsia
inseminasi donor • Kondisi medis
khusus: DM, HT • Pemaparan
• Anomali struktur terbatas terhadap
kongenital kronik, Obesitas,
penyakit ginjal, sperma
• ISK • Primipaternity
trombofilia
• Stress
• Antibodi
antifosfolipid
syndrome
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
TATALAKSANA
SIKAP TERHADAP KEHAMILAN
PERAWATAN AKTIF TERMINASI KEHAMILAN
•HELLP syndrome
Perdarahan otak
Gagal ginjal
Hipoalbuminemia
Ablatio retina
Edema paru
Solusio plasenta
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (Depkes, 2009).
Pada pasien ini sudah dirasakan his 3x dalam 10 menit selama 30 detik yang teratur,
juga dari pemeriksaan VT diketahui pembukaan serviks 8 cm → masuk kala I fase aktif
Analisa Kasus
Pada pasien ini usia kehamilan 39 minggu dengan TBJ 3100, sehingga
pada pasien ini termasuk hamil aterm
Analisa Kasus
Pemeriksaan
Fisik
Anamnesis
Pemeriksaan
Penunjang
Nyeri sedang hingga berat sering terjadi pada 48 jam setelah tindakan SC. Tujuan
pemberian analgesik setelah operasi adalah untuk memberikan kenyamanan
pada pasien, menghambat impuls nosiseptif, dan menumpulkan respon
neuroendokrin terhadap nyeri sehingga akan meningkatkan pengembalian fungsi
normal. Selain itu, analgesik diberikan karena mobilisasi dini merupakan faktor kunci
dalam mencegah terjadinya tromboemboli yang meningkat selama kehamilan
dan juga agar pasien pasien dapat merawat serta memberikan ASI terhadap
bayinya secara efektif (Ismail, 2012).
ANALISIS KASUS
Tujuan pemberian vitamin C setelah operasi adalah untuk mempercepat
terjadinya penyembuhan luka bekas operasi karena vitamin C berperan
sebagai ko-faktor dalam pembentukan kolagen oleh beberapa enzim
(Fukushima & Yamazaki, 2010).
ANALISA KASUS