Anda di halaman 1dari 51

KETUBAN PECAH DINI

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh :
Yoggy Adhitya Nusantara
1965050110

Dokter Pembimbing :
dr. Abitmer Gultom, Sp.OG

KEPANITERAAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PERIODE 01 FEBRUARI – 13 MARET 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
TABLE OF CONTENTS

01 STATUS PASIEN
ANALISIS

02 TINJAUAN KASUS 03
PUSTAKA
01.
STATUS
PASIEN
Identitas Pasien
• Nama : Ny. D
• Usia : 21 Tahun
• No. RM : 00.11.03.95
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Gang Merpati, RT 03/ RW 01, Batu Ampar,
Kramatjati, Jakarta Timur
• Status Perkawinan : Menikah
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk : 09 Februari 2021
Anamnesis
Autoanamnesis : 09 Februari 2021
Keluhan Utama : Keluar air-air dari jalan lahir
Keluhan Tambahan : -Hamil 9 bulan
-Kencang-kencang
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien wanita hamil 9 bulan datang ke IGD RS UKI dengan keluhan keluar air-air dari jalan lahir
sejak ± 8 jam SMRS.Air-air yang keluar berwarna kuning kehijauan tidak ada bau dan darah segar.
Pasien mengatakan keluar air – air ± 10 cc pasien mengatakan keluarnya air-air dirasakan terus
menerus saat istirahat dan beraktivitas namun keluhan memberat saat beraktivitas. Awalnya pasien
BAK setelah BAK pasien mengeluhkan keluar air-air yang dikira keputihan namun semakin lama
semakin banyak dan pada sore hari diperiksa di klinik pratama.
Pasien juga merasakan perut kencang-kencang sejak ± 10 jam SMRS, perut terasa kencang- kencang
dirasakan hilang timbul, perut terasa kencang- kencang setiap ± 10 menit , selama ± 60detik,
Keluhan dirasakan tidak berkurang saat istirahat.

Pasien menyangkal adanya riwayat jatuh sebelumnya dan berhubungan seksual dengan suami.
Riwayat Haid
•Haid pertama umur  : 12 tahun
•Siklus haid : Teratur (28hari)
•Lamanya : 5-6 hari 
•Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
dalam sehari
•HPHT : 11 Mei 2020
•Lamanya : 5 hari 
•Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
dalam sehari
•Taksiran Persalinan : 18 Februari 2021
Riwayat Perkawinan

Pasien menikah satu kali


Lama pernikahan 1 tahun

Riwayat Kehamilan Persalinan, Nifas Yang Lalu


No Usia Kehamilan Jenis BBL Jenis Usia
Persalinan Kelamin Sekarang
1 Hamil ini
Riwayat Penyakit Dahulu
No Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP Disangkal
2 Kardiovaskuler Disangkal
3 Traktus Respiratorius Disangkal
4 Traktus Gastrointestinal Disangkal
5 Traktus Urogenital Disangkal
6 Hematologi Disangkal
7 Imunologi / Metabolik Disangkal
8 Lainnya… Disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
No Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP Disangkal
2 Kardiovaskuler Disangkal
3 Traktus Respiratorius Disangkal
4 Traktus Gastrointestinal Disangkal
5 Traktus Urogenital Disangkal
6 Hematologi Disangkal
7 Imunologi / Metabolik Disangkal
8 Lainnya… Disangkal
Riwayat ANC

Waktu ANC Usia Kehamilan Tempat  Masalah Penatalaksanaan


Juli 2020 Trimester 1 Klinik Pratama Tidak Ada
Keluhan
Oktiber 2020 Trimester 2 Klinik Pratama Tidak Ada
Keluhan
Januari 2021 Trimester 3 Klinik Pratama Tidak Ada
Keluhan
Objektif
Pemeriksaan Umum / Status Generalis

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis KEPALA
Tekanan darah : 110 / 80mmHg •Bentuk : Normocephali
Nadi : 80 x/ menit •Mata : Konjungtiva anemis -/-
Pernafasan : 21 x/ menit   Sclera ikterik -/- Cekung -/-
Suhu : 36,7 C •Mulut : Bibir kering (-)
Saturasi oksigen : 99% •Gigi : Gigi lubang (-) , karies (-)
Tinggi badan : 165 cm •THT : Liang telinga lapang, 
Berat badan : 81 kg korpus alienum (-)
Leher : KGB tidak membesar
BMI : kg (Normal/ideal)
Objektif
Pemeriksaan Umum / Status Generalis

JANTUNG
PARU
•Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
•Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi iga -
•Palpasi :Pulsasi ictus cordis teraba  pada
ICS V  linea midclavicularis sinistra •Palpasi :  Vokal fremitus simetris
•Perkusi   : Batas jantung kanan dan kiri •Perkusi :  sonor/sonor
dalam batas normal
•Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
•Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular,
murmur (-),  gallop (-)
Objektif
Pemeriksaan Umum / Status Generalis

ABDOMEN EKSTERMITAS
•Inspeksi.   :Perut tampak membesar, Sikatrik (-) •Superior : Akral hangat, CRT <2 detik,
•Auskultasi : Bising usus sulit dinilai edema -/- 
•Palpasi     : nyeri tekan (-) •Inferior  : Akral hangat, CRT <2 detik,
•Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-) edema -/-
Pemeriksaan Obstetrik (Pemeriksaan
Luar)

Inspeksi

• Mammae : Simetris kanan dan kiri, Pembesaran mammae (+/+) sesuai usia kehamilan, aereola
melebar hiperpigmentasi, inverted nipple (-/-), massa (-/-), ASI (+/+)

• Abdomen : Perut tampak membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), linea alba (-),
linea nigra (+), sikatriks (-)

• Genital : fluksus (-), fluor (-)


Pemeriksaan Obstetrik (Pemeriksaan
Luar)
Palpasi Auskultasi
DJJ : ( 5 detik (I) + 5detik (III) + 5 detik (V) ) x 4
• TFU :  30 cm, LP : 84 cm (11 + 12 + 13 ) x 4 = 36 x 4
DJJ = 144 kali/menit, teratur
• Leopold I : Bulat, lunak, tidak
melenting 🡪 Bokong

• Leopold II : Keras, memanjang, tidak


terputus-putus 🡪 Puki

• Leopold III : Bulat, keras, melenting 🡪


Kepala

• Leopold IV : bagian terendah janin


belum memasuki PAP Konvergen,
Perabaan 5/5

• HIS : (-)
Diagnosis

Ibu : G1P0A0 Hamil 38 Minggu + KPD 


Janin : Tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi kepala

Prognosis
Kehamilan : Bonam
Persalinan : Malam
Planning

• IVFD RL 12 tpm
• Ceftriaxon 2x1gr IV

• Pro SC
Follow Up
Harian
FOLLOW UP (PH: 1)
09/02/2021
S O A P

Pasien mengeluh mules, kenceng- Status Generalis: G1P0A0 Hamil 38 IVFD RL :


kenceng dan mengeluarkan darah. Minggu + KPD IVFD RL 12 tpm + proterin
KU: Tampak sakit sedang  Kes: Compos mentis TD: 130/80 mmHg Ceftriaxone 2 x 1 gr
N: 87xmenit (reguler, isi cukup, kuat angkat) RR: 20x/menit S: 36,8⁰C Pro SC
(axilla) SpO2 : 99%

Kepala : normochepali 
Mata: KA -/- SI -/-
Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: pulmo dan COR DBN
Abdomen:
I: Perut tampak membesar sesuai masa kehamilan
A: BU sulit dinilai
P: pekak, Nyeri Ketok (-)
P: supel, Nyeri tekan (-) 
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Obstetri  :
-Mammae : simetris, warna kulit sekitarnya sama, nyeri (-/-), massa (-/-),
retraksi puting susu (-/-), ASI (+/+)
- Abdomen: TFU ; 30 cm, nyeri (-), LP : 98 cm, Linea alba (-), Linea nigra (+),
striae (+), sikatriks (-)
- DJJ : 132 x / menit
Leopold 1 : bokong
Leopold 2 : punggung kiri
Leopold 3 : kepala
Leopold 4 : konvergen
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM

Hematologi Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 11.5  12 – 14 g/dl
Leukosit 15000 5000 – 10000 ribu/uL
Hematokrit 36.5   37-43%
Trombosit 305.000 150.000 – 400.000
ribu/uL

Kimia Darah Hasil Nilai Rujukan


Gula Darah Sewaktu 113 mg/dl < 180 mg / dl
FOLLOW UP (PH: 2)
10/02/2021
S O A P

Pasien mengeluh nyeri pada perut Status Generalis: VFD RL 20 tpm IVFD RL 20 tpm
bagian bawah di tempat luka bekas Ceftriaxone 2x1 gr Ceftriaxone 2x1 gr (IV)
operasi (+), Perdaharan pervaginam KU: Tampak sakit sedang  Kes: Compos mentis TD: 110/70 mmHg (IV) Lavit C 1x1 (IV)
(+) minimal, mual (-), muntah (-), N: 80xmenit (reguler, isi cukup, kuat angkat) RR: 21x/menit S: 36,9⁰C Lavit C 1x1 (IV) Fectic Supp 3x1
pasien sudah bisa memiringkan (axilla) SpO2 : 99% Fectic Supp 3x1
badannya sendiri secara perlahan.
Asi (+/+) sedikit, BAK normal, Kepala : normochepali 
belum BAB sampai saat ini Flaktus Mata: KA -/- SI -/-
(+). Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: pulmo dan COR DBN
Abdomen:
I: perut tampak mendatar
A: BU (+) 3x/menit
P: Timpani, Nyeri Ketok (+) pada regio umbilicus
P: supel, nyeri tekan (+) pada area bekas operasi dan regio umbilicus
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Purpuralis  :
-Mammae : simetris, warna kulit sekitarnya sama, nyeri (-/-), massa (-/-),
retraksi puting susu (-/-), ASI (+/+)
- Abdomen:Kontraksi Uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari
di bawah umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes
keluar (-)Terpasang verban pada luka bekas operasi, rembesan darah (-)
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+), Perdarahan pervaginam
minimal (+)
FOLLOW UP (PH: 3)
11/02/2021
S O A P

Pasien mengeluh nyeri pada perut Status Generalis: P1A0 post SCTP a.i Aff Infus + Kateter
bagian bawah di tempat luka bekas KPD Cefadroxil 3x500 mg (PO)
operasi sudah mulai berkurang (+), KU: Tampak sakit sedang  Kes: Compos mentis TD: 117/75 mmHg Asam Mefenamat 3x500 mg
Perdaharan pervaginam (+) N: 86 xmenit (reguler, isi cukup, kuat angkat) RR: 20x/menit S: 36,3⁰C (PO)
minimal, mual (-), muntah (-), (axilla) SpO2 : 98% Inbion 1x1 (PO)
pasien sudah bisa berjalan sendiri
tetapi harus ditemani. Asi sudah Kepala : normochepali 
keluar (+/+). BAK normal, belum Mata: KA -/- SI -/-
BAB sampai saat ini Flaktus (+). Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: pulmo dan COR DBN
Abdomen:
I: perut tampak mendatar
A: BU (+) 3x/menit
P: Timpani, Nyeri Ketok (+) pada regio umbilicus
P: supel, nyeri tekan (+) pada area bekas operasi dan regio umbilicus
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Purpuralis  :
-Mammae : simetris, warna kulit sekitarnya sama, nyeri (-/-), massa (-/-),
retraksi puting susu (-/-), ASI (+/+)
- Abdomen:Kontraksi Uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari
di bawah umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes
keluar (-)Terpasang verban pada luka bekas operasi, rembesan darah (-)
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+), Perdarahan pervaginam
minimal (+)
02. TINJAUAN PUSTAKA
• Pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya
Ketuban persalinan.
• Ketuban pecah dini dapat terjadi pada atau setelah usia
Pecah gestasi 37 minggu dan disebut KPD aterm atau
premature rupture of membranes (PROM) .

Dini • KPD preterm atau preterm premature rupture of


membranes (PPROM) terjadi sebelum usia gestasi 37
minggu.

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HKFM), Ketuban Pecah Dini, Tahun 2016
Berbagai faktor risiko berhubungan dengan KPD, khususnya
pada kehamilan preterm.
❖Pasien berkulit hitam memiliki risiko > pasien kulit putih.
❖status sosioekonomi rendah,

FAKTOR ❖perokok,
❖riwayat infeksi menular seksual,
RESIKO ❖riwayat persalinan prematur,
❖riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya,
❖perdarahan pervaginam,
❖distensi uterus (misalnya pasien dengan kehamilan
multipel dan polihidramnion).
Diagnosis
ANAMNESIS
PEMERIKSAA
N LUAR

PEMERIKSAA
PEMERIKSAA PEMERIKSAA PEMERIKSAA
N
N DALAM N OBSTETRIK N FISIK
PENUNJANG

PEMERIKSAA
N DENGAN Laboratorium
PEMERIKSAA
SPEKULUM Ultrasonografi
N UMUM
Cardiotokogram

1. Pooling
2. Nitrazine Test
3. Ferning
Penilaian awal dari ibu hamil yang datang dengan keluhan KPD aterm
harus meliputi 3 hal:

• konfirmasi diagnosis

• konfirmasi usia gestasi dan presentasi janin

• penilaian kesejahteraan maternal dan fetal

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HKFM), Ketuban Pecah Dini, Tahun 2016
Anamnesis
Dari anamnesis dapat menegakkan 80% dari diagnosis. Kadang kala cairan seperti urin dan vaginal
discharge bisa dianggap cairan amnion. Penderita merasa basah dari vaginanya atau mengeluarkan
cairan banyak dari jalan lahir.
Melalui anamnesis harus mengetahui :
•waktu dan kuantitas dari cairan yang keluar,
• usia gestasi dan taksiran persalinan,
•riwayat KPD aterm sebelumnya,
• faktor risikonya .

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HKFM), Ketuban Pecah Dini, Tahun 2016
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pada Inspeksi biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah, dan jumlah airnya masih banyak, pemeriksaan ini
akan makin jelas.
Pemeriksaan Fisik
Spekulum

❖Keluar cairan amnion dari OUE

❖Mengetahui warna dan bau

❖Mengetahui pembukaan
SPEKULUM
Pemeriksaan dengan spekulum pada Ketuban Pecah Dini juga digunakan untuk mengambil sampel
cairan ketuban di forniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk kultur dan pemeriksaan
bakteriologis.

Tiga tanda penting yang berkaitan dengan ketuban pecah dini adalah :

1. Pooling : Kumpulan cairan amnion pada fornix posterior.

2. Nitrazine Test : Kertas nitrazin merah akan jadi biru.

3. Ferning : Cairan dari fornix posterior di tempatkan pada objek glass dan didiamkan dan cairan
amnion tersebut akan memberikan gambaran seperti daun pakis.

• Nili F., Ansaari A.A.S. Neonatal Complications Of Premature Rupture Of Membranes. Acta Medica Iranica. [Online] 2017. Vol 41. No.3. Diunduh dari http://journals.tums.ac.ir/upload_files/pdf/59.pdf
• Saifudin A.B. 2010. Ketuban Pecah Dini, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 218-220.
Tatalaksana
Prinsip utama penatalaksanaan KPD adalah untuk mencegah mortalitas dan morbiditas perinatal
pada ibu dan bayi yang dapat meningkat karena infeksi atau akibat kelahiran preterm pada
kehamilan dibawah 37 minggu.

Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan KPD, yaitu manajemen aktif dan ekspektatif.

penanganan dengan
pendekatan tanpa
intervensi
lebih aktif
mengintervensi
persalinan.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HKFM), Ketuban Pecah Dini, Tahun 2016
Tatalaksana
PROM <24 minggu

• Rujuk pasien untuk konsultasi. 

• rawat jalan jika pasien memilih manajemen hamil dan tidak ada infeksi

• Menyarankan kerumah sakit jika ada indikasi

• Kortikosteroid antenatal dan antibiotik latensi 

• Profilaksis GBS, tokolisis dan perlindungan saraf (magnesium sulfat) tidak dianjurkan sebelum
viabilitas. 

ACOG Guidance Update: Diagnosis and Management of PROM (Prelabor Rupture of Membranes) - The ObG Project [Internet]. The ObG Project. 2020.
Tatalaksana
Preterm PROM di 24- 33 minggu 

• Rawat inap 

• Antibiotik latensi 
• IV ampisilin (2 g setiap 6 jam) dan eritromisin (250 mg setiap 6 jam) selama 48 jam 

• Amoksisilin oral (250 mg setiap 8 jam) erythromycin (333 mg setiap 8 jam) selama 5 hari. 

• Azitromisin (1 g dosis tunggal) sebagai alternatif. 

• Asam amoksisilin-klavulanat tidak direkomendasikan. 

ACOG Guidance Update: Diagnosis and Management of PROM (Prelabor Rupture of Membranes) - The ObG Project [Internet]. The ObG Project. 2020.
Tatalaksana
Term (≥ 37 minggu)

• Jika tidak ada persalinan spontan, induksi persalinan dengan oksitosin

• Berikan waktu fase laten untuk induksi persalinan yang gagal

• profilaksis antibiotic tidak dianjurkan di luar indikasi GBS

ACOG Guidance Update: Diagnosis and Management of PROM (Prelabor Rupture of Membranes) - The ObG Project [Internet]. The ObG Project. 2020.
Medikamentosa yang digunakan pada
KPD
Magnesium MAGENSIUM SULFAT IV
Untuk efek neuroproteksi pada PPROM < 31 Bolus 6 gram selama 40 menit dilanjutkan infus 2
minggu bila persalinan diperkirakan dalam waktu gram/jam untuk dosis pemeliharaan sampai
24 jam persalinan atau sampai 12 jam terapi

Kortikosteroid BETAMETHASONE
Untuk menurunkan risiko sindrom distress 12 mg IM setiap 24 jam, dikali 2 dosis jika
pernapasan betamethasone tidak tersedia, gunakan
deksamethason 6 mg IM setiap 12 jam

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HKFM), Ketuban Pecah Dini, Tahun 2016cc
AMPICILLIN 2 gram IV setiap 6 jam dan
ERYTHROMYCIN 250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali 4 dosis diikuti dengan
AMOXICILLIN 250 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari dan
Antibiotik ERYTHROMYCIN 333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika alergi ringan dengan
Untuk penisilin, dapat digunakan:
memperlama CEFAZOLIN 1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam dan
masa laten ERYTHROMYCIN 250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan :
CEPHALEXIN 500 mg PO setiap 6 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN 333 mg PO setiap 8 jam selama hari Jika alergi berat penisilin, dapat
diberikan
VANCOMYCIN 1 gram IV setiap 12 jam selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN 250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan
CLINDAMYCIN 300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Himpunan Kedokteran Feto Maternal (HKFM), Ketuban Pecah Dini, Tahun 2016cc
03. ANLASIS KASUS
Pemeriksaan Anamnesis

KASUS TEORI

Pasien wanita hamil 9 bulan datang ke IGD RS UKI dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016
keluhan keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 8 jam
SMRS.Air-air yang keluar berwarna kuning kehijauan tidak •Ketuban pecah dini (KPD) diartikan sebagai pecahnya selaput
ada bau dan darah segar. Pasien mengatakan keluar air – air ketuban sebelum terjadinya persalinan.
± 10 cc pasien mengatakan keluarnya air-air dirasakan terus
menerus saat istirahat dan beraktivitas namun keluhan •KPD aterm atau premature rupture of membranes (PROM) 
memberat saat beraktivitas. Awalnya pasien BAK setelah KESIMPULAN
BAK pasien mengeluhkan keluar air-air yang dikira Ketuban pecah dini yang terjadi pada atau setelah usia gestasi 37
keputihan namun semakin lama semakin banyak dan pada minggu
Berdasarkan anamnesis
sore hari diperiksa di klinik pratama. dengan teori, usia kandungan pasien sudah
•KPD preterm atau preterm premature rupture of membranes
cukup bulan (aterm) yaitu 9 bulan dan keluhan yang dirasakan oleh
Pasien juga merasakan perut kencang-kencang sejak ± 10 (PPROM).
pasiendirasakan
jam SMRS, perut terasa kencang- kencang mengarah kepada diagnosis ketuban pecah dini dan
hilang
timbul, perut terasa kencang- kencang setiapmenyatakan Ketubanada
± 10 menit , belum pecah dini yang terjadi
tanda-tanda sebelum usia gestasi 37 minggu 
inpartu.
selama ± 60detik, Keluhan dirasakan tidak berkurang saat
istirahat.

Pasien menyangkal adanya riwayat jatuh sebelumnya dan


berhubungan seksual dengan suami.
Pasien mengaku sedang hamil anak yang kedua dengan usia
kehamilan 38  minggu. 
Pemeriksaan Fisik

KASUS TEORI

• Pada pemeriksaan obsterik tidak tampak • Pada Inspeksi biasa akan tampak keluarnya cairan
keluarnya cairan dari vagina dari vagina, bila ketuban baru pecah, dan jumlah
airnya masih banyak, pemeriksaan ini akan makin
• Tidak dilakukannya pemeriksaan spekulum jelas.
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016

• Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan


tampak keluar cairan dari orifisium uteri eksternum,
dan digunakan untuk mengetahui warna, bau serta
mengetahui pembukaan.
KESIMPULAN

• Pada saat pemeriksaan obstetrik tidak tampak keluarnya cairan dari vagina
karena sudah kering dan mengalami ketuban pecah + 15 jam saat dilakukan
pemeriksaan.
• Tidak dilakukannya pemeriksaan spekulum sehingga tidak bisa untuk melihat
apakah ada keluar cairan dari orifisium uteri eksternum pasien.
Pemeriksaan Fisik

KASUS TEORI

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016


Tidak dilakukannya Nitrazine Test
atau Ferning test • Jika diagnosis KPD aterm masih belum jelas setelah menjalani
pemeriksaan fisik, tes nitrazin dan tes fern, dapat
dipertimbangkan.

• Pemeriksaan Nitrazine test/lakmus


tes pH dari forniks posterior vagina (pH cairan a mnion
biasanya ~ 7.1-7.3 sedangkan sekret vagina ~ 4.5 – 6)
• Fern test
Tatalaksana
KASUS TEORI

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016 Pedoman Nasional Pelayanan


Pro SC
Kedokteran (PNPK) Ketuban Pecah Dini
Tatalaksana
KASUS TEORI

NCBI : Premature Rupture Of Membranes


Pro SC
Tatalaksana
KASUS TEORI

American, Baby, & Child law center


Pro SC
Semakin lama waktu antara ketuban pecah dan kelahiran bayi, semakin besar kemungkinan
terjadinya infeksi. Risiko meningkat secara signifikan jika persalinan tidak terjadi dalam
waktu 12 jam setelah ketuban pecah. Tujuan utamanya adalah menjaga bayi tetap aman.
Sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi. Penting juga untuk mencegah bahaya
yang dapat terjadi jika menunggu persalinan normal, yang mungkin tidak terjadi dalam
jangka waktu yang aman.

Duff, P. (2019, January 14). Retrieved March 9, 2019, from


https://www.uptodate.com/contents/preterm-prelabor-rupture-of-membranes
Tatalaksana
KASUS TEORI

Cefriaxone 1 gr • Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 2016 Pedoman Nasional


Pelayanan Kedokteran (PNPK) Ketuban Pecah Dini
• CEFAZOLIN 1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam
Tatalaksana
KASUS TEORI

Cefriaxone 1 gr • Berdasarkan Clinical Practice Guidelines for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery,


antibiotik profilaksis yang efektif yaitu cefazolin karena terbukti merupakan
antibiotik yang lebih aktif dalam mengatasi Streptococcus sp memiliki spektrum
yang lebih spesifik untuk mikroorganisme pada bedah elektif, serta
penggunaannya sebagai profilaksis tidak meningkatkan resiko resistens
Hipoglikemia pada Neonatus
KASUS TEORI

Pasien melahirkan • Hipoglikemia dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti penurunan jumlah
bayi dengan glukosa dalam aliran darah, berkurangnya penyimpanan glukosa, habisnya
simpanan glikogen (gula yang disimpan di hati), terhambatnya penggunaan
hipoglikemia, pasien glukosa oleh tubuh. Sedangkan pada bayi baru lahir kondisi yang menyebabkan
mengaku bahwa hipoglikemia adalah nutrisi ibu yang inadekuat, kelebihan insulin yang
diproduksi pada bayi dari ibu, penyakit hemolitik parah pada bayi baru lahir
selama masa (Hemolytic Disease of Newborn/ HDN), defek kongenital, asfiksia lahir dan
kehamilan sering penyakit hati.
mengkonsumsi
makanan dan
minuman yang
manis.
Hipoglikemia pada Neonatus
KASUS TEORI

Pasien melahirkan • Faktor risiko paling berpengaruh adalah berat lahir rendah 49% dan pemberian
bayi dengan makan inadekuat 35% sedangkan faktor risiko lain adalah usia prematuritas,
makrosomia, asfiksia, ibu dengan preeklamsia dan eklampsia, hipotermia,
hipoglikemia, pasien oligohidramnion, diabetes mellitus yang di derita ibu (Diabetes Gestasional),
mengaku bahwa Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terlambat yaitu > 2 jam setelah kelahiran.
selama masa
kehamilan sering
mengkonsumsi
makanan dan
minuman yang
manis.

Anda mungkin juga menyukai