Anda di halaman 1dari 26

Case Based

Discussion
Febris ec
Demam Typhoid
Oleh: Syifa Dwi Nurul Rohim 112021230

Pembimbing: dr. Widodo Sutandar, Sp. PD - KGH


Penguji: dr. Mayorita Ponggawa, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE JULI-SEPTEMBER 2022
Auto Anamnesis

• Nama : Ny. Mp

• Tempat/tanggal lahir : 14-05-1992

• Status Perkawinan : Nikah

• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Identitas Pasien
• Alamat: Komp. Gading Tutuka

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Umur : 30 tahun

• Suku Bangsa : Sunda

• Agama : Islam

• Pendidikan : SMA

Presentation title 2
Anamnesis

Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus dan meningkat pada malam hari. Pasien sempat mengukur suhu tubuh
nya ketika di rumah sekitar 39 °C pada sore hingga malam hari. Demam disertai dengan menggigil. Demam disertai keringat malam disangkal oleh pasien. Pasien tidak
mengetahui penyebab dari demam yang ia alami. Keluhan disertai gusi berdarah, mimisan disangkal oleh pasien. Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh
pasien. Pasien mengaku sudah mengonsumsi obat paracetamol untuk mengatasi demamnya, namun tidak ada perbaikan.

• Pasien juga mengatakan terdapat keluhan lain seperti badan lemas, nyeri seluruh kepala seperti terikat dan pegal-pegal seluruh badan. Pasien juga mengeluhkan
mual, muntah. Muntah sudah 5x pada hari masuk RS dan muntah berisi makanan sehingga membuat nafsu makan menurun. Nyeri pada ulu hati, nyeri dirasakan tumpul
dan tidak menjalar, rasa panas di ulu hati juga dirasakan. Untuk keluhan ini memang sering dialami oleh pasien.

• Pasien juga mengatakan 2 hari SMRS sulit BAB, konsistensi feses nya keras dan terdapat darah merah segar, tidak ada lendir dan ampas. BAK tidak ada masalah.
Untuk keluhan sulit BAB dan nyeri ulu hati, mual dan muntah pasien tidak melakukan pengobatan.
Presentation title 3
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
(+) Operasi Kista ovarium Ayah  hipertensi

Riwayat Kebiasaan, Sosial dan Lingkungan :

Riwayat Pengobatan • Keluarga atau teman tidak ada yang memiliki keluhan yang sama

• Tidak ada riwayat berpergian ke daerah endemis


Mengonsumsi obat paracetamol 4 hari SMRS
• Pasien mengaku sering makan makanan warung dan makanan penjual pinggir
(3x1) terakhir minum obat malam hari sebelum
jalan, pasien memiliki kebiasaan terkadang lupa cuci tangan sebelum makan
masuk RS namun demam tidak ada perbaikan
dan sesudah BAB/BAK.

• Status vaksinasi covid 1 dan 2 dan booster ke 1 lengkap.

Presentation title 4
Pemeriksaan Fisik

KEADAAN UMUM Tampak sakit sedang SUHU 38 0C

KESADARAN Compos mentis SpO2 99%

TEKANAN DARAH 116/80 mmHg BERAT BADAN 60 kg

NADI 70 x/menit TINGGI BADAN 160 cm

FREKUENSI NAFAS 20 x/menit IMT 23,4 (Normal weight)

Presentation title 5
Pemeriksaan Fisik

Kepala Mata Mulut


Normocephalic, rambut berwarna Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis Mukosa kering (+) sianosis (-),
hitam, kuat dan tidak mudah rontok. (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra gusi berdarah (-), Lidah kotor (-)
(-/-), refleks cahaya (+/+) Hidung
Dalam batas normal

Leher Thorax Cor


Tidak ada pembesaran KGB Simetris BJ I = II reguler, Murmur (-), Gallop
Sonor, Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), (-)
wheezing (-/-)

Abdomen Kulit Ekstremitas


Bising usus (+), Akral hangat, CRT <2 s Superior : dalam batas normal
Nyeri tekan epigastric (+) Inferior : dalam batas normal,
edema(-), ptechiae (-)

Presentation title 6
Pemeriksaan Penunjang 26 Agustus 2022
Parameter Hasil Rujukan
Darah Rutin    
• Hemoglobin • 11,7  13.2-17.3
• Leukosit • 7.900  3.800-10.600
• Hematokrit • 34,57%
• Rapid Antigen SARS CoV-2 (26 Agustus 40-52 
 2022)
• Trombosit • 246.000  150.000-440.000
Hasil: Negatif
Imunologi    
 Salmonella typhi O  Reaktif 1/320    Negatif 
 Salmonella typhi A • Foto Rontgen Thorax
 Reaktif 1/320 (26 Agustus 2022)  
Negatif
 S paratyphi AO  Negatif
Kesan:  Negatif
Cor / Pulmo dalam batas normal
 S paratyphi AH  Negatif  Negatif
 S paratyphi BO  Negatif  Negatif
 S paratyphi BH  Negatif  Negatif
   

Presentation title 7
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam
dirasakan terus menerus dan meningkat pada malam hari. Pasien sempat
mengukur suhu tubuh nya ketika di rumah sekitar 39 °C pada sore hingga
malam hari. Demam disertai dengan menggigil. Pasien tidak mengetahui
penyebab dari demam yang ia alami. Keluhan seperti ini baru pertama kali
dirasakan oleh pasien. Pasien mengaku sudah mengonsumsi obat
paracetamol untuk mengatasi demamnya, namun tidak ada perbaikan.

Keluhan lain seperti badan lemas, nyeri seluruh kepala seperti terikat
dan pegal-pegal seluruh badan. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah.
Muntah sudah 5x pada hari masuk RS dan muntah berisi makanan

Resume
sehingga membuat nafsu makan menurun. Nyeri pada ulu hati, nyeri
dirasakan tumpul dan tidak menjalar, rasa panas di ulu hati dirasakan
pasien. Untuk keluhan ini memang sering dialami oleh pasien. Pasien juga
mengatakan 2 hari SMRS sulit BAB, konsistensi feses nya keras dan
terdapat darah merah segar.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan febris 38°C, bising


usus (+), nyeri tekan epigastrium (+), kekuatan anggota gerak (4/4)
ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
rapid antigen SARS CoV-2 (-), Hematologi: hemoglobin 11,7 mm3
hematokrit 34, 57% Salmonella typhi O & A reaktif 1/320. Lain-lain dalam
batas normal.

 
Presentation title 8
Pemeriksaan
Diagnosis
yang dianjurkan Kerja
1. Febris ec Demam Tifoid
• Periksa Darah rutin 2. Dispepsia Fungsional
• Endoskopi  belum sesuai
indikasi
• Rectal toucher

1. Demam Berdarah Dengue

Diagnosis 2. Dispepsia Organik

Banding 3. Hemoroid Interna


Planning

Tatalaksana Non-Medika mentosa

 Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

 Bed rest sampai 7 hari bebas panas  mobilisasi bertahap mulai dari duduk sampai pulihnya kekuatan

 Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein) rendah serat, lunak sampai 7 hari bebas panas  ganti bubur kasar  setelah 7 hari ganti nasi.

Tatalaksana Medika mentosa

 Infus Asering 3 Kolf per 24 jam (20 tpm)

 Inj. Ranitidin 1 Amp /12 jam/ iv

 Inj. Ondansentron 3x4 mg / 8 jam/ iv

 Paracetamol tablet 3x500 mg

 Laxedine sirup 3 x 1 cc
10
 Sucralfat sirup 3 x 1 cc
Prognosis
Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam
Follow Up

Subjective Objective Assesment Planning


-Demam (-) Ku : Sakit ringan Demam tifoid
-Observasi KU, kesadaran dan
Follow Up Tanggal -Lemas (-) Kes : CM
 
-Muntah (-) Suhu : 36,2 ‘C TTV
27 Agustus 2022 -Pusing (+) TD : 93/63
-Diet TKTP (tinggi kalori tinggi
-Mual (+) N : 77x/mnt
-Nyeri ulu hati (+) Nafas : 19x/mnt protein)
Nyeri badan (+) Spo2 : 99% - Th/ Lanjut
-Susah BAB (+)  
   
 

Subjective Objective Assesment Planning


Follow up tanggal
-Mual (+) Ku : Sakit ringan -Observasi KU, kesadaran & TTV
Demam tifoid klinis
28 Agustus 2022 -Pasien sudah BAB (BAB
normal, agak sedikit
Kes : CM
Suhu : 36,3 ‘C perbaikan (sudah tidak
 
-Diet TKTP (tinggi kalori tinggi
keras). TD : 90/64 protein)
demam, lemas,muntah  
N : 57x/mnt
  -Th/ Lanjut
Nafas : 20x/mnt pusing, nyeri badan,nafsu
Spo2 : 98%  
makan semakin membaik)
 
Presentation title 12
Follow Up

Subjective Objective Assesment Planning


Follow up tanggal
Ku : Sakit ringan -Cefixime tab 2x200 mg
29 Agustus 2022 Pasien tidak ada keluhan
Kes : CM
Pasien diperbolehkan
-Domperidon tab 3x1
Suhu : 36‘C pulang Paracetamol tab3x 500 mg
TD : 102/72 -Sucralfat sirup 3 x 1 cc
N : 67x/mnt  
Nafas : 20x/mnt
Spo2 : 98%
 

Presentation title 13
Tinjauan Pustaka
Definisi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Penyakit demam tifoid termasuk penyakit menular endemik yang dapat
menyerang banyak orang dan merupakan salah satu masalah kesehatan di daerah
tropis terutama di negara-negara sedang berkembang

Presentation title 15
Epidemiologi

• Angka kejadian dari 150/100.000/tahun di Amerika Serikat dan 900/100.000/tahun di Asia


• Umur penderita yang terkena di Indonesia (daerah endemis) dilaporkan antara 3-19 tahun mencapai 91 %
kasus.
• Demam tifoid merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di daerah yang padat
penduduk dan tidak higenis.
• Di Indonesia masih merupakan penyakit endemik, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
• Demam ini terutama muncul di musim kemarau anak perempuan lebih sering terserang.
• Peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun

Presentation title 16
Etiologi dan Faktor Risiko

1. Kebersihan personal yang kurang baik,


terutama cuci tangan
• Disebabkan oleh bakteri gram (–) akut
2. Kebersihan makanan dan minuman

oleh Salmonella enterica serotipe typhi yang kurang baik

3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik


dan Salmonella enterica serotipe
4. Adanya KLB demam tifoid di sekitar
paratyphi.
tempat tinggal sehari-hari

• Demam tifoid lebih sering disebabkan 5. Adanya karier tifoid di sekitar pasien

oleh Salmonella typhi dibandingkan 6. Kondisi imunodefisiensi.

Salmonella paratyphi

Presentation title 17
Patogenesis

Presentation title 18
Manifestasi Klinis

Sistem Organ Gejala dan Tanda

Sistemik Demam tinggi (≥38°C) atau demam meningkat perlahan (stepladder),


anoreksia

Tanda Vital Bradikardia

Mulut Lidah kotor

Gastrointestinal Nyeri perut, mual, muntah, diare/konstipasi, hepatosplenomegaly

Ekstremitas Mialgia

Presentation title 19
Diagnosis

• Suspek Demam Tifoid: anamnesis, demam minimal 7 hari + pemeriksaan fisik tanpa adanya pemeriksaan

penunjang yang mengonfirmasi positif demam typhoid.

• Demam Tifoid Klinis: suspek demam tifoid + pemeriksaan penunjang yang mengonfirmasi positif demam

typhoid

Presentation title 20
Pemeriksaan Penunjang

Serologi
Hematologi Kultur (Gall culture/ Biakan empedu)

• Kadar hemoglobin dapat  Widal: • Kekurangan uji ini adalah hasilnya tidak
• IgM antigen O9 Salmonella
typhi thypi
(gold(Tubex-TF)
Kultur Salmonella dapat segera diketahui karena perlu
normal atau menurun. Apabila
Hanya titer antibody
dapat mendeteksi aglutinin O
IgM Salmonella
standard) waktu untuk pertumbuhan kuman
typhi. Dapat dilakukan pada 4-5 hari pertama
• Hitung leukosit sering rendah didapatkan
Dapat dilakukanhasil minimaldarah,
pada specimen 1/320
demam. (biasanya positif antara 2-7 hari, bila
atau urinadanya
feses,   kenaikan titer
(leukopenia) tetapi dapat pula belum ada pertumbuhan koloni ditunggu
• Pemenksaan penunjang
Enzyme immunoassay lain sesuai
test (Typhidot)
sebanyak 4 kali dengan interval sampai 7 hari)
normal atau tinggi. Dapatindikasi
mendeteksi IgMmisalnya:
klinis, dan IgG Salmonella
SGOT/SGPT typhi.
pemeriksaan 1-2 minggu memiliki
Dapatserta
dilakukan
kadarpada 4-5 dan
lipase hari amilase
pertama demam
• Pilihan bahan spesimen darah,
• Jumlah trombosit normal atau nilai diagnostik, terutama titer
kemudian untuk stadium lanjut/ carrier
menurun (trombositopenia) aglutinin.
digunakan urin dan tinja.

Presentation title 21
Komplikasi:

1. Komplikasi Intestinal

• Perdarahan Usus

• Perforasi Usus

2. Komplikasi Ekstraintestinal
Komplikasi • Komplikasi kardiovaskuler

• Komplikasi darah

• Komplikasi paru

• Komplikasi hepar dan kandung kemih.

• Komplikasi ginjal

• Komplikasi neuropsikiatrik
Presentation title 22
Tatalaksana

• Tirah baring
• Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein) rendah
serat dan lunak
• Terapi simtomatik : antipiretik dan mengurangi keluhan
gastrointestinal
• Terapi definitive dengan pemberian antibiotic

Presentation title 23
Kriteria Rawat Inap: Follow up: Indikasi Pulang:

Indikasi pasien perlu dilakukan Suhu badan, adanya komplikasi,


Febris (-) minimum 7 hari.
rawat inap adalah pasien dengan
hepatomegali.
mual persisten, diare berat, Mobilisasi penuh, komplikasi (-).

perdarahan saluran cerna, dan


distensi abdomen.

Presentation title 24
Pencegahan & Prognosis

1. Vaksinasi tifoid: vaksin Ty21 atau vaksin • Ad bonam.

polisakarida Vi • Karena penyakit ini dapat terjadi berulang. Prognosis

2. Perbaikan sanitasi lingkunagn bergantung pada ketepatan diagnosis dan pemberian


antibiotic.
3. Peningkatan higene makanan dan minuman
• Risiko menjadi karier meningkat semakin
bertambahnya usia.

• Mortilitas sebesar 10-32% pada pasien dengan


komplikasi perforasi usus

Presentation title 25
“ THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai