Anda di halaman 1dari 45

CASE REPORT

Respiratory Distres Syndrom ec HMD Grade I

Echa Putri Anjani


Nadhia Khairunnisa
Ramadirga Thio Saba
Tassya Fatimah Taufik

Pembimbing
SMF ILMU KESEHATAN ANAK DAN PERINATOLOGI Dr. dr. H. Prambudi Rukmono, Sp.A(K)
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG dr. Leni Ervina, M.Kes, Sp.A(K)

2018
OUTLINE

STATUS TINJAUAN ANALISA


PASIEN PUSTAKA KASUS
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : By. E Keluhan Utama
Jenis Kelamin : laki-laki Sesak nafas dan Merintih

Usia : 10 hari
Keluhan Tambahan
Agama : Islam
Bayi berat lahir sangat rendah dan
Suku : Jawa bayi mengalami ikterik.
Alamat : Gedong tataan, Pesawaran
• Pasien merupakan pasien baru kiriman dari Ruang Delima
dengan diagnosis BBLSR + Prematur + Asfiksia. Pasien lahir
dengan jenis kelamin laki-laki dari ibu G2P1A0 dengan berat
RPS lahir 1300 gram, PBL 40 cm. Apgar score 4/5 dan down
score 4 dilakukan VTP 2 siklus kemudian pasien langsung
dibawa ke ruang NICU karena sesak dan merintih, gerak
pasif, retraksi dada (+), sianosis (-), muntah (-). Hasil Ballard
score 20.

RPD • Pasien tidak


sebelumnya
pernah mengalami keluhan yang sama

RPK • pada ibu diketahui memiliki riwayat hipertesi pada saat


kehamilan, riwayat DM, penyakit ginjal dan jantung disangkal..
Riwayat Kehamilan Riwayat Persalinan
Pasien anak kedua. Selama kehamilan, ibu pasien Ibu pasien melahirkan secara SC per abdominal.
menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin. Usia Gestasi : 31 minggu
Pada saat hamil, ibu pasien tidak mengonsumsi
obat-obatan jangka panjang/jamu. Ibu pasien Berat Lahir : 1300 gr
mendapatkan Imunisasi TT sebanyak 2 kali. Panjang Badan : 40 cm
Konsumsi tablet besi (+) dan memiliki darah tinggi Cacat :-
saat kehamila. Keadaan lahir : pasien tidak langsung menangis,
kulit kuning, tidak ada kebiruan saat menangis.

Riwayat Imunisasi Riwayat Makanan


BCG : belum dilakukan 0-6 bulan : ASI
Polio : 1 kali
Hepatitis B : 1 kali
DPT : belum dilakukan
Campak :-
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Hipoaktif

Kesadaran Komposmentis,

Suhu 36,5ºC

Frekuensi Nadi 158x/menit, teraba kuat, terisi cukup

Frekuensi Napask 68 x/menit

Berat Badan Awal 1,300 gram

Berat Badan Sekarang 1,300 gram

Panjang badan 40 cm
Mukosa Kepala Leher
• Pucat (-) • Rambut : hitam, rontok • Bentuk : normal,
(-)
• Sianosis (-) • UUB : terbuka, tidak simetris
• Ikterik (+), cekung, tidak ada • Trakea : di
caput (-) tengah
kremer 5 • Mata : CA (-/-), SI
• Oedem (-) (+/+), refleks cahaya • KGB servikal :
• Turgor (baik) (+/+), pupil isokor dbn
(+/+)
• Limfadenopati • Telinga : sekret (-)
(-) • Hidung : Nafas cuping
hidung (+)
• Mulut : dalam batas
normal
Jantung Paru Abdomen
• Terlihat pulsasi iktus • Dinding dada • Distensi abdomen (+),
kordi di SIC 5-6 linea anterior dan posterior cembung
mid clavicula sinistra simetris, pergerakan • Bising usus (+)
• Pulsasi iktus kordis dinding dada simetris, 6x/menit
teraba pada di SIC retraksi dinding dada • Nyeri tekan (-), asites
5-6 linea mid (+) subcostal, (-), hepatomegali (+)
clavicula sinistra • Fremitus taktil antara dan splenomegali (-)
• Bunyi jantung I / II dada kiri dan kanan • Timpani, shifting
murni regular, Gallop sama dullness (-), fluid wave
(-), Murmur (-) • Sonor pada lapang (-)
paru kanan dan kiri.
• Suara paru vesikuler,
wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Ekstremitas Neurologis
• Superior : akral • Motorik : dbn
hangat, pucat (-/-), • Sensorik : dbn
edema (-), deformitas • Otonom : dbn
(-), ptekie (-/-)
• Inferior : akral
hangat, edema (-),
deformitas (-),ptekie
(-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Hemoglobin 6,9 g/dL 12-16

Eritrosit 4,2 103/µL 4,2-5,4


Leukosit 7.800 103/µL 5-10
Hematokrit 17 % 37-47
MCV 73 fL 79-99
MCH 30 Pg 27-31
MCHC 41 g/dL 26-34
Trombosit 27.000 103/µL 150-450
SGOT 144 U/L < 37
SGPT 59 U/L < 41
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Natrium 118 mmol/L 135-145

Kalium 2,2 mmol/L 3,5 – 5,0


Kalsium 8,0 mg/dL 8,6 – 10,0
Chlorida 90 mmol/L 96 - 106
Bilirubin total 20,3 mg/dL 0,3 – 1,2
Bilirubin indirek 5,4 mg/dL 0,1 – 1,0
Bilirubin direk 14,9 mg/dL 0,0 – 0,3
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Hasil Pemeriksaan Radiologi (01/03/2019) Rontgen
Thoracoabdominal Posisi AP : Kesan:
Jantung : Mencurigai suatu HMD Grade I
DD/Aspirasi
1. Cor tidak membesar (CTR 50%)
Tidak tampak kardiomegali,
2. Sinus dan diafragma normal adanya CHD belum dapat
Pulmo : disingkirkan
1. Hili tertutup bayangan jantung Abdomen : Tampak dilatasi gaster.
2. Corakan bronkovaskuler sulit dinilai
3. Tampak bercakan retikulogranuler halus dikedua lapang
paru
Abdomen
1. Tampak dilatasi gaster
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Hasil Pemeriksaan Radiologi (23/03/2019)


Rontgen Thoracoabdominal Posisi AP :
Kesan:
Perbercakan retikulogranuler halus di perihiler
dan paracardial kanan ec dd RDS dan aspirasi
pneumoni
Tidak tampak kardiomegali, adanya CHD
belum dapat disingkirkan
Abdomen: analisis ileus paralitik ec susp NEC
grade 1
PEMERIKSAAN USG

Hasil Pemeriksaan USG (26/03/2019):


Kesan: hepatomegaly disertai lesi hipokhoik
pada lobus kanan hepar dengan vaskularisasi
kuat ec susp hemangiona infantile.
Tidak tampak biliariektasis intra dan ekstra
hepatal
Usg kantung empedu, limpa, ginjal kanan dan
kiri, vesica urinaria saat ini tidak tampak
kelainan.
RESUME
Pasien lahir dengan jenis kelamin laki-laki, BBL 1300 gram, PBL 40 cm. Apgar score 4/5 dan
down score 4. Gerak pasif, retraksi dada (+), sesak (-), sianosis (-), muntah (-). Pasien merupakan
pasien dari Ruang Delima dengan diagnosis BBLSR + Prematur + Asfiksia. Pasien langsung dirujuk
ke NICU karena sesak dan merintih. Hasil Ballard score 20. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum hipoaktif, retraksi subcostal minimal, gerak pasif, merintih (+). TD:- suhu : 37,2ºC,
nadi : 132x/menit, pernapasan : 63x/menit, BB sekarang 1300 gram, PB 40 cm, turgor baik,
retraksi dada (+) retraksi minimal pada subcostal, abdomen dalam batas normal, ekstremitas
dalam batas normal, CRT <2 detik, edema (-), ikterus (+) akral hangat. Pada pemeriksaan
laboratoratorium didapatkan peningkatan bilirubin total dan bilirubin direk. CRP negatif dan
hasil kultur steril. Dari hasil pemeriksaan rontgen didapatkan pasien mengalami HMD grade I.
• Hyalin Membrane Disease Grade II.
• Hyalin Membrane Disease Grade III.
• Hyalin Membrane Disease Grade IV.
• Sepsis awitan lambat.
Diagnosa • Hiperbillirubinemia
Banding

• Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (31 minggu, 1300 Gram) + RDS ec
HMD Grade I + BBLSR + Prematur + Hiperbilirubinemia
Diagnosa
Kerja
Tatalaksana Prognosis

• D 10% 214 cc + Nacl 5,2 cc • Quo ad Vitam : dubia


+ KCl 2,6 cc + Ca Glu 3,9 cc ad bonam
+ Aminosteril 8,6 cc/jam
• Paracetamol 20mg/6jam • Quo ad Functionam : dubia
• Cefosulbac 65mg/8jam ad bonam
• Amikacin 9,8mg/18 jam
• Interlac 1x5 tetes • Quo ad Sanactionam : dubia
• Nystatin 3x1 cc ad bonam
• Urdafalk 10/mg/kgbb/8
jam
Non medikamentosa

• Perawatan di dalam incubator


• Pemasangan CPAP dengan FiO2 21% dan
PEEP 6 flow 8
• Pemasangan OGT
• Fototerapi
FOLLOW UP
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
4/03/19 Ku : Hipoaktif. Neonatus Kurang Bulan D 10% 22,5 cc + NaCl 3% 7
Usia 5 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan cc + KCl 2,6 cc + Ca glukonas
3,9 cc + Aminosteril 65
Hari perawatan ke 5 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) cc/8jamParacetamol
BB 1200 gram subcostal (+), OGT (+), CPAP + RDS ec HMD Grade I + 20mg/6jam Ampisulbac 65
terpasang FiO2 21%, PEEP 6 flow 8. BBLSR + Prematur + mg/8 jam (5) Amicasin 9,8
Bayi merintih, retraksi subcostal (+) Hiperbilirubinemia mg/18 jam
dan bayi hipoaktif. HR : 177x/menit (5)
T : 36,7°C Aminophylline 3,2 mg/12
Spo2 : 98% jam.
RR :63x/menit
GDS :90 R/ Interlac 1x5 tetes
Nystatin 3x1 cc
Minum 2cc / 3 jam Omeprazole
1mg/hari
Balance: -32,2 cc
Diuresis: 2,7 cc/kgBB/Jam
GIR : 90 mg/kgBB/min
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
5/03/19 Ku: Hipoaktif Neonatus Kurang Bulan D 10% 214cc + NaCl 5%
Usia 6 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan + KCl2,6cc+ Ca glukonas
Hari perawatan ke 6 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) 3,9cc + Aminosteril
BB 1200 gram subcostal (+), OGT (+), CPAP + RDS ec HMD Grade I + 8,6cc/jam
terpasang FiO2 21%, PEEP 6 flow 8. BBLSR + Prematur +
Bayi merintih, retraksi subcostal (+), Hiperbilirubinemia Paracetamol 20mg/6jam
bayi ikterik. HR : 154x/menit Ampisulbac 65 mg/8 jam
T : 36,5°C (6)
Spo2 : 94% Amicasin 9,8 mg/18 jam
RR :60x/menit (6)
Aminophylline 3,2 mg/12
Minum 3 cc / 3 jam jam
Interlac 1x5 tetes
Balance: 67,2 cc Nystatin 3x1 cc
Diuresis: 2 cc/kgBB/Jam
GIR : 11,27 mg/kgBB/min R/ Ganti Ampisulbac
dengan Cefosulbac
65mg/12 jam

cek billirubin (+), hasil (-)


S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
06/03/19 Ku: Hipoaktif Neonatus Kurang Bulan D 10% 214 cc + Nacl 5,2
Usia 7 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan cc + KCl 2,6 cc + Ca Glu
Hari perawatan ke 7 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) 3,9 cc + Aminosteril 8,6
BB 1300 gram subcostal (+) HFN (+) + RDS ec HMD Grade I + cc/jam
BBLSR + Prematur +
Retraksi subcostal (+), bayi ikterik.
HR : 154x/menit Hiperbilirubinemia Paracetamol 20mg/6jam
T : 36,7°C Cefosulbac 65 mg/8 jam
Spo2 : 95% Amicasin 9,8 mg/18 jam
RR :54x/menit Aminophylline 3,2 mg/12
jam
Minum 3cc / 3 jam Interlac 1x5 tetes
Nystatin 3x1 cc
Balance: 52,8 cc Omeprazole 1mg/hari
Diuresis: 3,125 cc/kgBB/Jam
GIR : 14,362 mg/kgBB/min R/ urdafalk
10/mg/kgbb/8 jam

