Anda di halaman 1dari 50

MOLA

HIDATIDOSA

Disusun oleh:
Putu Deba Ratma Asthiti
2165050011

Pembimbing:
dr. Irfan, Sp.OG

KEPANITERAAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 18 OKTOBER 2021- 1 JANUARI 2022
RSUD CIBINONG, KABUPATEN BOGOR
2021
01
STATUS PASIEN
Identitas Pasien

Nama (inisial) : Ny. N

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga


Alamat : Kp. Tegal Jambu RT 002 RW 005
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 26 Oktober 2021
Anamnesis
Autoanamnesis : 26 Oktober 2021

Keluhan Utama

Keluar darah dari


vagina berupa flek
sejak tanggal 30
September 2021
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan keluar flek sejak hampir 1 bulan yang lalu,
sudah dirawat di RS Helsa dengan diagnosa mola hidatidosa, dan
telah direncanakan tindakan curetage mola, tetapi curetage tidak
dilakukan atas permintaan pasien karena faktor biaya. Pasien
mengatakan mengalami mual muntah, mengaku telah telat haid 5
bulan, dan ini merupakan kehamilan yang pertama. Keluhan
berupa sakit kepala, jantung berdebar-debar, serta tangan gemetar
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
No Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP -
2 Kardiovaskuler -
3 Traktus Respiratorius -
4 Traktus Gastrointestinal -
5 Traktus Urogenital -
6 Hematologi -
7 Imunologi / Metabolik -

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga


Status Obstetri dan Ginekologi

HPHT : pasien tidak ingat


Taksiran partus :-
ANC : satu kali di bidan
Imunisasi : belum pernah imunisasi TT
Riwayat Menstruasi
• Haid pertama umur : 12 tahun
• Sikus haid : Teratur (28 hari)
• Lamanya : 7 hari
• Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
• Nyeri saat haid :-
• Minum obat :-

Riwayat Pernikahan
• Pasien menikah 1 kali, dengan lama pernikahan 1 tahun
Riwayat Operasi Riwayat KB

Pasien belum pernah menjalani Pasien belum pernah


operasi menggunakan KB
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : composmentis
Tanda vital
• Frekuensi nadi : 98 x/menit
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Frekuensi napas : 20 x/menit
• Suhu tubuh : 36℃
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 150 cm
PEMERIKSAAN SISTEM

KEPALA

Bentuk : normocephali
Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik(-/-)
Telinga : normotia, liang telinga lapang
Hidung : cavum nasi lapang, sekret (-/-)
Mulut
• Bibir : mukosa bibir kering
• Geligi : gigi lubang (-), karies (-)

LEHER : pembesaran KGB (-/-)


THORAKS

Paru
• Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
• Palpasi : vocal fremitus simetris
• Perkusi : sonor-sonor
• Auskultasi : BND vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-), stridor (-)

Jantung
• Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : pulsasi ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
• Auskultasi : bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN

• Inspeksi : perut tampak cembung


• Auskultasi : BU (+)
• Perkusi : timpani, nyeri ketok (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)

EKSTREMITAS

• Superior : akral hangat, CRT<2 s, edema (-/-)


• Inferior : akral hangat, CRT<2 s, edema (-/-)
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI (PEMERIKSAAN LUAR)

WAJAH : hiperpigmentasi (-)

MAMMAE : simetris kanan dan kiri, warna kulit sama dengan sekitarnya, nyeri
(-/-),inverted nipple (-/-), ASI (-/-)

ABDOMEN : perut tampak cembung, striae gravidarum (+), linea alba (-), linea
nigra (-), sikatriks (-)
TFU : sepusat
Leopold I-IV : tidak teraba bagian-bagian janin
Balotement : (-)
GENITALIA EKSTERNA

Distribusi rambut pubis : merata


Fluksus : (+)
Fluor : (-)
Vulva : hiperemis (-), massa (-), ulkus (-), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Laboratorium (26/10/2021)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 6,9 g/dl 12,0 – 17,3 g/dl
Leukosit 23.160 5000-10.000 /µl
Trombosit 267 ribu/mm3 150 – 450 ribu/mm3
Hematokrit 18,2 % 36 – 42%
GDS 80 70 - 200 mg/dl
Antigen SARS-CoV2 - Negatif
Diagnosis Kerja

GIP0A0 gravid 19-20 minggu dengan


mola hidatidosa
Tatalaksana

1. Rencana Terapi:
• NaCl 0,9%
• PRC 1000 ml
• Ceftriaxone 2x1 gr
• Asam tranexamat 3x500 mg

2. Saran:
• Rencana USG
• Pro curetage
FOLLOW UP
Tanggal: 27-10-2021

S O A P
• Pendarahan Keadaan umum: tampak sakit GIP0A0 gravid 19-20 IVFD:
pervaginam (+) sedang minggu dengan mola NaCl 0,9% 500 ml
Kesadaran: composmentis hidatidosa PRC 750 ml
FN: 80 x/menit
TD: 100/80 mmHg Injeksi:
RR: 20 x/menit Ceftriaxone 2x1 g
Suhu: 36,0 ℃ As. Tranexamat 3x500 mg

Mata: konjungtiva anemis (+/+) USG:


Kelamin: pendarahan pervaginam Uterus ukuran
(+) >15,5x10,5x10,4 cm
Gambaran honey comb (+)

Observasi keadaan umum


dan tanda vital
Transfusi sampai Hb 10 g/dl
Tanggal: 28-10-2021

S O A P
• Pendarahan Keadaan umum: tampak sakit GIP0A0 gravid 19-20 IVFD:
pervaginam (+) sedang minggu dengan mola PRC 500 ml
Kesadaran: composmentis hidatidosa
FN: 89 x/menit Injeksi:
TD: 110/75 mmHg Ceftriaxone 2x1 g
RR: 22 x/menit As. Tranexamat 3x500 mg
Suhu: 36,2 ℃
SpO2: 99% Observasi keadaan umum
dan tanda vital
Mata: konjungtiva anemis (+/+) Transfusi sampai Hb 10 g/dl
Abdomen: TFU sepusat
Kelamin: pendarahan pervaginam
(+)

Hb : 8,1 g/dl (post transfusi 3


kantung)
Tanggal: 29-10-2021

S O A P
• Pendarahan Keadaan umum: tampak sakit P0AI post curetage ai IVFD:
pervaginam (+) sedang mola hidatidosa Dextrose 5%:RL  2:1, 28
Kesadaran: composmentis tpm
FN: 90 x/menit
TD: 130/80 mmHg Injeksi:
RR: 20 x/menit Ceftriaxone 2x1 g
Suhu: 36,1 ℃ Oxytocin 10 IU (drip) tiap
SpO2: 99% kolf

Mata: konjungtiva anemis (+/+) Observasi keadaan umum


Kelamin: pendarahan pervaginam dan tanda vital
minimal Transfusi sampai Hb 10 g/dl
Jaringan dilakukan
Hb: 8,3 g/dl (post transfusi 5 pemeriksaan PA
kantung)
Tanggal: 30-10-2021

S O A P
• Pendarahan Keadaan umum: baik P0AI post curetage ai IVFD:
pervaginam sedikit Kesadaran: composmentis mola hidatidosa PRC 500 ml
FN: 76 x/menit
TD: 125/78 mmHg Injeksi:
RR: 22 x/menit Cefixime 2x100 mg
Suhu: 36 ℃ As. Mefenamat 3x500 mg

Mata: konjungtiva anemis (+/+) Cek serum β HCG


Kelamin: pendarahan pervaginam Transfusi sampai Hb 10g/dl
minimal
Tanggal: 31-10-2021

S O A P
• Pendarahan Keadaan umum: baik P0AI post curettage ai IVFD:
pervaginam (+) Kesadaran: composmentis mola hidatidosa NaCl 500 ml
FN: 86 x/menit
TD: 120/80 mmHg Injeksi:
RR: 22 x/menit Cefixime 2x100 mg
Suhu: 36,2 ℃ As. Mefenamat 3x500 mg

Mata: konjungtiva anemis (+/+)


Kelamin: pendarahan pervaginam
minimal

Hb: 9,1 g/dl (post transfusi 7


kantung)
Pemeriksaan Laboratorium
27/10/2021 28/10/2021 29/10/2021 31/10/2021

Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah Imunologi: Pemeriksaan darah


Hb: 8,1 g/dl Hb: 8,3 g/dl HbsAg : (-) Hb: 9,1 g/dl
Leukosit: 12.840 /µm3 Leukosit: 12.470 /µm3 Leukosit: 15.290 /µm3
Trombosit: 179.000 /µm3 Trombosit: 216.000 /µm3 Kimia Klinik Trombosit: 254.000 /µm3
Ht: 23,6 % Ht: 23,8 % GDS : 68 mg/dl Ht: 25,7 %
Ureum : 26 mg/dl
Imunologi Kreatinin : 0,7 mg/dl
HIV rapid – reagen I : (-)
HIV rapid – reagen II : (-) Koagulasi
HIV rapid – reagen III : (-) Waktu pendarahan : 2
menit
Serologi Waktu pembekuan : 13
TPHA : (-) menit
02
ANALISIS KASUS
Anamnesis

Pasien mengatakan keluar flek


sejak hampir 1 bulan yang lalu,
Pasien mengatakan mengalami
mual muntah, mengaku telah telat
haid 5 bulan, dan ini merupakan
kehamilan yang pertama.

Hidayat R, Sastradinata I. Molahidatidosa from Pathophysiology to Clinical: Literature Review. Biomed J Indones. 2021;7(1):125–40.
Miranda C, Silva BB, Coelho D, Silva AA, Furtado JM. Complete hydatidiform mole with severe preeclampsia in a perimenopausal woman.
2021;15(3):289–92.
Pemeriksaan Fisik

Mata : konjungtiva anemis (+)


TFU : sepusat
Leopold : tidak teraba bagian –
bagian janin
Ballotement : (-)
Perdarahan pervaginam (+)

Hidayat R, Sastradinata I. Molahidatidosa from Pathophysiology to Clinical: Literature Review. Biomed J Indones. 2021;7(1):125–40.
Zulhij DI, Parewasi H, Sabir M, Program MP, Hospital A. Wanita 21 tahun dengan mola hidatidosa. 2020;2(2)
Sari RDP, Prabowo AY. Buku Ajar Perdarahan pada Kehamilan Trimester I. Lampung: FK Universitas Lampung; 2018. 45–50 p.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 6,9 g/dl
Hematokrit : 18,2 %

Pemeriksaan USG
Gambaran honey comb (+)

Yordian KS, Husni Syam H, Pribadi A. Analisis Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Maternal terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Indones J Obstet Gynecol Sci. 2021;4(2):143–50.
Zulhij DI, Parewasi H, Sabir M, Program MP, Hospital A. Wanita 21 tahun dengan mola hidatidosa. 2020;2(2).
Tatalaksana

• NaCl 500 ml
• PRC

• Oxytocin 10 IU dalam 500 ml RL

Sari RDP, Prabowo AY. Buku Ajar Perdarahan pada Kehamilan Trimester I. Lampung: FK Universitas Lampung; 2018. 45–50 p.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetrics. 24th ed. McGraw-Hill Education; 2014. 396–401 p.
Tatalaksana

• Asam tranexamat 3x500 mg


• Asam mefenamat 3x500 mg

Chughtai F, Ahmed M, Alam AM. Uterine arterio-venous malformation , an uncommon life-threatening condition : a case report.
2020;70(3):2018–20.
Puspitaningrum E. Rasio Prevalensi Paritas Terhadap Kejadian Kanker Serviks di Yogayakarta. 2020;
Tatalaksana

• Cefixime 2x100 mg

Herawati F, Rahem A, Handayani DWI, Yulia R. Antibiotic prophylactics on curettage for preventing pelvic inflammatory disease
events: Is it necessary? Asian J Pharm Clin Res. 2018;11(11):267–9.
03
TINJAUAN
PUSTAKA
Mola Hidatidosa?

Bahasa latin  mola : massa


hydats : tetesan air

Kehamilan yang berkembang tidak wajar (konsepsi yang


patologis) dimana tidak ditemukannya janin dan hampir seluruh
vili korialis mengalami degenerasi hidropik menyerupai buah
anggur atau mata ikan yang bergerombol
Epidemiologi

Indonesia Taiwan Filipina dan China


13 kasus 8 kasus 5 kasus

Jepang Ameriksa Utara, Amerika Selatan


Eropa, Oceania
3 kasus 0,5-1,84 kasus 0,23-0,9 kasus

Per 1000 kehamilan


Klasifikasi dan Etiologi

● Menurut FIGO mola hidatidosa Mola Hidatidosa Komplit


dibagi menjadi:
• Kehamilan tanpa adanya janin
1. PTG benign
• Hampir seluruh vili korialisnya
a. Mola hidatidosa komplit
mengalami degenerasi hidropik
b. Mola hidatidosa parsial • Satu sperma (23X) + ovum tanpa gen
2. PTG maligna  duplikasi : 46 XX
a. Mola hidatidosa invasif
Klasifikasi dan Etiologi

● Menurut FIGO mola hidatidosa Mola Hidatidosa Parsial


dibagi menjadi:
• Kehamilan dengan adanya janin
1. PTG benign
• Vili korialisnya mengalami degenerasi
a. Mola hidatidosa komplit
hidropik
b. Mola hidatidosa parsial • Sperma (23X) + sperma ( 23Y) + ovum
2. PTG maligna (23X)  69XXY
a. Mola hidatidosa invasif
Klasifikasi dan Etiologi

Mola Hidatidosa Invasif


● Menurut FIGO mola hidatidosa
• Neoplasia trofoblas gestasional dengan
dibagi menjadi:
adanya vili korialis disertasi
1. PTG benign
pertumbuhan berlebih dan ivasi dari sel-
a. Mola hidatidosa komplit
sel trofoblas
b. Mola hidatidosa parsial • Jaringan mola penetrasi ke
2. PTG maligna myometrium, peritoneum, parametrium,
a. Mola hidatidosa invasif atau dinding vagina
Perbandingan Mola Hidatidosa Komplit dan
Parsial
Faktor Risiko
• Usia
 Remaja <20 tahun dan wanita >35 tahun
 36-40 tahun  2x lipat
 >40 tahun  10 x lipat

• Ras
 Asia 2x lipat risiko mola komplit dibandingkan orang Ameriksa
berkulit putih

• Kehamilan mola sebelumnya


 0,9% pada kehamilan mola hidatidosa komplit sebelumnya
 0,3% pada kehamilan mola hidatidosa parsial sebelumnya
 20% setelah 2 kehamilan mola hidatidosa komplit sebelumnya
Diagnosis • Amenorrhea
• Perdarahan pervaginam  flek sampai perdarahan banyak
tengguli tua / kecoklatan
dapat timbul anemia
Anamnesis • Perut terasa lebih besar dari UK  pertumbuhan trofoblastik
berlebih
• Hiperemesis gravidarum  produksi β-HCG terus menerus
Pemeriksaan • Tidak ada pergerakan janin
Fisik
● An • Hipertensi dalam kehamilan  pre-eklampsia / eklampsia
sebelum UK 24 minggu
• Tanda tirotoksikosis  hipertensi, takikardi, tremor,
hiperhidrosis, gelisah, emosi labil, dan kulit terasa hangat
Pemeriksaan • Tanda emboli paru  migrasi sel trofoblas ke pembuluh darah
Penunjang
• Keluar jaringan seperti buah anggur atau mata ikan 
diagnosis pasti
Diagnosis • Inspeksi
 Kulit tampak pucat kekuningan (mola face)
 Gelembung mola yang keluar dari vagina

• Palpasi
Anamnesis
 Uterus lembek dan lebih besar dari UK
 Fenomena harmonika
 Tidak teraba bagian-bagian janin
Pemeriksaan  Ballotement (-)
Fisik
● An
• Auskultasi
 Tidak terdengar DJJ
Pemeriksaan
Penunjang • VT
 Terdapat perdarahan dan jaringan dalam canalis servicalis
dan vagina
Diagnosis
• Laboratorium

 Pantau kadar β-HCG


Anamnesis  Trofoblas memproduksi hormon β-HCG
 Hormon β-HCG lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan normal
pada UK tersebut
 Urin / serum pasien
Pemeriksaan  Tiga jenis pemeriksaan hormon β-HCG, yaitu:
Fisik
● An o β-HCG kualitatif serum : terdeteksi jika kadar HCG > 5-10 m IU/ml
o β-HCG kualitatif urin : terdeteksi jika kadar HCG > 25-50 m IU/ml
o β-HCG kuantitatif urin : terdeteksi jika kadar HCG > 5-2 juta m
IU/ml
Pemeriksaan  Kadar β-HCG kuantitatif > 100.000 m IU/L  pertumbuhan trofoblas
Penunjang berlebih  curiga mola hidatidosa
Diagnosis • USG
 Pemeriksaan spesifik  kehamilan normal vs kehamilan
mola
 Trimester I  gambaran mola tidak spesifik
Anamnesis  Trimester II  gambaran lebih spesifik  snowstorm /
honey comb appearance

Pemeriksaan
Fisik
● An

Pemeriksaan
Penunjang

Snowstorm appearance Honey comb appearance


Tatalaksana • Kuretase
dilatasi serviks  agen osmotic / laminaria
siap untuk transfusi darah
Perbaikan keadaan diberikan oksitosin atau uterogenik lainnya
umum pasien
• Histerektomi
sudah memiliki cukup anak
>39 tahun
menurunkan risiko penyakit mengarah ke keganasan
Evakuasi mola dari
uterus

Pengawasan pasca
evakuasi mola
Tatalaksana
• Pantau kadar β-HCG serum  deteksi proliferasi
Perbaikan keadaan
trofoblas yang baru atau persisten
umum pasien • Periksa 48 jam pertama setelah evakuasi mola 
pembanding
• Periksa tiap 1 atau 2 minggu selama 3 bulan
• Periksa tiap bulan selama 6 bulan
Evakuasi mola dari
uterus • Kadar β-HCG sama atau meningkat 
keganasan

Pengawasan pasca
• Mola parsial  normal dalam 7 minggu
evakuasi mola • Mola komplit  normal dalam 9 minggu
Daftar Pustaka

1. Sari RDP, Prabowo AY. Buku Ajar Perdarahan pada Kehamilan Trimester I. Lampung: FK Universitas Lampung;
2018. 45–50 p.
2. Hidayat R, Sastradinata I. Molahidatidosa from Pathophysiology to Clinical: Literature Review. Biomed J Indones.
2021;7(1):125–40.
3. Miranda C, Silva BB, Coelho D, Silva AA, Furtado JM. Complete hydatidiform mole with severe preeclampsia in a
perimenopausal woman. 2021;15(3):289–92.
4. Akbar H, Prabowo AY, Rodiani. Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu. Medula, medicalprofession J lampung
Univ. 2017;7(4):3–5.
5. Zulhij DI, Parewasi H, Sabir M, Program MP, Hospital A. Wanita 21 tahun dengan mola hidatidosa. 2020;2(2).
6. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetrics. 24th ed.
McGraw-Hill Education; 2014. 396–401 p.
7. Yordian KS, Husni Syam H, Pribadi A. Analisis Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Maternal terhadap Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Indones J Obstet Gynecol Sci.
2021;4(2):143–50.
8. Cunningham F. William Obstetrics. 25th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2018. 82 p.
Daftar Pustaka

9. Chughtai F, Ahmed M, Alam AM. Uterine arterio-venous malformation , an uncommon life-threatening condition : a
case report. 2020;70(3):2018–20.
10. Puspitaningrum E. Rasio Prevalensi Paritas Terhadap Kejadian Kanker Serviks di Yogayakarta. 2020;
11. Herawati F, Rahem A, Handayani DWI, Yulia R. Antibiotic prophylactics on curettage for preventing pelvic
inflammatory disease events: Is it necessary? Asian J Pharm Clin Res. 2018;11(11):267–9.
12. Kusuma A, Pramono B. Karakteristik Mola Hidatidosa Di Rsup Dr. Kariadi Semarang. J Kedokt Diponegoro.
2017;6(2):319–27.
13. Paputungan T V., Wagey FW, Lengkong RA. Profil penderita mola hidatidosa di RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou. J e-
Clinic [Internet]. 2016;4(1):215–22. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/10958/10547

 
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai