Pembimbing
SMF ILMU KESEHATAN ANAK DAN PERINATOLOGI Dr. dr. H. Prambudi Rukmono, Sp.A(K)
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG dr. Leni Ervina, M.Kes, Sp.A(K)
2018
OUTLINE
Usia : 10 hari
Keluhan Tambahan
Agama : Islam
Bayi berat lahir sangat rendah dan
Suku : Jawa bayi mengalami ikterik.
Alamat : Gedong tataan, Pesawaran
• Pasien merupakan pasien baru kiriman dari Ruang Delima
dengan diagnosis BBLSR + Prematur + Asfiksia. Pasien lahir
dengan jenis kelamin laki-laki dari ibu G2P1A0 dengan berat
RPS lahir 1300 gram, PBL 40 cm. Apgar score 4/5 dan down
score 4 dilakukan VTP 2 siklus kemudian pasien langsung
dibawa ke ruang NICU karena sesak dan merintih, gerak
pasif, retraksi dada (+), sianosis (-), muntah (-). Hasil Ballard
score 20.
Kesadaran Komposmentis,
Suhu 36,5ºC
Panjang badan 40 cm
Mukosa Kepala Leher
• Pucat (-) • Rambut : hitam, rontok • Bentuk : normal,
(-)
• Sianosis (-) • UUB : terbuka, tidak simetris
• Ikterik (+), cekung, tidak ada • Trakea : di
caput (-) tengah
kremer 5 • Mata : CA (-/-), SI
• Oedem (-) (+/+), refleks cahaya • KGB servikal :
• Turgor (baik) (+/+), pupil isokor dbn
(+/+)
• Limfadenopati • Telinga : sekret (-)
(-) • Hidung : Nafas cuping
hidung (+)
• Mulut : dalam batas
normal
Jantung Paru Abdomen
• Terlihat pulsasi iktus • Dinding dada • Distensi abdomen (+),
kordi di SIC 5-6 linea anterior dan posterior cembung
mid clavicula sinistra simetris, pergerakan • Bising usus (+)
• Pulsasi iktus kordis dinding dada simetris, 6x/menit
teraba pada di SIC retraksi dinding dada • Nyeri tekan (-), asites
5-6 linea mid (+) subcostal, (-), hepatomegali (+)
clavicula sinistra • Fremitus taktil antara dan splenomegali (-)
• Bunyi jantung I / II dada kiri dan kanan • Timpani, shifting
murni regular, Gallop sama dullness (-), fluid wave
(-), Murmur (-) • Sonor pada lapang (-)
paru kanan dan kiri.
• Suara paru vesikuler,
wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Ekstremitas Neurologis
• Superior : akral • Motorik : dbn
hangat, pucat (-/-), • Sensorik : dbn
edema (-), deformitas • Otonom : dbn
(-), ptekie (-/-)
• Inferior : akral
hangat, edema (-),
deformitas (-),ptekie
(-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
• Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (31 minggu, 1300 Gram) + RDS ec
HMD Grade I + BBLSR + Prematur + Hiperbilirubinemia
Diagnosa
Kerja
Tatalaksana Prognosis
Fototerapi
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
08/03/19 Ku: Hipoaktif Neonatus Kurang Bulan D 10% 214 cc + Nacl 5,2
usia 8 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan cc + KCl 2,6 cc + Ca Glu
Perawatan hari ke 8 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) 3,9 cc + Aminosteril 8,6
BB 1300 gram subcostal (+) HFN (+) + RDS ec HMD Grade I + cc/jam
BBLSR + Prematur +
HR : 143x/menit Hiperbilirubinemia Paracetamol 20mg/6jam
Retraksi subcostal (+), bayi ikterik.
T : 36,6°C Ampisulbac 65 mg/8 jam
Spo2 : 97% Amicasin 9,8 mg/18 jam
RR :51x/menit Aminophylline 3,2 mg/12
jam
Balance: 35,4 cc Interlac 1x5 tetes
Diuresis: 3,84 cc/kgBB/Jam Nystatin 3x1 cc
GIR : 12,1 mg/kgBB/min Omeprazole 1mg/hari
-Urdafalk
10/mg/kgbb/8 jam
-Fototerapi
S O A P
Keluhan Status Assesment Penatalaksanaan
09/03/19 Ku: Hipoaktif Neonatus Kurang Bulan D 10% 214 cc + Nacl 5,2
usia 9 hari Bayi menangis lemah, gerak pasif, Sesuai Masa Kehamilan cc + KCl 2,6 cc + Ca Glu
Perawatan hari ke 9 ikterik (+), sianosis (-), retraksi (31 minggu, 1300 Gram) 3,9 cc + Aminosteril 8,6
BB 1300 gram subcostal (+) HFN (+) + RDS ec HMD Grade I + cc/jam
BBLSR + Prematur +
Retraksi subcostal (+), bayi ikterik.
HR : 142x/menit Hiperbilirubinemia Paracetamol 20mg/6jam
T : 36,7°C Cefosulbac 65 mg/8 jam
Spo2 : 97% Amicasin 9,8 mg/18 jam
RR :56x/menit Aminophylline 3,2 mg/12
jam
Minum 4 cc / 3 jam Interlac 1x5 tetes
Nystatin 3x1 cc
Balance: 21,4 cc Omeprazole 1mg/hari
Diuresis: 2,3 cc/kgBB/Jam -Urdafalk
GIR : 11,04 mg/kgBB/min 10/mg/kgbb/8 jam
-Fototerapi
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ETIOLOGI
jika bayi terlahir dalam keadaan prematur, maka fungsi ini tidak dapat berjalan dengan baik
Adanya imaturitas pada bayi prematur, jumlah surfaktan yang dihasilkan dan dilepaskan tidak mencukupi kebutuhan saat lahir.
Kekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan pada bayi prematur yang mempunyai unit saluran pernapasan yang masih kecil
Paru pada bayi baru lahir dengan penyakit membran hialin adalah
gambaran:
• Serbuk kaca (ground glass) atau retikulogranuler yang difus dan halus,
volume paru kecil.
• Bronkogram udara yang sering lebih jelas pada lobus bagian bawah.
• Kesukaran menentukan batas diafragma danthymus.
• Gambaran white lung
Berdasarkan gambaran rontgen, paru-paru dapat memberikan gambaran
yang memiliki karakteristik, tapi bukan patognomonik, meliputi gambaran
retikulogranular halus dari parenkim dan gambaran air bronchogram
tampak
lebih jelas di lobus kiri bawah karena superimposisi dengan bayangan jant
ung. Awalnya gambaran rontgen normal, gambaran yang tipikal
munculdalam 6-12 hari.
Gambaran radiologi paru pada bayi baru lahir dengan penyakit
membran hialin adalah gambaran serbuk kaca (ground glass) atau
retikulogranuler yang difus dan halus, volume paru kecil, serta
bronkogram udara yang sering lebih jelas pada lobus bagian
bawah dan pada jam pertama kelahiran, mungkin didapatkan
gambaran yang normal. Tanda khas tersebut biasanya ada pada
6-12 jam berikutnya.
Gambaran rontgen HMD dapat dibagi jadi 4 tingkat :
Stage I : gambaran reticulogranular
Stage II : Stage I disertai air bronchogram di luar bayangan jantung
Stage III : Stage II disertai kesukaran menentukan batas jantung.
Stage IV : Stage III disertai kesukaran menentukan batas diafragma danthymus. Gambaran
white lung.
Laboratorium
Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) dan Surasmi, dkk (2003) tindakan
untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi:
Mempertahankan Ventilasi dan oksigenasi adekuat
Mempertahankan keseimbangan asam basa
Mempertahankan suhu lingkungan netral
Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
Mencegah hipotermia
Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat
Penatalaksanaan Secara
Umum:
Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila
bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus dektrosa 5%
Pantau selalu tanda Vital
Jaga patensi jalan nafas
Berikan oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
Jika bayi mengalami apneu
Lakukan tindakan resusitasi sesuai dengan tahap yang diperlukan
Lakukan penilaian lanjut
bila terjadi kejang, putus kejang segera
ANALISA KASUS
APAKAH DIAGNOSA PADA KASUS INI SUDAH TEPAT?
Anamnesis Faktor Resiko Pada kasus Jawaban
kortikosteroid Prenatal?
Apakah Diagnosa Pada kasus ini sudah tepat?
Biasanya RDS sering terjadi pada bayi
prematur dengan usia kehamilan ≤ 32
minggu
• Yang ditemukan pada pasien:
Faktor resiko yang dapat menyebabkan
os lahir premature
terjadinya RDS adalah sebagai berikut: memiliki jenis kelmain laki-laki
Bayi lahir prematur ibu memiliki riwayat hipertensi
Jenis kelamin bayi laki-laki kehamilan.
Bayi lahir dari ibu dengan riwayat diabetes
Ibu dengan riwayat KPD
Ibu dengan riwayat hipertensi kehamilan
Ibu dengan riwayat pemberian
kortikosteroid
Apakah Diagnosa Pada kasus ini sudah tepat?