Fototerapi
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
08/03/19 Ku: Hipoaktif Neonatus Kurang Bulan D 10% 214 cc + Nacl 5,2
usia 8 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan cc + KCl 2,6 cc + Ca Glu
Perawatan hari ke 8 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) 3,9 cc + Aminosteril 8,6
BB 1300 gram subcostal (+) HFN (+) + RDS ec HMD Grade I + cc/jam
BBLSR + Prematur +
HR : 143x/menit Hiperbilirubinemia Paracetamol 20mg/6jam
Retraksi subcostal (+), bayi ikterik.
T : 36,6°C Ampisulbac 65 mg/8 jam
Spo2 : 97% Amicasin 9,8 mg/18 jam
RR :51x/menit Aminophylline 3,2 mg/12
jam
Balance: 35,4 cc Interlac 1x5 tetes
Diuresis: 3,84 cc/kgBB/Jam Nystatin 3x1 cc
GIR : 12,1 mg/kgBB/min Omeprazole 1mg/hari
-Urdafalk
10/mg/kgbb/8 jam
-Fototerapi
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
09/03/19 Ku: Hipoaktif Neonatus Kurang Bulan D 10% 214 cc + Nacl 5,2
usia 9 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan cc + KCl 2,6 cc + Ca Glu
Perawatan hari ke 9 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) 3,9 cc + Aminosteril 8,6
BB 1300 gram subcostal (+) HFN (+) + RDS ec HMD Grade I + cc/jam
BBLSR + Prematur +
Retraksi subcostal (+), bayi ikterik.
HR : 142x/menit Hiperbilirubinemia Paracetamol 20mg/6jam
T : 36,7°C Cefosulbac 65 mg/8 jam
Spo2 : 97% Amicasin 9,8 mg/18 jam
RR :56x/menit Aminophylline 3,2 mg/12
jam
Minum 4 cc / 3 jam Interlac 1x5 tetes
Nystatin 3x1 cc
Balance: 21,4 cc Omeprazole 1mg/hari
Diuresis: 2,3 cc/kgBB/Jam -Urdafalk
GIR : 11,04 mg/kgBB/min 10/mg/kgbb/8 jam

-Fototerapi
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ETIOLOGI

Penyakit membran hialin atau Penyakit membran hialin disebabkan oleh


sindroma gawat napas bayi baru penurunan fungsi dan pengurangan jumlah
lahir adalah suatu penyakit yang surfaktan. Penyakit ini biasanya mengenai
menyebabkan kegagalan bayi prematur terutama pada ibu yang
pernapasan pada bayi prematur mengalami gangguan perfusi darah uterus
dapat disebabkan karena selama kehamilan. Penyakit ini merupakan
kekurangan surfaktan. penyebab kematian bayi premature (50-
70%). Dan penyakit ini mungkin terjadi
pada bayi premature dengan berat 1-2
Kg atau masa gestasi 30-36 minggu.
PATOGENESIS
Kadar surfaktan matur muncul sesudah umur kehamilan 35 minggu

jika bayi terlahir dalam keadaan prematur, maka fungsi ini tidak dapat berjalan dengan baik

Adanya imaturitas pada bayi prematur, jumlah surfaktan yang dihasilkan dan dilepaskan tidak mencukupi kebutuhan saat lahir.

Kekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan pada bayi prematur yang mempunyai unit saluran pernapasan yang masih kecil

dinding dada lemah dapat menimbulkan atelektasis dan hipoksia

sehingga menyebabkan peningkatan gagal napas

penyakit membran hialin disebabkan oleh adanya atelektasi


Surfaktan sendiri merupakan kompleks lipoprotein yang terdiri
dari fosfolipid seperti lesitin, fosfatidil gliserol, kolesterol, dan
apoprotein (protein surfaktan; PS-A, B, C, D) yang disintesis oleh
sel epitelial alveolar tipe II dan sel Clara yang semakin banyak
jumlahnya seiring dengan umur kehamilan yang bertambah.

Komponen-komponen ini selanjutnya disimpan di dalam sel


alveolar tipe II yang akan dilepaskan ke dalam alveoli untuk
mengurangi tegangan permukaan dan mencegah kolaps paru
sehingga membantu mempertahankan stabilitas alveolar

Kadar surfaktan matur muncul sesudah umur kehamilan 35


minggu. Namun, jika bayi terlahir dalam keadaan prematur,
maka fungsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Adanya
imaturitas pada bayi prematur, jumlah surfaktan yang dihasilkan
dan dilepaskan tidak mencukupi kebutuhan saat lahir.
Surfaktan yang jumlahnya tidak mencukupi atau tidak ada ini,
menyebabkan tegangan permukaan yang tinggi antara perbatasan
gas alveolus dengan dinding alveolus sehingga paru sulit untuk
mengembang dan bayi berupaya melakukan usaha ventilasi imatur
dengan tetap tidak terisi gas di antara upaya pernapasan.

Bayi menjadi semakin berat untuk bernapas dan hipoventilasi.25


Kekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan pada bayi prematur
yang mempunyai unit saluran pernapasan yang masih kecil dan
dinding dada lemah dapat menimbulkan atelektasis dan hipoksia

sehingga menyebabkan peningkatan gagal napas


DIAGNOSIS Tanda klinis berupa:
• kegagalan bayi dalam bernapas yang
semakin berat pada beberapa jam pertama
Diagnosis kelahiran.
Penyakit membran hialin didiagnosis • Tanda khas berupa suara mendengkur, sianosis,
dengan memperhatikan perjalanan klinis, retraksi sternum dan interkosta.
radiologi (rontgen dada) dan • takipneu (frekuensi napas > 60 x/menit).
laboratorium. • Bayi kurang bulan disertai adanya takipneu,
retraksi kostal, sianosis yang menetap atau
progresif setelah 48-72 jam pertama
kehidupan, hipotensi, edema perifer, edema
paru, ronki halus inspiratoir.
• Manifestasi klinis berupa distres pernafasan
dapat juga dinilai dengan APGAR score
(derajat asfiksia) dan silverman score, dengan
intrepretasi silverman score >7 maka ada
distres pernafasan.
Diagnosis dini dapat ditegakkan bila telah ada
gambaran sindrom tersebut, terlebih lagi bila
disertai dengan adanya faktor-faktor risiko.
GAMBARAN RADIOLOGI

Paru pada bayi baru lahir dengan penyakit membran hialin adalah
gambaran:
• Serbuk kaca (ground glass) atau retikulogranuler yang difus dan halus,
volume paru kecil.
• Bronkogram udara yang sering lebih jelas pada lobus bagian bawah.
• Kesukaran menentukan batas diafragma danthymus.
• Gambaran white lung
Berdasarkan gambaran rontgen, paru-paru dapat memberikan gambaran
yang memiliki karakteristik, tapi bukan patognomonik, meliputi gambaran
retikulogranular halus dari parenkim dan gambaran air bronchogram
tampak
lebih jelas di lobus kiri bawah karena superimposisi dengan bayangan jant
ung. Awalnya gambaran rontgen normal, gambaran yang tipikal
munculdalam 6-12 hari.
Gambaran radiologi paru pada bayi baru lahir dengan penyakit
membran hialin adalah gambaran serbuk kaca (ground glass) atau
retikulogranuler yang difus dan halus, volume paru kecil, serta
bronkogram udara yang sering lebih jelas pada lobus bagian
bawah dan pada jam pertama kelahiran, mungkin didapatkan
gambaran yang normal. Tanda khas tersebut biasanya ada pada
6-12 jam berikutnya.
Gambaran rontgen HMD dapat dibagi jadi 4 tingkat :
Stage I : gambaran reticulogranular
Stage II : Stage I disertai air bronchogram di luar bayangan jantung
Stage III : Stage II disertai kesukaran menentukan batas jantung.
Stage IV : Stage III disertai kesukaran menentukan batas diafragma danthymus. Gambaran
white lung.
Laboratorium

Dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Hb, Ht dan gambaran darah


tepi tidak menunjukan tanda-tanda infeksi. Kultur darah tidak terdapat
Streptokokus.
Analisa gas darah awalnya dapat ditemukan hipoksemia dan pada keadaan
lanjut didapatkan hipoksemia progress, hipercarbia dan asidosis metabolic
yang bervariasi.
PENATALAKSANAAN

Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) dan Surasmi, dkk (2003) tindakan
untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi:
Mempertahankan Ventilasi dan oksigenasi adekuat
Mempertahankan keseimbangan asam basa
Mempertahankan suhu lingkungan netral
Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
Mencegah hipotermia
Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat
Penatalaksanaan Secara
Umum:

Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila
bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus dektrosa 5%
Pantau selalu tanda Vital
Jaga patensi jalan nafas
Berikan oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
Jika bayi mengalami apneu
Lakukan tindakan resusitasi sesuai dengan tahap yang diperlukan
Lakukan penilaian lanjut
bila terjadi kejang, putus kejang segera
ANALISA KASUS
APAKAH DIAGNOSA PADA KASUS INI SUDAH TEPAT?
Anamnesis Faktor Resiko Pada kasus Jawaban

Apakah pasien punya riwayat lahir Ditanyakan Ya • Berdasarkan anamnesis


prematur? didapatkan :
Apakah ibu punya riwayat penyakit infeksi Ditanyakan Tidak
 pasien lahir dalam usia
sebelumnya?
gestasi 32 minggu
Apakah jenis kelamin bayi laki-laki? Ditanyakan Ya

Apakah ibu memiliki riwayat diabetes Ditanyakan Tidak


 berat lahir 1.300 gr.
Apakah ibu memiliki riwayat KPD Ditanyakan Tidak Hal ini menunjukkan bahwa
Apakah ibu memiliki riwayat hipertensi Ditanyakan Ya pasien merupakan BBLR dengan
kehamilan?
Prematuritas Murni
Apakah ada riwayat pemberian Ditanyakan Tidak

kortikosteroid Prenatal?
Apakah Diagnosa Pada kasus ini sudah tepat?
Biasanya RDS sering terjadi pada bayi
prematur dengan usia kehamilan ≤ 32
minggu
• Yang ditemukan pada pasien:
Faktor resiko yang dapat menyebabkan
os lahir premature
terjadinya RDS adalah sebagai berikut: memiliki jenis kelmain laki-laki
Bayi lahir prematur ibu memiliki riwayat hipertensi
Jenis kelamin bayi laki-laki kehamilan.
Bayi lahir dari ibu dengan riwayat diabetes
Ibu dengan riwayat KPD
Ibu dengan riwayat hipertensi kehamilan
Ibu dengan riwayat pemberian
kortikosteroid
Apakah Diagnosa Pada kasus ini sudah tepat?

Pada RDS, kesulitan bernafas yang • Yang ditemukan pada pasien:


terlihat mencakupi: adanya takipnea yang meningkat (>60
menit)
Takipnea yang meningkat (>60 menit)
retraksi dinding dada
Retraksi dinding dada sianosis yang progresif, lebih dari 24-
Sianosis yang progresif (Lebih dari 48 jam pertama kehidupan
grugling
24-48 jam pertama kehidupan)
Grugling.
APAKAH DIAGNOSA PADA KASUS INI
SUDAH TEPAT?
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologis
Gambaran radiologis HMD dapat dibagi Pada pemeriksaan radiologi didapatkan
jadi 4 tingkat : adanya perbercakan retikulogranuler halus
di perihiler dan paracardial kanan yang
mendukung adanya gambaran RDS Grade
 Grade I : gambaran reticulogranular 1.
 Grade II : Gambaran grade I disertai
air bronchogram di luar bayangan
jantung
 Grade III : Gambaran grade II disertai
kesukaran menentukan batas jantung.
 Grade IV : Gambaran grade III disertai
kesukaran menentukan batas diafragma
danthymus. Gambaran white lung
APAKAH TERAPI PASIEN SUDAH TEPAT?

Non medika mentosa : Os mengalami RDS sehingga perlu


dilakukannya:
Perawatan di dalam incubator
pengaturan suhu; pada kasus ini bayi sudah
Pemasangan CPAP dengan FiO2 21% dan dilakukan perawatan dalam incubator untuk
PEEP 6 flow 8 mengatur suhu pada bayi.

Pemasangan OGT Pemberian CPAP pada bayi; pada kasus


didapatkan pemasangan CPAP dengan FiO2
Fototerapi 21% dan PEEP 6 flow 8
Pemasangan OGT karena mencegah
terjadinya aspirasi susu ke paru pasien yang
dapat membahayakan kondisi pernafasan
pasien yang juga memiliki HMD grade I.
APAKAH TERAPI PASIEN SUDAH TEPAT?
Medika mentosa : Os mengalami RDS sehingga perlu
D 10% 214 cc + Nacl 5,2 cc + KCl dilakukannya:
2,6 cc + Ca Glu 3,9 cc + Aminosteril
8,6 cc/jam • Pemberian cairan parenteral: pada
kasus, cairan yang diberikan
Cefosulbac 65mg/8jam
adalah D 10% 214 cc + Nacl 5,2
Amikacin 9,8mg/18 jam cc + KCl 2,6 cc + Ca Glu 3,9 cc

• Pemberian antibiotik; pada kasus,


antibiotik yang diberikan adalah:
Cefosulbac 65mg/8jam, amikacin
9,8mg/18 jam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai